Anda di halaman 1dari 13

1

DAFTAR ISI

Daftar isi……………………………………… 1

Bab I

Pendahuluan……………………………………... 2

A. Latar belakang…………………………….... 2

B. Permasalahan……………………………….. 3

C. Pembahasan

a. Pengobatan………………………………..... 6

b. pengobatan untuk serangan jantung.............. 9

c. pengobatan jangka panjang.......................

d. Gejala........................................................

D. Penutup

a. Kesimpulan..............................................

b. Saran.......................................................
2

E. Daftar pustaka...........................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap

rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran

pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti

serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Pada suatu

serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang

melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan

pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari

saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan

penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas. Sel-sel tertentu di

dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal

mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan

seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot


3

polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke

bronki.

PENYAKIT ASMA

PERMASALAHAN

Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang

berarti “sukar bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas,

batuk dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Asma adalah

suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas

terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini

bersifat sementara.

PENYEBAB

Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka

kenal sebagai benda asing (alergen),seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di

dalam rumah atau bulu binatang. Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang

tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah

raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu
4

dilepaskannya histamin dan leukotrien. Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di

dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien),

yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara. Frekuensi dan beratnya serangan

asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya

mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi

sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi

(bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah

raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras

juga bisa menyebabkan timbulnya gejala. Suatu serangan asma dapat terjadi secara

tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi (wheezing, mengi, bengek), batuk dan

sesak nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan

nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala

yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang

pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak nafas, batuk atau

rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa

berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari. Gejala awal pada

anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari

atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. Selama

serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas.

Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak

keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara

karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang


5

menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar

kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan

pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera

dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya

penderita akan sembuh sempurna. Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-

paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau

menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk

sesak yang dirasakan oleh penderita.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis

bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk

menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan.

Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit alergi bisa

membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika

diagnosisnya masih meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui

faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test.
6

C. PEMBAHASAN

a) Pengobatan

Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal.

Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan

pengobatan rutin untuk mencegah serangan. Agonis reseptor beta-adrenergik

merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-

tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga.

Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-

adrenergik. Bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor beta-

adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut

jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator

yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di

dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ

lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek

samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor

beta-adrenergik. Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit,

tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru

memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka

obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan. Bronkodilator tersedia

dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif.
7

Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran

udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara

yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan) dan

suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan

mula kerjanya cenderung lebih lambat. Jenis bronkodilator lainnya adalah

theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam

berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet

long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena

(melalui pembuluh darah). Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di

laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit

tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa

menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat pertama kali

mengkonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah.

Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri

dengan obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut

jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia

(sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang. Corticosteroid

menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala

asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan

menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan

mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.


8

Tetapi penggunaan tablet atau suntikan corticosteroid jangka panjang bisa

menyebabkan:

 gangguan proses penyembuhan luka

 terhambatnya pertumbuhan anak-anak

 hilangnya kalsium dari tulang

 perdarahan lambung

 katarak prematur

 peningkatan kadar gula darah

 penambahan berat badan

 kelaparan

 kelainan mental.

Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk

mengurangi serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya

diberikan inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-

paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya.

Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika

pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma. Cromolin dan

nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan

menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini

digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan.


9

Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini

sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun

penderita bebas gejala. Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium

bromida) bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir

yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan

menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah

mengkonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik. Pengubah leukotrien (contohnya

montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat terbaru untuk membantu

mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan

kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma).

b) Pengobatan untuk serangan jantung

Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk

membuka saluran pernafasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga

digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam

bentuk yang berbeda. Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk

inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak nafas yang sangat berat).

Nebulizer mengarahkan udara atau oksigen dibawah tekanan melalui suatu larutan

obat, sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita. Pengobatan

asma juga bisa dilakukan dengan memberikan suntikan epinephrine atau


10

terbutaline di bawah kulit dan aminophylline (sejenis theophylline) melalui infus

intravena. Penderita yang mengalami serangan hebat dan tidak menunjukkan

perbaikan terhadap pengobatan lainnya, bisa mendapatkan suntikan

corticosteroid, biasanya secara intravena (melalui pembuluh darah). Pada

serangan asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga

diberikan tambahan oksigen. Jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan

cairan intravena. Jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik.

Selama suatu serangan asma yang berat, dilakukan:

 pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah

 pemeriksaan fungsi paru-paru

(biasanya dengan spirometer atau peak flow meter)

 pemeriksaan rontgen dada.

c) Pengobatan Jangka Panjang

Salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung

agonis reseptor beta-adrenergik. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa

menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung. Jika pemakaian inhaler

bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi

gejala, bisa ditambahkan inhaler corticosteroid, cromolin atau pengubah

leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari, juga bisa

ditambahkan theophylline per-oral.


11

d) Pencegahan

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari.

Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat

sebelum melakukan olah raga.


12

D. PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa penyakit asma bukanlah penyakit biasa. Oleh sebab itu kita tidak boleh

meremehkan penyakit ini, karena bisa mengakibatkan kematian bagi para

penderitanya. Penyakit ini akan terjadi tiba - tiba ketika seseorang mengalami

kelelahan yang dikarea kan oleh banyaknya aktivitas.

B. Saran

Untuk orang yang mempunyai penyakit asma, cara mencegahnya dengan:

1. menghindari kecapekan

2. menghindari kelelahan

3. menghindari beraktivitas berlebihan


13

DAFTAR PUSTAKA

 http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel

 http://id.wikipedia.org/wiki/Asma

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Penyuluhan Kesehatan
    Makalah Penyuluhan Kesehatan
    Dokumen10 halaman
    Makalah Penyuluhan Kesehatan
    puskesmas palang
    50% (2)
  • 1000 Hari Pertama Kehidupan
    1000 Hari Pertama Kehidupan
    Dokumen3 halaman
    1000 Hari Pertama Kehidupan
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Tata Naskah
    Tata Naskah
    Dokumen1 halaman
    Tata Naskah
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Undangan Aqiqah
    Undangan Aqiqah
    Dokumen1 halaman
    Undangan Aqiqah
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • (Skill Lab) Gout Arthritis
    (Skill Lab) Gout Arthritis
    Dokumen2 halaman
    (Skill Lab) Gout Arthritis
    NgoCha NgopPhy
    Belum ada peringkat
  • Tempelan Dapur
    Tempelan Dapur
    Dokumen3 halaman
    Tempelan Dapur
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Resep Minum
    Resep Minum
    Dokumen9 halaman
    Resep Minum
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Form SKP (Skor Keamanan Pangan)
    Form SKP (Skor Keamanan Pangan)
    Dokumen6 halaman
    Form SKP (Skor Keamanan Pangan)
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Unit Cost Sigit
    Unit Cost Sigit
    Dokumen3 halaman
    Unit Cost Sigit
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Analisis Kebutuhan Tenaga
    Analisis Kebutuhan Tenaga
    Dokumen11 halaman
    Analisis Kebutuhan Tenaga
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Umum
    Manajemen Umum
    Dokumen28 halaman
    Manajemen Umum
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Wawancara Untuk Pasien DM
    Pedoman Wawancara Untuk Pasien DM
    Dokumen10 halaman
    Pedoman Wawancara Untuk Pasien DM
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Assalaamu Alaikum Warahmatullaahi Wabarkaatuhu
    Assalaamu Alaikum Warahmatullaahi Wabarkaatuhu
    Dokumen2 halaman
    Assalaamu Alaikum Warahmatullaahi Wabarkaatuhu
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Dongeng Rakyat Yo
    Dongeng Rakyat Yo
    Dokumen49 halaman
    Dongeng Rakyat Yo
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Folkloremitologi Legenda Dongeng
    Folkloremitologi Legenda Dongeng
    Dokumen39 halaman
    Folkloremitologi Legenda Dongeng
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Dongeng
    Dongeng
    Dokumen14 halaman
    Dongeng
    Rsppb Pertamedika
    Belum ada peringkat
  • La Place Hukum
    La Place Hukum
    Dokumen4 halaman
    La Place Hukum
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Buari
    Buari
    Dokumen2 halaman
    Buari
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Per Salin An
    Per Salin An
    Dokumen11 halaman
    Per Salin An
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Dalton
    Dalton
    Dokumen2 halaman
    Dalton
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Bla Bla
    Bla Bla
    Dokumen4 halaman
    Bla Bla
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Demam Berdarah Dengue
    Demam Berdarah Dengue
    Dokumen12 halaman
    Demam Berdarah Dengue
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Lamp SE Tubel BPPSDK KEMENKES 2012
    Lamp SE Tubel BPPSDK KEMENKES 2012
    Dokumen23 halaman
    Lamp SE Tubel BPPSDK KEMENKES 2012
    Edy Tahir Mattoreang
    Belum ada peringkat
  • Silabi Maternitas I
    Silabi Maternitas I
    Dokumen9 halaman
    Silabi Maternitas I
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • PP 17 2015 KPG
    PP 17 2015 KPG
    Dokumen63 halaman
    PP 17 2015 KPG
    MitraArtha
    Belum ada peringkat
  • Spanduk Anak SD TK Sambikerep
    Spanduk Anak SD TK Sambikerep
    Dokumen6 halaman
    Spanduk Anak SD TK Sambikerep
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • Avian Influenza
    Avian Influenza
    Dokumen16 halaman
    Avian Influenza
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • No Tulen
    No Tulen
    Dokumen8 halaman
    No Tulen
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat
  • NOte 1
    NOte 1
    Dokumen1 halaman
    NOte 1
    Rachmad Emmen Ayahnya Yasin
    Belum ada peringkat