Anda di halaman 1dari 3

PUYER SOCA 6.

3
Nyonya X umur 20 tahun datang ke tempat praktek Anda untuk melakukan pemeriksaan
ANC pada tanggal 10 Mei 2017. Kehamilan tersebut merupakan pertama kali. Belum ada
kenceng-kenceng, belum ada ketuban pecah, gerakan anak dirasakan ibu. HPHT ... Agustus
2016

TD 160/110 tapi pas kehamilan usia 24 minggu jadi 140/90. Nyeri kepala dan ulu hati
disangkal.

TFU 28 cm.

Px. Leopold  I. Presentasi bulat kenyal di bagian fundus uteri

II. teraba permukaan datar di bagian kiri

III. bagian terbawah (simfisis pubis) masih bisa digoyangkan

IV. Konvergen

PF ada edema +/+

Dipstick proteinuria +++

Penambahan BB adalah 25 kg setelah diukur. BB 80 TB 155

1. DX obstetri dan DD
Usia Janin = HPL = tgl HPHT+7 bln-3 thn+1 , lalu HPL- tanggal periksa , lalu
40 minggu – hasil selisih HPL dgn tgl periksa (ada yg tau cara cepetnya?)
Soalnya gak lengkap, kira2 kemarin hasil usia gestasi 35 minggu lebih 3/5 hari
Diagnosis obstetri
Ny. X G1P0A0, usia 20 tahun, usia kehamilan 35 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, letak kepala, punggung kiri + disertai hipertensi, proteinuria, edema tungkai 
preeklamsia berat
DD : Hipertensi gestasional, preeklamsia ringan, sindrom eklamsia, hipertensi kronik,
superimposed PE pada hipertensi kronik

2. Alasan Dx
Alasan preeklamsia berat berdasarkan hasil tekanan darah >=160/110 dan
pemeriksaan dipstik proteinuria ++
Gejala PE berat juga apabila ditemukan gangguan serebral seperti nyeri kepala +,
gangguan penglihatan, nyeri ulu hati atau kuadran kanan atas, edema pulmo
selain itu, Ny. X juga memiliki faktor risiko terjadinya PE seperti:
 Nuliparitas
 hipertensi grade 1 selama kehamilan usia 24 minggu
 usia terlalu muda (Ny. X 20thn) atau terlalu tua >40 tahun
 BMI = 33,3
 obesitas dalam kehamilan (normalnya penambahan BB selama kehamilan
sekitar 12,5 kg)
faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi terjadinya PE yaitu DM, kelainan
ginjal, kardiovaskular, imunologik, kehamilan multifetal, nutrisi yang buruk.

3. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan Dx


A. Pemeriksaan fisik (KU, vital sign, head to toe)
1. PF paru  edema pulmonal
2. Abdomen  nyeri ulu hati/RUQ
B. Pemeriksaan ginekologi
Inspekulo, pemeriksaan dalam, forniks
C. Lab
1. Darah lengkap : SDM, SDP, trombosit, Hb, Ht, LED
a. hitung jumlah trombosit  PE trombo <100.000/mikroL)
b. Asam urat dalam serum  hiperurisemia penanda lab paling awal pada PE
2. Pemeriksaan urinalisis
a. jumlah urin (pasien PE oliguria <500mL/24jam)
b. dipstik  proteinuria
c. creatinin  sCr PE <1,1
d. Mikroalbuminuria & rasio albumin:kreatinin
3. Transaminase  AST/ALT meningkat 2 kali lipat  kerusakan hepar
D. USG  pertumbuhan dan perkembangan janin (PJT/IUGR ?)
E. Doppler  menilai djj dan velosimetri arteri uterina  pada PE meningkat
F. Lain2 : glukosa, MSAFP (maternal serum alfa fetoprotein), goldar dan rhesus,
pemeriksaan disfungsi endotel dgn fibronektin, faktor angiogenik, serta stres
oksidatif

4. Talak
a. Tirah baring miring ke kiri
b. Managemen cairan  pasien harus restriksi cairan tidak lebih dari 80mL/jam (60-
125ml/jam)
c. Pencegahan PE dengan aspirin 50-80mg/hari, Kalsium dosis 1,5-2 gram, MgSO4
4-6 gram IV bolus lanjut drip 2 gram/jam
d. Terapi OAH : lini 1 nifedipin 10-20mg po diulangi tiap 30 mnt, max. 12 mg
dalam 24 jam, lini 2 sodium nitropruside 0,25 mikrogram/kg/mnt IV, alternatifnya
labetalol atau hydralazin
e. Dampingi pasien ke tempat rujuk  di rawat inap dan evaluasi tanda2 PE
f. Talak di RS yaitu sikap thd kehamilan  Perawatan aktif atau konservatif
1) Konservatif = kehamilan dipertahankan bersama dengan pemberian
pengobatan, tujuannya untuk perbaiki prognosis neonatus,
indikasi konservatif : hamil preterm ≤ 37 minggu, tanpa impending eklamsi,
dan KU ibu & janin baik
2) Aktif = sambil pengobatan, pertimbangkan untuk terminasi
indikasi aktif : bila umur kehamilan ≥37 minggu; klinis, lab, KU ibu janin
buruk; diduga solusio plasenta; ketuban pecah; perdarahan
g. Terminasi kehamilan (satu2nya talak PE)  Pervaginam/SC
1) Pervaginam
Bila HIS normal  pervaginam dan peringan kala 2-4
Bila HIS kurang  induksi dgn oksitosin drip 5 IU
Bila ketuban belum pecah  amniotomi
2) SC  bila dgn induksi gagal dan diindikasikan untuk kasus2 yang berat

Tambahan : jika PE terjadi di usia khamilan <34 minggu / TM ke-2 pada bs diberikan steroid
untuk pematangan paru janin

5. Pencegahan jika hamil lagi


- Kontrol rutin tekanan darah
- Modifikasi lifestyle  aktivitas fisik, olahraga dan perbaiki diet
- Turunkan BB
- Diet rendah lemak dan garam, tinggi protein, tinggi kalsium 1,5-2 gram, buah,
sayur serta perbanyak asupan air putih
- Edukasi komplikasi
- Waspadai terjadinya eklamsi  rujuk

Pencegahan preeklamsi 3 :

1. Primer = menghindari terjadinya penyakit contoh dgn tdk hamil


2. Sekunder = memutuskan terjadinya penyakit sblm muncul gejala, dgn aspirin atau
MgSO4
3. Tersier = pencegahan komplikasi dengan menatalaksana PE dgn cepat dan tepat

Anda mungkin juga menyukai