Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

Sanitasi Rumah Sakit Angkatan Laut


Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ sanitasi rumah sakit”
Sanitasi Rumah Sakit Semester IV

Oleh
Agustina Trapen
Asen Evelin Wopari
Hanokh Waipon
Janeth Monim
Elmina Wenda
Walina Pusop

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


JAYAPURA
2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
mengaruniakan hikmat, kesehatan, kemampuan serta penyertaan sehingga kami dapat
menyelesaikan dengan baik makalah kami. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari,
bahwa selama penyusunan telah banyak mengalami kesulitan dan hambatan oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam penyusunan makalah ini. kami sadar makalah ini belum sempurna dan membutuhkan
banyak perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan guna
menyempurnakan makalah ini. Kiranya makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang
Sanitasi Rumah Sakit di RS Angkatan Laut dan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak.

Jayapura, 22 Mei 2018


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat dapat menjadi tempat penularan
penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan. Rumah sakit adalah salah satu jenis sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan (preventif, kuratif, rehabilitatif, promotif dan edukatif) guna
meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat.
Pencemaran dapat terjadi karena rumah sakit menghasilkan polutan baik dalam
bentuk fisik, kimia maupun bakteriologis. Selain dapat menimbulkan pencemaran,
rumah sakit juga dapat menjadi tempat penularan penyakit. Penularan dapat terjadi
apabila pengunjung atau pasien yang berkunjung ke rumah sakit terinfeksi oleh
kuman yang terdapat di lingkungan rumah sakit. Infeksi yang terjadi di rumah sakit
disebut Infeksi Nosokomial (Inos). Oleh karena itu, unsur-unsur penunjang proses
sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. Unsur penujang proses yang perlu
dikelola dengan sungguh-sungguh diantaranya aspek Sanitasi Lingkungan.
Sanitasi lingkungan mencakup berbagai segi yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat. Dalam lingkup rumah sakit upaya penyehatan yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Penyehatan bangunan dan ruang termasuk pencahayaan, penghawaan,
kebisingan serta kelembaban
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Penyediaan air bersih
4. Penanganan limbah padat dan cair
5. Penyehatan tempat pencucian umum termasuk pencucian linen.
6. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu.
7. Sterilisasi dan desinfeksi ruangan.
8. Pencegahan infeksi nososkomial.
9. Upaya promosi kesehatan dari aspek kesehatan lingkungan.
Upaya diatas bertujuan untuk mengurangi terjadinya infeksi nosokomial yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan rumah sakit karena kurang memenuhi syarat
kesehatan ataupun terjadinya poencemaran lingkungan. Disamping itu pemerintah
juga telah mengeluarkan Kepmenkes RI No. 1204/MenKes/SK/X/2004 tanggal 19
Oktober 2004 tantang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Selain itu
pemerintah telah menetapkan bahwa setiap rumah sakit harus memiliki tenaga
sanitasi.
Mengacu pada Kepmenkes tersebut di atas, maka salah satu dari kurikulum
Jurusan Kesehatan Lingkungan adalah mengadakan Praktik Lapangan Mata Kuliah
Praktek Sanitasi Rumah Sakit. Praktek lapangan kali ini dilaksanakan di Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito yang terletak di Jalan Kesehatan No. 1 Sekip,
Bulaksumur, Yogyakarta. Tujuan dari pelaksanaan Praktek Sanitasi Rumah Sakit ini
yaitu agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan
memperoleh pengalaman serta menambah keterampilan di lapangan.
Maksud diselenggarakan pengambilan data Sanitasi Rumah Sakit adalah untuk
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan berfikir dan bertindak secara
komprehensif dalam mengelola kesehatan lingkungan, menerapkan prinsip-prinsip
siklus pemecahan masalah meliputi analisis situasi, perumusan masalah, penyusunan
alternatif terbaik, penyusunan rencana operasional, implementasi monitoring dan
evaluasi.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
 Untuk mengetahui tentang sanitasi rumah sakit
b. Tujuan khusus
 Untuk mengetahui kesehatan lingkungan RS
 Untuk mengetahui ruang dan bangunan RS
 Untuk mengetahui penyehatan makanan dan minuman
 Untuk mengetahui penyehatan air
 Untuk mengetahui pengelolaan limbah
 Untuk mengetahui tempat pencucian linen
 Untuk mengetahui pengendalian serangga dan tikus
 Untuk mengetahui dekontaminasi melalui dekontaminasi melalui desinfeksi
dan sterilisasi
 Untuk mengetahui pengamanan radiasi
 Untuk mengetahui penyuluhan kesehatan lingkungan
 Untuk mengetahui unit/instansi sanitasi RS
c. Ruang Lingkup
1. Waktu penyelenggaraan
Pengambilan data Sanitasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Angkatan Laut
dilaksanakan selama satu hari tanggal 15 Mei 2018.
2. Lokasi
Lokasi pengambilan data Sanitasi Rumah Sakit dilaksanakan di Rumah Sakit
Angkatan Laut Jalan amfibi, No 1 Hamadi. Kegiatan dilaksanakan pada tiap-tiap sub
bagian unit sanitasi di Rumah Sakit Angkatan Laut yang meliputi Unit Penyediaan
Air Bersih (PAB), Unit Desinfeksi Ruangan, Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL), Unit Pengolahan Sampah, Unit Pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu, Instalasi Gizi.
3. Peserta

Peserta Pengambilan data Sanitasi Rumah Sakit adalah mahasiswa semester IV


Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura Jurusan Kesehatan Lingkungan, berjumlah
6 orang yang terdiri dari :
No. Nama NIM
1. Agustina Trapen P0.71.33.3.16.004
2. Asen Evelin Wopari P0.71.33.3.16.014
3. Janeth Maria A Monim P0.71.33.3.16.032
4. Hanokh Waipon P0.71.33.3.16.027
5. Walina Pusop P0.71.33.3.16.066
6. Elmina Wenda P0.71.33.3.16.020
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Sanitasi
Sanitasi sering juga disebut dengan sanitasi lingkungan dan kesehatan lingkungan,
sebagai suatu usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik
manusia yang diperkirakan dapat menimbulkan hal-hal yang mengganggu
perkembangan fisik, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya (Adisasmito,
2006).
2. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah upaya kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan serta berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan tempat
penelitian.
3. Sanitasi Rumah Sakit
Sanitasi rumah sakit adalah upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik,
kimiawi, dan biologi di rumah sakit, yang menimbulkan atau dapat mengakibatkan
pengaruh buruk pada kesehatan jasmani, rohani, dan kesejahteraan sosial bagi
petugas, penderita, pengunjung, dan masyarakat di sekitar rumah sakit.
B. Tujuan Sanitasi Rumah Sakit
Sanitasi rumah sakit diselenggarakan dengan tujuan agar terwujudnya/ terciptanya
kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi syarat sanitasi dan menjamin pencegahan
infeksi nosokomial dan membantu proses pengobatan serta penyembuhan penderita.
C. Fungsi Rumah Sakit
1. Menyediakan dan menyelenggarakan :
a. Pelayanan medik
b. Pelayanan penunjang medik
c. Pelayanan perawatan
d. Pelayanan rehabilitasi
e. Mencegah penyakit dan peningkatan kesehatan
2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan paramedik.
3. Sebagai tempat pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi di bidang
kesehatan.
D. Klasifikasi Rumah Sakit
Dalam pemberian pelayanan kesehatan rumah sakit adalah memberikan pelayanan
berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat yang mencakup pelayanan medik
dan penunjang medik. Sesuai dengan banyaknya jenis pelayanan rumah sakit dibedakan
menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) dan Rumah Sakit Khusus (RSK).
1. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik.
2. Rumah Sakit Khusus (RSK) adalah rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu
tertentu.
3. Klasifikasi rumah sakit adalah pengelompokkan rumah sakit berdasarkan
perbedaan bertingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat
disediakan.
4. Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan bahwa rumah sakit memenuhi standar
minimal yang ditentukan.
Penyelenggara dan atau pemilik rumah sakit dapat pemerintah atau swasta.
a. Klasifikasi RSU Pemerintah terdiri dari :
a) Kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
luas dan sub spesialistik luas.
b) Kelas BII mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
luas dan sub spesialistik terbatas.
c) Kelas BI mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.
d) Kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
sekurang-kurangnya 4 dasar lengkap.
e) Kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan
medik dasar.
b. Klasifikasi RSU Swasta terdiri dari :
a) RSU Swasta Pratama, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum.
b) RSU Swasta Madya, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan
spesialistik dalam 4 cabang.
c) RSU Swasta Utama, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,
spesialistik, dan sub spesialistik.
E. Upaya Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit
1. Desinfeksi Ruangan

a. Pengertian

Desinfeksi adalah suatu usaha untuk menekan atau

menurunkan jumlah mikroorganisme penyebab penyakit atau yang

berpotensi patogen dengan cara fisika atau kimia yang ada di dalam

ruangan sehingga sesuai Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004.

b. Tujuan

Untuk menekan atau menurunkan jumlah mikroorganisme

penyebab penyakit atau yang berpotensi patogen dengan cara fisika

atau kimia yang ada di dalam ruangan sebagai bagian untuk

mengurangi adanya infeksi nosokomial.

c. Metode Desinfeksi Ruangan

1) Pengabutan/Fogging

Alat : fogger, rol kabel, rak bakel, APD (masker full face,

baju pelindung, sarung tangan), penutup ventilasi.

Penggunaan Bahan : Ascend, Virkon, Aseptanios HP. 50, dan

Hexaquart

d. Waktu Pelaksanaan

Desinfeksi ruangan setiap hari sesuai dengan permintaan pada

saat jam kerja.


e. Persyaratan

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004, konsentrasi

maksimum mikroorganisme adalah:

Konsentrasi maksimum
NO Ruang atau unit mikroorganisme per m3 udara
(CFU/m3)
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan / perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan premature 200
7 ICU 200
8 Jenazah/autopsi 200-500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat darurat 200
15 Administrasi pertemuan 200-500
16 Ruang luka bakar 200

3. Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu

a. Pengertian

Pengendalian serangga dan binatang pengganggu adalah upaya

untuk mengurangi populasi serangga dan binatang pengganggu.

b. Tujuan

Agar keberadaan serangga dan binatang pengganggu tidak menjadi

vektor penyakit serta merugikan.

c. Jenis serangga dan binatang pengganggu

Jenis serangga meliputi


: nyamuk, lalat, kecoa,
rayap, semut
Jenis binatang pengganggu meliputi
: tikus dan kucing
d. Pelaksanaan Kegiatan

1) Kegiatan Surveilans

2) Kegiatan pencegahan

3) Kegiatan pemberantasan

4. Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Fisik (PPLF)

a. Pengertian

Pemantauan kualitas lingkungan fisik adalah suatu kegiatan

yang dilaksanakan sebagai upaya memantau kualitas lingkungan fisik

didalam ruangan maupun diluar ruangan rumah sakit, yang meliputi

kegiatan pemeriksaan suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan

agar sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004.

b. Tujuan

Untuk mengetahui kualitas lingkungan fisik didalam maupun

diluar gedung rumah sakit dibandingkan dengan standart sesuai

dengan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004 sebagai bagian dari

upaya untuk mencegah dampak negatif dari faktor lingkungan fisik

yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan

masyarakat maupun keselamatan kerja.

c. Pelaksanaan Pemantauan

1) Pemantauan dilaksanakan dengan melakukan pengukuran

langsung dan pengambilan sampel didalam maupun diluar

ruangan dan diperiksa di laboratorium.

2) Pengambilan dan pemeriksaan dilakukan oleh tenaga BTKL dan

petugas ISLRS.
3) Parameter pemeriksaan: suhu, kelembaban, pencahayaan,

kebisingan.

d. Persyaratan

1) Persyaratan suhu dan kelembaban berdasarkan Kepmenkes RI No.

1204/SK/X/2004 adalah :

Suhu Kelembaban
No Ruang atau unit (OC) (%) Tekanan
1 Operasi 19-24 45-60 Positif
2 Bersalin 24-26 45-60 Positif
3 Pemulihan / 22-24 45-60 Seimbang
perawatan
4 Observasi bayi 21-24 45-60 Seimbang
5 Perawatan bayi 22-26 35-60 Seimbang
6 Perawatan 24-26 35-60 Positif
premature
7 ICU 22-23 35-60 Positif
8 Jenazah/autopsi 21-24 -
9 Penginderaan medis 19-24 35-60 Seimbang
10 Laboratorium 22-26 45-60 Negatif
11 Radiologi 22-26 35-60 Seimbang
12 Sterilisasi 22-30 45-60 Negatif
13 Dapur 22-30 35-60 Seimbang
14 Gawat darurat 19-24 35-60 Positif
15 Administrasi 21-24 45-60 Seimbang
pertemuan
16 Ruang luka bakar 24-26 35-60 Positif

2) Persyaratan pencahayaan berdasarkan Kepmenkes RI No.

1204/SK/X/2004 adalah :

Ruang Pencahayaan Keterangan


(lux)
Ruang pasien
a. Saat tidak tidur 100-200 Cahaya sedang
b. Saat tidur Maks 50
Ruang operasi umum 300-500
Meja operasi 10.000-20.000 Warna Cahaya
sejuk atau sedang
tanpa bayangan
Anestesi pemulihan 300-500
Endoscopy,lab 75-100
Sinar
X Minimal 60
Koridor Minimal 100
Malam
Tangga Minimal 100 hari
Administrator/kantor Minimal 100
Ruang alat/gudang Minimal 200
Farmasi Minimal 200
Dapur Minimal 200
Ruang cuci Minimal 100
Toilet Minimal 100
Ruang isolasi khusus 0,1-0,5 Warna cahaya
penyakit tetanus Biru
Ruang luka bakar 100-200

3) Persyaratan kebisingan berdasarkan Kepmenkes RI No.

1204/SK/X/2004 adalah :

No Ruangan atau unit Maksimum kebisingan


(waktu pemaparan 8 jam
dan satuan dBA)
1 Ruang pasien
Saat tidak tidur 45
Saat tidur 40
2 Ruang operasi, umum 45
3 Anestesi, pemulihan 45
4 Endoskopi, 65
laboratorium
5 Sinar X 40
6 Koridor 40
7 Tangga 45
8 Kantor/loby 45
9 Ruang alat/gudang 45
10 Farmasi 45
11 Dapur 78
12 Ruang cuci 78
13 Ruang isolasi 40
14 Ruang Poli Gigi 80
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Kegiatan Pengamatan dan Hasil
1. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Dari setiap variabel yang tersedia semuanya memenuhi komponen yang
dinilai
Konstruksi bangunan, pintu, lantai, dinding, atap, ventilasi, langit-langit,
kontruksi balkon beranda dan talang, pagar, taman dan tempat parkir,
jaringan instalasi dan saluran air limbah yang berada dirumah sakit ini
sesuai dengan syarat permenkes.
2. Ruang Bangunan
Dari setiap variabel yang tersedia semuanya memenuhi komponen yang
dinilai bobotnya
Tersedia ruang perawatan, ruang kebidanan, ruang gizi, ruang operasi,
ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang radiologi, ruang mayat, toilet
dan kamar mandi.
3. Penyehatan makanan dan minuman
Setiap variabel yang tersedia semuanya memenuhi komponen yang dinilai
Pengolahan makanan dan minuman pada instalai gizi dibagi menjadi 2,
yaitu pengolahan untuk pasien kelas VIP dan pasien bangsal. Alur dalam
instalasi gizi adalah penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan
makanan, pengolahan bahan makanan, penyimpanan makanan jadi,
pengemasan dan distribusi.
4. Penyehatan air
Dari segi kuantitasnya memenuhi komponen yang dinilai, kualitas secara
fisik baik, dan sarananya dari PDAM.
5. Pengelolaan limbah
Setiap variabel yang tersedia semuanya memenuhi komponen yang dinilai
Limbah cair medis diolah menggunakan IPAL sementara limbah padat
medis akan dikumpulkan kemudian akan dibakar menggunakan
incenerator.
6. Tempat pencucian linen
Semuanya memenuhi komponen yang dinilai
Dalam tempat pencucian linen dibagi menjadi 2 ruang, yaitu dirty area dan
clean area. Linen kotor diantarkan oleh petugas bangsal menuju tempat
pencucian. Linen bersih akan diambil kembali oleh petugas pada saat akan
mengganti sprei dan lain-lain.
7. Pengendalian serangga dan tikus
Memenuhi komponen yang dinilai
Pengendalian serangga dan binatang pengganggu dilaksanakan
berdasarkan permintaan dari unit yang melapor terjadinya gangguan akibat
serangga dan binatang pengganggu. Untuk menentukan tindakan yang
akan dilakukan perlu survey terlebih dahulu.
8. Dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi
Memenuhi komponen yang dinilai
Desinfeksi ruangan dilaksanakan apabila ada permintaan dari unit-unit
yang membutuhkan desinfeksi ruang.
9. Pengamanan radiasi
Memenuhi komponen yang dinilai
Jika akan menggunakan peralatan yang memancarkn radiasi harus ada izin
terlebih dahulu sebelum menggunakannya
10. Penyuluhan kesehatan lingkungan
Semuanya memenuhi komponen yang dinilai
Dilakukan oleh petugas sanitasi yang berada di Rumah Sakit, lebih banyak
dilakukan kepada karyawan dan pegawai yang berada di Rumah Sakit.
11. Instansi sanitasi rumh sakit
Memenuhi komponen yang dinilai
Dipimpin oleh tenaga teknis yang sudah mengikuti pelatihan sanitasi RS
dan juga memiliki ijazah dibidang kesehatan lingkungan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesehatan lingkungan rumah sakit
Pada saat melakukan pengambilan data sanitasi di Rumah Sakit Angkatan Laut
(AL), dari variabel kesehatan lingkungan rumah sakit lantainya memenuhi komponen
yang dinilai yang kurang hanya pertemuan lantai dan dinding tidak berbentuk conus
harusnya berbentuk conus agar mudah dibersihkan.
B. Ruang Bangunan
1. Ruang perawatan
 rasio tempat tidur dengan kamar mandi tidak sesuai dengan komponen yang
dinilai ( 1-10 tt/kamar) tempat tidurnya lebih dari 10
 pencahayaan dalam ruangan 100 lux
 suhu dalam ruangan 32,0°C
 kelembabannya 62%, kebisingan 66 db
 Pencahayaannya sesuai dengan syarat permenkes suhunya tidak sesuai dengan
syarat permenkes jadi digunakan kipas angin dalam ruangan sebanyak 4 buah
kipas angin, kelembabannya tidak sesuai dengan syarat permenkes jadi
digunakan kipas angin, kebisingannya tidak sesuai dengan syarat permenkes
harusnya dibawah 45 db.
2. Lingkungan Rumah Sakit
 bebas dari rokok
 penerangan intensitasnya cukup
 tersedia saluran air limbah dan drainasenya lancar
3. Ruang operasinya
 Pintu dalam keadaan tertutup
 Langit-langit tidak bercelah
 Tinggi langit-langit dari lantai 2,7 meter.
4. Ruang Sterilisasi
 pintu masuk terpisah dengan pintu keluar
 tersedia ruangan khusus.
5. Ruang radiologi
 dinding dan daun pintu dilapisi timah hitam
 kaca jendela menggunakan kaca timah hitam.
6. Ruang mayat
 dinding diapisi porselin/keramik
 terletak dekat dengan laboratorium
 jauh dari ruang pemeriksaan
 dilengkapi dengan saluran pembuangan air limbah
 mudah dicapai dari ruang perawatan UGD dan ruang operasi
 tersedia meja untuk memandikan mayat.
7. Toilet dan kamar mandi
 toilet tersedia pada tiap ruangan
 letaknya tidak berhubungan langsung dengan dapur kamar operasi dan
ruangan khusus lainnya
 kamar mandi dan toilet untuk pria dan wanita terpisah
 lubang penghawaannya berhubungan langsung dengan udara luar.
8. Ruang laboratorium
 dinding tidak terbuat dari porselin/keramik setinggi 1,5 m dari lantai
 lantai dan meja kerjanya tidak tahan terhadap bahan kimia dan getaran
 tidak tersedia toilet dan kamar mandi didalam ruangan laboratorium
 kebisingannya 67 db tidak sesuai dengan syarat permenkes yaitu
dibawah 65 db.
9. Ruang pendingin
 suhunya 31°C tidak sesuai dengan syarat permenkes yaitu -10°C s/d
5°C
 tidak dilengkapi dengan rak untuk menyimpan makanan dengan tinggi
20-25 cm makanannya ditaruh diatas meja setelah selesai dimasak.
C. Penyehatan makanan dan minuman
Kondisi bahan makanan secara fisik memenuhi syarat, bersih terlindung dari debu,
bebas dari gangguan serangga dan tikus.
D. Penyehatan Air
Dari segi kuantitasnya baik karena air yang disediakan lebih dari cukup, air yang
digunakan berasal dari PDAM
E. Pengelolaan limbah
Pengelolaan limbah padat infeksius, citotoksis, dan farmasi dimusnahkan dengan
insenerator, limbahnya ditampung dekat incinerator kemudian akan dibakar pada jam
yang sudah ditentukan. Limbah, domestik dibuang ke TPA yang ditetapkan PEMDA,
Pengelolaan limbah cair dilakukan pengelolaan melalui instalasi pengelolaan air
limbah.
F. Tempat Pencucian linen
Dalam ruangan pencucian tersedia dua kamar yang satu untuk linen kotor dan
satunya lagi untuk linen bersih linen kotor akan diantar oleh petugas bangsal dan akan
diambil juga oleh petugas bangsal, linen dicuci setiap hari atau setiap ada pengantaran
dari petugas bangsal langsung dicuci.
G. Pengendalian Serangga dan Tikus
Dari konstruksi bangunan, tempat penampungan airnya tidak memungkinkan
tempat berkembang vector ataupun serangga, dan juga pengendalian serangga dan
binatang pengganggu dilaksanakan berdasarkan permintaan dari unit yang melapor
jika terjadi gangguan akibat serangga dan binatang pengganggu.
H. Dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi
Dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi mengunakan peralatan
sterilisasi uap (autoclave) ruang operasi setelah dipakai disterilisasi, apabila ada unit
atau ruangan yang memerlukan desinfeksi maka akan segera dilakukan.
I. Pengamanan radiasi
Tebal bahan perlindungan pada masing-masing ruangan berdasarkan jenis dan
energy radiasi, aktivitas dan dimensi sumber radiasi serta sifat bahan pelindung sesuai
peraturan yang berlaku. Jika menggunakan peralatan yang memancarkan radiasi harus
ada izin untuk menggunakan alat tersebut.
J. Penyuluhan Kesehatan lingkungan
Dilakukan oleh petugas sanitasi yang berada di Rumah Sakit, lebih banyak
dilakukan kepada karyawan dan pegawai yang berada di Rumah Sakit dan juga
kepada pasien.
K. Unit/Instansi Sanitasi Rumah Sakit
Dipimpin oleh tenaga teknis yang sudah mengikuti pelatihan sanitasi RS dan
juga memiliki ijazah dibidang kesehatan lingkungan.
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
setelah melakukan pengambilan data di rumah sakit angkatan laut kami
menyimpulkan bahwa rumah sakit tersebut memiliki:
1. Kesehatan lingkungan rumah sakit tidak memenuhi syarat permenkes
karena ada satu komponen yang tidak tersedia
2. Ruang dan bangunan memenuhi syarat permenkes
3. Penyehatan makanan dan minuman tidak memenuhi syarat permenkes
4. Penyehatan air memenuhi syarat permenkes
5. Pengelolaan limbah rumah sakit tidak memenuhi syarat permenkes
6. Tempat pencucian linen memenuhi syarat permenkes
7. Pengendalian serangga dan tikus memenuhi syarat permenkes
8. Dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi memenuhi syarat
permenkes
9. Pengamanan radiasi memenuhi syarat permenkes
B. Saran
Saran dari kami sebaiknya dinding rumah sakit dibuat conus agar
mudah dibersihkan, menyiapkan tempat sampah ditempat parkir,
menyediakan tudung makanan agar makanan setelah diolah langung
masukan dalam tudung agar terhindar dari serangga, sebaiknya incinerator
dibuat jauh dari ruangan-ruangan rumah sakit agar pada saat digunakan tidak
menyebabkan gangguan pernapasan dan gangguan kesehatan lain pada
pasien.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai