Disusun Oleh :
Kelompok 6
Nabilla Riskia Sukma (201421126)
Wilda Helmina Purba (201521027)
Zulfahmi Argian Pratama (201521032)
Kirfan Stevanly Bleskadit (201521041)
Latifah Meda Ferlita (201521101)
Farisy Jannah Ramadhanty (201521107)
Muhammad Akbar Hizbullah (201521114)
Pada awal pelaksanaan proyek, pengukuran awal yang baik termasuk survey lokasi dan
pematokan awal menentukan kelancaran pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang
sebaiknya diperhatikan dalam pengukuran awal, survey lokasi dan pematokan awal antara lain
diuraikan secara singkat pada bagian ini.
Selain itu perlu juga didokumentasikan kondisi tiap bangunan atau infrastruktur atau lereng alam
eksisting, serta dibuat laporan atau berita acara yang diserahkan ke Konsultan, Owner atau instansi
terkait, untuk data dan dasar jika terjadi permasalahan, misalnya tuduhan menimbulkan kerusakan
atau tuntutan untuk memperbaiki dan memasang kembali dari pihak lain supaya dapat diketahui
apakah memang kerusakan ditimbulkan karena pelaksanaan proyek atau sudah rusak sebelum
proyek dimulai.
1. kondisi tanah dan vegetasi serta konstruksi dan utilitas eksisting di lokasi proyek
2. bahaya alam (lereng yang mudah longsor, daerah sambaran petir, dsb)
3. kondisi lalu lintas serta manuver kendaraan di sekitar lokasi proyek
4. lokasi dan nomor telepon instansi penting (kantor pemerintahan dan kawasan yang
terdekat dengan lokasi proyek : kantor kelurahan atau kecamatan, kantor polisi, klinik
atau rumah sakit, kantor pemadam kebakaran, tempat ibadah, warung makan dan kios,
dsb)
5. kondisi sosial di sekitar lokasi proyek.
Hal ini dimaksudkan supaya tim Kontraktor dapat mengantisipasi segala kendala yang
mungkin timbul serta membuat persiapan pencegahannya, termasuk memberikan gambaran awal
yang baik untuk penempatan bangunan sementara termasuk akses dan jalan kerja yang diperlukan.
Kendala yang mungkin timbul antara lain : potensi kemacetan pada jam tertentu di jalan sekitar
proyek, adanya cekungan yang harus diperbaiki sebelum pelaksanaan konstruksi jalan di
proyek,dsb. Pengamatan ini juga berguna untuk menganalisa metoda kerja yang akan digunakan,
dalam kaitan aspek teknis maupun non teknis yangmungkin terjadi.
Walaupun pengamatan dan informasi ini pada umumnya telah dilakukan sebelum mengikuti
tender, lebih baik pada awal pelaksanaan, tim konstruksi melakukan pengamatan ulang supaya
diperoleh gambaran yang lebih jelas dan akutal termasuk jika informasi dari tim tender terdapat
kekurangan atau kurang jelas.
Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi bawah tanah untuk
perencanaan pondasi bangunan sipil. Penyelidikantanah harus mencapai kedalaman dimana tanah
memberikan daya dukungatau mengkontribusi penurunan akibat struktur yang akan
dibangun.Penyelidikan tanah mencakup antara lain, pengeboran tanah, pengambilancontoh tanah,
pengujian lapangan, pengujian laboratorium dan observasiair tanah. Kedalaman penyelidikan
tergantung pada jenis struktur, jenistanah, prakiraan jenis pondasi yang akandipakai
Penyelidikan tanah sangat penting untuk dilakukan, tujuan utama penyelidikan tanah
adalah untuk menentukan jenis dan kedalamanpondasi, untuk menentukan kondisi alamiah dan
lapisan tanah yang di tinjau, mengevaluasi beban-daya dukung pondasi, menentukan
potensialproblem misal : tanah ekspensif, tanah mudah longsor, (collapsible soil), memperkirakan
air tanah, memperkirakan tekanan tanah lateralmisalnnya untuk dinding penahan tanah, dan
menentukan cara pelaksanaannya (construction method).
Untuk dapat melakukan analisis Geoteknik (Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi) yang
benar dan baik, sangat diperlukan data-data tanah (soil test) bawah permukaan yang lengkap dan
akurat.Data-data ada yangdiperoleh langsung dari survey geoteknik lapangan dan ada yang
diperolehlangsung dari uji laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari bawah
permukaan melalui boring. Penyelidikan tanah dilapangan dapatberupa penggunan dan
interpretasi foto udara dan remote sensing, metodegeofisik, metode geolistrik, sumur uji (test pit)
pemboran (boring)(dangkal sampai dalam), uji penetrometer (uji sondir, Cone PenetrationTest –
CPT), uji Vane Shear Test, Pocket Penetometer Test, CaliforniaBearing Test (CBR) dan lain
lain.Pemboran tanah/boring dan sondir (CPT) adalah pekerjaan yangpaling umum dan akurat
untuk tanah berlempung dalam survey geotekniklapangan. Yang dimaksud dengan pemboran
tanah adalah membuat lubangkedalam tanah dengan menggunakan alat bor manual maupun alat
bormesin dengan tujuan :
1) Mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bor.
2) Untuk mengambil contoh tanah asli maupun tidak asli padakedalaman yang dikehendaki.
3) Untuk memasukkan alat uji penetrasi baku (StandartPenetration Test, SPT) pada
kedalaman yang dikehendaki.
4) Untuk memasukkan alat uji lainnya kedalam tanah yangdikehendaki, misalnya : uji
rembesan lapangan, uji vane shear,uji presuremeter, pengukuran tekanan air pori dan
lain-lain.
Para peneliti geoteknik telah banyak membuat studi tentang hasil SPTuntuk membuat
korelasi dengan hasil uji lapangan yang lain, denganberbagai sifat tanah, seperti jenis-jenis tanah
dan konsistensinya, dengan kekuatan geser tanah, parameter konsolidasi, relatif density, daya
dukung pondasi dangkal, daya dukung pondasi dalam, tiang bor dan lain-lain.
Pekerjaan sondir (Dutch Cone Penetration Test, CPT) merupakan alat penyelidikan tanah
yang sangat sederhana dan populer di Indonesia. Darialat sondir, memberikan tekanan konus (qc)
dan hambatan pelekat (fs)yang dapat dikorelasikan terhadap parameter tanah yang lain seperti
:undrained shear strength (Cu), kompressibilitas (Cc), elastisitas tanah (Es)dan dapat
memperkirakan jenis lapisan tanah dan parameter tanah lainnya.
Sampai sekarang ini, hasil uji sondir untuk tujuan-tujuan seperti :
1) Evaluasi kondisi tanah bawah permukaan di lapangan,stratigrafi (menduga struktur
lapisan tanah), klasifikasi lapisantanah, kekuatan lapisan tanah dan kedalaman lapisan
tanahkeras.
2) Menentukan lapisan tanah yang harus dibuang dan digantidengan tanah yang lebih baik
dan dipadatkan dan control kepadatan tanah timbunan.
3) Perencanaan pondasi dan perhitungan settlement.
4) Perencanaan stabilitas lereng galian atau timbunan dan lain-lain.
Penyelidikan tanah di laboratorium yang umum dilakukanadalah: sifat fisik tanah (w, e,
n, Gs, Sr), sifat plastisitas tanah (LL, PL,γ, PI, SL, SI, Ac,LI), sifat consolidasi tanah (mv, Cc,
Cr, Cs, Ca, Cv, Pc),sifat kuat kuat geser tanah (c, , c’ , ’ , Su, qu, St, Es), sifat copaction tanah
timbunan ( mak., OMC, CBR, Rd).
Hasil survei lapangan dan uji laboratorium tersebut dimaksudkan untuk dipakai sebagai
input disain pondasi, timbunan tanah dan rekayasa bangunan sipil bagian bawah, untuk lebih
mudah danpraktisnya kegunaan data tanah terhadap perencanaan pondasi dapat dibuat diagram
secara singkat sebagai berikut :
Hal ini bisa juga diperoleh dari survei sumur penduduk sekitarnya jika memungkinkan.
Kedalaman muka air tanah biasanya juga berbeda antara musim kering atau hujan. Kondisi lokasi
juga perlu diperhatikan apakah, daerah tapak tower terendam dalam keadaan banjir (musim hujan,
apakah ada banjir tahunan atau pada periode tertentu, seperti disawah atau rawa misalnya).
Proyeksi ketinggian banjir juga sedapat mungkin diketahui dan dicantumkan dalam laporan
penyelidikan. Dalam penyondiran informasi penting adalah lokasi tower/pole, setiap lokasi tapak
tower ditandai dengan marka dari beton yang berisikan nomer lokasi atau nomer tower, letak
marka ini adalah sebagai center peg (CP) danjangan sampai dipindahkan dari tempatnnya atau
terganggu oleh peralatan dan pekerja, pantangan penyondiran jangan dilakukan pada titik daerah
dimana terdapat jalur pipa listrik,gas atau air, karena dapat membahayakan keselamatan pekerja.
Penyelidikan dilakukan dengan membawa hasil (sample) dari pengeboran tanah untuk
dilakukan parameter nilai dari lapisan tanah seperti berat jenis triaxial dll. Tujuannya untuk
identifikasi tanah, identifikasi urutan lapisan, kedalaman, dan ketebalan tanah, kekuatantanah,
kepadatan dan sifat deformasi tanah. Untuk tanah yang tebal biasannya diambil beberapa sempel.
Kualitas sampel dinyatakan dalam kelas sampel.
Kualitas sampel dipengaruhi oleh :
1) Alat
2) Jenis tanah
3) Pelaksanaan pengambilan
4) Transportasi
5) Penyimpanan
6) Pengujian di laboratorium
7) Pelaksanaan pengujian
4. Trial Pits
Atau penggalian percobaan umumnnya dilakukan pada saat akan dimulai pekerjaan
konstruksi pondasi dangkal (shallow foundation). Penyelidikan ini dengan cara menggali lubang
min 1m x 1m x 1m kedalaman 2m-4m. biasannya digunakan untuk bangunan ringan seperti
gedung, dinding penahan, jalan raya.
5. Metode Geofisika
Metode Refraksi Seismik
a) Berdasarkan waktu tempuh (kecepatan) penjalaran gelombang seismic di bawah muka
bumi.
b) Banyak digunakan dalam industry minyak bumi
c) Dalam geologi teknik, digunakan dalam pengukuran diatas laut.
Berdasarkan penyelidikan tanah, tanah dibagi kedalam soil class, yang didasarkan pada:
1. Daya dukung tanah (allowable bearing capacity)
2. Kondisi letak air tanah (ground water condition) kering (dry) atau jenuh (submerged).
3. Sudut keruntuhan tanah (soil frustrum angel)
4. Kondisi lapisan bawah (ground layer condition) tanah (soil) atau batuan (rock)
Hasil penyelidikan tanah disiapkan dalam bentuk dokumen engineering yang berisikan :
1. CPT Report yang berisikan : Data pengukuran, CPT Chart /grafik sondirdan foto lokasi
sondir
2. Borelog, untuk tiap lokasi tower yang dibutuhkan penentuan jenis lapisandan penyelidikan
lanjutan
3. Soil test report, dari laboratorium untuk lokasi tanah buat pondasi yang diperlukan guna
penyelidikan lanjut.
4. Fondation Schedule, yang merupakan rangkuman rencana tipe pondasi dari tiap lokasi
struktur yang akan dibangun.
Standart Penetration Test (SPT)
SPT (Standard penetration test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering digunakan
untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan bersamaan dengan
pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh
terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding
tebal ke dalam tanah dan disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah
sedalam 300 mm (1 ft) vertikal. dilakukan dengan memukul sebuah tabung standar kedalam lubang
bor sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm, Yang
dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah pukulan
yang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir. Sewaktu melakukan pengeboran
inti, jika kedalaman pengeboran telah mencapai lapisan tanah yang akan diuji, mata bor dilepas
dan diganti dengan alat yang disebut tabung belah standar (Standar Split barrel sampler). Setelah
tabung ini dipasang, bersama-sama dengan pipa bor, alat diturunkan sampai ujungnya menumpu
lapisan tanah dasar, dan kemudian dipukul dari atas.
Dapat digunakan untuk mendapatkan parameter tanah secara kualitatif melalui korelasi
empiris Keunggulan SPT Profil kekuatan tanah tidak menerupakan Dalam sistem beban jatuh ini,
digunakan palu dengan beban 140 lb (63,5 kg) yang dijatuhkan secara berulang dengan ketinggian
30 in (0,76 m). Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 6 in
(150 mm) untuk masing-masing tahap.
Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan
tahap kedua dan ketiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT
(dinyatakan dalam pukulan /0,3 m atau pukulan per foot(ft)). Uji SPT dilakukan pada setiap 2m
pengeboran dan dihentikan pada saat uji SPT N diatas 60 N berturut turut sebanyak 3 kali. SPT
Merupakan singkatan dari standard penetration test, merupakan salah satu uji tanah yang paling
sering dilakukan, dilakukan dengan menjatuhkan batangan besi (pemukul) ke bor yang ada di
dalam tanah, dan menghitung jumlah pukulan yang diperlukan untuk memperdalam lubang bor
sedalam 15 cm. Semakin banyak pukulan yang diperlukan, semakin keras tanah yang sedang
diteliti, dan dapat disimpulkan juga semakin besar phi ataupun kohesi dari tanah tersebut.
Standart Penetration Test (SPT) dilakukan untuk mengestimasi nilai kerapatan relatif dari
lapisan tanah yang diuji.Untuk melakukan pengujian SPT dibutuhkan sebuah alat utama yang
disebut Standard Split Barrel Sampler atau tabung belah standar.Alat ini dimasukkan ke dalam
Bore Hole setelah dibor terlebih dahulu dengan alat bor.Alat ini diturunkan bersama-sama pipa
bor dan diturunkan hingga ujungnya menumpu ke tanah dasar.Setelah menumpu alat ini kemudian
dipukul (dengan alat pemukul yang beratnya 63,5 kg) dari atas. Pada pemukulan pertama alat ini
dipukul hingga sedalam 15 cm. Kemudian dilanjutkan dengan pemukulan tahap kedua sedalam 30
cm dan dilanjutkan sedalam 45. Pukulan kedua dan ketiga inilah muncul nilai "N" yang merupakan
manifestasi jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk membuat tabung standar mencapai kedalaman
45 cm.
Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai
pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam
sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulang
dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut
setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara
jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai
pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan/0,3 m).
Teknik pemboran yang baik merupakan salah satu prasyarat untuk mendapatkan hasil uji
SPT yang baik. Teknik pemboran yang umum digunakan adalah teknik bor bilas (wash boring),
teknik bor inti (core drilling) dan bor ulir (auger boring). Peralatan yang digunakan pada masing-
masing teknik pemboran harus mampu menghasilkan lubang bor yang bersih untuk memastikan
bahwa uji SPT dilakukan pada tanah yang relatif tidak terganggu Bila digunakan teknik bor bilas
maka mata bor yang digunakan harus mempunyai jalan air melalui samping mata bor dan bukan
melalui ujung mata bor.
Apabila air yang dipompakan melalui batang pancang kedasar lubang keluar dari ujung
mata bor maka aliran air dari ujung mata bor tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
pelunakan\ganguan pada dasar lubang bor, yang pada gilirannya akan menghasikkan nilai N yang
lebih rendah dari pada yang seharusnya.
Peralatan
Prosedur Percobaan
Persiapan pengujian
1. Lakukan persiapan pengujian SPT di lapangan dengan tahapan sebagai
berikut:
2. Pasang blok penahan (knocking block) pada pipa bor;
3. Beri tanda pada ketinggian sekitar 75 cm pada pipa bor yang berada di atas
penahan;
4. Bersihkan lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian dari
bekas-bekas pengeboran;
5. Pasang split barrel samplerpada pipa bor, dan pada ujung lainnya
disambungkan dengan pipa bor yang telah dipasangi blok penahan;
6. Masukkan peralatan uji SPT ke dalam dasar lubang bor atau sampai
kedalaman pengujian yang diinginkan;
7. Beri tanda pada batang bor mulai dari muka tanah sampai ketinggian 15 cm,
30 cm dan 45 cm.
Prosedur pengujian
1. Lakukan pengujian dengan tahapan sebagai berikut:
2. Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval
sekitar 1,50 m s.d 2,00 m atau sesuai keperluan;
3. Tarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat
sebelumnya (kira-kira 75 cm);
4. Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan
5. Ulangi 2) dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm;
6. Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang pertama;
7. Ulangi 2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-tiga;
8. Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm:
- 15 cm pertama dicatat N1
- 15 cm ke-dua dicatat N2
- 15 cm ke-tiga dicatat N3
Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2+ N3. Nilai N1 tidak diperhitungkan
karena masih kotor bekas pengeboran;
9. Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan tambah
pengujian sampai minimum 6 meter;
10. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.
Cone Penetration Test (CPT) atau lebih sering disebut sondir adalah salah satu survey
lapangan yang berguna untuk memperkirakan letak lapisan tanah keras. Tes ini baik dilakukan
pada lapisan tanah lempung. Dari tes ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus. Perlawanan
penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per
satuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
dalam gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dapat
diketahui dari bacaan pada manometer.
Sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahui karakteristik tanah yang
dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan dilakukan pembangunan konstruksi. Sondir ada
dua macam, yang pertama adalah sondir ringan dengan kapasitas 0-250 kg/cm² dan yang kedua
adalah sondir berat dengan kapasitas 0-600kg/cm². Jenis tanah yang cocok disondir dengan alat
ini adalah tanah yang tidak banyak mengandung batu.
Tujuan Percobaan
1. Mengetahui perlawanan penetrasi konus.
2. Mengetahui hambatan lekat tanah.
1. Membersihkan lokasi sekitar sondir dari rerumputan dan bebatuan, sehingga terdapat
permukaan yang rata,
2. Memasang angker dan mengaturatur mesin sondir bisa berdiri vertikal tempat yang
akan diperiksa dan pasang manometer,
3. Mengisi mesin sondir dengan oil SAE 20. Usahakan pengisian oil sondir sampai bebas
udara,
4. Memasang konis atau batang konis tersebut pada ujung pipa sondir pertama,
5. Pasang rangkai pertama beserta konis tersebut pada mesin sondir,
6. Menyiapkan alat-alat untuk pembacaan antara lain tutup kran-kran dan jarum
manometer harus pada posisi 0,
7. Kemudian kran pada manometer 0–60 kg/cm2 dan 0–250 kg/cm2 dibuka dan mulai
penekanan. Umumnya konis atau batang konis mencapai kedalaman 20 cm,manometer
dibaca, mula-mula perlawanan tanah konis untuk penekanan 4 cm ke bawah sama 20
cm akan didapat pembacaan tahanan (JP) yaitu perlawanan penetrasi konis (PK) dan
hambatan lekat (HL). Pembacaan manometer yaitu saat terjadi loncatan pada jarum
manometer,
8. Kemudian dilakukan penekanan untuk kedalaman 20 cm berikutnya. Kemudian ulangi
lagi pembacaan tekanan konis atau batang konis pada pembacaan total,
9. Harus diperhatikan jika tanahnya makin keras dan PK + JP mendekati 90 kg/cm2
dilakukan pergantian manometer dengan jalan menutup kran manometer 0–60
kg/cm2 pindah manometer 0–250 kg/cm2,
10. Pembacaan PK dan JP dilakukan tiap 20 cm dan seterusnya. Pembacaan dihentikan jika
didapat pembacaan PK tiga kali berturut-turut melebihi 200 kg/cm2 atau sampai
kedalaman 30 m,
11. Apabila digunakan konis tidak memakai batang konis maka pembacaan manometer
hanya dilakukan pada penekanan pertama (PK). Penekanan dilakukan pada setiap
penekanan pipa sedalam 20 cm, dan
12. Untuk sondir berat pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 500
kg/cm2 atau kedalaman maksimum 30 m dihentikan.
Keuntungan:
a. Cukup ekonomis.
b. Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak / pasir).
c. Dapat digunakan manentukan daya dukung tanah dengan baik.
d. Adanya korelasi empirik semakin handal.
e. Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pemboran.
f. Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji lainnya baik
uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji sondir bisa diverifikasi atau
dibandingkan dengan uji lainnya.
g. Dapat dengan cepat menentukan lekat lapisan tanah keras.
h. Dapat diperkirakan perbedaan lapisan
i. Dapat digunakan pada lapisan berbutir halus
j. Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah.
Kerugian:
a. Jika terdapat batuan lepas biasa memberikan indikasi lapisan keras yang salah.
b. Jika alat tidak lurus dan tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh bisa
merugikan.
c. Tidak dapat diketahui tanah secara langsung
Pelaksanaan Cone Penetration Test/Sondir
Vane Shear Test (VST)
Tujuan dari Vane Shear Test adalah untuk menyelidiki/mengetahui jenis-jenis lapisan
tanah(stratigrafi) pada setiap kedalaman. Menetapkan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah
asli atau tidak asli, Pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluaan penyelidikan
lebih lanjut di Laboratorium. Mengukur kekuatan geser langsung di lapangan.
1) Lubang-percobaan (trial-pit)
2) Bor tangan (hand auger)
3) Bor cuci (wash boring)
4) Penyelidikan dengan pencucian (wash probing).
Vane Shear Test (VST) merupakan alat in-situ yang digunakan untuk menentukan nilai
kuat geser tak terdrainase dari suatu tanah. Kapasitas VST dapat mencapai pada kuat geser hingga
200 kPa pada tanah lunak jenuh air. Dari penelitian sebelumnya, pengujian VST pada tanah dengan
konsistensi medium hingga lempung lunak diperoleh nilai su ≤ 50 kPa. VST juga dapat digunakan
pada tanah lanau, gembur dan material tanah lainnya yang dapat diprediksi kekuatan geser tak
terdrainase-nya. Metode penggunaan VST ini tidak dapat diaplikasikan pada 10 tanah pasir,
gravel, dan jenis tanah lainnya yang memiliki permeabilitas tinggi. Pada penelitian sebelumnya
diperoleh bahwa alat VST memang dibutuhkan untuk tes pada tanah yang memiliki permeabilitias
rendah untuk respon dari suatu pengujian untuk menggambarkan kuat geser tak terdrainase. Tes
ini dilakukan pada tahun 1919 di Swedia kemudian dikembangkan oleh John Olsson (di Flodin
dan Broms, 1981). VST terdiri dari empat baling-baling (blade) berbentuk persegi panjang dengan
sudutnya 90˚, baling-baling tersebut kemudian akan didorong masuk ke dalam tanah kemudian
diikuti dengan pengukuran torsi yang dibutuhkan pada prosedur uji ketika baling-baling
menggeser tanah. Torsi yang didapat dapat mengukur seberapa besar perlawanan tanah yang
muncul akibat pergeseran yang diterima dari baling-baling.
1. Salah satu metode in-situ yang ekonomis dan cukup cepat dalam prosedur pengujian di
lapangan.
2. Dapat mengukur kuat geser tanah dalam kapasitas yang besar hingga 200 kPa.
3. VST dapat menentukan propertis tanah lunak sensitif yang sulit dilakukan di
laboratorium tanpa perlakuan yang halus.
4. Salah satu alat yang sering digunakan dalam menganalisis kuat geser tak terdrainase.
1. VST dapat terjadi kesalahan (error) yang diakibatkan oleh kelebihan gaya gesek pada
batang VST, kalibrasi torsi yang tidak sesuai, derajat putaran yang tidak memenuhi
standar.
2. Sangat tergantung pada operator dalam memutar VST sehingga keakuratan hasil
sangat dipengaruhi pada operator yang melakukan.
ASTM D2573 memberikan beberapa sumber-sumber mayor mengenai eror yang terjadi di
alat uji vane shear. Bor putar (rotary drill) Tujuan pengeboran salah satunya untuk mengambil
sampel tanah asli (undisturbed sample) dan sampel tanah tidak asli (disturbed sample), sehingga
kita dapat mengidentifikasi jenis-jenis lapisan tanah pada setiap kedalaman, apakah tanahtersebut
berjenis pasir, lanau, lempung atau berupa gabungan dari jenis-jenis tanah tersebut.
Peralatan
1. Tabung sampel
2. Stick aparat + kunci yang sesuai
Perlengkapan :
1. Kunci pipa
2. Parafin
3. Obeng / spatula
4. Kompor
5. Dongkrak & angker
6. Panci
Prosedur Kerja
1. Stel alat Vane yang terdiri dari mata vane (bagian bawah), kopling stang dan kepala
(connection).
2. Masukkan alat Vane ke dalam lubang bor, di tekan/ dipukul hingga mata sampai
kopling benar-benarmasuk ke dalam tanah asli.
3. Dengan menggunakan kunci pas, putar stang bolak-balik hingga bagian stang terbebas
dari pengaruh gesekan tanah.
4. Pasang torsi meter lalu putar perlahan-lahan searah dengan putaran jarum jam hingga
terjadi keruntuhan yang ditunjukkan oleh menurunnya bacaan jarum hitam dari
torsimeter sedangkan jarum merah menunjukkan bacaan maksimum kemudian catat
bacaan tersebut.
1. Setup Uji:
Sebuah lubang uji digali di lokasi sampai kedalaman pondasi diusulkan untuk diletakkan.
Lebar lubang harus paling sedikit 5 kali lebar pelat uji. Di tengah pit ada sedikit depresi atau lubang
persegi dibuat yang ukurannya sama dengan ukuran pelat uji dan tingkat bawahnya sesuai dengan
tingkat pondasi sebenarnya. Kedalaman lubang harus sedemikian rupa sehingga rasio kedalaman
terhadap lebar area yang dimuat kira-kira sama dengan rasio kedalaman aktual dengan lebar
pondasi.
Pelat baja ringan (juga dikenal sebagai pelat bantalan) yang digunakan dalam pengujian tidak
boleh kurang dari 25 mm dan ukurannya bisa bervariasi antara 300 sampai 750 mm. Pelat itu bisa
berbentuk persegi atau melingkar. Pelat melingkar diadopsi dalam kasus pijakan melingkar dan
pelat persegi digunakan pada semua jenis pijakan lainnya. Pelat adalah mesin di sisi dan tepi.
2. Prosedur Pengujian:
Beban diterapkan ke pelat uji melalui kolom yang ditempatkan di pusat. Beban uji
ditransmisikan ke kolom dengan salah satu dari dua metode berikut
(i) Dengan metode pemuatan beban atau pemuatan reaksi
(ii) Dengan metode truss loading.
3. Interpretasi Hasil:
Observasi intensitas beban dan penyelesaian uji beban pelat diplot dalam bentuk kurva
penyelesaian beban.
5. Berdasarkan hasil penyelidikan Alat uji Sondir, pengujian Bor serta pengujian penetrasi
dengan SPT yang dilakukan di masing-masing lokasi dapat diketahui type dan bentuk
pondasi yang nantinya dipakai pedoman dalam pelaksana pekerjaan di lapangan.