Anda di halaman 1dari 10

Kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan,
keterbukaan dan saling menguntungkan ( memberikan manfaat) untuk mencapai tujuan
bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing masing (Depkes, 2006).
Partnership atau kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama aktif antara perawat komunitas,
masyarakat, maupun lintas sektor dan program. Bentuk kegiatannya adalah kolaborasi,
negosiasi dan sharing dilakukan untuk saling menguntungkan ( Stanhope & Lancaster, 2016;
Hitchock, Schuber & Thomas, 1999).

Partnership adalah intervensi keperawatan komunitas dalam bentuk kerjasama


dengan pihak terkait untuk membina, mengawasi, dan mencegah permasalahan komunitas (
Ervin, 2002). Pihak yang dapat dilibatkan dalam partnership adalah pemerintah ( Dinas
Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kelurahan), Lembaga Swadaya Masyarakat/ LSM dan pihak
swasta. Bentuk kegiatan tersebut dapat berupa kerjasama program dan dukungan dari pihak
yang diajak kerjasama. Program dapat berasal dari pihak yang diajak kerjasama atau perawat.

Aktivias kemitraan dapat membantu perawat dalam mengubah komunitas risiko tinggi
ke dalam realitas komunitas yang berarti. Kemitraan dapat berarti jika perawat dapat
memenuhi tanggung jawab profesionalnya untuk :
a. Mengidentifikasi dan menetapkan hubungan dengan klien.
b. Kolaborasi dengan komunitas dan pimpinan politik, wakil dari pengguna, profesi dari
bidang lain dan perawat lain atau pekerja kesehatan ( health care worker ).
c. Mempertahankan jaringan untuk memfasilitasi perubahan informasi dan berbagi kekuatan
dalam sistem kesehatan.
d. Menjadi advokat bagi klien utama di komunitas.
Jenis dari kemitraan meliputi :

a. Kerjasama dengan konsumen ( Consumery Advocacy )


Consumery Advocacy merupakan bentuk partnership yang terjadi jika melihat kebijakan
sumber pelayanan kesehatan prioritas tertinggi ditujukan untuk kebutuhan klien. Consumery
Advocacy juga diartikan sebagai upaya pemecahan masalah lebih lanjut jika penyelesaian
konflik tidak konsisten dengan keinginan klien. Perawat diharapkan melakukan advocacy
jika kebutuhan kelompok berisiko tidak tersedia di dalam program atau didalam sistem
pelayanan kesehatan. Perawat dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan penyediaan
dana, penyediaan waktu dari profesi lain. Keterlibatan klien dalam proses advokasi sangat
pening.

b. Multidisiplin kolaborasi sangat efektif untuk mengidentifikasi dan mengkaji resiko


kesehatan di masyarakat yaitu:

1) Mengkaji kebutuhan kesehatan komunitas

2) Menentukan populasi yang beresiko sakit, cacat, kematian.

3) Merencanakan program dan mengalokasikan sumber


4) Mengidentifikasi isu-isu penelitian.

c. Membangun Jejaring ( Networking) :

1) Mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pelayanan kesehatan mulai dari waktu (


when ), alasan (why) dan cara (how). Menurunkan resiko kesehatan di masyarakat dan
dapat memfasilitasi perawat untuk masuk ke masyarakat dan mengembangkan kerjasama
komunitas.

2) Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama dengan profesi lain dan


memfasilitasi terjadinya tipe kerjasama perawat dengan klien maupun kerjasama dengan
multidisiplin.

2.2 Teori dan Model Keperawatan yang Melandasi Praktik Keperawatan Komunitas

Perawat dalam melaksanakan praktiknya harus mengacu pada model konsep dan teori
keperawatan yang sudah ada. Konsep, teori dan model keperawatan digunakan sebagai
dasar dalam menyusun kerangka kerja praktik keperawatan (Aligood, 2015). Berbagai
model konseptual keperawatan yang juga telah dikembangkan sebagai middle range
theory yang dapat dijadikan acuan menyusun kerangka kerja praktik keperawatan
komunitas antara lain:

2.2.1 Model Konseptual Keperawatan Model Adaptasi Roy

Adaptasi merupakan proses positif individu, keluarga, kelompok atau masyarakat


terhadap perubahan lingkungan. Teori Roy menguraikan bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta
mampu mengubah perilaku yang maladaptif. Menurut Roy, terdapat empat objek utama
dalam keperawatan komunitas yaitu :

a. Manusia

Roy menyaakan bahwa manusia sebagai penerima jasa asuhan keperawatan adalah
individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Masing-masing diperlakukan oleh perawat
sebagai sistem adaptasi yang holistik dan terbuka. Sistem terbuka tersebut berdampak
terhadap perubahan yang konstan terhadp informasi, kejadian dan energi yang dihasilkan
dari interaksi antara sistem manusia dan lingkungan. Interaksi yang konstan antar
manusia dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Intervensi
keperawatan dilakukan untuk memberdayakan manusia.

b. Keperawatan

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan


dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit mengalami gangguan
fisik, psikis dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk
pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada
sistem klien, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan
yang dipersepsikan sakit oleh sistem klien.
Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi
yang berhubungan dengan empat model respon adptasi. Perubahan internal, eksternal,
dan stimulus input bergantung dari kondisi koping individu. Kondisi koping
menggambarkan tingkat adaptasi individu. Tingkat adaptasi ditenyukan oleh simulus
fokal, konsektual, dan residual. Stimulus fokal adalah stimulus internal dan eksternal
yang paling segera mengkonfrontasi sistem manusia (sistem klien). Stimulus kontekstual
adalah keseluruhan faktor lingkungan yang ada pada sistem klien baik dari dalam
maupun dari luar tapi bukan merupakan pusat perhatian atau energi. Stimulus residual
adalah faktor lingkungan yang berasal dari dalam dan luar sistem manusiadengan efek
pada situasi terakhir yang masih belum jelas, dilakukan melalui identifikasi:

1. Stimulus fokal

Simulus fokal merupakan perubahan perilaku yang dapat diobservasi pada internal
sistem klien. Melakukan pengkajian dengan menggunakan pengkajian perilaku, yaitu
keterampilan melakukan observasi, pengukuran dan wawancara

2. Stimulus kontekstual

Stimulus kontekstual merupakan stimulus yang berasal dari eksternal sistem klien
yang berkontribusi terhadap penyebab terjadinya perilaku atau presipitasi oleh
stimulus fokal. Stimulus kontekstual dapat diidentifikasi oleh perawat melalui
observasi, pengukuran, wawancara dan validasi. Faktor kontekstual yang
mempengaruhi model adaptif adalah genetik, seks, tahap perkembangan, obat,
alkohol, tembakau, konsep diri, peran fungsi, interdependensi, pola interaksi sosial,
koping mekanisme, stres emosi dan fisik religi dan lingkungan fisik.

3. Stimulus residual

Tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu. Beberapa faktor dalam
pengalaman masa lalu relevan dalam menjelaskan bagaimana keadaan saat ini. Sikap,
budaya, karakter adalah faktor residual yang sulit diukur dan memberikan efek pada
situasi sekarang.

c. Konsep Sehat

Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu kontinum dari sehat sampai dengan sakit dan
maninggal. Roy menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya
menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan yaitu fisik, mental dan sosial. Integrasi
adaptasi sistem klien dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan
mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi.

Sakit adalah suatu kondsi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap


simulus yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat relatif
dipersepsikan oleh individu. Kemampuan individu dalam beradaptasi (koping) bergantung
pada latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit,
misalnya ingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain.
d. Konsep Lingkungan

Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan
eksternal yang mememngaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku individu
dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang
diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Lingkungan internal adalah
keadaan proses mental dalam tubuh individu dan proses stresor biologis yang berasal dari
dalam tubuh manusia. Manifestasi yang tampak akan tercermin dari perilaku individu sebagai
suatu sistem. Pemahaman klien yang baik tentang lingkungan akan membantu perawat
meningkatkan adaptasi klien tersebut mengubah dan mengurangi risiko akibat dari
lingkungan sekitarnya. Melalui perubahan tersebut, individu harus mempertahankan
integritas dirinya yaitu beradaptasi secara berkesinambungan. Sistem adaptasi memiliki
empat model adaptasi yang akan berdampak terhadap respon adaptasi (output) diantranya
sebagai berikut:

1) Fungsi Fisiologis; sistem adaptasi fisiologis diantaranya adalah oksigenasi, nutrisi,


eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektroli, fungsi
neurologis dan endokrin.

2) Konsep Diri; Bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam


berhubungan dengan orng lain.

3) Fungsi Peran; Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang
dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.

4) Interdependen; Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta,


yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun
kelompok. ( Aligood, 2015)

2.2.2 Model Konseptual Keperawatan Sistem Model Imogene M.King

Kerangka kerja king, menunjukan hubungan sistem personal (individu), sistem


interpersonal (kelompok seperti perawat-pasien), dan sistem soal ( misalnya sitem
pendidikan, sistem layanan kesehatan). King memahami model konsep dan teori keperawatan
dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan
dengan lingkungan.

a. Sistem Personal ( Individu). Pada sistem personal, konsep yang relevan adalah persepsi,
diri, pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu.

1) Persepsi

Persepsi adalah gambaran indvidu tentang objek, orang dan kejadian-kejadian. Persepsi
berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu,
latar belakang, pengetahuan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau
dialami oleh semua.

2) Diri
Diri adalah individu atau bila individu berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu
yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.

3) Pertumbuhan dan Perkembangan

Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubahan ini
biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksi walaupun individu itu
bervariasi, sumbangan fungsi genetik, serta pengalaman yang berarti dan memuaskan.
Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan individu ketika
individu bergerak dari poensial untuk mencapai aktualisasi diri.

4) Citra tubuh

King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakantubuhnya dan reaksi-reaksi
lain dalam penampilannya.

5) Ruang

Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif,
individual, situasional, dan tergantung dengan hubungannya dengan situasi, jarak dan waktu,
transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara
operasional, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik
yang disebut teritory dan perilaku orang yang menempatinya.

6) Waktu

King mendefinisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian yang lain
merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian
yang lain.

b. Sistem Interpersonal

King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antara manusia. Interaksi
antar dua orang disebut dyad, tiga orang disebut triad, dan empat orang disebut group.
Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi,
peran dan stres.

1) Interaksi

Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang atau lebih
didalam hubungan timbal balik.

2) Komunikasi

King mendefinisikan komunikasi sebagai proses informasi yang diberikan dari satu orang ke
orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telepon, televisi atau
tulisan kata. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perseptual,
transaksional, tidak dapat diubah, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku non
verbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur,
ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.

3) Transaksi

Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal
berdasarkan persepsi diri. Dimensi temporal – spasial individu mempunyai pengalaman atau
rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.

4) Peran

Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana individu pada suatu saat sebagai pemberi
dan di saat yang lain sebagai penerima. Ada tiga elemen utama peran yaitu, peran berisi set
perilaku yang diharapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem sosial. Seperangkat
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan
prosedur atau organisasi, dan hubungan antara dua orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan
pada situasi khusus.

5) Stres

Definisi stres menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia
berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan,
perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informasi antara
individu dengan lingkungannya untuk mengatur stresor. Stres adalah sesuatu yang dinamis
sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkungan,
inensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh
pengalaman lalu, individual, personal, dan subjektif.

c. Sistem Sosial

Merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan lingkungan. Ada beberapa hal
yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem
sosial dapat mengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,
kekuasaan, status, dan pengambilan keputusan.

1) Organisasi

Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktivitas yang berhubungan dengan
pengaturan formal dan informal individu dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau
organisasi.

2) Otoritas

King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi
yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang memengaruhi
definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang.

3) Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam
organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada
tujuan.

4) Pembuatan Keputusan

Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan
pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus
menerus, dan berorientasi pada tujuan.

5) Status

Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah. King mendefinisikan status
sebagai posisi individu di dalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan
kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status hubungannya dengan hak-hak
istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

2.2.3 Model Konseptual Keperawatan Model Self Care Dorothea Orem

Self care adalah kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri. Dalam hal
ini Model Orem berfokus untuk memandirikan keluarga sebagai bagian dari komunitas. Orem
mengembangkan teori self care yang terdiri dari:

a. Perawatan Diri Sendiri ( Self Care)

Perawatan diri sendiri merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh
individu itu sendiri dalam memenuhi dan memperthankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan. Teori self care ini terdiri dari :

1) Self Care Agency yang merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosio-kultural dan
kesehatan ; 2) Self Care Demand yaitu adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan
diri sendiri;3) Kebutuhan Self Care yaitu suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan
dan perawatan diri sendiri.

2) Self Care Deficit

Unsur ini merupakan bagian penting dalam perawatan. Menurut teori ini, dalam
pemenuhan perawatan diri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, metode
yang dapat dilakukan diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain sebagai
pembimbing, pemberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan pribadi, serta
mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

3) Teori Sistem Keperawatan

Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan sebagai berikut:


a) Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Sistem ini merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara
penuh dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri sehingga memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan.
Contohnya adalah pemberian bantuan pada pasien koma atau mengalami penurunan
kesadaran.

b) Sistem bantuan sebagian ( Partially Compensatory System)

Sistem ini merupakan sistem pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian dan
ditujukan kepada pasien yang memelukan bantuan secara minimal. Contohnya
perawatan pada pasien post operasi abdomen saat pasientidak memiliki kemampuan
untuk melakukan perawatan luka.

c) Sistem Suportif dan Edukatif

Pada sistem ini, bantuan diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan
dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini
dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Contohnya pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang
memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran.

2.2.4 Model Community as Partner (CAP)

Model Community as partner (CAP) digunakan untuk mengkaji berbagai jenis komunitas
dengan luas wilayah, lokasi, dan sumber-sumber yang dimiliki atau karakteristik populasi
tertentu. CAP terdiri dari tiga bagian yaitu:

a. Inti Komunitas ( The Cummunity Core)

1) Sejarah ( History )
2) Data Demografi ( Demographic )
3) Suku dan Budaya ( Ethnicyty )
4) Nilai dan keyakinan ( Values and beliefs )
5) Persepsi ( Perception ), yang terdiri dari persepsi masyarakat terhadap kondisi
lingkungan ( merasa aman, nyaman, fasilitas lengkap atau kurang); penilaian
masyarakat terhadap kekuatan dan kelemahan wilayah tempat tinggal mereka ;
penilaian terhadap kondisi kesehatan masyarakat secara umum ; dan apa masalah yang
mungkin muncul.

b. Subsistem Komunitas ( The Community Subsystems )

1) Lingkungan Fisik
2) Pendidikan
3) Keamanan dan Transportasi
4) Politik dan Pemerintahan
5) Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan
6) Komunikasi
7) Ekonomi
8) Rekreasi

Aplikasi teori CAP dalam keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

a. Inti Komunitas ( The Community Core )

1) Sejarah ( History )
a) Melakukan wawancara dengan TOMA/TOGA
b) Perubahan yang terjadi
c) Peristiwa atau kejadian yang berkaitan

2) Data Demografi ( Demographic )


a) Komposisi penduduk
b) Kelompok umur
c) Jenis kelamin

3) Suku dan Budaya ( Ethnicyty )


a) Pengamatan terhadap gaya hidup
b) Perilaku yang membudaya ( positif/negatif)
c) Bahasa yang digunakan
d) Perkumpulan yang ada
e) Penyelesaian masalah apakah antar etnis atau golongan khusus

4) Nilai dan keyakinan ( Values and Beliefs )


a) Lakukan wawancara dan observasi bagaimana bentuk interaksi di masyarakat
b) Adakah perilaku yang mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat ? ( misal: narkoba )

b. Subsistem Komunitas ( The Community Subsystems )

1) Lingkungan Fisik
Observasi ada fasilitas umumyang dipergunakan ( lapangan olahraga, warnet / wartel,
bioskop, fasilitas ibadah )

2) Pendidikan
a) Kumpulkan data tentang tingkat pendidikan masyarakat
b) Keberadaan fasilitas pendidikan lengkap

3) Keamanan dan transportasi


a) Lakukan pengamatan dan observasi tentang alat transportasi
b) Keamanan pemakai alat transportasi
c) Kecepatan kendaraan yang digunakan
d) Keberadaan rambu-rambu lalu lintas
e) Kondisi jalan dan fasilitas
f) Apakah ada pos polisi atau satpam atau sistem keamanan lingkungan
g) Adakah gangguan keamanan
4) Politik dan Pemerintahan
a) Bagaimana kegiatan politik di wilayah tersebut ?
b) Adakah anggota masyarakat terlibat dalam kegiatan politik ?
c) Bagaimana menyikapi perbedaan pendapat atau golongan politik ?

5) Pelayanan Sosial
a) Lakukan wawancara dan observasi pelayanan sosial yang ada misalnya dengan LSM.
b) Ketersediaan fasilitas kesehatan

6) Komunikasi
a) Amati cara komunikasi di wilayah tersebut terhadap keluarga, lingkungan/
masyarakat sekitar, aparat pemerintah
b) Adakah masalah antar kelompok ?
c) Bagaimana cara menyampaikan aspirasi

7) Ekonomi
a) Pendapatan rata-rata penduduk
b) Apakah keluarga memiliki tabungan
c) Mempunyai usaha tambahan
d) Apakah keluarga mempunyai kemampuan membeli alat transportasi misal :
motor/mobil
e) Adakah lokasi transaksi jual beli misal pasar dll

8) Rekreasi
a) Apakah ada tempat rekreasi
b) Apakah tempat rekreasi tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat

c. Persepsi
1) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap kondisi lingkungan
2) Penilaian masyarakat terhadap wilayahnya.

Anda mungkin juga menyukai