Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PRAKTIK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI

FAKULTAS KEPERAWATAN UNHAS

MANAJEMEN FT KOMPREHENSIF PROFESI MUSKULOSKELETAL

I. UMUM :
NAMA MAHASISWA : FERONIKA PRABOWO THE, S. Ft
NIM : R024172020
TEMPAT PRAKTEK : RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAGIAN : MUSKULOSKELETAL
PERIODE : 26 MARET 2018 – 06 APRIL 2018
PEMBIMBING : HAMIZAH, S.FT, PHYSIO
ASDAR FAJRIN MULTAZAM, S.FT, PHYSIO, M.KES
ERFAN SUTONO, S.FT, PHYSIO, M.H

II. CAKUPAN KOMPETENSI MANAJEMEN FT KOMPREHENSIF PROFESI MUSKULOSKELETAL

Mahasiswa mampu dan terampil mengkaji, patofisiologi klinik dan patofisiologi terapan Fisioterapi, merumuskan dan
melaksanakan proses Fisioterapi pada gangguan muskuloskeletal, mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan
Fisioterapi pada gangguan muskuloskeletal.
III. PELAKSANAAN

Tgl
Hasil belajar
N Kompetensi Pelaksanaan hasil belajar yang /Paraf
praktek yang Indikator Solusi
O dasar dilakukan pembim-
diharapkan
bing
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan  Mengidentifika Membandingkan Femur atau tulang paha merupakan literatur: Kenyon, J.,
kajian teori si anatomi anatomi fisiologi Karen. 2004.The
anatomi fisiologi biomekanik teori tulang yang memanjang dari panggul Physiotherapist
fisiologi biomekanik dengan patofisiologi ke lutut dan merupakan tulang Pocket Book,
biomekanik gangguan pada gangguan Pengantar bedah
terhadap sistem muskuloskeletal terpanjang dan terbesar di dalam ortopedi
kondisi muskuloskeleta Diskusi dengan CI
muskuloskelet l akibat tubuh, panjang femur dapat dilahan
al penderita traumatik mencapai seperempat panjang tubuh.
dilahan
praktek Sistem musculoskeletal adalah
penunjang bentuk tubuh dan
berperan dalam pergerakan. Sistem
ini terdiri dari tulang sendi, rangka,
tendon, ligament, bursa, dan
jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur tersebut
(Price dan Wilson, 2006). Tulang
adalah suatu jaringan dinamis yang
tersusun dari tiga jenis sel antara
lain: osteoblast, osteosit dan
osteoklas. Fraktur femur
didefinisikan sebagai hilangnya
kontinuitas tulang paha, kondisi
fraktur femur secara klinis bisa
berupa fraktur femur terbuka yang
disertai adanya kerusakan jaringan
lunak (otot, kulit, jaringan saraf dan
pembuluh darah) dan fraktur femur
tertutup yang dapat disebabkan oleh
trauma langsung pada paha (Helmi,
2012).
2 Melakukan Mengidentifikasi Membandingkan Fraktur dibagi menjadi fraktur literatur: Bruce, D., et
kajian teori proses patofisiologi teori al. 2015. Skeletal
terhadap patofisiologi dengan patofisiologi terbuka dan fraktur tertutup. Trauma 5th ed,
kondisi gangguan sistem pada gangguan Tertutup bila tidak terdapat Pengantar bedah
patofisiologi muskuloskeletal muskuloskeletal ortopedi
muskuloskelet akibat akibat hubungan antara fragmen tulang Diskusi dengan CI
al penderita  traumatik dan  traumatik dan dilahan
dilahan non traumatik non traumatik dengan dunia luar. Sedangkan
praktek  bedah dan non  bedah dan non fraktur terbuka bila terdapat
bedah bedah
hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar oleh karena
perlukaan di kulit (Smelter dan Bare,
2002). Sewaktu tulang patah
perdarahan biasanya terjadi di
sekitar tempat patah ke dalam
jaringan lunak sekitar tulang
tersebut, jaringan lunak juga
biasanya mengalami kerusakan.
Reaksi perdarahan biasanya timbul
hebat setelah fraktur. Sel- sel darah
putih dan sel anast berakumulasi
menyebabkan peningkatan aliran
darah ketempat tersebut aktivitas
osteoblast terangsang dan terbentuk
tulang baru umatur yang disebut
callus. Bekuan fibrin
direabsorbsidan sel- sel tulang baru
mengalami remodeling untuk
membentuk tulang sejati.
Insufisiensi pembuluh darah atau
penekanan serabut syaraf yang
berkaitan dengan pembengkakan
yang tidak di tangani dapat
menurunkan asupan darah ke
ekstrimitas dan mengakibatkan
kerusakan syaraf perifer. Bila tidak
terkontrol pembengkakan akan
mengakibatkan peningkatan tekanan
jaringan, oklusi darah total dan
berakibat anoreksia mengakibatkan
rusaknya serabut syaraf maupun
jaringan otot. Komplikasi ini di
namakan sindrom compartment
(Brunner dan Suddarth, 2002 ).
3 Mengkaji  Mengidentifika Priskom terhadap Trauma pada tulang dapat literatur: Bruce, D., et
patofisiologi si patofisiologi gangguan al. 2015. Skeletal
muskuloskelet muskuloskeltal muskuloskeltal menyebabkan keterbatasan
gerak Trauma 5th ed,
al terapan akibat traumatologi dan ketidak seimbangan, fraktur Pengantar bedah
Fisioterapi traumatik ortopedi
terjadi dapat berupa fraktur terbuka Diskusi dengan CI
dilahan
dan fraktur tertutup. Fraktur tertutup

tidak disertai kerusakan jaringan
lunak seperti tendon, otot, ligament
dan pembuluh darah ( Smeltzer dan
Bare, 2001). Pasien yang harus
imobilisasi setelah patah tulang akan
menderita komplikasi antara lain :
nyeri, iritasi kulit karena penekanan,
hilangnya kekuatan otot. Kurang
perawatan diri dapat terjadi bila
sebagian tubuh di imobilisasi,
mengakibatkan berkurangnyan
kemampuan prawatan diri
(Carpenito, 2007). Reduksi terbuka
dan fiksasi interna (ORIF) fragmen-
fragmen tulang di pertahankan
dengan pen, sekrup, plat, paku.
Namun pembedahan meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi.
Pembedahan itu sendiri merupakan
trauma pada jaringan lunak dan
struktur yang seluruhnya tidak
mengalami cedera mungkin akan
terpotong atau mengalami kerusakan
selama tindakan operasi (Price dan
Wilson, 2006).
4 Melakukan  Melakukan  Pemeriksaan Anamnesis Umum  Semua pemeriksaan
proses Assesment (CHARTS) yang dilakukan
Fisioterapi Fisioterapi Nama : Nn. Y
 Diagnosis FT dibawah koordinasi
pada pada Usia : 27 tahun
 Problem FT pembimbing
gangguan gangguan Pekerjaan : Ibu rumah tangga  Pengkajian
- Primer
muskuloskelet muskuloskeleta Hobi : mendaki gunung
- Sekunder berdasarkan apa
al terapan l traumatik Jenis kelamin : Perempuan
- Kompleks yang terjadi pada
Fisioterapi  Merumuskan C: Chief of complaint pasien
Problem
Fisioterapi Keterbatasan gerak pada kaki kiri
muskuloskeltal H: History taking
traumatik
1. Pernah jatuh dari motor 1 tahun lalu
sehingga tulang paha patah
2. Sudah operasi pemasangan plate and
screw 1 bulan lalu
3. Nyeri sudah tidak terasa
4. Sudah ke dokter dan sudah pernah
foto radiologi
5. Aktivitas ADL terganggu
6. Pekerjaan dan hobi juga terganggu
7. Tidak ada riwayat penyakit lain
8. Pasien antusias untuk di terapi dan
keluarga mendukung
9. Tidak ada keluhan lain
A: Assymetry
1. Inspeksi statis : raut wajah normal,
pernafasan normal, bahu sebelah kiri
lebih rendah dibanding sebelah
kanan, terlihat bekas insisi di lateral
femur
2. Inspeksi dinamis: jalan pincang
menggunakan cruck, sulit menekuk
lutut saat duduk
3. Palpasi : suhu normal, ada oedem,
tidak ada tenderness
4. Quick test : duduk-berdiri,
berdiri-duduk, berjalan
5. PFGD : (Aktif) Fleksi Knee terbatas
Ekstensi Knee dbn
(Pasif) Fleksi Knee terbatas
Ekstensi Knee dbn
(TIMT) Fleksi Knee terbatas
Ekstensi Knee dbn
R: Restrictive
1. ROM : Terbatas
2. ADL : Terbatas
3. Rekreasi : Terbatas
4. Pekerjaan : Terbatas
T: Tissue impairment and
psychological prediction
1. Komponen musculotendinogen
2. Komponen osteoarthrogen
S: Specific test
1. VAS (diam, gerak, tekan) : -
2. ROM : S 3°. 0°. 45°
3. Panjang tungkai dextra = 79 cm,
sinistra = 76 cm
4. Atrofi m.gastrocnemius sinistra 2,5
cm
5. Atrofi m.quadriceps sinistra 0,5 cm
6. Stiffness patella : +
7. Oedem : +
8. MMT : m.quadriceps (3),
gastrocnemius (4), m.hamstring
(3+), m.tibialis anterior (4)
9. Muscle Length Test : m.quadriceps
(terbatas karena stiffness),
m..gastrocnemus (normal),
m.hamstring (normal), m.tibialis
anterior (normal)
10. X-ray : fraktur 1/3 distal os. Femur S
B. Diagnosis Fisioterapi
Adapun diagnosis fisioterapi
yang dapat ditegakkan dari hasil
proses pengukuran dan pemeriksaan
tersebut, yaitu: “Gangguan aktivitas
fungsional berjalan pada tungkai kiri
e.c. post op fraktur 1/3 distal femur”.
C. Problem, Planning, dan
Program Fisioterapi
Adapun problem dan
planning fisioterapi yang dapat
diuraikan berdasarkan hasil proses
pengukuran dan pemeriksaan
tersebut, yaitu:
1. Problem:
a. Primer : Limitasi ROM
b. Sekunder : stiffness patella, muscle
weakness
Kompleks : Gangguan ADL berjalan
5  Merumuskan Mengandung aspek Semua tindakan
program  Problem, dilakukan dengan
Fisioterapi indikasi, koordinasi dengan
muskuloskeleta kontraindikasi pembimbing dan
l traumatik  Modalitas diskusi dengan teman
 Interpensi terpilih dan profesi lainnya
Fisioterapi  Metode dan
berdasarkan teknik
program  Dosis
Fisioterapi
muskuloskeleta
l traumatik
Melakukan
 Evaluasi interfensi program
program dan Fisioterapi
dokumentasi
 Reassesment Alat ukur
dan reevaluasi
 Dokumentasi Membandingkan
antara nilai
sebelum dan setelah
intervensi FT

Selektifitas
Assesment yang
sesuai
6 Mengkaji  Merumuskan  Membuat program Mengikuti perubahan patofisiologi Semua tindakan
program program modifikasi dilakukan dengan
Fisioterapi modifikasi Fisioterapi dan hasil evaluasi: tingkat limitasi koordinasi dengan
pada Fisioterapi berdasarkan ROM dan muscle weakness pembimbing dan
gangguan kebutuhan pasien diskusi dengan teman
muskuloskelet  Interfensi  Terampil sehingga dosis latihan dapat dan profesi lainnya
al program melakukan ditingkatkan jika kondisi makin
modifikasi interfensi program
Fisioterapi modifikasi membaik. Modifikasi program FT
Fisioterapi
berdasarkan yang dapat diberikan berupa:
kebutuhan pasien a. Strengthening
b. Hold relax

5 Berkomunikasi  Menggunakan  Mengenali Jenis Pasien mengalami keterbatasan Semua tindakan


terapeutik kosakata yang data/informasi dalam menekuk lututnya. Pasien dilakukan dengan
mudah yang diperoleh dapat melakukan latihan di rumah koordinasi dengan
dimengerti oleh  Menggunakan untuk meningkatkan kemampuan pembimbing dan
pasien dan secara tepat aktivitas fungsionalnya berupa diskusi dengan teman
keluarga sesuai kosakata sains dan profesi lainnya
latihan gerakan aktif dan penguatan
dengan tersebut
peruntukannya otot yang diajarkan oleh fisioterapis.
terhadap pasien,
 Memahami keluarga dan
Pasien juga dapat melakukan
cara mitra profesi konsultasi dengan dokter orthopedi
menyajikan kesehatan terkait dengan perkembangan
informasi sains penyambungan tulang dari pasien
dengan  Memilih informasi sendiri dan waktu untuk melakukan
menggunakan yang relevansi foto radiologi agar dapat diperoleh
sarana dan untuk disajikan informasi mengenai kemajuan
sumber yang dengan penyambungan tulang dari pasien
ada kepada menggunakan sendiri.
profesi sarana sesuai
kesehatan dengan
lainnya. peruntukannya.
6 Mempelajari Mengetahui memahami Pasien fraktur 1/3 distal os femur Semua tindakan
tindakan tindakan medis tindakan medis akibat trauma sehingga dilakukan dilakukan dengan
medis secara secara secara pembedahan untuk pemasangan koordinasi dengan
konservativ konservativ konservativ dan plate and screw pada os. Femur dan pembimbing dan
dan operatif dan operatif operatif diskusi dengan teman
terlihat bekas insisi pada lateral
dan profesi lainnya
femur pasien sehingga fisioterapis
harus memperhatikan fiksasi yang
tepat ketika memberikan exercise
pada pasien.

PEMBIMBING

Anda mungkin juga menyukai