Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RENCANA JUDUL

PEMANFAATAN AUGMENTED REALITY PADA PENCARIAN RUTE


BANGUNAN BERSEJARAH KOTA MEDAN KESAWAN DAN MEDAN
MAIMUN

EGIE YOGA PRADANA


141402140

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
1.1. Latar Belakang
Kota Medan adalah sebuah ibukota yang terletak di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota
Medan merupakan salah satu kota yang memiliki sejarah dan peninggalan warisan budaya yang
sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Peninggalan warisan budaya yang masih dilestarikan
dan masih bertahan salah satunya dapat kita lihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang
masih berdiri di kota Medan. Dengan adanya bangunan-bangunan bersejarah ini diharapkan
menjadi objek wisata yang dapat menarik minat para masyarakat dan khususnya para
wisatawan yang berkunjung ke kota Medan. Bangunan bersejarah yang dapat ditemukan di
kawasan inti Kota Medan, sedikitnya terdapat 40 objek bangunan peninggalan sejarah dan
budaya (Heritage) yang dapat di temukan di Kota Medan, mengingat lokasi bangunan-
bangunan bersejarah tersebut sangat berdekatan ditinjau dari aksesibilitas menuju kawasan
bangunan bersejarah tersebut (Surapatih, 2014). Beberapa diantaranya seperti Masjid Raya Al-
Mashun, Istana Maimun, Rumah Tjong Afie, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi, dan
lain-lain. Mengingat untuk saat ini pihak pemerintahan maupun pihak terkait masih dirasa
kurang dalam pengenalan informasi bangunan bersejarah dan juga letak bangunan bersejarah
yang tersebar di berbagai lokasi, menyebabkan hanya segelintir masyarakat dan para
wisatawan yang mengetahui rute dari bangunan bersejarah tersebut.
Perkembangan teknologi saat ini memiliki kemajuan yang sangat pesat, khususnya
teknologi dibidang pemetaan dan pencarian rute yang sudah didukung oleh perangkat mobile.
Pada perangkat mobile sudah ditanamkan beberapa teknologi untuk mendukung suatu sistem
pemetaan, salah satunya adalah GPS (Global Positioning System). GPS (Global Positioning
System) merupakan suatu sistem navigasi yang menggunakan satellite untuk penentuan suatu
posisi. Untuk saat ini sudah banyak sekali aplikasi pemetaan untuk pencarian rute yang
menggunakan GPS pada perangkat mobile diantaranya Google Maps, Google Earth, Waze,
Here Maps, dan lain-lain. Walaupun banyak aplikasi yang memudahkan pengguna dalam
pencarian rute, masih saja ada masalah yang ditemui yaitu tidak semua pengguna dapat
membaca peta, baik itu peta berbentuk fisik maupun peta digital. Mereka mengalami kesulitan
dalam pencarian lokasi maupun rute karena kurangnya kemampuan dalam memahami petunjuk
dan arah dalam membaca suatu peta, apalagi mereka yang baru pertama kali berkunjung ke
sebuah tempat.
Augmented Reality adalah teknologi yang manambahkan atau menggabungkan benda
virtual dua dimensi maupun tiga dimensi kedalam dunia nyata dan memproyeksikan benda
virtual tersebut secara real time. Teknologi Augmented Reality bertujuan untuk memberikan
informasi kepada pengguna secara jelas, interaktif, dan real time. Pemanfaatan teknologi
Augmented Reality digunakan pada berbagai bidang, diantaranya bidang kesehatan, militer,
hiburan, navigasi, dan lain-lain. Teknologi Augmented Reality dapat digabungkan dengan
teknologi pemetaan yang ada pada perangkat mobile saat ini seperti teknologi GPS, kamera
dan beberapa sensor yang berguna dalam mendukung sistem pemetaan pada perangkat mobile.
Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengetahui informasi lokasi maupun rute secara lebih
nyata, interaktif dan mudah dipahami dengan lansung mengarahkan kamera ke lokasi melalui
perangkat mobile.
Beberapa penelitian pernah dilakukan terkait dengan Augmented Reality, salah satunya
adalah yang dilakukan oleh Sung Hyun Jang dan Andrew Hudson Smith, mereka mambangun
tiga skenario dari penggunaan AR interface dalam sistem navigasi untuk pejalan kaki yang
mereka buat. Skenario pertama, interface sistem navigasi AR dilengkapi navigasi konvensional
yang menggunakan peta 2D. Lalu untuk skenario kedua, interface sistem navigasi AR
mengimplementasikan secara efisien berbagai area tertentu seperti kampus, pusat perbelanjaan,
taman hiburan dan sebagainya. Dan scenario ketiga sistem navigasi AR ini dapat menyarankan
berbagai kemungkinan rute secara real time kepada pengguna.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengajukan penelitian untuk
melakukan pengembangan sebuah aplikasi berbasis mobile Android yang dapat membantu para
masyarakat dan wisatawan dalam mencari lokasi maupun rute bangunan bersejarah kota Medan
dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality dengan judul “Pemanfaatan Augmented
Reality Pada Pencarian Rute Bangunan Bersejarah Kota Medan Kesawan Dan Medan
Maimun”.

1.2. Rumusan Masalah


Untuk saat ini para pengguna lebih sering menggunakan aplikasi peta digital dalam
menentukan rute yang diinginkan. Namun aplikasi tersebut hanya menampilkan informasi
berupa text dan gambar tanpa adanya interaksi langsung pengguna dengan dunia nyata. Hal ini
membuat beberapa pengguna masih kebingungan dalam menentukan rute, apalagi untuk orang
yang kurang paham dalam membaca suatu peta dan juga orang yang baru pertama kali datang
ke kota tersebut. Maka dari itu, diperlukan pendekatan dalam memperoleh informasi pencarian
rute bangunan bersejarah kota Medan secara lebih nyata, interaktif, dan mudah dipahami
dengan memanfaatkan teknologi Augmeted Reality.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti membuat batasan masalah untuk menghindari
perluasan ruang lingkup permasalahan penelitian. Adapun batasan masalah dari penelitian
sebagai berikut :
1. Informasi rute bangunan bersejarah yang ditampilkan hanya untuk kota bagian Medan
Kesawan dan Medan Maimun saja.
2. Aplikasi ini hanya berjalan pada perangkat mobile berbasis Android yang memiliki
kamera, sensor accelerometer, sensor compass, dan GPS.
3. Aplikasi ini berfokus bagaimana penerapan Augmented Reality pada sistem aplikasi.
4. Aplikasi ini menggunakan metode Markerless Augmented Reality dengan teknik GPS
Based Tracking.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini untuk membantu para masyarakat maupun wisatawan yang kurang
paham dalam membaca suatu peta, baik peta berbentuk fisik maupun peta digital dan juga
untuk orang yang baru mengenal atau pertama kali datang ke kota Medan. Dengan menerapkan
teknologi Augmented Reality pada aplikasi pemetaan untuk pencarian rute bangunan bersejarah
kota Medan dengan langsung mengarahkan kamera ke lokasi melalui perangkat mobile.
Sehingga memungkinkan pengguna untuk mengetahui informasi lokasi maupun rute secara
lebih nyata, interaktif dan mudah dipahami dengan langsung melihat kearah layar perangkat
mobile.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai media informasi bagi masyarakat dan wisatawan untuk rute bangunan
bersejarah kota Medan.
2. Membantu pengguna yang kurang paham dalam membaca suatu peta.
3. Sebagai media promosi wisata kota Medan.
4. Sebagai referensi dalam penelitian dibidang Augmented Reality selanjutnya.

1.6. Metodologi Penelitian


Adapun tahapan - tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah :
1. Studi Literatur
Tahap untuk mencari dan mempelajari informasi yang berhubungan dengan Augmented
Reality, GPS, pemetaan, perangkat mobile Android, aplikasi mobile, dan data lokasi.
Informasi dapat dipelajari melalui buku, textbook, maupun internet sebagai referensi
dan sumber-sumber yang berkaitan dengan informasi tersebut.
2. Analisis Sistem
Tahap dilakukannya analisis dari studi literatur sebagai kebutuhan dalam
pengembangan dan pembangunan aplikasi Augmented Reality baik dari segi hardware
maupun software, penerapan metode dan data yang dibutuhkan.
3. Perancangan Sistem
Tahap dilakukannya perancangan sistem sesuai dengan hasil analisis permasalahan.
Pada penelitian ini, arsitektur umum dari perancangan sistem sebagai berikut :

Gambar 1. Arsitektur Sistem

Perancangan sistem sesuai Gambar 1 dapat digambarkan, bahwa aplikasi yang


dibangun menggunakan web server yang digunakan untuk manajemen data lokasi. Data
yang disimpan berupa data koordinat dan nama lokasi bangunan bersejarah. Sedangkan
pada aplikasi berbasis mobile yang merupakan aplikasi utama untuk memvisualisasikan
rute pada tampilan peta dua dimensi kedalam tampilan Augmented Reality. Gambar
arsitektur umum pada penelitian ini terdiri dari beberapa proses, berikut adalah
penjelasan proses-proses yang akan dilakukan pada penelitian ini :
1. Sensors dan Technology
Pada bagian ini ada beberapa sensor dan teknologi pada perangkat mobile yang
digunakan sebagai requirement untuk diproses pada AR Engine. Pertama camera,
bagian ini memiliki fungsi untuk menangkap tampilan lingkungan nyata dan juga
sebagai output untuk menampilkan tampilan Augmented Reality hasil randering
dari proses AR Engine. Kedua ada sensor accelerometer dan compass yang
digunakan sebagai orientation data untuk menentukan arah dan rotasi perangkat
mobile sesuai arahan user. Terakhir ada teknologi GPS yang digunakan sebagai
layanan untuk menentukan posisi user berdasarkan koordinat perangkat mobile.
2. Web Server
Selain aplikasi berbasis mobile, aplikasi juga akan dibangun berbasis web sebagai
web server yang digunakan untuk melakukan manajemen data lokasi bangunan
bersejarah yang berisi data nama dan koordinat lokasi yang terdapat pada database
server. Didalam web server juga ada web service yang bertujuan sebagai media
pertukaran data antara perangkat mobile dan database server yang dibangun
menggunakan REST API yang dikombinasikan dengan JSON.
3. Google Maps API
Google Maps API diperlukan untuk menampilkan peta dua dimensi pada aplikasi
perangkat mobile. Selain untuk menampilkan peta, Google Maps API juga
digunakan sebagai Routing Planning untuk menentukan rute terdekat ke bangunan
bersejarah. Routing Planning merupakan salah satu requirement yang dibutuhkan
AR Engine untuk diproses.
4. AR Engine
AR Engine merupakan bagian utama aplikasi yang memproses tampilan Augmented
Reality. Untuk memproses tampilan AR, GPS Based Tracking membutuhkan
beberapa requirement yang dibutukan yaitu data orientation yang didapatkan dari
sensor accelerometer dan compass, data tracking yang didapatkan dari teknologi
GPS, dan terakhir data rute. Rute yang digunakan akan dibagikan ke beberapa titik
koordinat sebagai acuan rute. Rute akan mengarah ke titik koordinat yang paling
dekat. Setelah itu semua requirement tadi akan dikalkulasi dan diproses lalu akan
dirander untuk mandapatkan objek Augmented Reality yang akan akan
digabungkan dengan tampilan lingkungan nyata yang ditangkap kamera agar
menghasilkan tarnpilan rute secara Augmented Reality. Dalam kalkulasi dan proses
randering akan berbeda pada setiap SDK AR yang digunakan.
5. Output
Pada tampilan akhir akan ditampilkan objek Augmented Reality berupa tanda panah
yang akan menunjukan arah sesuai rute yang sudah ditentukan user. Panah rute akan
menunjuk ke arah titik terdekat, jika sudah mencapai titik terdekat, maka objek
panah AR akan otomatis berganti arah ke titik panah terdekat selanjutnya.

1.7. Tinjauan Pustaka

1.7.1. Augmented Reality


Augmented Reality bertujuan untuk mengembangkan teknologi yang memperbolehkan
penggabungan secara real-time terhadap digital content yang dibuat oleh komputer dengan
dunia nyata. Augmented Reality memperbolehkan pengguna melihat objek maya dua dimensi
atau tiga dimensi yang diproyeksikan terhadap dunia nyata (Haller, 2007). User ataupun
pengguna didalam dunia nyata tidak dapat melihat objek maya dengan mata telanjang, untuk
mengidentifikasi objek dibutuhkan perantara berupa komputer dan kamera yang nantinya akan
menyisipkan objek maya ke dalam dunia nyata (Efendi, 2014).
Saat ini Augmented Reality memiliki dua metode yang dikembangkan, yaitu metode
Marker Based Tracking dan Markerless Augmented Reality. Berikut adalah penjelasan dari
kedua metode tersebut :
1. Marker Based Tracking
Marker merupakan ilustrasi hitam dan putih persegi dengan batas hitam tebal dan latar
belakang putih. Komputer akan mengenali posisi dan orientasi marker dan menciptakan
dunia virtual 3D yaitu titik (0,0,0) dan tiga sumbu yaitu (X, Y, Z).
2. Markerless Augmented Reality
Markerless memungkinkan kita untuk menggunakan marker tanpa bingkai hitam -
putih, dan memungkinkan kita untuk membuat ukuran marker sebebas-bebasnya tanpa
batasan (selama kamera masih bisa menangkap marker), dan markerless juga
memungkinkan kita untuk berkreasi dengan marker, tidak harus selalu kotak, dengan
markerless bisa berbentuk bulat, lonjong, dan bentuk lainnya. Untuk saat ini telah
dibuat berbagai macam teknik Markerless Tracking seperti Face Tracking, 3D Object
Tracking, Motion Tracking dan GPS Based Tracking.

1.7.2. Global Positioning System (GPS), Location Based Services (LBS), Point Of Interest
(POI)
GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi radio di seluruh dunia
yang memanfaatkan 24 satelit beserta stasiun bumi. Melalui sistem ini , bumi dibagi menjadi
kotak–kotak dengan masing-masing memiliki alamat yang unik sehingga dapat
mengidentifikasikan dengan tepat setiap lokasi tersebut (Bain, 2006). GPS dapat mengetahui
posisi objek yang diinginkannya seseorang dengan bantuan perangkat yang memiliki sensor
GPS di dalamnya. GPS bekerja ketika sejumlah satelit yang berada di orbit Bumi memancarkan
sinyalnya ke Bumi, kemudian sinyal tersebut ditangkap oleh sebuah alat penerima yang
nantinya diubah menjadi informasi berupa titik lokasi dari alat penerima tersebut. (Prasetyo,
2011).
LBS (Location Based Services) adalah layanan berbasis lokasi menggunakan teknologi
GPS (Global Positioning Service) dan Cell Based Location dari Google. LBS sendiri terdiri
dari beberapa komponen diantaranya mobile devices, communication network, position
component, dan service and content provider. Dengan adanya layanan LBS kita dapat
mengetahui posisi dimana kita berada, posisi orang lain dan posisi suatu tempat. Dalam
mengukur posisi, digunakan lintang dan bujur untuk menentukan lokasi geografis. Tetapi,
Android menyediakan geocoder yang mendukung forward dan reverse geocoding.
Menggunakan geocoder, kita dapat mengkonversi nilai lintang bujur menjadi alamat dunia
nyata atau sebaliknya (Abidin, 2016).
POI (Point of Interest) atau dapat disebut titik koordinat adalah lokasi titik tertentu yang
menunjukkan objek pada titik tersebut. Minimal POI memiliki titik latitude dan longitude.
Latitude merupakan garis lintang, sedangkan longitude merupakan garis bujur. Selain itu ada
juga altitude sebagai informasi tambahan berupa ketinggian dari objek tersebut (Prasetyo,
2011).

1.7.3. GPS Based Tracking


Pada metode markerless augmented reality telah dikembangkan teknik tracking yang
lebih diarahkan untuk perangkat mobile seperti smartphone, yaitu GPS Based Tracking. Teknik
ini membutuhkan teknologi GPS dan beberapa sensor pendukung lainnya yang sudah tertanam
pada smartphone. Teknik ini berguna seperti pemandu selayaknya fungsi pada GPS dan
dilengkapi dengan marker informasi arah yang dituju melalui implementasi augmented reality.
Teknik ini membutuhkan koneksi internet dan GPS pada smartphone, karena data yang ingin
diakses dari GPS memiliki akses langsung ke satelit agar dapat mendeteksi wilayah yang telah
dijadikan marker informasi pada Augmented Reality. Akses internet memiliki fungsi sebagai
pemanggilan data-data berupa latitude, longitude, serta informasi yang mendukung setiap
lokasi yang disimpan pada server sehingga beban ukuran aplikasi dapat diminimalisir
(Syahputra, 2015). Teknik GPS based tracking sebenarnya membutuhkan peran kompas dan
akselerometer sebagai pengatur ukuran layar secara horizontal dan vertikal agar marker lokasi
dapat dilihat ketika kamera handset berada posisi yang sesuai dengan lokasi tersebut. Namun
ketika handset tidak berada dalam sudut pandang lokasi tersebut maka marker tersebut tidak
akan tampak (Kim, 2014).

1.7.4. Google Maps API


Google Maps API merupakan salah satu Application Programming Interface (API)
yang dimiliki oleh Google. Google maps API adalah fungsi - fungsi pemrograman yang
disediakan oleh Google agar Google Maps bisa di integrasikan kedalam Web atau aplikasi yang
sedang kita buat. API ini memiliki fitur untuk melakukan aktivitas-aktivias yang berkaitan
dengan Google Maps, antara lain menampilkan peta, mencari rute terdekat antara dua tempat,
dan lain sebagainya. Google Maps API tersedia untuk platform android, iOS, web, dan juga
web service. Google maps API bisa dipakai secara gratis, tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
lisensi. Hanya saja, request peta maksimal yang diperbolehkan hanya 2500 request/perhari.
Jika lebih dari itu, harus membeli lisensi Google Maps API for Bisnis.
Dalam pengerjaan aplikasi ini, digunakan dua macam API, yaitu Google Maps Android
API untuk menampilkan peta pada layout android serta menangani interaksi dengan peta pada
android dan Google Maps Javascript API untuk melakukan request rute terpendek ke server
milik Google berupa http request dengan format url sebagai berikut ”
https://maps.googleapis.com/maps/api/directions/ + params.” Return value dari Google Maps
Javascript API berupa string dengan format JSON yang berisi koordinat awal dan tujuan, rute,
dan maneuver (Imaduddin, 2016).

1.7.5. Perangkat Mobile


Perangkat mobile merupakan istilah umum pada semua jenis perangkat komputer yang
dapat digenggam. Perangkat mobile dalam perkembangannya sangat signifikan dibanding
dengan perangkat lainnya. Perangakat mobile sangat praktis dan leluasa digunakan pengguna
karena ukurannya yang kecil dan juga dapat digunakan dimanapun dan kapanpun. Perangkat
mobile sudah mengadopsi teknologi yang mampu mempermudah pekerjaan pengguna
sehingga penggunaan dan kebutuhan akan perangkat mobile semakin tinggi. Saat ini dalam
perkembangannya perangkat mobile tidak hanya sebatas alat komunikasi seperti hanphone
saja. Apalagi sudah banyak sekali bermunculan sistem operasi yang dikhusukan untuk perangat
mobile seperti Android, IOS, Blackbarry, serta Windows. Perangkat komputasi mobile yang
popular untuk saat ini beberapa diantaranya seperti laptop, notebook, smartphone, tablet,
smartwatch dan lainnya.
1.7.6. Android
Android adalah software untuk perangkat mobile yang mencakup sistem operasi,
middleware dan aplikasi kunci. Pengembangan aplikasi pada platform Android menggunakan
bahasa pemrograman Java. Serangkaian aplikasi inti Android antara lain klien email, program
SMS, kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain. Dengan menyediakan sebuah platform
pengembangan yang terbuka, pengembang Android menawarkan kemampuan untuk
membangun aplikasi yang sangat kaya dan inovatif. Pengembang bebas untuk mengambil
keuntungan dari perangkat keras, akses informasi lokasi, menjalankan background services,
mengatur alarm, tambahkan pemberitahuan ke status bar, dan banyak lagi. Android bergantung
pada versi Linux 2.6 untuk layanan sistem inti seperti keamanan, manajemen memori,
manajemen proses, network stack, dan model driver. Kernel juga bertindak sebagai lapisan
abstraksi antara hardware dan seluruh software stack (Efendy, 2014).

1.8. Penelitian Terdahulu


Nama Tahun Judul Keterangan
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
N Syahputra et al 2017 Augmented Reality for Mengimplementasikan
Searching Potential Augmented Reality (AR)
Assets in Medan using untuk aplikasi pencarian
GPS based Tracking lokasi asset potensial kota
menggunakan perangkat GPS
yang menjadikan koordinat
smartphone pengguna
sebagai marker
Jorge Joo Nagata et 2016 Virtual Heritage of the Mengimplementasikan
al Territory: Design and Augmented Reality pada
Implementation of perangkat mobile (tablet)
Educational Resources berbasis IOS untuk
in Augmented Reality menampilkan bangunan
and Mobile Pedestrian warisan budaya kota
Navigation Salamanca dan sebagai
sistem navigasi (sistem
navigasi biasa, belum
mengimplementasikan AR)
Imaduddin Al Fikri 2016 Aplikasi Navigasi Membuat aplikasi yang dapat
et al Berbasis Perangkat menunjukkan rute dan tempat
Bergerak dengan yang akan dituju pada
Menggunakan lingkungan ITS dalam
Platform Wikitude tampilan Augmented Reality,
untuk Studi Kasus menggunakan GPS sebagai
Lingkungan ITS marker dan Wikitude SDK
dalam pengembangan AR.
Kaixu LIU et al 2016 XYZ Indoor Sistem navigasi indoor dan
Navigation Through menampilkan label fasilitas
Augmented Reality : kampus 2D berbasis AR.
Are Search In
Progress
Daniel Pacheco et al 2015 A Location-Based Membuat aplikasi
Augmented Reality Augmented Reality berbasis
System for the Spatial lokasi untuk eksplorasi dan
Interaction with visualisasi rekonstruksi 3D
Historical Datasets bangunan bersejarah dengan
memanfaatkan geolocation
sebagai marker
Daftar Pustaka

Surapati, Syarifuddin. 2014. Sejarah Bangunan-Bangunan Bersejarah Sebagai Sumber


Pembelajaran Sejarah Di Kota Medan. Medan: Universitas Negeri Medan.

Syahputra, Nugroho et al. 2017. Augmented Reality for Searching Potential Assets in Medan
using GPS based Tracking. IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 801 (2017)
012010.

Alfon, Eric et al. 2012. Perancangan Dan Implementasi Sistem Navigasi Berbasis Augmented
Reality Pada Smartphone. IT Telkom Journal on ICT. Vol. 1 nomor 1, Maret 2012.

Haller, Michael et al. 2007. Emerging Technologies of Augmented Reality: Interfaces and
Design. Hershey: Idea Group Publishing.

Efendi, Ilham. 2014. Pengertian Augmented Reality(AR). Diambil dari: https://www.it-


jurnal.com/pengertian-augmented-realityar/. (2 April 2018)

Siswanti, Sri Desy dan Tipyan. 2016. Tracking Markerless Augmented Reality Untuk Design
Furniture Room. UNSRI: Prosiding ANNUAL RESEARCH SEMINAR 2016. Vol 2 nomor 1,
Desember 2016.

Bain, K. 2006. Pembuatan location based service dengan metode cell global identity dan
timing advance untuk sistem layanan informasi pada mobile seluler. Jurnal Kursor 2(2): 355-
385.

Imaduddin, Al Fikri et al. 2016. Aplikasi Navigasi Berbasis Perangkat Bergerak dengan
Menggunakan Platform Wikitude untuk Studi Kasus Lingkungan ITS. JURNAL TEKNIK ITS
Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print).

Prasetyo, Eko. 2011. Program Aplikasi Gps Dan Gis Untuk Mencari Lokasi Dan Jarak Spbu
Di Tangerang Selatan Dengan Peta Dan Augmented Reality Camera-View Pada Perangkat
Bergerak Berbasis Android. Tanggerang: Universitas Gunadarma.

Kim, Y. & Kim, W. 2014. Implementation of augmented reality system for smartphone
advertisements. International Journal of Multimedia and Ubiquitous Engineering 9(2): 385-
392.
Abidin, Riswan. 2016. Pengertian Location Based Services (LBS) dan Komponennya. Diambil
dari: https://teknojurnal.com/pengertian-location-based-services-lbs-dan-komponennya/. (4
April 2018).

Efendy, Fajar. 2014. Android: Sistem Operasi Pada Smartphone. Diambil dari:
http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/7/Android--Sistem-Operasi-pada-
Smartphone.html. (4 April 2018).

Kaixu, LIU et al. 2016. XYZ Indoor Navigation Through Augmented Reality : are search in
progress. 2016 IEEE International Conference on Services Computing.

Nagata, Jorge Joo et al. 2016. Virtual Heritage of the Territory: Design and Implementation of
Educational Resources in Augmented Reality and Mobile Pedestrian Navigation. IEEE
REVISTA IBEROAMERICANA DE TECNOLOGIAS DEL APRENDIZAJE, VOL. 11, NO.
1, FEBRUARY 2016.

Pacheco, Daniel et al. 2015. A Location-Based Augmented Reality System for the Spatial
Interaction with Historical Datasets. Published 2015 in 2015 Digital Heritage

Anda mungkin juga menyukai