PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Rohendi (2015), ada 2 macam jenis pupuk organik cair yang melalui
proses pengomposan, yaitu :
1. Pupuk organik cair yang melalui proses pelarutan bahan-bahan organik yang
telah jadi atau setengah jadi ke dalam air.
Jenis pupuk pupuk yang dilarutkan dapat berupa pupuk hijau, pupuk kandang,
pupuk kompos, atau campuran semuanya. Pupuk organik semacam ini mempunyai
karakteristik yang tidak jauh beda dengan pupuk organik padat, hanya saja wujudnya
yang berbeda yaitu berupa cairan.
2. Pupuk organic cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan
secara anaerob dengan bantuan organisme hidup.
Bahan bakunya berupa material organik yang belum terkomposkan. Unsur hara
yang terkandung dalam larutan ini benar-benar berbentuk cair. Jadi larutannya lebih
stabil. Bila dibirkan tidak mengendap. Oleh sebab itu sifat dan karakteristiknya pun
berbeda dengan pupuk organic cair yang terbuat dari bahan padat .
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan POC
Hadisuwito (2012) menjelaskan, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
tingkat keberhasilan dalam pembuatan pupuk cair diantaranya adalah:
a. Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting bagi kehidupan bakteri, bakteri hidup
dalam kondisi suhu yang sangat beragam.Bakteri yang menguntungkan umumnya
hidup pada suhu optimum bagi pertumbuhan makhluk hidup lainnya yakni berkisar
180C - 400C.Suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan denaturasi
atau kerusakan protein dan komponen sel lainnya pada bakteri dekomposer sehingga
dapat mengakibatkan kematian. Sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat
mengakibatkan mobilitas bakteri terhambat, dan jika terjadi kenaikan suhu secara
ekstrim bakteri akan mati.
Bakteri dekomposer populasinya sedikit atau berkurang dapat menghambat
proses dekomposisi bahan, suhu yang terlalu tinggi juga berdampak negatif terhadap
perkembangbiakan bakteri dekomposer. Pada suhu ekstrim bakteri yang dapat
berkembang cenderung bakteri yang bersifat patogenik, jadi jika suhu terlalu tinggi
besar kemungkinannya bahan terkontaminasi oleh bakteri patogenik.
b. Kelembaban
Bakteri dapat berkembangbiak pada kondisi kelembaban yang relatif tinggi yakni
RH mencapai ± 60%, kelembaban tinggi berarti lingkungan cenderung berair, bakteri
sangat menyukai pada kondisi lingkungan yang relatif berair.
c. Intensitas Cahaya
Cahaya matahari merupakan sumber kehidupan bagi mahluk hidup termasuk
bakteri yang notabene merupakan makhluk tingkat rendah. Akan tetapi untuk dapat
berkembang biak dengan optimal media yang berisi fermentasi bahan untuk pupuk
cair sebaiknya diletakkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara
langsung. Sinar matahari secara langsung dapat meningkatkan suhu pada media
secara signifikan yang dapat merusak protein dan komponen sel lainnya, sitoplasma
bakteri bocor sehingga bakteri dapat mengalami kematian yang berdampak pada
lambatnya fermentasi bahkan bahan besar kemungkinannya tidak terfermentasi.
d. Ukuran Bahan
Sumber makanan bakteri dekomposer adalah bahan organik, termasuk buah dan
sayuran.Dekomposisi yang berhasil dicirikan dengan bahan yang difermentasikan
hancur yang menunjukan aktivitas bakteri yang tinggi.Sumber makanan yang
dimaksud adalah sayuran dan buah – buahan.
e. Komposisi media
Komposisi media yang digunakan harus seimbang dengan larutan yang
digunakan. Dalam pembuatan pupuk cair digunakan larutan EM4 dan ragi serta air
secukupnya. Komposisi larutan EM4 harus sesuai dengan jumlah bahan yang akan
digunakan. Apabila larutan EM4 kurang atau lebih sedikit, maka kemungkinan besar
pupuk cair akan gagal dan bahan akan cepat membusuk.
f. Waktu Pembuatan
Pembuatan pupuk cair organik sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari atau
pagi hari dimana intensitas cahaya matahari relatif rendah dan kelembaban tidak
terlalu tinggi. Misalnya dilakukan pada siang hari diusahakan tempat pembuatan
pupuk dilakukan pada tempat yang terhalang intensitas cahaya matahari secara
langsung. Kontaminasi dengan bakteri patogenik pada awal pembuatan akan sangat
berbahaya, bakteri patogenik cenderung dapat berkembang biak dari suhu yang relatif
tinggi. Bakteri patogenik juga dapat menyebar dari penggunaan bahan yang busuk.
2.4 Kandungan Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan POC yaitu air cucian beras, air
terasi dan rebung. Menurut Yulianingsih (2017), air cucian beras berpengaruh
terhadap peningkatan jumlah daun dan tinggi tanaman tomat dan terung. Salah satu
kandungan air cucian beras adalah fosfor. Fosfor berperan dalam pembentukan bunga
dan buah, bahan pembentuk inti sel dan dinding sel, mendorong pertumbuhan akar
muda dan pemasakan biji pembentukan klorofil, penting untuk enzim-enzim
pernapasan, pembentukan klorofil, dan berfungsi untuk pengangkutan energi hasil
metabolisme dalam tanaman.
Manfaat pupuk organik cair yang mengandung giberlin dari rebung bambu
antara lain dapat merangsang pertumbuhan tunas baru, memperbaiki sistem jaringan
sel dan memperbaiki sel-sel rusak, merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada
tumbuhan, memperbaiki klorofil pada daun, merangsang pertumbuhan kuncup bunga,
memperkuat tangkai serbuk sari pada bunga, dan memperkuat daya tahan pada
tanaman. Selain itu, pupuk organik cair rebung bambu mengandung bakteri
Azotobacter dan Azosperilium yang dapat berfungsi sebagai biofertilizer bagi
tanaman (Sufianto, 2013).
BAB III
METODOLOGI
5) Melubangi penutup botol dan penutup ember dengan ukuran yang dapat
dimasuki oleh selang. Botol tersebut diberikan air hingga permukaan selang
sedikit tenggelam (menyentuh airnya).
6) Menutup ember dengan memberikan sabun colek pada sekeliling penutup dan
mulut ember, kemudian berikan plaster sebagai perekat.
7) Melakukan pengadukan tiap dua hari sekali hingga MOL dapat dipanen.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum pembuatan pupuk organik cair ini adalah
sebagai berikut:
1. Pupuk organik cair merupakan larutan yang berasal dari fermentasi bahan-bahan
organik yang mengandung lebih dari satu unsur hara.
2. Pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan fermentasi bahan dengan bantuan
mikroorganisme untuk menghasilhan bahan yang lebih sederhana agar dapat
tersedia bagi tanaman.
3. Pupuk organik cair berbahan dasar rebung bambu mengandung hormon giberilin
yang berfungsi memacu pertumbuhan tanaman dan bakteri penyedia unsur hara
bagi tanaman.
5.2 Saran
Sarjono, Erickson dkk. 2013. Pembuatan Pupuk Cair Dan Biogas Dari Campuran
Limbah Sayuran. Jurnal Teknik Kimia USU.
Yulianingsih, Ratri. 2017. Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Terung Ungu (Solanum Melongena L.). Jurnal PIPER Vol. 13(24).
Laporan Praktikum
Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura
NAMA : SYAHRIL. A
KELAS : BTPH C
KELOMPOK :9
NURJANNAH RUSLAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
LAMPIRAN