Anda di halaman 1dari 7

3.

5 Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan bagian integral dari proses keperawatan
yang berdasarkan pada ilmu keperawatan, yang ditujukan langsung kepada
masyarakat dengan menekankan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, serta pengobatan dan rehabilitasi. Proses asuhan keperawatan
komunitas adalah metode asuhan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinyu,
dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien
individu, keluarga serta kelompok melalui tahapan pengkajian, penentuan diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan intervensi, dan evaluasi keperawatan (Stanhope dan
Lancaster, 2016).

3.5.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk


mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negative yang berbenturan
dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki
komunitas dengan tujuan merancang strategi promosi kesehatan. Pada tahap
pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program perawatan kesehatan
komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama–sama dalam
komunitas tersebut.

3.5.1.1 Jenis Data Komunitas

Dalam pengkajian ada beberapa data yang perlu dikumpulkan meliputi data :

a. Data Inti komunitas


Data inti komunitas yang dikaji terdiri dari :1) sejarah/riwayat (riwayat daerah
ini, perubahan daerah ini); 2) demografi (usia, karakteristik jenis kelamin,
distribusi ras dan distribusi etnis); 3) tipe keluarga (keluarga/bukan keluarga,
kelompok); 4) status perkawinan (kawin, janda/duda, single); 5) statistik vital
(kelahiran, kematian kelompok usia dan penyebab kematian); 6) nilai-nilai dan
keyakinan, dan agama.
b. Data Subsistem Komunitas
Data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian komunitas meliputi :
1) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik: kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara, flora, ruang
terbuka, perumahan, daerah hijau, musim, binatang, kualitas makanan dan
akses.
2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Perlu dikaji dikomunitas: puskesmas, klinik, rumah sakit, pengobatan
tradisional, agen pelayanan kesehatan dirumah, apakah ada yang mengalami
sakit akut atau kronis.
3) Ekonomi
Data yang perlu dikumpulkan meliputi karakteristik keuangan keluarga dan
individu, status pekerja, kategori pekerjaan dan jumlah penduduk yang tidak
bekerja, lokasi industri, pasar, dan pusat bisnis.
4) Transportasi dan Keamananan
Data yang perlu dikumpulkan yaitu alat trasportasi penduduk datang dan keluar
wilayah, tranportasi umum (bus, taksi, angkot dll) dan transportasi privat
(sumber transportasi, transportasi untuk penyandang cacat). Layanan
perlindungan kebakaran, polisi, sanitasi, dan kualitas udara.
5) Politik dan Pemerintahan
Data yang perlu dikumpulkan meliputi: pemerintahan (RT, RW, desa/kelurahan,
kecamatan, dsb); kelompok pelayanan masyarakat (posyandu, PKK, karang
taruna, posbindu, poskesdes, panti, dll); politik (kegiatan politik yang ada
diwilayah tersebut, dan peran peserta partai politik dalam pelayanan kesehatan).
6) Komunikasi
Data yang dikumpulkan terkait dengan komunikasi dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu: 1) komunikasi formal meliputi surat kabar, radio dan
televisi, telepon, internet, dan hotline; 2) komunikasi informal meliputi: papan
pengunguman, poster, brosur, pengeras suara dari mesjid, dll).
7) Pendidikan
Data terkait pendidikan meliputi sekolah yang ada di komunitas, tipe
pendidikan, perpustakaan, pendidikan khusus, pelayanan kesehatan disekolah,
program makan siang disekolah, akses pendidikan yang lebih tinggi.
8) Rekreasi
Data yang perlu dikumpulkan meliputi: taman, area bermain, perpustakaan,
rekreasi umum dan privat, fasilitas khusus.
c. Data Persepsi
Meliputi:
1) Persepsi Masyarakat
Yang perlu dikaji terkait tempat tinggal yaitu bagaimana perasaan masyarakat
tentang kehidupan bermasyarakat yang dirasakan dilingkungan tempat tinggal
mereka serta kendala yang dirasakan oleh mereka.
2) Persepsi Perawat
Berupa pernyataan umum tentang kondisi kesehatan dari masyarakat apa yang
menjadi kekuatan, apa masalahnya atau potensial masalah yang dapat
diidentifikasi.

Sumber data pada data primer berasal dari masyarakat langsung yang didapat
dengan cara: 1) survei epidemiologi; 2) pengamatan epidemiologi; 3) dan skrinning
kesehatan. Sedangkan pada data sekunder, data didapatkan dari data yang sudah
ada sebelumnya. Sumber data sekunder didapat dari:
1) Sarana pelayanan kesehatan, misalnya rumah sakit, puskesmas, atau balai
pengobatan.
2) Instansi yang berhubungan dengan kesehatan, misalnya Kementerian
Kesehatan, Dinas Kesehatan, atau Biro Pusat Statistik.
3) Absensi sekolah, industri, dan perusahaan.
4) Secara internasional, data dapat diperoleh dari data WHO, seperti: laporan
populasi dan statistik vital, dll.
Setelah data terkumpul, analisis data komunitas dapat dilakukan dalam beberapa
tahap yaitu kategorisasi, ringksan, perbandingan, dan kesimpulan.
1) Kategorisasi. Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara.
2) Ringkasan. Setelah melakukan kategorisasi data, maka tugas berikutnya adalah
meringkas data dalam setiap kategori.
3) Perbandingan adalah melkukan analisis data meliputi identifikasi kesenjangan
data dan ketidaksesuaian. Data pembanding sangat diperlukan untuk
menetapkan pola atau kecenderungan yang ada atau jika data tidak benar dan
perlu revalidasi yang membutuhkan asli.
4) Membuat kesimpulan, setelah data yang dikumpulkan dan dibuat kategori,
ringkasan dan dibandingkan, maka tahap akhir adalah membuat kesimpulan
secara logis dari peristiwa yang kemudian dibuatkan pernyataan penegakan
diagnosis keperawatan.

3.5.2 Diagnosis Keperawatan Komunitas

sesuai hasil munas IPKKI II di Yogyakarta ditetapkan formulasi diagnosis


keperawatan menggunakan ketentuan Diagnosis Keperawatan NANDA (2015-2017)
mencakup diagnosis aktual, promosi kesehatan/sejahtera atau risiko.

3.5.3 Perencanaan Keperawatan Komunitas

Dalam menyusun perencanaan keperawatan kesehatan komunitas melaui


langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan Prioritas
Penetapan prioritas masalah perlumelibatkan masyarkat/komunitas dalam
suatu pertemuan musyawarah masyarakat. Perawat dalam menentukan prioritas
masalah memperhatikan enam kriteria yaitu: 1) kesadaran masyarakat akan
masalah; 2) motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah; 3) kemampuan
perawat dalam memengaruhi penyelesaian masalah; 4) ketersediaan ahli/pihak
terkait terhadap solusi masalah; 5) beratnya konsekuensi jika masalah tidak
terselesaikan; 6) mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat
dicapai (Stanhope dan Lancaster, 2016).
b. Menetapkan Sasaran
Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, langkah selanjutnya adalah
menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan. Dalam pelayanan
kesehatan sasaran adalah pernyataan situasi kedepan, kondisi atau status jangka
panjang dan belum bisa diukur.
c. Menetapkan Tujuan
Tujuan adalah pernyataan hasil yang diharapkan dan dapat diukur, dibatasi
waktu berorientasi pada kegiatan berikut ini merupakan karakteristik dalam
penulisan tujuan: 1) menggunakan kata kerja; 2) menggambarkan tingkah laku
akhir, kualitas penampilan, kuantitas penampilan, bagaimana penampilan diukur;
3) berhubungan dengan sasaran; 4) adanya batasan waktu. Penulisan tujuan
mengacu pada Nursing Outcome Classification (NOC).
d. Menetapkan Rencana Intervensi
Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas, maka
harus mencakup: 1) hal apa yang akan dilakukan; 2) waktu atau kapan
melakukannya; 3) jumlah; 4) target atau siapa yang menjadi sasaran; 5) tempat atau
lokasi.

3.5.4 Implementasi Keperawatan Komunitas

Implementasi merupakan tahap kegiatan selanjutnya setelah perencanaan


kegiatan keperawatan komunitas dalam proses keerawatan komunitas. Fokus pada
tahap implementasi adalah bagaiman mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tahap implementasi keperawatan komunitas memiliki
beberapa strategi implementasi diantaranya proses kelompok, promosi kesehatan, dan
kemitraan.

3.5.5 Evaluasi Keperawatan Komunitas

Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematis


mengenai suatu kebijakan, program dan kegiatan berdasarkan informasi dan hadil
analisis dibandingkan terhadap relevansi, keefektifan biaya, dan keberhasilannya
untuk keperluan pemangku kepentingan.

a. Jenis-jenis evaluasi menurut waktu pelaksanaan


1) Evaluasi formatif, dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program yang
bertujuan memperbaiki pelaksanaan program yang bertujuan memperbaiki
pelaksanaan program dan kemungkinan adanya temuan utama berupaberbagai
masalah dalam pelaksanaan program.
2) Evaluasi sumatif, dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai,
yang bertujuan untuk menilaihasil pelaksanaan program dan temuan utama
berupa pencapaian apa saja daripelaksanaan program.
b. Prinsip-prinsip evaluasi meliputi: 1) penguatan program; 2) menggunakan berbagai
pendekatan; 3) desain evaluasi untuk kriteria penting dikomunitas; 4) menciptakan
proses partisipasi; 5) diharapkan lebih fleksibel; 6) membangun kapasitas.
c. Proses evaluasi meliputi:
1) Menentukan tujuan evaluasi
2) Menyusun desain evaluasi yang kredibel
3) Mendiskusikan rencana evaluasi
4) Menentuksn pelaku evaluasi
5) Melaksanakan evaluasi
6) Mendeseminasikan hasil evaluasi
7) Menggunakan hasil evaluasi
d. Kriteria penilaian dalam evaluasi terdiri dari:
1) Relvansi, apakah tujuan program mendukung tujuan kebijakan?
2) Keefektifan, apakah tujuan program dapat tercapai?
3) Efisiensi, apakah tujuan program tercapai dengan biaya paling rendah?
4) Hasil, apakah indikator tujuan program membaik?
5) Dampak, apakah indikator tujuan kebijakan membaik?
6) Keberlanjutan, apakah perbaikan indikator terus berlanjut setelah setelah
program selesai?

3.6 Dokumentasi Asuhan Keperawatan dengan Modifikasi NANDA, NOC, NIC

Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak


yang dapat dijadikan sebagai catatan atau keterangan tertulis dari seluruh pelayanan
keperawatan yang diberikan pada klien yang mencakup proses pengkajian, diagnosis
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan, serta evaluasi
keperawatan.

3.6.1 Tujuan Dokumentasi Keperawatan


a. Sebagai sarana komunikasi tertulis untuk mencegah atau mengurangi kesalahan.
b. Membantu koordinasi tim dalam pelayanan keperawatan kesehatan kerja.
c. Meningkatkan kualitas keperawatan.
d. Membantu perawat memberikan perawatan yang optimal dan berkelanjutan.
e. Sebagai pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan.
f. Dapat dijadikan sebagai bukti yang otentik dalam kasus hukum.
g. Sebagai sarana untuk evaluasi terhadap kemajuan klien terhadap pelayanan
keperawatan yang telah dilakukan.
h. Penelitian dan pengembangan riset.
i. Dapat dijadikan pedoman dalam menetukan besarnya biaya dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.
j. Digunakan dalam proses akreditasi terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.

Prinsip-prinsip pendokumentasian keperawatan meliputi:

a. Akurat, ringkas, jelas, dan mudah dibaca.


b. Menggunakan istilah yang sederhana dan menghindarkan istilah yang tidak jelas
atau tidak lazim digunakan.
c. Menuliskan nama klien, usia, jenis kelamin, dan waktu dan tanggal dilakukannya
tindakan keperawatan.
d. Dokumentasikan segera setelah pemberian tindakan keperawatan.
e. Catat setiap respon atau reaksi klien serta setiap perubahan respon klien.
f. Pastikan kebenaran data dan tepat.
g. Kelompokkan data objektif dan subjeltif.
h. Tulis menggunakan tinta (jangan pensil), jika salah coret dan ganti dengan yang
benar kemudian tanda tangani.
i. Tulis nama perawat yang memberikan asuhan keperawatan dan tanda tangani.

3.6.2. Komponen Dokumentasi Asuhan Keperawatan

a. Dokumentasi Pengkajian
Data yang harus dikaji dalam pengkajian disesuaikan dengan model
pengkajian yang digunakan pada asuhan keperawatan individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas.
b. Dokumentasi Diagnosis Keperawatan
Label diagnosis keperawatan mencakup:
1) Aktual
a. Menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan
yang benar nyata pada individu, keluarga, komunitas.
b. Contoh diagnosis aktual: gangguan pola tidur; ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh; obesitas.
2) Potensial
a. Penilaian klinis dari motivasi seseorang, keluarga, atau komunitas, dan
keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan mewujudkan potensi kesehatan
manusia dan menguatkan perilaku sehat secara khusus, misalnya melalui nutrisi
dan olahraga.
b. Contoh diagnosis potensial: kesiapan menigkatkan pengetahuan; kesiapan
meningkatkan pengetahuan.

3) Risiko
a. Menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan individu, keluarga,
komunitas.
b. Contoh diagnosis risiko: risiko distres spiritual; risiko kekurangan volume
cairan.
c. Dokumentasi Rencana Intervensi
Proses perencanan sebagai upaya untul menyusun rencana
penyelesaianmasalah kesehatan yang dialami individu, keluarga, kelompok, atau
komunitas dikembangkan berdasarkan integrasidari diagnosis keperawtan
NANDA, NIC, NOC.
d. Dokumentasi Implementasi
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan perawatuntuk
membantu klien menyelesaikan masalah keperawatan yang dialaminya.
Komponen yang harus ada dalam pendokumentasian implementasi keperawatan
adalah nama klien; usia; no indeks; hari/tanggal/waktu implementasi; diagnosis
keperawatan; tindakan keperawatan dan hasil; respon klien; paraf dan nama
jelas perawat.
e. Dokumentasi Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan membandingkan suatu hasil yang telah dicapai
dengan standar untuk tujuan pengambilan keputusan yang tepat dan menilai
sejauh mana keberhasilan intervensi yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai