Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

Sindrom Nefritik Akut (SNA) merupakan kumpulan gambaran klinis


berupa hematuria dengan sel darah merah dismorfik dan silinder sel darah merah
dalam urine, beberapa derajat oliguaria dan azotemia,retensi natrium dan air,
hipertensi yang disertai adanya kelainan urinalisis (proteinuria kurang dari 2
gram/hari dan hematuria serta silinder eritrosit).Meskipun terdapat proteinuria dan
bahkan edema, keduanya bisanya tidak terlalu mencolok seperti pada sindroma
nefrotik. Penyakit yang dapat menimbulkan gejala SNA,diantaranya kelainan
glomerulopati primer (idiopatik), glomerulopati pasca infeksi,schoenlein henoch
syndrome (SHS), systemic lupus eritematous (SLE), subacute bacterial
endocarditis (SBE), vaskulitis dan nefritis herediter (sindroma Alport). Bentuk
yang paling banyak diketahui adalah glomerulonephritis pasca streptokokkus
(GNAPS), dimana anak mengalami infeksi streptokokus β hemolitikus, biasanya
ada riwayat faringitis atau riwayat infeksi kulit (pyoderma).Kasus klasik GN
pascastreptokokus adalah timbul pada anak 1-4 minggu setelah pasien sembuh
dari infeksi streptokokus grup A hanya strain “nefritogenik” tertentu dari
streptokokus β-hemolitikus mampu memicu penyakit glomerulus.1,2
GNAPS dapat muncul secara sporadik maupun epidemik terutama
menyerang anak-anak atau dewasa muda pada usia sekitar 2-15 tahun dengan
puncak usia 6-7 tahun. Lebih sering pada laki-laki daripada wanita dengan rasio
1,7 -2 : 1. Terdapat 2 teori imunologik yang dapat menerangkan terjadinya
glomerulonephritis secara umum yaitu reaksi autoimun dan soluble antigen
antibody complex. Diagnosis glomerulonefritis akut pasca streptokok perlu
dicurigai pada pasien dengan gejala klinis berupa hematuria nyata yang timbul
mendadak, sembab dan gagal ginjal akut. Penanganan pada pasien GNAPS
dengan istirahat dan penanganan asimptomatik. Penyakit ini dapat sembuh
sempurna dalam waktu 1-2 minggu bila tidak ada komplikasi sehingga sering
digolongkan dalam self limiting disease. 3,4

1
BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
 Nama Penderita : An. N
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 5 tahun 8 bulan
 Agama : Islam
 Tanggal masuk : 29 Maret 2018

II. ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Bengkak pada wajah

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien anak Perempuan umur 5 tahun mengalami bengkak pada
bagian wajah sejak ± 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Bengkak awalnya
terjadi pada mata dan sekitar pipi saja , timbul saat bangun tidur, dan
menghilang saat siang hari. Lama kelamaan bengkak menjadi menetap.
Sejak 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit anak menderita demam, demam
naik turun, demam turun dengan obat penurun demam, selama demam
tidak ada kejang, dan menggigil. Pasien mengeluh mual , muntah 4x dan
pusing. Nafsu makan menurun dan minum kurang dari biasanya, buang air
besar normal, buang air kecil lancar dan berwarna gelap. Tidak ada
perdarahan gusi maupun mimisan. Anak juga menderita batuk berlendir
berwarna putih sejak ± 10 hari yang lalu dan pilek.

 Riwayat Penyakit Sebelumnya:


Pasien mengalami tonsilitis ± 1 bulan sebelumnya.
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada yang mengalami hal yang sama.

2
 Riwayat Sosial-Ekonomi :
Pasien tinggal serumah dengan orang tua dan berobat menggunakan BPJS.

 Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan:


Pasien merupakan anak yang aktif, Pasien suka jajan di pinggir jalan. Serta
jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

 Riwayat Kehamilan dan Persalinan:


Ibu pasien sering memeriksakan diri ke dokter selama masa kehamilan,.
Pasien lahir normal, cukup bulan, langsung menangis dengan berat badan
lahir 2900 gram, panjang badan tidak ingat. Proses persalinan dibantu oleh
bidan.

 Riwayat Kemampuan dan Kepandaian :


Tengkurap dan telentang : 4 bulan
Duduk : 7 bulan
Merangkak : Tidak ingat
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 12 bulan
Berceloteh : 3 bulan
Berbicara : 1 tahun
Berjalan : 1 tahun

 Anamnesis Makanan:
Pasien mengkomsumsi ASI eksklusif saat berusia 0-6 bulan. Pasien diberi
ASI dan susu formula sejak usia 6 bulan hingga usia 1 tahun.. Pasien juga
sudah makan makanan padat sejak umur 1 tahun keatas .

 Riwayat Imunisasi:
- Imunisasi dasar lengkap

3
III. PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Berat Badan : 21 kg
 Tinggi Badan : 118 cm
 Status Gizi : Gizi Baik
(CDC: = 95%)
 Tanda Vital
- Denyut nadi : 96 Kali/menit
- Suhu : 36,8o C
- Respirasi : 24 kali/menit
- TD : 170/140 mmHg
 Kulit
Warna kulit kuning langsat, turgor kulit kembali cepat (<2 detik).

 Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Tidak mudah tercabut, berwarna hitam
Mata : Edema palpebral (+/+), Conjungtiva: anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor (+/+)
Telinga : Otorrhea (/-)
Hidung : Rhinorrhea (+), nafas cuping hidung (-)
Mulut : Bibir: sianosis (-)
Lidah : Lidah kotor (-)
Tenggorokan : Tonsil T3/T2
Pharynx : Hiperemis (+)
Kelenjar : Pembesaran kelenjar getah bening (-); pembesaran
kelenjar tiroid (-)

4
 Paru-paru
- Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral, retraksi
intercostal (-)
- Palpasi : Vokal fremitus (+) normal kiri dan kanan, massa (-),
nyeri tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronchovesiculer (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
 Jantung
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
- Perkusi : Batas atas jantung SIC II, batas kanan jantung SIC V
lineaparasternal dextra, batas kiri jantung SIC V
linea axilla anterior
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop
(-)
 Abdomen
- Inspeksi : Permukaan kesan datar
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Tympani (+).
- Palpasi : nyeri tekan (+) regio epigastrium, organomegali (-)
 Genitalia : Tidak ada kelainan (-)
 Anggota gerak : Ekstremitas atas dan bawah akral hangat, edema (-)
 Punggung : Tidak ada deformitas
 Otot-otot : Eutrofi, tonus otot baik
 Refleks : Fisiologis (+/+), Patologis (-/-)

5
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Rutin
Tanggal 28/03/18
Jenis Hasil
Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan
WBC 13,2 x 103 /uL 4,8 – 10,8 Meningkat
RBC 4,6 x 106 /uL 4,7 – 6,1 N
HGB 11,4 g/dl 14,0 – 18,0 Menurun
HCT 34,7 % 42,0 – 52,0 Menurun
PLT 576 x 103 /uL 150 – 450 Meningkat

Pemeriksanaan Urinalisis Mikroskopik (29-03-18)


Parameter Tes Hasil Nilai Normal
Eritrosit Tidak terhitung 0-3
Leukosit 1-2 0-5
Epitel Sel + Negatif
Blood +3 Negatif

Pemeriksaan Elektrolit (29-03-18)


Parameter Tes Hasil Nilai Normal
K+ 6,89 mmol/L 3,48 – 5,50 mmol/L
Na+ 140 mmol/L 135,38 – 145 mmol/L
Cl- 93 mmol/L 96 – 106 mmol/L
Calsium 1.22 mmol/L 1,12 – 1.32 mmol/L

Pemeriksaan yang lain (29-03-18)


Parameter Tes Hasil Nilai Normal
Kolestrol Total 179 mg/dl 200 mg/dl
Urea N 77 mg/dl 10.0 – 50 mg/dl
Kreatinin 0.63 mg/dl 0.70 – 1.20 mg/dl

6
Hasil Serologi (31-03-2018)
Parameter Tes Hasil
ASTO Positif (>200IU/mL)

V. RESUME
Pasien anak Perempuan umur 5 tahun mengalami bengkak pada
bagian wajah sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Bengkak awalnya
terjadi pada mata dan sekitar pipi saja, timbul saat bangun tidur, dan
menghilang saat siang hari. Lama kelamaan bengkak menjadi menetap.
Sejak 10 hari sebelum masuk Rumah Sakit anak menderita demam, demam
naik turun, demam turun dengan obat penurun demam. Pasien mengeluh
mual , muntah 4x dan pusing. Nafsu makan menurun dan minum kurang
dari biasanya, buang air besar normal, buang air kecil lancar dan berwarna
gelap. Anak juga menderita batuk berlendir berwarna putih sejak ± 10 hari
yang lalu dan pilek.
Pada pemeriksaan fisis suhu: 36,8°C, denyut nadi: 96x/menit,
respirasi: 24 x/menit, tekanan darah : 170/140 mmHg. Pemeriksaan pada
kepala menunjukkan adanya edema pada palbebra.
Pemeriksaan laboratorium urinalisis mikroskopik di dapatkan hasil
eritrosit Tidak terhitung, Urea meningkat yaitu 77 mg/dl dan hasil ASTO
positif, Leukositosis, elektrolit imbalance, trombositosis

VI. DIAGNOSIS KERJA


Glumerulonephritis akut post streptococcus
Tonsilofaringitis Akut

VII. TERAPI
a. Medikamentosa
- Kaen 3b gtt/m
- Inj Ampicillin 500mg/ 6 jam/ iv
- Inj Santagesik 210mg/ 8 jam/iv

7
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Nifedipin 4 mg/ 3x1 pulv
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

8
FOLLOW UP

Perawatan Hari ke-1 (29 Maret 2018) di ruangan Nuri Atas


Subjek (S):
Edema (+) hari, mual (+), muntah (+), batuk (-), pilek (+), sakit perut (+), sakit
kepala (+), Kejang (+) BAB (+) dan BAK biasa.

Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis dan Delirium
c. Status gizi : Gizi baik (CDC 95%)
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 96 kali/menit
o Respirasi : 24 kali/menit
o Suhu : 36,80C
o TD : 170/140 mmHg
e. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (+)
Mata: Edema Palpebra (+) Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir: Sianosis (-) ; lidah: kotor (-)
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (+),hepatomegali dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).

9
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).
f. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksanaan Urinalisis Mikroskopik
Parameter Tes Hasil Nilai Normal
Eritrosit Tidak terhitung 0-3
Leukosit 1-2 0-5
Epitel Sel + Negatif
Blood +3 Negatif

Pemeriksaan elektrolit
Parameter Tes Hasil Nilai Normal
K+ 6,89 mmol/L 3,48 – 5,50 mmol/L
Na+ 140 mmol/L 135,38 – 145 mmol/L
Cl- 93 mmol/L 96 – 106 mmol/L
Calsium 1.22 mmol/L 1,12 – 1.32 mmol/L

Pemeriksaan yang lain


Parameter Tes Hasil Nilai Normal
Kolestrol Total 179 mg/dl 200 mg/dl
Urea N 77 mg/dl 10.0 – 50 mg/dl
Kreatinin 0.63 mg/dl 0.70 – 1.20 mg/dl

Assesment (A):
Tonsilofaringitis Akut
Obs Cephalgia
Seizure obs ec susp epilepsi

10
Plan (P):
a. Medikamentosa
- Kaen 3b 15 gtt/m
- Inj Santagesik 210mg/ 8 jam/iv
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Stesolid supp 10 mg
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

Perawatan Hari ke-2 (30 maret 2018) di ruangan murai


Subjek (S):
Edema (+) hari, mual (+), muntah (+), batuk (+), pilek (+), sakit perut (+), sakit
kepala (+), BAB (+) dan BAK biasa.

Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis dan delirium
c. Status gizi : Gizi baik (CDC 95%)
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 100 kali/menit
o Respirasi : 24 kali/menit
o Suhu : 36,50C
o TD : 170/140 mmHg
e. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-)
Mata: Edema Palpebra (-) Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

11
Mulut: bibir: cyanosis (-) ; lidah: kotor (-).
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (+), hepatomegali dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).

Assesment (A):
Krisis Hipertensi
Glumerulonephtritis akut post streptococcus
Plan (P):
a. Medikamentosa
- Asering 12 gtt/m
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Nifedipin 4 mg/ 3x1 pulv
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

12
Perawatan Hari ke-3 (31 Maret 2018) di ruangan ICU AMC lt 2
Subjek (S):
Edema (menurun), mual (-), muntah (-), batuk (+), pilek (-), sakit perut (-), sakit
kepala (sesekali), nyer pada tungkai (-) BAB (+) dan BAK biasa.

Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status gizi : Gizi Baik (CDC 95%)
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 78 kali/menit
o Respirasi : 24 kali/menit
o Suhu : 36,80C
o TD : 110/70 mmHg
f. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-)
Mata: Edema Palpebra (-) Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir: cyanosis (-) ; lidah: kotor (-).
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).

13
Pemeriksaan Serologi
Parameter Tes Hasil
ASTO Positif (>200IU/mL

Assesment (A):
Krisis Hipertensi
Glumerulonephritis akut post streptococcus

Plan (P):
a. Medikamentosa
- Asering 12 gtt/m
- Inj Ampicillin 500mg/6 jam/ iv
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Nifedipin 4 mg/ 3x1 pulv
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

Perawatan Hari ke-4 (1 April 2018)


Subjek (S):
Edema (menurun) hari, mual (-), muntah (-), batuk (sesekali), pilek (-), sakit perut
(-), sakit kepala (menurun), BAB (+) dan BAK biasa.
Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status gizi : Gizi baik (CDC 95%)

14
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 82 kali/menit
o Respirasi : 26 kali/menit
o Suhu : 36,80C
o TD : 120/90 mmHg
g. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir: cyanosis (-) ; lidah: kotor dengan pinggiran eritema (-).
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).

Assesment (A):
Glumerulonephritis akut post streptococcus

Plan (P):
a. Medikamentosa
- Asering 12 gtt/m
- Inj Ampicillin 500mg/6 jam/ iv
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)

15
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Nifedipin 4 mg/ 3x1 pulv
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Inj Ranitidin 20mg/8 jam(k/p)
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

Perawatan Hari ke-5 (2 April 2018)


Subjek (S):
Edema (menurun) hari, mual (-), muntah (-), batuk (sesekali), pilek (-), sakit perut
(-), sakit kepala (menurun), BAB (+) dan BAK biasa.
Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status gizi : Gizi baik (CDC 95%)
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 82 kali/menit
o Respirasi : 26 kali/menit
o Suhu : 36,80C
o TD : 120/90 mmHg
h. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir: cyanosis (-) ; lidah: kotor dengan pinggiran eritema (-).
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).

16
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).

Assesment (A):
Glumerulonephritis akut post streptococcus

Plan (P):
a. Medikamentosa
- Asering 12 gtt/m
- Inj Ampicillin 500mg/6 jam/ iv
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Nifedipin 4 mg/ 3x1 pulv
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Inj Ranitidin 20mg/8 jam(k/p)
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

17
Perawatan Hari ke-6 (3 April 2018)
Subjek (S):
Edema (-) hari, mual (-), muntah (-), batuk (sesekali), pilek (-), sakit perut (-),
sakit kepala (menurun), BAB (+) dan BAK biasa.
Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status gizi : Gizi baik (CDC 95%)
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 88 kali/menit
o Respirasi : 24 kali/menit
o Suhu : 36,60C
o TD : 110/70 mmHg
i. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir: cyanosis (-) ; lidah: kotor dengan pinggiran eritema (-).
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).

18
Assesment (A):
Glumerulonephritis akut post streptococcus

Plan (P):
a. Medikamentosa
- Asering 10 gtt/m
- Inj Ampicillin 500mg/6 jam/ iv
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Nifedipin 4 mg/ 3x1 pulv
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Inj Ranitidin 20mg/8 jam(k/p)
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

Perawatan Hari ke-7 (4 April 2018)


Subjek (S):
Edema (-) hari, mual (-), muntah (-), batuk (sesekali), pilek (-), sakit perut (-),
sakit kepala (menurun), BAB (+) dan BAK biasa.
Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status gizi : Gizi baik (CDC 95%)
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 80 kali/menit
o Respirasi : 26 kali/menit
o Suhu : 36,80C

19
o TD : 117/63 mmHg
j. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir: cyanosis (-) ; lidah: kotor dengan pinggiran eritema (-).
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).

Assesment (A):
Glumerulonephritis akut post streptococcus

Plan (P):
a. Medikamentosa
- Asering 10 gtt/m
- Inj Ampicillin 500mg/6 jam/ iv
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Nifedipin 2 mg/ 3x1 pulv
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv

20
- Inj Ranitidin 20mg/8 jam(k/p)
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

Perawatan Hari ke-8 (5 April 2018)


Subjek (S):
Edema (-) hari, mual (-), muntah (-), batuk (sesekali), pilek (-), sakit perut (-),
sakit kepala (-), BAB (+) dan BAK biasa.
Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status gizi : Gizi baik (CDC 95%)
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 86 kali/menit
o Respirasi : 26 kali/menit
o Suhu : 36,50C
o TD : 107/68 mmHg
k. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir: cyanosis (-) ; lidah: kotor dengan pinggiran eritema (-).
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).

21
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).

Assesment (A):
Glumerulonephritis akut post streptococcus

Plan (P):
a. Medikamentosa
- Asering 10 gtt/m
- Inj Ampicillin 500mg/6 jam/ iv
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Nifedipin 2 mg/ 3x1 pulv  Stop
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Inj Ranitidin 20mg/8 jam(k/p)
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

Perawatan Hari ke-9 (6 April 2018)


Subjek (S):
Edema (-) hari, mual (-), muntah (-), batuk (sesekali), pilek (-), sakit perut (-),
sakit kepala (-), BAB (+) dan BAK biasa.

22
Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status gizi : Gizi baik (CDC 95%)
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 82 kali/menit
o Respirasi : 24 kali/menit
o Suhu : 36,50C
o TD : 110/88 mmHg
l. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir: cyanosis (-) ; lidah: kotor dengan pinggiran eritema (-).
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).

Assesment (A):
Glumerulonephritis akut post streptococcus

23
Plan (P):
a. Medikamentosa
- Asering 10 gtt/m
- Inj Ampicillin 500mg/6 jam/ iv
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Nifedipin 2 mg/ 3x1 pulv  Stop
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Inj Ranitidin 20mg/8 jam(k/p)
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

Perawatan Hari ke-10 (7 April 2018)


Subjek (S):
Edema (-) hari, mual (-), muntah (-), batuk (-), pilek (-), sakit perut (-), sakit
kepala (-), BAB (+) dan BAK biasa.
Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status gizi : Gizi baik (CDC 95%)
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 80 kali/menit
o Respirasi : 24 kali/menit
o Suhu : 36,70C
o TD : 100/65 mmHg
m. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-)

24
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir: cyanosis (-) ; lidah: kotor dengan pinggiran eritema (-).
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).

Assesment (A):
Glumerulonephritis akut post streptococcus

Plan (P):
a. Medikamentosa
- Asering 10 gtt/m
- Inj Ampicillin 500mg/6 jam/ iv
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV
- Nifedipin 2 mg/ 3x1 pulv  Stop
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Inj Ranitidin 20mg/8 jam(k/p)
- Elkana Cl 2x1 cth

25
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral

Perawatan Hari ke-11 (8 April 2018)


Subjek (S):
Edema (-) hari, mual (-), muntah (-), batuk (-), pilek (-), sakit perut (-), sakit
kepala (-), BAB (+) dan BAK biasa.
Objek (O):
a. Keadaan Umum : Sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status gizi : Gizi baik (CDC 95%)
d. Tanda Vital
o Denyut Nadi : 84 kali/menit
o Respirasi : 22 kali/menit
o Suhu : 36,60C
o TD : 100/73 mmHg
n. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir: cyanosis (-) ; lidah: kotor dengan pinggiran eritema (-).
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (-), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru bronchovesiculer (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba.

26
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).

Assesment (A):
Glumerulonephritis akut post streptococcus

Plan (P):
a. Medikamentosa
- Asering 10 gtt/m
- Inj Ampicillin 500mg/6 jam/ iv
- Inj Dexamethasone 2,5 mg/ 8 jam/iv
- Inj Ketorolac ½ amp (k/p)
- Inj Ondancentron ½ amp/ 12 jam (k/p)
- Injeksi furosemid 20 mg/12 jam/IV  Stop
- Nifedipin 2 mg/ 3x1 pulv  Stop
- Captopril 2 x 6,25 mg pulv
- Inj Ranitidin 20mg/8 jam(k/p)
- Elkana Cl 2x1 cth
b. Non Medikamentosa
- Diet Garam
- Menjaga nutrisi cairan oral dan parenteral
- Rencana pulang besok bila TD stabil

27
DISKUSI

Diagnosis glumerulonephritis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan


anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Keluhan utama adalah
Anak mengalami bengkak bagian mata dan sekitar pipi sejak ± 6 hari sebelum
masuk rumah sakit. Bengkak awalnya terjadi pada mata saja, timbul saat bangun
tidur, dan menghilang saat siang hari. Lama kelamaan bengkak menjadi menetap.
Sejak 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit anak menderita panas, panas turun
dengan obat penurun panas, siang dan malam sama, selama panas tidak ada
kejang, dan menggigil. Nafsu makan menurun dan minum kurang dari biasanya,
buang air besar normal, buang air kecil sedikit dan berwarna gelap. Tidak ada
perdarahan gusi maupun mimisan. Anak juga ada menderita batuk dan pilek. Pada
pemeriksaan fisis suhu: 36,8°C, denyut nadi: 96x/menit, dan respirasi: 24 x/menit,
TD 170/140mmhg. Pemeriksaan pada kepala menunjukkan adanya edema pada
palbebra. Pemeriksaan laboratorium urinalisis mikroskopik di dapatkan hasil
eritrosit tak terhitung, Urea meningkat yaitu 77 mg/dl dan hasil ASTO positif.
Pasien datang dengan keluhan bengkak pada wajah. Bengkak atau edema
adalah penimbunan cairan yang berlebihan di antara sel-sel tubuh atau dalam
berbagai rongga tubuh yang disebabkan oleh perpindahan cairan ekstrasel ke
kompartemen cairan interstitial.
Edema berdasarkan lokasi dibagi menjadi edema terlokalisir dan
generalisata. Pada edema terlokalisir, disebut efusi bila terdapat cairan pada
sebuah rongga, asites bila cairan terdapat pada rongga peritoneum.6
Empat mekanisme dasar yang terjadi pada edema :
1. Peningkatan tekanan hidrostatik (mis. gagal jantung kongestif)
2. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah (mis. radang akut)
3. Penurunan tekanan osmotik (mis. hipoalbuminemia)
4. Obstruksi limfatik (mis. mastektomi dengan pengangkatan kelenjar getah
bening)
Pada riwayat penyakit sekarang didapatkan pasien mengalami infeksi pada
Tonsilofaringitis ± 1 bulan dan infeksi saluran pernapasan bagian atas berupa

28
batuk sejak 10 hari yang lalu sebelum timbulnya edema. Hal tersebut dapat
menunjukkan suatu infeksi streptokokus sebelumnya.
Keluhan yang pertama timbul pada pasien adalah edema pada area
periorbital. Muncul tiba-tiba, biasanya pada pagi hari saat bangun tidur.
Menunjukkan sudah adanya manifestasi edema akibat ekstravasasi cairan ke
ekstra sel. Keluhan selanjutnya adalah adanya BAK yang berwarna keruh
kemerahan.
Ada beberapa penyebab glomerulonefritis akut, tetapi yang paling sering
ditemukan disebabkan karena infeksi dari streptokokus, penyebab lain
diantaranya:
A. Bakteri : Streptokokus grup C, meningococcocus, Sterptoccocus
Viridans, Gonococcus, Leptospira, Mycoplasma Pneumoniae,
Staphylococcus albus, Salmonella typhi dll
B. Virus : Aids, Coxsackie, Epstein Barr, Influenza, Rubeola, hepatitis B,
varicella, vaccinia, echovirus, parvovirus, influenza, parotitis epidemika dl
C. Parasit : malaria dan toksoplasma.7,8

Patofisiologi terjadinya beberapa keluhan pada pasien adalah :

29
Penegakkan diagnosis Glomerulonefritis ditegakkan berdasarkan adanya
riwayat infeksi Streptokokus β hemolitikus grup A sebelumnya yang dikonfirmasi
dengan kultur positif. Namun pada pasien ini tidak dilakukan pengambilan kultur.
Adanya infeksi streptokokus harus dicari dengan melakukan biakan tenggorok
dan kulit. Biakan mungkin negatif apabila telah diberi antimikroba. Beberapa uji
serologis terhadap antigen streptokokus dapat dipakai untuk membuktikan adanya
infeksi, antara lain antistreptolisin, ASTO, antihialuronidase, dan anti Dnase B.
Skrining antistreptolisin cukup bermanfaat oleh karena mampu mengukur antibodi
terhadap beberapa antigen streptokokus. Titer anti streptolisin O mungkin
meningkat pada 75-80% pasien dengan GNAPS dengan faringitis, meskipun
beberapa starin streptokokus tidak memproduksi streptolisin O. Peningkatan titer
antibodi terhadap streptolisin-O (ASTO) terjadi 10-14 hari setelah infeksi
streptokokus. Kenaikan titer ASTO terdapat pada 75-80% pasien yang tidak
mendapat antibiotik. Titer ASTO pasca infeksi streptokokus pada kulit jarang
meningkat dan hanya terjadi pada 50% kasus. Antihialuronidase (Ahase) dan anti
deoksiribonuklease B (DNase B) umumnya meningkat. Pengukuran titer antibodi
yang terbaik pada keadaan ini adalah terhadap antigen DNase B yang meningkat
pada 90-95% kasus. Sebaiknya serum diuji terhadap lebih dari satu antigen
streptokokus. Bila semua uji serologis dilakukan, lebih dari 90% kasus
menunjukkan adanya infeksi streptokokus. Titer ASTO meningkat pada hanya
50% kasus, tetapi antihialuronidase atau antibodi yang lain terhadap antigen
streptokokus biasanya positif. Pada awal penyakit titer antibodi streptokokus
belum meningkat, hingga sebaiknya uji titer dilakukan secara seri.2
Pada pasien ini, gejala yang sangat mencolok adalah adanya hipertensi yang
mencapai 170/140 mmHg. Pada awalnya diterapi dengan obat antihipertensi
captopril dengan dosis 2 x 6,25 mg, dan untuk mengurangi edema yang terjadi
diberikan furosemid dengan dosis 2 x 20 mg.

30
Terjadinya hipertensi dapat dijelaskan, sebagai berikut:
Adanya penurunan aliran darah intrarenal

Penurunan GFR

Aparatus juxta glomerulus terangsang untuk mensekresi renin

Merubah angiotensinogen menjai angiotensin I

Angiotensin I dirubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting enzym

Angiotensin II menimbulkan Merangsang korteks adrenal

vasokonstriksi pada pembuluh darah tepi Sekresi aldosteron

Hipertensi peningkatan retensi Na

Glomerulonetritis akut adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap


bakteri atau virus tertentu. Yang bersifat akut spesifik, sembuh sendiri. Timbul
akibat susulan dari infeksi oleh strain nefritogenik streptococcus haemoliticus
grup A.
Glomerulonefritis Akut adalah kumpulan manifestasi klinis akibat
perubahan struktur dan faal dari peradangan akut glomerulus. Sindrom ini
ditandai dengan timbulnya oedem yang timbul mendadak, hipertensi, hematuri,
oliguri, LFG menurun, insuffisiensi ginjal. Prognosis GNA pada anak sembuh
dengan sempurna.8

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Konsensus IDAI Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. 2012. Jakarta.

2. Maria, Marella. Penegakan Diagnosos Glomerulonefritis Akut pada Anak,


[online],
http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=Penegakan+Diagnosis+Glo
merulonefritis+Akut+pada+Pasien+Anak (diakses pada 3 April 2018)

3. Glomerulonefritis Akut. 2005. [online],


http://www.scribd.com/mobile/doc/48862772 (diakses pada 3 April 2018)

4. Sjaifullah Noer, Muhammad. Niniek Soemyarso. Glomerulonefritis Akut


Paska Streptokokkus. [online],
http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt
&filepdf=0&pdf=&html=07110-puzf261.htm (diakses pada 3 April 2018)

5. http://www2.niddk.nih.gov/NIDDKLabs/Glomerular_Disease_Primer/Kidney
Disease.htm (diakses pada 3 April 2018)

6. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000495.htm (diakses pada 3


April 2018)

7. http://dp-coass.blogspot.com/2010/05/sna-pada-anak.html (diakses pada 3


April 2018)

8. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin:


Standar Pelayanan Medik Anak. Makassar. 2009

32
33

Anda mungkin juga menyukai