Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pendahuluan Kehamilan

A. Definisi
Ada beberapa definisi kehamilan yang berasal dan berbagai sumber, beberapa
diantaranya adalah:
1. Kehamilan adalah keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh setelah
penyentuhan sel telur dengan spermatozoa (Kamus Dorland, 1994). Kehamilan
adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi
secara alami mrnghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Depkes RI,
1995).
2. Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi
kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam melakukan
asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada
indikasi (Sulistyawati, 2009). Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali
dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian
bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan
bertumbuh (BKKBN, 2008).
3. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam buku Ilmu Kebidanan
(2009; h. 213), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan
dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Kehamilan
normal berlangsung selama 280 hari (atau 40 minggu atau 9 bulan 10 hari), yang
perhitungannya dimulai dari hari pertama haid terakhir) (Christian & Narulita
2006, h.18).
4. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008). Kehamilan
merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa
pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika,
2009). Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Sarwono, 2008).
B. Etiologi
Suatu kehamilan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut yaitu :
1. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter kurang lebih 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkaran oleh zona pellusida
oleh kromosom radiate.
2. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor
yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
3. Konsepsi
Suatu peristiwa penyatuan sperma dan ovum di tuba fallopi.
4. Nidasi
Masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi di dalam endometrium.
5. Plasentasi
Alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukaran zat antara ibu
dan anaknya dan sebaliknya.
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu :
a. Triwulan I antara 0-12 minggu
b. Triwulan II antara 12-28 minggu
c. Triwulan III antara 28-40 minggu
(Mochtar, 2010 : 17)
C. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur,
waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani
(sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan
sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling
mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas). Ovum yang telah dibuahi ini
segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim,
peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan
waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus
ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilitas),
nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum) Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum
terjadi di geneta-bridge.
2. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di
tuba pallofi.
4. Nidasi (implantasi )
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
Wanita yang mengalami kehamilan akan mengalami beberapa perubahan
dalam fisik. Perubahan fisik awal kehamilan ini meskipun terjadi pada banyak
bagian tubuh, tapi masih dalam skala kecil. Perubahan ini secara sekilas
mungkin tidak terlihat, kecuali memang benar-benar diperhatikan. Perubahan
fisik yang dialami oleh wanita hamil terjadi karena perubahan system
gastrointestinal dan system endokrin. Kedua system tersebut akan merubah
beberapa hormone menjadi meningkat seperti hormone estrogen dan
progesterone, sehingga meningkatnya hormone tersebut akan menyebabkan
menurunnya hormon HCL dan sebagian besar wanita hamil pada tahap awal
akan mengalami mual dan muntah. Pada tahap awal kehamilan ini wanita
harus tetap menjaga pola makannya, apabila wanita hamil tidak mampu
menahan pola makan dengan keadaan mual dan muntah maka akan
menyebakan terganggung kebutuhan nutrisi pada janin dan itu akan
menyebabkan resiko terjadinya premature pada bayi. Selain itu wanita yang
pertama mengalami kehamilan akan mengalami gangguan pada psikologisnya,
terutama pada wanita yang tidak mengharapkan kehamilan tersebut maka ia
akan mengalami stress dan kemungkinan besar akan melalukan hal yang tidak
diinginkan seperti menggugurkan kandungannya. Sehingga seluruh wanita
yang akan menjadi seorang ibu harus mengetahui terlebih dahulu apa saja
yang akan terjadi dan apa yang harus ia lakukan saat ia hamil nanti.
D. Pathway

Spermatozoa + ovum

Kehamilan

Gangguan psikologis gangguan fisik

Kehamilan tdk diharapkan system gastrointestinal system endokrin

Stress peningkatan peningkatan peningkatan HCL


Estrogen progesterone
Penurunan system
Parasimpatis penurunan produksi
HCL

Mual & muntah


Mual & muntah

Penurunan status kesehatan penurunan nafsu makan lambung kosong

Kurangnya tentang perawatan hospital produksi HCT menurun


Perawatan hiperemesis
Gravidanum ansietas penurunan berat badan penurunan tonus otot halus

Kurang informasi hospitalisasi nutrisi kurang dari penurunan peristaltic usus


Kebutuhan tubuh.
Kurang pengetahuan Gangguan pola
Tidur konstipasi
E. Komplikasi
1. Komplikasi kehamilan trimester I
a. Mual muntah berlebihan
Mual muntah adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester I. mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-
60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi
lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar
hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual
muntahnya yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-
hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan ini
disebut hiperemisis gravidarum. Mual muntah dapat diatasi dengan makan
sedikit tapi sering, hindari makanan yang susah dicerna, jaga masukan cairan,
selangi makanan berkuah dengan makanan ringan, istirahat cukup dan hindari
hal-hal yang membuat mual.
b. Perdarahan pervagina
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada
masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan
kehamilan dapat berupa abortus, kehamilan mola dan kehamilan ektopik.
Macam-macam perdarahan pervaginam yaitu :
(a) Abortus
adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan.
(b) Abortus inkomplit
adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal didalam serviks. Pada
pemeriksaan vaginam, kanalis servikals terbuka dan jaringan dapat diraba
dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostinum uteri
eksternum.
(c) Abortus komplit
adalah semua hasil konsepsi sudah keluar, ditemukan perdarahan sedikit,
ostium uteri telah menutup dan uterus sudah mulai mengecil.
(d) Missed abortion
adalah keadaan dimana jani sudah mati tetapi tetap ada dalam rahim dan
tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganannya berikan obat
dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dapat dikeluarkan kalau
tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase, hendaknya juga diberikan
uterotonika dan antibiotika.
2. Komplikasi pada trimester ke II
a. Hiperemesis gravidium
Adalah mual muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala mual dan
muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun,
ketika hal ini masih terjadi berarti ibu hamil mengalami komplikasi
kehamilan. Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan
resiko keracunan kehamilan (pre-eklampsia). Selain itu juga rentan mengalami
gangguan berupa plasenta yang lepas dari dinding rahim. Jika komplikasi ini
terjadi, ibu hamil harus menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa
mual dan muntah.
b. Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau radang
gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar
hormone pregesteron yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini gusi
menjadi lebih sensitive ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi lebih
sensitive perdarahan juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut
mendapatkan suplai darah yang lebih banyak.
c. Diabetes gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya dalah ibu sering lapar,
haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila
menemui tanda-tanda itu segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan
kabur dan gatal-gatal juga merupakan salah satu tandanya.
d. Tekanan darah tinggi
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada
janin, namun kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-
larut.
3. Komplikasi kehamilan trimester III
a. Plasenta previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ketiga.
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila ini
terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang
terjadi secara perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-tiba, karena itu ibu
hamil bias langsung shock dan lemas.
b. Sakit kepala hebat
Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu terjadi
karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat. Biasanya, sakit kepala
tersebut hilang dengan sendirinya setelah beristirahat.
c. Anggota tubuh bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester ketiga yang mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota badan tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak
juga biasa terjadi pada ibu hamil. Namun, waspadalah jika pembengkakan
tersebut tidak hilang setelah beristirahat. Pembengkakan atau dalam bahasa
medisnya disebut edema adalah penimbunan cairan yang yang berlebihan di
dalam tubuh. Pembengkakan pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang
inilah yang menunjukkan tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena
gagal jantung atau anemia.
d. Ketuban pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya dapat terjadi pada ibu yang sedang
hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan air dari vagina
dengan aroma berbau amis dan tidak seperti bau ammonia dengan cirri-ciri
pucat dan bergaris warna merah.
F. Diagnosa keperawatan
1. Mual b/d kehamilan
2. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurang asupan
makanan
G. Rencana keperawatan
Tgl / Dx NOC NIC Rasional Ttd
jam Keperawatan
22/0 Mual b/d Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Mengidentifikasi
1/18 kehamilan tindakan pengkajian keefektifan
keperawatan lengkap rasa mual intervensi yang
08.0
selama 3x24 jam termasuk diberikan
0 mual dapat diatasi frekuensi, durasi, 2. Mengidentifikasi
dengan criteria tingkat mual, dan pengaruh mual
hasil : faktor yang terhadap kualitas
menyebabkan hidup pasien.
1. Pasien pasien mual. 3. Memenuhi
mengataka 2. Evaluasi efek mual kebutuhan nutrisi
n tidak terhadap nafsu pasien dan
mual makan pasien, menegah mual
2. Pasien aktivitas sehari- 4. Untuk
mengataka hari, dan pola tidur menghindari
n tidak pasien terjadinya mual
muntah 3. Ajnurkan makan 5. Untuk
3. Tidak ada sedikit tapi sering menghindari efek
peningkat dan dalam keadaan mual
an sekresi hangat 6. Membantu
saliva 4. Anjurkan pasien mengurangi efek
mengurangi mual dan
jumlah makanan menegah muntah
yang bisa 7. Menurangi mual
menimbulkan dengan aksi
mual. sentralnya pada
5. Berikan istirahat hipotalamus
dan tidur yang
adekuat untuk
mengurangi mual
6. Lakukan
akupresure point
P6 3 jari dibawah
pergelangan
tangan pasien.
Lakukan selama 2-
3 menit setiap 2
jam selama
kemoterapi.
7. Kolaborasi
pemberian
antiemetik :
ondansentron 4 mg
IV jika mual

22/0 Kekurangan Setelah dilakukan 1. Kaji kondisi status 1. Pengeluaran


1/17 volume tindakan hemodinamik cairan peroral
08.0 cairan b/d keperawatan klien sebagai akibat
5 kehilangan selama 3x24 jam 2. Ukur intake dan hiperemesis
cairan aktif diharapkan output klien setiap gravidarum
volume hari memiliki
kebutuhan cairan 3. Evaluasi status karakteristik
dapat terpenuhi hemodinak pasien bervariasi
dengan criteria setiap hari 2. Jumlah cairan
hasil : 4. Kolaborasi ditentukan dari
1. Tidak pmberian jumlah kebutuhan
terjadi sejumkah cairan harian ditambah
mual dan pengganti harian dengan jumlah
muntah sesuai indikasi cairan yang
2. Intake dan hilang peroral
output 3. Penilaian dapat
seimbang dilakukan secara
baik harian melalui
jumlah pemeriksaan
maupun fisik.
kualitasny 4. Meningkatkan
a kebutuhan cairan
3. Turgor klien secara
kulit baik optimal
Ketidakseim Setelah dilakukan 1. Kaji status nutrisi 1. Untuk
bangan tindakan klien mengetahui
nutrisi keperawatan 2. Hidangkan keadaan klien
kurang dari Selma 3x24 jam makanan dalam 2. Untuk
kebutuhan kebutuhan nutrisi porsi kecil dan menghindari rasa
tubuh b/d klien terpenuhi hangat mual klien
kurang optimal dengan 3. Berikan makanan 3. Dengan
asupan criteria hasil : sedikit dalam porsi memberikan
makanan 1. Klien sering makanan dalam
tidak 4. Kolaborasi dalam porsi kecil
mengalam pemberian anti diharapkan nutrisi
i mual dan mual sesuai akan terpenuhi
muntah indikasi. dan makanan
2. Nafsu 5. Berikan makanan yang hangat dapat
makan yang tidak menambah nafsu
klien berlemak dan makan klien
meningkat berminyak. 4. Antiemetic
dan porsi bertujuan untuk
makan mengurangi mual
dihabiskan dan memenuhi
3. BB dan kebutuhan serta
TB membantu dalam
seimbang. proses
penyembuhan
5. Makanan yang
tidak berlemak
dan berminyak
mengurangi
rangsangan
saluran
pencernaan
sehingga
diharapkan mual
dan muntah
berkurang

Anda mungkin juga menyukai