Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESI NERS

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
Kelompok 10

1. Ahmat Mujiono 6. Merlyn G.S SN.151159


SN.1511
7. Praditya Rangga AR SN.1511
2. Alim Yansyah SN.1511
8. Ratna Prabandari
3. Ambarwati SN.151170
SN.1511
9. Siswo Nurhasim
4. Anisa Listyana SN.1511
SN.1511
Umi Nur Hasanah SN.15119
5. Herlina
SN.151147
2

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan
dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Keberadaan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dalam situasi yang
kompleks selain 24 jam secara berkesinambungan melibatkan klien, keluarga maupun
profesi atau tenaga kesehatan yang lain.
Menurut Hubber (2007) pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan,
sedangkan menurut Gillies (2010) sekitar 40% - 60% pelayanan rumah sakit adalah
pelayanan keperawatan. Oleh karena itu pengelolaan pelayanan keperawatan harus
mendapatkan perhatian yang lebih dan menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat
menentukan baik buruknya citra rumah sakit.
Untuk mewujudkan pelayanan kegawatan yang berkuwalitas sesuai dengan visi dan
misi rumah sakit tidak terlepas dari proses menejemen, yang merupakan satu pendekatan
dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Didalam organisasi
keperawatan, pelaksanaan menejemen dikenal sebagai menejemen keperawatan.
Menejemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oelh anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Dalam hal ini
seorang menejer keperawatan dituntut untuk melakukan 5 fungsi utama yaitu POAC agar
dapat memberikan ASKEP yang efektif dan efisien bagi pasien dan keluarganya (Gillies,
2010). Proses menejemen keperawatan dilaksanakan dalam tahap-tahap yaitu pengkajian
(situasional), perencanaan (strategi dan operasional), implementasi dan evaluasi.
Kerangka konsep dasar menejemen dalam keperawatan adalah menejemen
partisipatif yangberlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia, keperawatan,
kesehatan dan lingkungan. Dengan demikian fokus tela perawatan adalah respon mausia
dalam menghadapi masalah kesehatan baik aktual maupun potensial, sehingga lingkup
garapan perawat adalah penyimpangan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Proses
menejemen satu unit pelayanan kesehatan mencakup menejemen asuhan dan menejemen
pelayanan, dimana kedua menejemen tersebut saling terkait dan terintregrasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan proses manajemen keperawatan di ruang Dahlia RST dr. Asmir
Salatiga
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek selama 4 minggu, calon praktisi keperawatan mampu
mencapai kompetensi pada siklus manajemen keperawatan meliputi :
a. Melakukan pengkajian situasi di ruang Dahlia sebagai dasar untuk menyusun
rencana strategi dan operasional.
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah terkait dengan manajemen keperawatan.
c. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah yang telah teridentifikasi
d. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian
masalah.
e. Mengusulkan alternatif pemecahan dan penyelesaian masalah bagi Ruang Dahlia
RSTdr. Asmir Salatiga.

C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan klien yang optimal.
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan antar perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan yang lain dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

3. Bagi Rumah Sakit


a. Mengetahui masalah – masalah yang ada di ruang perawatan Dahlia yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan profesional dalam konteks
pelayanan prima.
b. Dapat menganalisa masalah pelayanan prima yang ada dengan metode SWOT
serta menyusun rencana strategi.
c. Mempelajari penerapan Asuhan Keperawatan Profesional.

4. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya kompetensi manajemen ruangan.
b. Sebagai sarana pembelajaran dalam pengelolaan ruang Dahlia.
c. Mampu melakukan mentorship sebagai kepala ruang dan ketua tim di ruang
Dahlia.

D. Strategi Pelaksanaan
1. Pengkajian
Cara pengkajian yang dilakukan oleh perawat di RST dr. Asmir Salatiga khususnya di
ruang Dahlia didapatkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan pengisian
kuesioner atau instrumen. Setelah dilakukan pengkajian tersebut data –data dimasukkan
kedalam pendokumentasian secara tertulis.
a. Observasi
Obsevasi yang dilakukan di ruang Dahlia yaitu untuk mengtahui kondisi pasien secara
langsung, keadaan ruangan, proses pelayanan, dan asuhan keperawatan yang
dilakukan secara langsung kepada pasien.
b. Wawancara
Pengkajian wawancara dilakukan kepada kepala ruang, perawat primer, perawat
pelaksana., dan pasien untuk mengumpulkan data tentang proses pelayanan pasien
dan yang dilakukan oleh perawat selama jaga.
c. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai data pasien, ketenagaan,
dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap tindakan dan
intervensi di ruangan.
2. Pelaksanaan proses keperawatan
Pelaksanaan pembelajaran proses keperawatan dilakukan dengan cara mentorship/
perceptorship.
3. Penyelesaian masalah keperawatan
Penyelesaian masalah keperawatan yang ditemukan di ruang Flamboyan dilakukan
berdasarkan jurnal terkait.
BAB II
PENGKAJIAN

A. Profil Rumah Sakit


1. Visi Rumah Sakit
Menjadikan Rumah Sakit kebanggaan prajurit dan masyarakat umum dengan pelayanan
prima.
2. Misi Rumah Sakit
Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dilandasi sikap profesionalisme,
disiplin,dan bermoral.
3. Motto Rumah Sakit
Kami melayani dengan hati
4. Tujuan
a. Tujuan umum keperawatan
Memberikan bantuan kepada pasien secara professional dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang professional.
b. Tujuan khusus keperawatan
1) Terselenggaranya asuhan keperawatan yang professional
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas perawat untuk meningkatkan mutu
perawatan yang professional
3) Meningkatkan kemandirian pasien untuk merawat dirinya sendiri
4) Terciptanya kemitraan antar profesi yang harmonis dan dinamis.

B. Profil Pelayanan Keperawatan Ruang Dahlia


Ruang Dahlia adalah salah satau bagian dari ruang perawatan yang ada di RST dr.
Asmir Salatiga dan merupakan salah satu ruang perawatan pasien umum. Ruang Dahlia
hanya merawat khusus pasien kelas III dengan jumlah tempat tidur sebanyak 41 tempat
tidur. Ruang Dahlia terdapat 21 SDM, satu orang kepala ruang, diantaranya adalah perawat
pelaksana dan satu petugas administrasi. Semua perawat diruang Dahlia mempunyai kualitas
yang hampir sama, namun ada beberapa yang mempunyai strata pendidikan yang lebih
tinggi. Walaupun demikian semua perawatan di ruang Dahlia selalu sejalan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan Protap dan memberikan pelayanan yang
maksimal dengan sentuhan kekeluargaan.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, ruang Dahlia juga berkolaborasi
dengan petugas kesehatan lain seperti: dokter, laboratorium, radiologi,ahli gizi, fisioterapi
dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan pasien.
Ruang rawat inap Dahlia melayani pasien dengan biaya perawatan tanggungan pribadi,
jaminan kesehatan BPJS, JPS, KIS, JKD, JKN, Umum. Saat ini terdapat 1 dari berbagai
institusi keperawatan dan salah satunya adalah profesi Ners stase manajemen keperawatan
Stikes Kusuma Husada Surakarta yang praktik mulai tanggal 07 Maret sampai 02 April
2016.

1. Misi Ruang Dahlia


Belum tersedia misi di ruang Dahlia

2. Falsafah
Belum tersedia falsafah di ruang Dahlia

3. Tujuan
Belum tersedia diruangan.Dahlia

C. Input
1. Man
a. Tenaga kesehatan
1) Tenaga keperawatan
 Perawat D3 : 17 orang
 Perawat S1 Kep : 1 orang
 Perawat S1 Kep. Ners : 3 orang
2) Tenaga non keperawatan
 Administrasi : 1 orang
 Out soursing : 2 orang

2. Money
a. Sumber Pemasukan
Tidak ada sumber pemasukan untuk ruang Dahlia karena kebutuhan dan
pengaturan keuangan oleh bidang keuangan rumah sakit. Ruangan hanya membuat
daftar permintaan sesuai kebutuhan ruangan kepala bagian perlengkapan atau bagian
keuangan rumah sakit.
Ruang Dahlia memberikan pelaporan perincian inventaris yang diperlukan untuk
diajukan kebagian anggaran rumah sakit. Ruang Dahlia berfokus pada pelayanan,
sedangkan keuangan tidak ada kewenangan, semua alokasi dana dan sumber
pemasukan diperoleh dan diatur oleh bagian anggaran rumah sakit.

b. Pengeluaran
Ruangan Dahlia tidak mengetahui jumlah pengeluaran yang dikeluarkan oleh
ruangan karena system pemasukan dan pengeluaran yang ada diruangan bersifat
sentralisasi langsung ke rumah sakit.

c. Sistem evaluasi anggaran


Ruangan Dahlia tidak memiliki system evaluasi anggaran karena semua
pemasukan dan pengeluaran yang ada dikelola langsung oleh bagian anggaran rumah
sakit. Ruangan hanya mengurus billing pasien selama dirawat di ruang Flamboyan
yang meliputi biaya setiap tindakan keperawatan, medis dan pengkodean biaya jika
pasien menggunakan BPJS sehingga mempermudah administrasi keuangan kemudian
akan dilaporkan dan diteruskan melalui PDE (proses data elektronik) RSUD
Pandanaran boyolali untuk accounting.

d. Kendala dalam anggaran


Tidak ada kendala dalam penganggaran keuangan untuk alat-alat dan barang
habis pakai karena ketika habis atau mengalami kerusakan maka bagian seperti CSSD,
gudang farmasi, ataupun teknisi servis selalu tanggap dan segera melakukan tindakan
jika kondisi ini terjadi.

3. Methods
a. Pelaksanaan Timbang Terima Pasien
Timbang terima pasien berdasarkan SOP dilaksanakan setiap pergantian shift.
Perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara
komprehensif tentang masalah keperawatan pasien, rencana tindakan yang sudah
dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan. Hasil
observasi yang dilakukan pada tanggal 09 Maret 2016 diperoleh hasil bahwa timbang
terima dilakukan oleh perawat shift sebelumnya dengan perawat shift selanjutnya.
Timbang terima ini dilakukan oleh perawat diruang Dahlia. Timbang terima pasien
yang dilakukan pagi hari (pukul 08.30 WIB) oleh perawat shift malam ke perawat
shift pagi dilakukan tanpa pre conference dengan mengunjungi pasien satu persatu..
Setelah dilakukan timbang terima, masing-masing tim mengerjakan rutinitas yang
ada dengan mengunjungi pasien satu persatu. Timbang terima pasien yang dilakukan
siang hari (14.00 WIB) yang dilakukan perawat shift pagi ke perawat shift siang
dilakukan dengan cara mengunjungi pasien satu persatu begitupun timbang terima
yang dilakukan dinas siang ke dinas malam.
Proses timbang terima pasien dilakukan tanpa adanya preconference dan tidak
pula diakhiri dengan post conference. Hal ini dikarenakan keterbatasan SDM
(Sumber Daya Manusia) dan waktu diruang Dahlia.

b. Metode dalam pemberian asuhan keperawatan


Asuhan keperawatan di Flamboyan merupakan hasil kolaborasi dengan diagnosa
medis dan program yang diberikan oleh dokter. Sebagian besar perawat mengatakan
tidak mengetahui apa itu MAKP. Asuhan keperawatan untuk pasien
didokumentasikan setelah tindakan keperawatan. Ketua Tim bertugas langsung
mempertanggung jawabkan kepada Kepala Ruang.
Namun terkadang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien tidak sesuai dengan SOP, misalnya dalam pemberian injeksi maupun
perawatan luka. Dikarenakan buku SOP hilang dan belum ditemukan.
Hasil observasi menunjukkan tidak ada pelatihan MAKP untuk perawat.
c. Pendokumentasian asuhan keperawatan
1. Kelengkapan pengkajian
a) Wawancara
Hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa perawat beberapa status
pasien tidak lengkap pengisiannya karena tidak sempat mengisi dan keterbatasan
SDM dan waktu.
b) Observasi
Pendokumentasian asuhan keperawatan diatur dalam SOP tahun 2011 No
18/10/1963/KEP/11. Pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang Dahlia dinilai
belum sesuai standar. Pendokumentasian dilakukan menggunakan form yang
menggunakan form yang berisi pengkajian awal keperawatan dengan model essay
yang berisi tentang nomor CM, nama pasien, umur, jenis kelamin, tempat dirawat,
jam, tanggal, bulan, tahun pada lembar yang tersedia. Namun, berdasarkan observasi
pada tanggal 9-12 maret 2015 terhadap beberapa dokumen pengkajian awal,
diperoleh hasil bahwa masih terdapat beberapa bagian yang belum terisi (kurang
lengkap). Namun dalam SOP tahun 2011 No 18/10/1963/KEP/11 tidak dijelaskan
tentang durasi waktu untuk mengisi pengkajian awal secara lengkap.
Dokumentasi juga dilakukan pada grafik perkembangan tanda vital.
Berdasarkan observasi tanggal 9-12 maret 2016 pada 5 rekam medis pasien
diperoleh hasil bahwa dokumentasi grafik perkembangan tanda vital diisi secara
lengkap.
Selain itu juga terdapat pendokumentasian asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan dan evaluasi keperawatan. Metode pengisian menggunakan metode
essay. Dari observasi pada 8 rekam medis pasien diketahui bahwa data diagnosa
keperawatan kurang lengkap, karena tidak menyebutkan etiologi, sedangkan pada
perencanaan dan implementasi hanya menyebutkan intervensi secara umum, untuk
evaluasi juga tidak dicantumkan pengkajian SOAP.
Pendokumentasian juga dilakukan pada catatan pemberian obat dengan model
penulisan nama obat dan dosis terapinya. Model ini memudahkan pekerjaan perawat
karena dapat bekerja lebih cepat.
Lembar dokumentasi keperawatan yang tersedia di ruangan antara lain :
1) lembar pengkajian
2) lembar grafik perkembangan (tekanan darah, nadi, suhu)
3) lembar diagnose keperawatan (diagnosa dan catatan keperawatan, catatan
pemberian obat, evaluasi)
4) lembar pengkajian meliputi perencanaan dan penatalaksanaan edukasi
keperawatan kepada klien dan keluarga lembar resume keperawatan pasien keluar.
d. Discharge Planing
Hasil observasi pada tanggal 09 Maret 2016 menunjukkan bahwa perawat telah
menuliskan rencana kepulangan pasien pada form resume keperawatan, namun
belum terdapat lembar khusus untuk discharge planning dan leaflet. Perawat
mengatakan belum pernah memberikan discarge planning pada pasien yang akan
pulang, Kepala ruang mengatakan sudah ada format discarge planning tapi
pelaksanaannya tidak optimal.
Hasil dari observasi didapatkan Sebagian perawat tidak menjelaskan ke pasien
maupun keluarga mengenai instruksi tentang penyakit yang diderita, adapun
informasi tentang penyakit perawatan yang harus dilakukan dirumah, pengaturan diet
khusus dan bertahap, pendidikan kesehatan pada keluarga, serta informasi layanan
perawatan yang dapat dikunjungi apabila pasien memerlukan, tidak ada leaflet 10
besar penyakit diruang Dahlia.

e. Ronde Keperawatan
Sudah ada SOP di ruang Dahlia tentang program ronde keperawatan
bersma petugas kesehatan lain, akan tetapi program ronde keperawatan
tersebut belum dijalankan sesuai dengan SOP.
f. Cara memperkenalkan ruangan Dahlia kepada pelanggan
Perawat sudah memperkenalkan ruangan kepada pasien yang baru
datang diruang Dahlia, seperti tentang fasilitas-fasilitas yang tersedia dalam
ruangan, peraturan jam berkunjung keluarga, hal-hal yang harus dilakukan
sebelum dan sesudah berkunjung, dan lain-lain. selain itu, perawat juga juga
sudah memberikan edukasi kepada pasien maupun keluarga mengenai
pencegahan infeksi, misal dengan cara cuci tangan.

g. Pengelolaan Logistik dan obat


1. Penerimaan obat

Gambar 3. Penerimaan obat diruang Dahlia


Dokter
Persetujuan keluarga
Obat mahal
Perawat

Farmasi/ apotek Keluarga sepakat

Obat diletakkan
perawat Pasien
diloker pasien

Keterangan berdasarkan bagan diatas adalah :


a) Dokter memberikan advice kepada perawat tentang jenis dan
jumlah obat yang diberikan untuk pasien
b) Perawat menyerahkan resep obat ke apotek
c) Apabila obat yang diresepkan dokter harganya mahal atau diluar
obat Askes/Jamkesmas, perawat mengajukan surat persetujuan kepada
keluarga dan perawat memberikan resep itu apabila keluarga menyetujui
d) Pihak apotek memberikan obat kepada perawat dan diletakkan di
almari pasien
e) Obat injeksi dan obat oral diberikan kepada pasien sesuai waktu
dan dosis oleh perawat.
Hasil analisa menunjukkan pemantauan obat di Dahlia dilakukan
oleh perawat dan keluarga. Perawat bertugas memantau dosis obat dan
waktu pemberian obat injeksi pada setiap pasien.obat oral pasien diberikan
oleh keluargaa setelah pasien dirumah.Sebagian besar perawat mengatakan
bahwa di ruangan sudah mengetahui pembagian sampah medis dan non
medis.

2. Pembagian obat
Sistem pembagian obat yang dilaksanakan di Dahlia adalah sebagai
berikut :
a) Perawat memperhatikan alur pemberian obat yang tercantum
dalam buku daftar pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokkan
dengan terapi yang sesuai advice dokter
b) Obat-obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada
keluarga dan dokter penanggung jawab pasien
c) Ruangan menyediakan obat emergency untuk persediaan jika
sewaktu-waktu diperlukan
d) Cairan intra vena disediakan di meja pasien untuk mempermudah
penggantian cairan selanjutnya.
Hasil analisa di ruang Dahlia menunjukkan sebagian besar
prosedur pemberian obat sudah ditingkatkan dan dioptimalkan yaitu
mengenai penjelasan kegunaan, dan efek samping obat pada pasien. Sudah
terdapat safety box untuk membuang jarum. Vial, ampul dan spuit sudah
dibuang pada tempatnya masing-masing.

h. SOP dan SAK


Suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi diperlukan untuk suatu organisasi atau instansi. Departemen
Kesehatan RI mendefinisikan SOP adalah tata cara atau tahapan yang harus
dilalui dalam suatu proses kerja tertentu yang dapat diterima oleh seorang
yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat
penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan
secara efektif dan efisien. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang
dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu (KARS, 2000).
Tujuan SOP adalah sebagai berikut :
1. Petugas menjaga konsistensi dan tingkat kerja petugas atau tim
dalam organisasi atau unit
2. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas terkait
4. Melindungi organisasi dan staff dari malpraktek atau kesalahan
administrasi lainnya
5. Menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi,dan
inefisiensi
Fungsi SOP adalah :
1. Memperlancar tugas petugas atau tim
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah
dilacak
4. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan tim
Prinsip-prinsip SOP :
1. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan
2. Dapat berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau
perkembangan IPTEK serta peraturan yang berlaku
3. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
pada setiap upaya, disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap
kegiatan pelayanan
4. Harus di dokumentasikan
Dari hasil wawancara Sebagian besar perawat mengatakan obat
pasien diserahkan langsung kepada pasien dan ditaruh di loker pasien.
Hasil wawancara dengan karu diketahui bahwa SOP untuk tindakan
keperawatan sudah ada tapi belum ditemukan. Sebagian besar perawat
mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui adanya SOP untuk
tindakan keperawatan diruangan. Sebagian besar perawat mengatakan
sudah mengetahui cara mencuci tangan dengan benar. Mahasiswa
praktikan mengatakan sudah mengetahui cara mencuci tangan 6 langkah
5 momen. Kepala ruang mengatakan belum ada pengklasifikasian pasien
berdasarkan tingkat ketergantungan, Sebagian besar perawat mengatakan
bisa melakukan pengkajian resiko jatuh. Perawat juga mengatakan belum
ada label puasa.
Hasil observasi didapatkan Pemberian obat sudah memenuhi
syarat 5 benar (benar nama, obat, pasien, cara, dosis), Sudah terdapat
buku injeksi, Perawat memberikan obat sesuai SOP, Setiap pemberian
obat perawat memvalidasi ulang identitas pasien, Pelaksanaan
pemberian obat intravena (injeksi) sesuai dengan SOP, Perawatan luka
sesuai dengan SOP, Handrub di ruangan sudah ada, ada edukasi ke
pasien dan keluarga pasien tentang cuci tangan yang benar, tetapi cara
pelaksanaan sesuai dengan SOP belum diterapkan oleh perawat dan
keluarga pasien. Ada form dan gambar resiko jatuh di atas tempat tidur
pasien, Perawat sudah tahu cara menilai resiko jatuh. Pada tahap pre
operasi pasien belum disiapkan secara optimal seperti : mengganti baju
operasi diruangan, tidak ada tanda pasien yang melakukan puasa sebelum
dan sesudah operasi.

4. Materials
a. Denah Ruangan
Terlampir (lampiran 1)
b. Komposisi ruangan
Ruang perawat secara umum terdiri dari nurse station dan ruang peralatan jadi
satu, tidak memiliki ruang khusus kepala Ruang dahlia, ruang linen menjadi satu
dengan ruang istirahat perawat, kamar istirahat perawat, ruang tindakan, dan kamar
mandi. Nurse station seluas kurang lebih 2 x 8 meter dengan meja receptionis pada
bagian depan yang sekaligus digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen seperti
CM dokter, fotorontgen, CT Scan, dokumentasi askep, blangko-blangko kosong untuk
pelayanan keperawatan dan medis, alat tulis, buka-buku penunjang pelayanan,
computer untuk administrasi, dll.
Ruang Dahlia menggunakan map untuk CM pasien, memasukkan blangko
dalam map yang sudah diberi tulisan dan diletakkan di rak. Namun peletakan map-
map yang berisi blangko pasien tertata dengan rapi diatas meja resepsionis kecuali
ketika kegiatan pendokumentasian askep. Dibelakang meja resptionis nurse station
ada kursi-kursi yang biasanya untuk duduk perawat dan untuk bekerja menulis
dokumentasi atau untuk pelayanan. Ada meja kecil untuk meletakkan computer
administrasi diruangan tersebut dan untuk peletakan telepon berada di rak sela-sela
status pasien. Ada kipas angin, toilet, kulkas, dispenser dan disampingnya terdapat
wastafel. Untuk alat-alat seperti tiang infus, plabot, animex, linen, nebulizer, tensi,
EKG, kassa, wastafel dll tidak terdapat ruang khusus peralatan untuk menunjang
tindakan keperawatan.
Tempat cuci tangan diruang Dahlia terdapat di nurse station dan diruang
peralatan. Terdapat sabun cair untuk wastafel di nurse station dan terdapat tissue
kering.
Berdasarkan observasi tanggal 08 maret 2016 ditemukan bahwa ruangan
sempit, tampak tidak teratur, gudang peralatan tampak tidak rapi, sudah ada bagan
struktur organisasi ruangan, belum ada profil ruang Dahlia. Hal itu dikarenakan untuk
handrub jumlahnya terbatas, untuk poster 5 moment hanya ada satu di depan ruang
masuk.
c. Sterilisasi alat
Proses sterilisasi alat pada ruangan Dahlia sebagai berikut :
1) Instrumen dicuci pada air mengalir
2) Pencucian dilakukan menggunakan sabun.
3) Instrumen dilap
4) Instrumen disterilkan menggunakan sterilisator yang ada di ruangan
d. Fasilitas alat
Kepala ruang Dahlia mengatakan sudah ada buku inventaris namun jarang di perbarui
dan tidak ada penanggungjawab maupun overan inventaris.
Laporan inventaris alat kesehatan rawat Dahlia

Fasilitas yang tersedia


No Nama Juml Kondisi Keteranga
Barang ah n
1 Termometer 2 Baik Tembak
dan digital
2 Stetoskop 3 Baik
3 Tensi 3 Baik dua digital
dan satu
spinometer
4 Senter 1 Baik
5 Klem 2 Baik
6 Sterilisator 1 Baik
8 Tromol 1 Baik
kassa
10 Baki medis 5 Baik
13 Pinset Baik
14 Gunting 1 Baik
Perban
15 Gunting 1 Baik
Luka
16 Pinset 1 Baik
Anatomis
17 Gunting 1 Baik
Benang
18 Bak Injeksi 1 Baik
19 Bak Medis 1 Baik
20 Korentang 1 Baik
21 Kom Kecil 1 Baik
23 Urinal 8 Baik
24 Pispot 8 Baik
25 Standart 45 Baik
Infus
26 Animek 2 Baik
27 Suction 1 Baik
28 Brankar 1 Baik
29 TV 2 Baik
30 Kulkas 1 Baik
31 EKG 1 Baik Rusak
Nebulizer 1 Baik

e. fasilitas staf
Ruang perawat dan operasional :
1) Nurse station
a) 1 meja administrasi
b) Kursi
c) 1 pesawat telepon
d) 1 TV
e) 1 kulkas
f) 1 dispenser
g) Peralatan makan
h) 1 kipas angin
i) 1 troli (tindakan + emergency)
j) 1 perangkat computer
k) 1 alat sterilisator
2) Ruang Istirahat perawat
a) 1 almari
b) Perlengkapan tidur

5. Machine
a. Jumlah tempat tidur
Jumlah tempat tidur di ruang Dahlia total kelas III adalah 41 tempat tidur.
b. Pelayanan unggulan terkait dengan machine
Di ruang Dahlia memiliki pelayanan yang berhubungan dengan machine seperti :
Suction, EKG, Nebulizer, Animex dan alat sterilisator.

D. Proses
1. Perencanaan
a. Pre confrence
Pre conference
Kegiatan pre conference tidak diterapkan dibangsal Dahlia. Hasil wawancara dengan
kepala ruang dan perawat pada tanggal 09 Maret 2016 mengatakan bahwa belum
pernah dilakukan pre conference dikarenakan kurangnya SDM (Sumber Daya
Manusia) dan waktu yang kurang tepat.
Hasil observasi menunjukkan tidak dilakukan pre dan post conference. Kualitas
content/ isi dari operan jaga belum maksimal
b. Ronde keperawatan
Hasil wawancara dengan kepala ruang dan perawat bangsal Dahlia pada tanggal 09
maret 2016 didapatkan informasi bahwa kegiatan ronde keperawatan belum ada.
Sebagian besar perawat mengatakan tidak mengetahui apa itu ronde keperawatan
Hasil observasi didapatkan tidak dilakukan ronde keperawatan di Ruang Dahlia.
Gambar 4. Langkah-langkah Ronde Keperawatan

PP

Penetapan pasien

Persiapan pasien :
- Inform consent
- Hasil
pengkajian - Apayang menjadikan
intervensi data masalah
Penyajian data - Cross cek data yang ada
- Apa yang menyebabkan
masalah tersebut
- Bagaimana pendekatan
Validasi data
(Proses, SAK, SOP)

Diskusi Karu, PP, perawat konselor


Tahap ronde pada
bed pasien
Analisa data

MASALAH Aplikasi hasil analisa


TERATASI dan diskusi

c. Jadwal Shift
Penjadwalan shift dibuat perbulan dengan jumlah jam kerja per minggu 37-40 jam.
Pembagian jadwal dibagi menjadi non shift (dinas pagi) dan shift ( dinas pagi, sinag
dan malam), tenaga nonshif meliputi kepala ruang. Tenaga shift adalah Ka-Tim,
perawat pelaksana dan cleaning service.
Komposisi penjadwalan penjaga non shift adalah masuk pagi dan libur saat hari
minggu dan hari besar. Katim, perawat pelaksana dan cleaning service bertugas shift
pagi, sore dan malam yang memiliki libur setelah jaga malam sebanyak 2 hari dan
tambahan libur ekstra jika pada saat libur hari besar harus bertugas, sedangkan
cleaning service satu minggu penuh tanpa shift malam kecuali cleaning service di IGD
dilakukan shift (pagi, siang, dan malam).

d. Rapat bulanan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang pada tanggal 09 maret 2016 rapat
bulanan dilakukan setiap sebulan sekali untuk membahas kinerja, evaluasi kekurangan
dan kelebihan guna meningkatkan kemajuan ruang Dahlia serta memberikan informasi
penting lainnya.

2. Pengorganisasian
a. Struktur organisasi ruangan
Terlampiran dilampiran 1
b. Tanggung jawab
1. Tugas kepala ruang
a) Fungsi perencanaan
1) Menunjuk Ketua Tim yang bertugas diruangan masing-masing
2) Mengikuti serah terima dari shift sebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan
5) Mengatur penugasan atau penjadwalan
6) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
7) Bersama dokter melihat kondisi pasien kemudian mendiskusikan
tindakan medisnya, pengobatannya, tindakan keperawatannya, mengatur
dan mengendalikan asuhan keperawatan
8) Membantu pengenmbangan staf melalui pendidikan dan pelayanan
b) Pengorganisasian
1) Merumuskan metode/system penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode/system yang digunakan
3) Membuat rincian tugas Katua Tim dan Anggota Tim
4) Membuat tentang kendali Kepala Ruang menbawahi 3 Tim dan
Ketua Tim membawahi 2 sampai 3 orang pelaksana
5) Mendelegasikan tugas bila tidak berada di tempat/ruangan
6) Melakukan identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c) Pengarahan
1) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada Ketua Tim
2) Memberikan pujian terhadap staf yang melaksanakan tugas dengan
baik
3) Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
4) Melibatkan bawahan sejak awal sampai akhir kegiatan
5) Memberi teguran pada bawahan yang melakukan kesalahan
6) Meningkatkan kerjasamadengan tim kesehatan lainnya
a) Pengawasan
1) Melakukan komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi secara
langsung dengan Ketua Tim untuk mengurus pelaksanaan asuhan
keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.
2) Melalui supervise mengamati langsung dan membatasi masalah
yang terjadi
3) Mengevaluasi upaya/kerja pelaksana dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama.
2. Tugas Ketua Tim.
a. Perencanaan
1) Bersama Kepala Ruang mengadakan serah terima tugas setiap
pergantian dinas
2) Melakukan pembagian tugas atas anggota kelompoknya
3) Menyususn rencana asuhan keperawatan : pengkajian, rencana
tindakan keperawatan dan menentukan kriteria evaluasi
4) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
5) Mengikuti visite dokter
6) Menilai hasil pekerjaan anggota kelompok tim dan mendiskusikan
masalah yang ada
7) Menciptakan kerjasama yang harmonis antar tim dan anggota tim
8) Memberikan pertolongan segera pada pasien dengan kedaruratanan
9) Membuat laporan pasien
10) Melakukan ronde keperawatan bersama pasien dan Kepala Ruang
11) Mengorientasikan pasien baru
b. Pengorganisasian
1) Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan
2) Melakukan pembagian tugas bersama Kepala Ruang sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadikan tanggung jawabnya
3) Pembagian kerja sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien
4) Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota
tim kesehatan lain
5) Menghasilkan pelaksanaan proses asuhan keperawatan kepada
anggota tim dan pelimpahan wewenang pengembangan keputusan dan
penggunaan
c. Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim
2) Memberipetunjuk kepada anggota tim dalammelaksanakan asuhan
keperawatan
3) Memberi teguran, pengarahan kepada anggota tim yang melalaikan
tugasnya atau membuat kesalahan
4) Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik : tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional, dan sesuai
kebutuhan pasien
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan
2) Memulai supervisi : melihat/ mengawasi proses asuhan
keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota tim dan melihat catatan yang
dibuat selama proses keperawatan serta mendengar laporan secara lisan
tentang tugas yang dilakukan
3) Mengevaluasi kegiatan dan laporan dari anggota tim bersama
Kepala Ruang
4) Penampilan kerja perawat pelaksana dan proses asuhan
keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota tim
5) Peningkatan kemampuan, analisa, psikomotor dan sikap
6) Pencatatan segera dilakukan.
3. Associate Nurse
1) Menyadari bahwa kadang-kadang mereka yang diharapkan
bertanggung jawab terhadap pasien pada saat tertentu, misalnya waktu
makan siang atau bila Ketua Tim tidak ada
2) Melaksanakan tugas yaitu melaksanakan implementasi
keperawatan berdasarkan rencana keperawatan dari Ketua Tim secara teliti
3) Mencatat dengan jelas dan tepatasuhan keperawatan yang
diberikan serta bagaimana respon pasien
4) Menghargai bantuan atau bimbingan dari Ketua Tim

a. Sistem perekrutan pegawai


Hasil wawancara tgl 12 maret 2016 dengan KaBid yaitu cara merekrut
pegawai baru termasuk perawat baru dikelola sendiri oleh RST dr. Asmir Salatiga
dengan mengatur jumlah dan waktu perekrutan pegawai-pegawai melalui website
atau media lainnya. Jangka waktu perekrutan pegawai baru tidak pasti waktunya.
Bila di RST dr. Asmir Salatiga merasa butuh tambahan pegawai, maka RS membuka
lowongan. Setelah tahap pengumuman lowongan pekerjaan di website dilanjutkan
dengan tahap pendaftaran dan seleksi administrasi. Setelah lulus seleksi administrasi
calon pegawai mengikuti seleksi tertulis yang akan diberitahukan dikemudian hari.
Seleksi psikotes, wawancara dan tes kemampuan di ikuti peserta atau calon pegawai
yang dinyatakan lulus pada seleksi sebelumnya. Setelah melewati seleksi-seleksi di
atas peserta atau calon pegawai mengikuti orientasi selama ± 3 bulan diikuti dengan
tahap kridensial yang dilakukan oleh komite keperawatan untuk pembekalan atau
diklat. Tahap selanjutnya yaitu rekomendasi ke direktur untuk diterbitkan SKK atau
Surat Kewenangan Klinik pada pegawai yang dinyatakan lolos dan akan diberikan
surat tugas.

b. Sistem penjadwalan
Tabel Dinas Perawat Ruang Flamboyan pada Bulan Maret 2015
Shift Jumlah ketua tim dan anggota tim

Pagi 3 orang ketua tim, 6-7 anggota tim

Sore 1 orang ketua tim, 1 anggota tim


Malam 1 orang ketua tim, 1 anggota tim

c. Sistem penugasan
Metode pembagian tugas menggunakan sistem tim dengan modifikasi. Ada
dua ketua tim seiap shift pagi dan masing- masing tim memiliki 2 perawat pelaksana.
Ketua tim mempunyai tanggung jawab kepada kepala ruang sedangkan perawat
pelaksana mempunyai tanggung jawab kepada ketua tim. Ketua tim bertugas pada
shift pagi dan perawat pelaksana bertugas pada shift pagi, siang dan sore. Ketua tim
dan perawat pelaksana tidak selalu bertugas merawat pasien yang ada pada tim satu
saja, namun juga membantu tim lain dalam merawat pasien.

3. Pengarahan (Directing)
a. Fungsi pengarahan
- Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
- Memberikan pujian terhadap staf yang melaksanakan tugas dengan baik.
- Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap.
- Melibatkan bawahan sejak awal sampai akhir kegiatan
- Memberi teguran pada bawahan yang melakukan kesalahan.
- Meningkatkan kerjasama dengan tim kesehatan lain.
b. Reward untuk pegawai berprestasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat didapatkan informasi bahwa
reward untuk perawat berprestasi di ruang Dahlia sudah ada. Reward diadakan setiap
setahun sekali diberkan pada seluruh pegawai rumah sakit yang mempunyai
kompetensi tertentu.
c. Punishment untuk pegawai yang melanggar aturan
Punishment diberikan dari kepala ruang selaku kordinator ruangan dan
sebagai pengontrol mutu pelayanan kesehatan kepada pegawai yang melakukan
pelanggaran dengan cara teguran secara lisan, seperti keterlambatan kedatangan
kerja, tidak ikut apel, kesalahan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, bolos
kerja, dsb. Apabila pegawai ingin ijin tidak masuk dinas harus membuat surat
pemberitahuan . hal ini diberlakukan untuk menghindari pelanggaran bolos kerja
pegawai.

d. Motivasi pegawai
Motivasi kerja pegawai adalah penghasilan pegawai yang sesuai dengan yang
diharapkan. Selain itu, kondisi ruangan yang nyaman, lingkungan yang kondusif dan
dukungan teman sejawat dapat menjadi motivasi pegawai diruangan.

E. OUTPUT
1. Dokumentasi Keperawatan
a. Kelengkapan pengkajian
Berdasarkan hasil observasi pendokumentasian asuhan keperawatan di
ruang Flamboyan belum dilakukan secara baik. Pendokumentasian sebenarnya
sudah dilakukan sesuai dengan form yang tersedia yaitu berisi pengkajian awal
keperawatan dengan model essay, grafik perkembangan, diagnosa dan catatan
keperawatan, catatan pemberian obat, evaluasi.
Pendokumentasian juga dilakukan pada catatan pemberian obat dengan
model penulisan nama obat dan dosis terapinya. Model ini memudahkan
pekerjaan perawat karena dapat bekerja lebih cepat.
Lembar dokumentasi keperawatan yang tersedia di ruangan antara lain :
1) Lembar pengkajian
2) Lembar grafik perkembangan (tekanan darah, nadi, suhu)
3) Lembar diagnose keperawatan (diagnosa dan catatan keperawatan,
catatan pemberian obat, evaluasi)
4) Lembar pengkajian meliputi perencanaan dan penatalaksanaan
edukasi keperawatan kepada klien dan keluargalembar resume keperawatan
pasien keluar.
Lembar pelaporan keadaan pasien secara keseluruhan yang terdapat pada
status pasien adalah :
a. Surat pendaftaran rawat inap
b. Surat pernyataan pasien umum/Askes/Jamkesmas, Dll
c. Pernyataan persetujuan rawat inap
d. Ringkasan masuk dan keluar
e. Surat keterangan kedokteran tentang sebab kematian
f. Anamnesa
g. Perjalanan perkembangan penyakit, perintah dokter dan
pengobatan
h. Catatan perkembangan
i. Ringkasan keluar
j. Hasil lab/X-ray/ECG, Dll
k. Catatan pemberian obat
l. Diagnose dan catatan keperawatan
m. Pengkajian awal keperawatan diruang rawat inap
n. Grafik
o. Evaluasi
p. Resum keperawatan pasien keluar
b. Ketepatan diagnosa
Diagnose keperawatan yang ditegakkan oleh perawat mengacu pada
protap askep rumah sakit yang sudah ditetapkan yaitu lembar diagnosa dan
catatan keperawatan. Didalam lembar diagnose dan catatan keperawatan terdiri
kolom masalah keperawatan, kolom tujuan, dan kriteria hasil, kolom rencana
keperawatan, kolom tindakan keperawatan dan respon pasien. Dari hasil observasi
diruangan didapatkan bahwa pengisian data kurang lengkap dan data yang
terdokumentasikan belum terstruktur dengan baik khususnya dalam diagnose
keperawatan. Dokumentasi tindakan keperawatan diruangan didokumentasikan
secara umum tanpa di spesifikkan untuk diagnose tertentu. Sebagian besar
catatan keperawatan hanya dituliskan tindakan keperawatan saja tanpa adanya
diagnose yang ditulis dan masih ada beberapa kolom yang kosong seperti masalah
keperawatan, tujuan dan kriteria hasil, serta respon pasien setelah mendapatkan
tindakan keperawatan.
c. Pembuatan rencana keperawatan
Masalah yang dialami pasien selanjutnya djadikan data untuk mengangkat
sebuah diagnose keperawatan yang kemudian disusun menjadi beberapa tindakan
keperawatan sesuai dengan lembar yang sudah disediakan rumah sakit. Hasil
observasi menunjukan adanya pengisian form yang kurang lengkap antara lain
untuk rencana tindakan keperawatan tidak tertulis namun pada kolom intervensi
keperawatan terdokumentasikan. Berdasarkan hasil wawancara kepala ruang dan
sebagian perawat, masih terpaku pada kegiatan rutinitas ruangan dan tidak
mengisi kolom rencana keperawatan.
d. Pelaksanaan rencana keperawatan
Intervensi langsung diekspresikan dalam bentuk implementasi yaitu
berupa tindakan keperawatan kepada pasien. Namun sebagian besar tindakan
yang dilakukan tidak tertulis dalam rencana keperawatan. Pelaksanaan intervensi
keperawatan, masih berupa tindakan kolaborasi medis seperti pemberian injeksi
dan terapi medis bagi pasien, sedangkan aspek intervensi mandiri keperawatan
kurang begitu terlihat dalam pendokumentasian intervensi, salah satu faktornya
adalah karena tidak tertuliskannya diagnose keperawatan dalam lembar diagnose
dan catatan keperawatan sehingga intervensi diberikan perawat pun masih
mengacu diagnose medis.
e. Pendokumentasian evaluasi keadaan pasien
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan didokumentasikan dalam
lembar evaluasi tanpa disertai respon pasien. Hasil observasi menunjukan
dokumentasi tindakan keperawatan diruangan lebih terlihat sebagai formalitas dan
rutinitas saja karena setiap tindakan didokumentasikan secara umum tanpa di
spesifikan diagnose tertentu. Selain itu, terdapat sebagian tindakan keperawatan
yang sudah dilakukan tetapi tidak didokumentasikan dalam catatan perkembangan
pasien. Evaluasi tindakan dituliskan pada status pasien dengan metode SOAP
dilembar evaluasi. Evaluasi keadaan pasien dilakukan sehari sekali hal ini kurang
tepat karena perawat tidak mendokumentasikannya setiap pergantian shift.
Perawat tidak menuliskan evaluasi SOAP yang seharusnya dituliskan pershift.
Evaluasi seharusnya dituliskan pershift dengan tujuan agar mempermudahkan
perawat untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien. Pendokumentasikan
asuhan keperawatan kurang maksimal.
2. Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien diruang Dahlia diukur menggunakan kertas yang berisi kritik dan
saran dan dimasukan kedalam kotak saran yang tersedia untuk mengetahui kepuasan
pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan.
3. BOR (Bed Occupation Rate)
BOR merupakan jumlah persen dari pemakaian tempat tidur pada periode tertentu.
Nilai BOR memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
diruang dahlia. Standart nilai BOR menurut barbell Johnson adalah 75%-85%
(standart internasional), sedangkan standart nilai depkes RI adalah 60%-85%.
Apabila BOR > 85% berarti tempat tidur yang terpakai dirumah sakit tersebut hampir
penuh. BOR ruangan Dahlia 01-29 Februari 2016 adalah 90%.
4. LOS (Lenght of Stay)
Lama hari perawatan di ruang Dahlia 4 hari.
5. Infeksi Nosokomial
Tidak terjadi infeksi nosokomial yang berat pada ruangan Dahlia.
BAB III
ANALISA MASALAH

A. Identifikasi Masalah
1. Analisis SWOT
Kategori Penilaian Analisis SWOT
Input A. Strength
1. Sebagian besar perawat
mengatakan bahwa struktur
organisasi ruang sudah di
bentuk
2. Sebagian besar perawat
mengatakan bahwa pembagian
tugas sudah sesuai dengan
struktur organisasi yang ada
3. Jenis ketenagaan diruangan :
a. S1 keperawatan : 1 orang
b. S1 keperawatan Ners : 3
c. D3 keperawatan : 17 orang
d. Administrasi : 1 orang.
4. Adanya mahasiswa praktikan
di ruang Dahlia stikes kusuma
husada.
5. Sudah ada model asuhan
keperawatan yang digunakan
yaitu metode tim.
6. Model yang digunakan sudah
cukup efisien
7. Sudah terlaksananya sistem
timbang terima pasien secara
langsung
8. Pendokumentasian asuhan
keperawatan kepada pasien
sudah sesuai dengan standar
keperawatan profesional
9. Terlaksananya komunikasi
yang cukup baik antar profesi.
10. Perawatnya disiplin.
11. Sudah tersedianya lembar
dischard planning untuk
pasien yang akan pulang

B. Weakness
1. Jumlah perawat masih belum
sebanding dengan jumlah
pasien
2. Sebagian besar perawat masih
belum mengerti dan
memahami peran dan
fungsinya
3. Pembagian tugas masih belum
jelas
4. Sebagian besar perawat masih
berlatar pendidikan D3
5. Pendokumentasian asuhan
keperawatan masih banyak
yang kosong
6. Kurangnya kemampuan
perawat dalam pelaksanaan
model yang telah ada
7. Kurangnya jumlah tenaga
yang membantu optimalisasi
penerapan model yang
digunakan
8. Berhentinya proses pendataan
buku inventaris alat pada
ruang Dahlia
9. Tidak adanya pre conference
sebelum timbang terima.

C. Opportunity
1. Peluang perawat untuk
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM)
2. Adanya kebijakan pemerintah
tentang profesionalisme
perawat
3. Kepercayaan dari pasien dan
masyarakat yang cukup baik
4. Adanya mahasiswa profesi
ners yang praktik stase
manajemen
5. Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa praktikan
dengan perawat ruangan

D. Threatned
1. Adanya tuntutan yang tinggi
dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
profesional
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan
4. Adanya persaingan dengan
rumah sakit swasta lain
5. Rendahnya kesejahteraan
perawat
6. Adanya pertanggungjawaban
legalitas bagi pasien
7. Akreditasi rumah sakit
tentang sistem dokumentasi

Proses A. Strength
1. Overan merupakan kegiatan
rutin yang dilakukan tiga kali
dalam sehari
3.
4. Ada
Ada klarifikasi, Tanya jawab,
buku khusus untuk
pelaporan overan
5. Adanya penjadwalan yang
teratur dari kepala ruang
untuk perawat baik shift
maupun non shift yang
dilakukan setiap bulan
6. Perekrutan pegawai baru
dikelola sendiri oleh rumah
sakit dkt dr. Asmir
7. Konflik diruangan
diselesaikan dengan dialog
langsung maupun via group
messanger untuk mencari
kejelasan kesalahan dalam
komunikasi.
8. Perawat disiplin waktu
overran.

B. Weakness
1. CI mengatakan di ruang
Dahlia belum diterapkan
kegiatan pre conference
sampai saat ini
2. CI mengatakan di ruang
Dahlia belum diterapkan
kegiatan ronde keperawatan.

C. Opportunity
1. Adanya mahasiswa profesi
ners yang praktik stase
manajemen
2. Adanya kerjasama yang
baikantara mahasiswa dengan
perawata ruangan
3. Sarana dan prasarana
penunjang cukup tersedia

D. Threatned
1. Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
professional.
2. kesadaran masyarakat tentang
tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan
Output A. Strength
1. Tersedianya lembar
pendokumentasian
keperawatan di ruang Dahlia
2. Dokumentasi
keperawatan yang dilakukan
meliputi pengkajian awal
keperawatan dengan model
essay, grafik perkembangan,
diagnosa dan catatan
keperawatan, catatan
pemberian obat, evaluasi.
3. Format pengkajian
sudah ada dan dapat
memudahkan perawat dalam
pengkajian dan pengisiannya
4. Sebagian besar perawat
mengatakan format yang
digunakan sangat membantu
dalam pengkajian pada pasien
5. Diagnose keperawatan
yang ditegakkan oleh perawat
mengacu pada protap askep
rumah sakit yang sudah
ditetapkan yaitu lembar
diagnosa dan catatan
keperawatan
6. Intervensi langsung
diekspresikan dalam bentuk
implementasi yaitu berupa
tindakan keperawatan kepada
pasien.
7. semua tindakan perawat
didokumentasikan

B. Weakness
1. Sistem
pendokumentasian masih
dilakukan secara manual
(belum ada komputerisasi)
2. Catatan keperawatan
masih kurang lengkap
3. BOR kelebihan 88,14%
4. Komunikasi yang
masih kurang antar perawat
dan pasien maupun keluarga
pasien
5. Evaluasi keadaan
pasien hanya dilakukan sehari
sekali

C. Opportunity
1. Adanya mahasiswa
profesi ners yang praktik stase
manajemen keperawatan
2. Peluang perawat untuk
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM)
3. Adanya kerjasama yang
baik antara perawat ruangan
dengan mahasiswa praktikan

D. Threatned
1. Adanya kesadaran
pasien dan keluarga akan
tanggung jawab dan tanggung
gugat

2. Analisa Data
No Data Fokus Masalah
1 Wawancara Kurang optimalnya
1. Sebagian besar perawat pelaksanaan
mengatakan belum pernah MAKP (Metode
dilakukan pre dan post conference Asuhan
2. CI mengatakan ada SOP Keperawatan
overan jaga tapi sampai sekarang Profesional)
tidak tahu dimana diruang Dahlia
3. Sebagian besar perawat RST dr. Asmir
mengatakan sudah ada supervisi Salaitga
namun hanya menanyakan kendala
yang ditemui pendokumentasian
asuhan keperawatan di ruangan
4. Berdasarkan hasil
wawancara dengan perawat bahwa
belum ada format supervisi
pendokumentasian asuhan
keperawatan
5. Sebagian besar perawat
mengatakan tidak mengetahui apa
itu ronde keperawatan
6. Sebagian besar perawat
mengatakan tidak mengetahui apa
itu MAKP

Observasi
1. Tidak dilakukan pre dan
post conference
2. Kualitas content/isi dari
operan jaga belum maksimal
3. Supervisi hanya
menandatangani di buku timbang
terima pasien
4. Tidak dilakukan ronde
keperawatan di Ruang dahlia.
5. Tidak ada pelatihan MAKP
2 Wawancara Pelaksanaan SOP
1. Sebagian besar perawat cuci tangan 6
mengatakan sudah mengetahui cara angka sudah
mencuci tangan dengan benar optimal diruang
2. Mahasiswa praktikan mengatakan Dahlia RST dr.
sudah mengetahui cara mencuci Asmir Salaitga
tangan 6 langkah 5 momen
Observasi
1. Terdapat sebagian mahasiswa dan
perawat yang tidak melakukan cuci
tangan dengan benar
2. Handrub di ruangan terbatas

`3 Wawancara Kurang optimalnya


1. Perawat mengatakan belum pernah pemberian
memberikan discarge planning discarge planning
pada pasien yang akan pulang diruang Dahlia
2. Kepala runag mengatakan sudah RST dr. Asmir
ada format discarge planning tapi Salaitga
pelaksanaannya tidak optimal
Observasi
1. Sebagian perawat sudah
menjelaskan ke pasien maupun
keluarga mengenai instruksi tentang
penyakit yang diderita, adapun
informasi tentang penyakit
perawatan yang harus dilakukan
dirumah, pengaturan diet khusus
dan bertahap, pendidikan kesehatan
pada keluarga, serta informasi
layanan perawatan yang dapat
dikunjungi apabila pasien
memerlukan
2. Tidak ada leaflet 10 besar penyakit
diruang Flamboyan

4 Wawancara Belum adanya


1. CI mengatakan belum ada buku administrasi
buku khusus absensi mahasiswa pada mahasiswa
praktikan praktik dan buku
2. CI mengatakan belum ada
buku inventaris namun jarang di inventaris alat
perbarui dan tidak ada diruang Dahlia.
penanggungjawab maupun overan
inventaris.
Observasi
1. Tidak tersedianya buku
absensi mahasiswa praktikan
2. Buku arsip mahasiswa
praktikan tidak ada

5 Wawancara Persiapan pasien


1. Perawat mengatakan belum pre operasi yang
ada label puasa belum optimal
Observasi diruang Dahlia
1. Belum terdapat label puasa Dahlia RST dr.
pada pasien pre operasi Asmir Salaitga
B. Prioritas Masalah
Penetapan prioritas masalah sebagai berikut :

Askep Yang Dinilai Total skor


No Masalah
M S Mn Nc Af

1 Kurang optimalnya pelaksanaan MAKP (Metode Asuhan


Keperawatan Profesional) diruang Dahlia RST dr. Asmir 5 5 5 5 5 3.125
Salaitga

2 Pelaksanaan SOP cuci tangan 6 langkah belum optimal


diruang Dahlia RST dr. Asmir Salaitga 5 5 4 5 4 2.500

3 Kurang optimalnya pemberian discarge planning diruang


Dahlia RST dr. Asmir Salaitga 4 4 4 4 4 1.024

4 Belum adanya buku administrasi pada mahasiswa praktik


3 3 4 3 3 324
dan buku inventaris alat diruang Dahlia.

5 Persiapan pasien pre operasi yang belum optimal diruang


5 5 4 4 4 1.600
Dahlia RST dr. Asmir Salaitga
Penentuan urutan masalah yang terjadi prioritas dilakukan penghitung dengan pembobotan pada
setiap masalah yang ditemukan. Proses memprioritaskan masalah akan dilakukan pembobotan
yang memperhatikan aspek sebagai berikut:
1. Magnitude (M) / prevalensi masalah adalah apabila kecenderungan dan seringnya
terjadinya masalah (prevalensi tinggi)
2. Severity (S) / akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan suatu
masalah lebih serius.
3. Manageable (Mn) / bisa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada diyakini dapat
terpecahkan (menemukan jalan keluar)
4. Nursing Consern (Nc) / keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan selalu
melibatkan dan memerlukan pertimbangan perawat.
5. Afforbility (Af) / ketersediaaan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang mencakup
dana, sarana dan tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Rentang penilaian adalah 1-5, yaitu nilai 5 = sangat penting, nilai 4 = penting, nilai 3 = cukup
penting, niali 2 kurang penting, nilai 1 = sangat kurang penting. Dimana yang menjadi prioritas
adalah masalah dengan jumlah nilai/skor paling besar.
Skor akhir dirumuskan dengan cara : M x S x Mn x Nc x Af.
BAB IV
PERENCANAAN

A. Perencanaan

No Masalah Rencana tindakan

1 Kurang optimalnya pelaksanaan


1. Berikan motivasi kepada perawat untuk
MAKP (Metode Asuhan Keperawatan meningkatkan kinerjanya dan penghargaan
Profesional) diruang Dahlia RST dr.
bagi perawat yang kompeten yang
Asmir Salaitga dilakukan oleh kepala ruangan
2. Berikan sosialisasi kepada seluruh
perawat tentang ruangan dan alat-alat yang
masih belum di fungsikan secara optimal
3. Berikan sosialisasi model asuhan
keperawatan MAKP pada perawat
4. Berikan sosialisasi format dan latihan-
latihan pendokumentasian yang benar dan
tepat kepada seluruh perawat
5. Rekomendasikan kepala ruangan
melakukan supervisi dan menganalisis hasil
pendokumentasian asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat serta
memberikan masukan yang positif kepada
perawat
6. Lakukan simulasi ronde keperawatan
secara rutin dengan jadwal yang teratur
7. Adakan inventarisasi keperluan
penunjang sentralisasi obat
8. Sosialisasikan dan buat usulan format
supervisi yang baku untuk setiap tindakan
keperawatan di ruangan sesuai dengan
standar keperawatan
9. Anjurkan perawat harus siap maksimal
15 menit sebelum overan dimulai
10. Anjurkan untuk mendokumentasikan
data langsung ditulis dalam buku overan
2 Pelaksanaan SOP cuci tangan 6 1. Sosialisasikan SOP cuci tangan kepada
langkah belum optimal diruang perawat, pasien dan keluarga pasien
Dahlia RST dr. Asmir Salaitga 2. Buat poster cuci tangan 6 langkah, 5 momen

3 Persiapan pasien pre operasi yang 1. Sosialisasikan kembali SOP persiapan


belum optimal diruang Dahlia RST
dr. Asmir Salaitga pasien pre op
2. Menyiapkan tulisan puasa beserta waktu
pada bed pasien

4 Kurang optimalnya pemberian 1. Sosialisasikan kembali tentang


discarge planning diruang Dahlia perencanaan pulang yang sesuai dengan
RST dr. Asmir Salaitga standar
2. Buat brosur atau leaflet tentang
pengertian penyakit, pencegahan,
perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat

5 Belum adanya buku administrasi pada 1. Buat buku absensi untuk mahasiswa
mahasiswa praktik dan buku praktikan
inventaris alat diruang Dahlia. 2. Buat buku inventaris alat untuk
ruangan.
3. Lakukan pendataan ulang inventaris alat
ruangan Dahlia
4. Anjurkan untuk selalu mengisi dan
melaporkan inventaris setiap shift

B. Seleksi Alternatif Perencanaan Penyelesaian Masalah


Seleksi perencanaan penyelesaian masalah dengan membuat kriteria matrik dengan
menggunakan pembobotan CARL yaitu :
3. C (Compability) : Kemampuan melaksanakan alternatif
4. A (Accessability) : Kemudahan dalam melaksanakan alternatif
5. R (Readiness) : Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
6. L (Leverage) : Daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah
Rentang penilaian adalah 1-4, dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 1 = tidak mampu
Nilai 2 = cukup mampu
Nilai 3 = mampu
Nilai 4 = sangat mampu
No Perencanaan Penyelesaian Masalah C A R L Skor

1 Berikan motivasi kepada perawat untuk


meningkatkan kinerjanya dan
penghargaan bagi perawat yang 4 4 4 4 16
kompeten yang dilakukan oleh kepala
ruangan

2 Berikan sosialisasi kepada seluruh 4 4 4 4 16


perawat tentang ruangan dan alat-alat
yang masih belum di fungsikan secara
optimal

3 Berikan sosialisasi model asuhan


4 4 4 4 16
keperawatan MAKP pada perawat

4 Berikan sosialisasi format dan latihan-


latihan pendokumentasian yang benar dan 4 4 4 4 16
tepat kepada seluruh perawat

5 Rekomendasikan kepala ruangan


melakukan supervisi dan menganalisis
hasil pendokumentasian asuhan
4 4 4 4 16
kepeerawatan yang dilakukan oleh
perawat serta memberikan masukan yang
positif kepada perawat

6 Lakukan simulasi ronde keperawatan


4 4 3 4 15
secara rutin dengan jadwal yang teratur

7 Adakan inventarisasi keperluan


4 3 4 4 15
penunjang sentralisasi obat

8 Anjurkan perawat harus siap maksimal 15


3 3 3 3 12
menit sebelum overan dimulai

9 Anjurkan untuk mendokumentasikan data


3 3 3 3 12
langsung ditulis dalam buku overan

10 Sosialisasikan SOP cuci tangan kepada


3 3 3 3 12
perawat, pasien dan keluarga pasien

11 Buat poster cuci tangan 6 langkah, 5


3 3 3 3 12
momen

12 Sosialisasikan kembali pasien pre operasi 3 3 3 3 12

13 Menyiapkan tulisan puasa beserta waktu


3 3 3 3 12
pada bed pasien

14 Sosialisasikan kembali tentang


perencanaan pulang yang sesuai dengan 3 3 3 3 12
standar

15 Buat brosur atau leaflet tentang 3 3 3 3 12


pengertian penyakit, pencegahan,
perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat

16 Buat buku absensi untuk mahasiswa


3 3 3 3 12
praktikan

17 Buat buku inventaris alat untuk ruangan 3 3 3 3 12

18 Lakukan pendataan ulang inventaris alat


3 3 3 3 12
ruangan Dahlia

19 Anjurkan untuk selalu mengisi dan


3 3 3 3 12
melaporkan inventaris setiap shift

20 Sosialisasikan kembali SOP persiapan


3 3 3 3 12
pasien pre op
D. rencana kegiatan penyelesaian masalah

Masalah Tujuan Strategi Sasaran Kegiatan Waktu Kriteria Evaluasi

M1- Man. Meningkatkan Pengusulan Kepala Ruang dan Mengusulkan : Senin 16- Evaluasi Struktur:
Sumber Daya kualitas dan Kepala Bidang Selasa 31 Penanggung Jawab:
Manusia: kuantitas SDM Pelayanan 1. Peningkatan jenjang Maret 2015 Mandala Adhi Putra
Pemberian insentif pendidikan pegawai Miftahur Rohmah
yang tidak sesuai lebih tinggi Indro Setiawan
2. Peningkatan skill Woro Wahyu Y
dengan prestasi
pegawai melalui Aryn Wahyu S N
kerja Daniel Saktia
pendidikan dan
Ratih Swari
pelatihan secara Rochmad Agus S
berkala
3. Penyeragaman ilmu Evaluasi Proses:
keperawatan oleh Didukung dan
tenaga yang disetujui Kepala
berkompeten secara Ruang dan Kepala
periodik Bidang Pelayanan
4. Pemberian insentif
tambahan atas suatu Evaluasi Hasil:
prestasi atau kerja 1. Rasio kecukupan
ekstra antara perawat
5. Perbaikan fasilitas dan pasien
rumah sakit menurut tingkat
ketergantungan
pasien terpenuhi
2. Peningkatan
jenjang
pendidikan dan
skill pegawai
tercapai
3. Beban kerja
perawat sesuai
dengan tugasnya
4. Peningkatan
kinerja perawat

M2. Mengupayakan Pengusulan Kepala Ruang dan 1. Identifikasi Selasa, 24 Evaluasi Struktur:
Fasilitas rumah sakit terpenuhinya Kepala Bidang kebutuhan sarana Maret 2015 Penanggung Jawab:
yang kurang kebutuhan Pelayanan prasarana Mandala Adhi Putra
mendukung 2. Mengusulkan Penyaji:
fasilitas pelayanan
Miftahur Rohmah
kebutuhan sesuai
Moderator:
standar peralatan Indro Setiawan
Notulen:
Woro Wahyu Y
Fasilitator:
Aryn Wahyu S N
Daniel Saktia
Ratih Swari
Rochmad Agus S

Evaluasi Proses:
Diikuti oleh semua
perawat, supervisor

Evaluasi Hasil:
1. Terpenuhiny
a kebutuhan
fasilitas sesuai
standar
2. Rasio alat
kesehatan
dengan pasien
sesuai
3. Tersedianya
kebutuhan alat
habis pakai

M3-Methode Mampu Sosialisasi dan Supervisor, KaRu 1. Mendiskusikan Senin 16 Evaluasi Struktur:
MAKP. meningkatkan demonstrasi dan Perawat setiap hambatan yang Maret 2015 Penanggung Jawab:
Belum penerapan MAKP dalam penerapan Mandala Adhi Putra
terlaksananya Moderator:
Primary Nursing model primary
Miftahur Rohmah
MAKP secara pemula nursing Notulen:
optimal. 2. Mengadakan Woro Wahyu Y
sosialisasi MAKP Fasilitator:
meliputi pre post Indro Setiawan
conferen, ronde Aryn Wahyu S N
keperawatan dan Daniel Saktia
overan/timbang Ratih Swari
Rochmad Agus S
terima pasien
3. Merencanakan
kebutuhan tenaga Evaluasi Proses:
perawat Diikuti oleh semua
perawat, supervisor
4. Melakukan
pembagian peran Evaluasi Hasil:
perawat MAKP Primary
5. Menentukan nursing diterapkan
deskripsi tugas dan secara baik
tanggung jawab
perawat
6. Melakukan
pembagian jadwal
serta pembagian
tenaga perawat
7. Membantu
penerapan model
MAKP

1. Discharge Discharge Sosialisasi Perawat 1. Membuat alur Jum’at, 20 Evaluasi Struktur:


Palnning. Palnning pelaksanaan Maret 2015 Penanggung Jawab:
Format dilaksanakan Discharge Palnning. Mandala Adhi Putra
pemulangan 2. Menentukan Penyaji:
secara optimal dan
Aryn Wahyu S N
pasien sudah terdokumentasi penyakit terbanyak
Moderator:
ada tapi belum dengan baik untuk dilakukan Woro Wahyu Y
dilakukan Discharge planning Notulen:
3. Melakukan Indro Setiawan
sosialisasi dan Fasilitator:
simulasi Discharge Miftahur Rohmah
Palnning diruangan Daniel Saktia
4. Membagikan Ratih Swari
media sosialisasi Rochmad Agus S
berupa leaflet bagi
Evaluasi Proses:
pasien Diikuti oleh semua
perawat
5. Pembuatan dan
pemasangan poster Evaluasi Hasil:
alur discharge
planning di ruangan Setiap pasien mulai
6. Dokumentasi masuk sampai
pulang sudah
mendapatkan
discharge planning
dengan media leaflet

2. Inventaris Sarana dan Sosialisasi Perawat Mengusulkan: Selasa, 24 Evaluasi Struktur:


Sarana dan prasarana untuk 1. Pembentukan Maret 2015 Penanggung Jawab:
Prasarana tindakan penanggung jawab Mandala Adhi Putra
inventaris Penyaji:
belum keperawatan
2. Perawatan sarana Miftahur Rohmah
tercukupi sudah tersedia Moderator:
terutama mencukupi dan dan prasarana secara
Aryn Wahyu S N
mengenai alat termonitor dengan berkala dan lebih Notulen:
kesehatan yang baik intensif Ratih Swari
3. Meningkatkan Fasilitator:
belum tersedia
proses inventarisasi Indro Setiawan
dan belum
4. Penataan alat-alat Daniel Saktia
terpelihara
emergency lebih rapi Woro Wahyu Y
dengan baik Rochmad Agus S

Evaluasi Proses:
Diikuti oleh semua
perawat

Evaluasi Hasil:
1. Setiap
tindakan
keperawatan
tersedia
instrumen
dengan protap
2. Ada
perawatan
sarana dan
prasarana
secara berkala
3. Apabila ada
kerusakan alat
segera ada
gantinya
3. Timbang Timbang terima Sosialisasi Perawat 1. Menentukan Senin, 16 Evaluasi Struktur:
terima belum dilakukan secara penanggung jawab Maret 2015 Penanggung Jawab:
efektif dalam efektif dan sesuai timbang terima Mandala Adhi Putra
2. Menyusun format Penyaji:
prosesnya dan konten
Ratih Swari
kurang sesuai timbang terimapasien
Moderator:
dengan konten serta petunjuk teknis Rochmad Agus
pengisiannya lebih Notulen:
menekankan pada Daniel Saktia
aspek keperawatan Fasilitator:
3. Melaksanakan Miftahur Rohmah
timbang terima, setiap Indro Setiawan
pergantian sift Aryn Wahyu S N
4. Dokumentasi Woro Wahyu Y S

Evaluasi Proses:
Diikuti oleh semua
perawat

Evaluasi Hasil:
1. Timbang
terima
dilakukan di
nurse station
dan di pasien
2. Isi timbang
terima tentang
masalah
keperawatan
yang sudah dan
belum teratasi
3. Timbang
terima telah
terdokumentasi
dengan baik

4. Ronde Ronde Sosialisasi dan Perawat 1. Menentukan Selasa, 17 Evaluasi Struktur:


keperawatan keperawatan Demonstrasi pasien untuk ronde Maret 2015 Penanggung Jawab:
kurang efektif terlaksana dengan keperawatan Mandala Adhi Putra
2. Mempersiapkan Penyaji:
dilaksanakan optimal sesuai
Ratih Swari
prosedur ronde keperawatan
Moderator:
3. Melaksanakan
Daniel Saktia
ronde keperawatan Notulen:
(strategi dan materi) Rochmad Agus S
Fasilitator:
Indro Setiawan
Aryn Wahyu S N
Miftahur Rohmah
Woro Wahyu Y

Evaluasi Proses:
Diikuti oleh semua
perawat

Evaluasi Hasil:
Ronde keperawatan
sudah terlaksana
bersama perawat
ruangan

5. Supervisi Mampu Sosialisasi Supervisor,Kepala 1. Mengajukan Evaluasi Struktur:


sudah berjalan menerapkan Ruang,KaTim dan proposal pelaksanaan Penanggung Jawab:
tetapi belum supervisi semua perawat alur supervisi Putra
2. Melaksanakan Penyaji:
optimal dalam keperawatan
Mandala Adhi
pendokumentas dengan benar supervisi
Moderator:
ian keperawatan
Miftahur Rohmah
bersama-sama Notulen:
perawat dan kepala Woro Wahyu Y
ruangan Fasilitator:
3. Mendokumentasik Rochmad Agus S
an hasil pelaksanaan Indro Setiawan
supervisi Aryn Wahyu S N
keperawatan Daniel Saktia
4. Membuat format
supervisi Evaluasi Proses:
Diikuti oleh semua
perawat

Evaluasi Hasil:
Supervisi
terdokumentasi
dengan baik dan
benar

6. Sentralisasi Sentralisasi obat Sosialisasi Perawat 1. Mengusulkan Senin, 23 Evaluasi Struktur:


Obat kurang dilaksanakan sentralisasi obat Maret 2015 Penanggung Jawab:
berjalan dengan secara optimal dengan Mandala Adhi Putra
Penyaji:
baik menggunakan
Woro Wahyu Y
program Unit Day Moderator:
Dose (UDD) Daniel Saktia
2. Mengadakan Notulen:
inform concent Rochmad Agus S
untuk pasien atau Fasilitator:
keluarga dalam Indro Setiawan
melaksanakan Aryn Wahyu S N
Miftahur Rohmah
sentralisasi obat
Ratih Swari
3. Melaksanakan
sentralisasi obat Evaluasi Proses:
pasien bekerjasama Diikuti oleh semua
dengan perawat, perawat
dokter dan bagian
farmasi Evaluasi Hasil:
Seluruh obat pasien
sudah tersentralisasi
dengan baik

M4- Money - - - - - -

M5- Mutu Keselamatan Sosialisasi Kepala Bidang Mengusulkan Senin, 16 Evaluasi Struktur:
pasien meningkat, Pelayanan, peningkatan mutu Maret 2015 Penanggung Jawab:
Pelayanan dan kepuasan pasien Kepala Ruang dan pelayanan terus-menerus Mandala Adhi Putra
keselamatan pasien. Penyaji:
meningkat, Perawat sehingga memberi kesan
Rochmad Agus S
pendokumentasian yang baik pada pasien Woro Wahyu Y
mutu pelayanan Indro Setiawan
Mutu pelayanan teroptimalkan dan Daniel Saktia
sudah berjalan tapi adanya Menyusun perencanaan Moderator:
pendokumentasian pendokumentasian Aryn Wahyu S N
keselamatan pasien sesuai
patient safety masih yang rapi untuk Notulen:
standar akreditasi rumah Ratih Swari
kurang. indikator mutu sakit terbaru (6 sasaran Fasilitator:
utama) Miftahur Rohmah
1. Kejadian
dekubitus Evaluasi Proses:
2. Kejadian flebitis Diikuti oleh Kepala
3. Kejadian pasien Bidang Pelayanan,
jatuh Kepala Ruang dan
4. Medication error
Perawat
5. Cedera akibat
restrain
6. Infeksi Evaluasi Hasil:
nosokomial 1. Kepuasan
pasien
terpenuhi
2. Tidak ada
complain dari
pasien dan
keluarga pasien
terhadap
pelayanan
3. Mengupayak
an adanya
informasi
Centre di ruang
perawat bagi
keluarga pasien
4. Keselamatan
pasien terjaga

Anda mungkin juga menyukai