2) Kegiatan mutu
a. Audit dokumentasi
Pelaksanaan Audit Dokumentasi menurut kepala ruang Wisma
Madukara, pelaksanaan audit dokumentasi sudah dilakukan secara
incidental dan dilakukan rutin setiap evaluasi kegiatan asuhan
keperawatan oleh semua anggota perawat baik kepala tim, kepala ruangan
dan perawat pelaksana dan membuat rekapan setiap satu bulan oleh
kepala ruangan.
b. Survey Kepuasan
Pelaksanaan survey kepuasaan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan (perawat) tetap dilakukan sehingga dapat diketahui untuk
tingkat kepuasan dengan mengunakan instrumen yang mengukur tingkat
kepuasan bagi pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain baik. Karu,
katim dan perawat pelaksana mengatakan sudah ada instrumen yang
mengukur tingkat kepuasan perawat, pasien dan keluarga.
c. Survey masalah kesehatan/keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara di ruangan sudah dilakukan
pendokumentasian tentang survey masalah keperawatan, dan survey
masalah keperawatan ini sudah optimal.
e. Pengembangan staf
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Ruang didapatkan bahwa
untuk memberikan ijin kepada katim dan perawat pelaksana untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, pemberian kesempatan
pada katim dan perawat pelaksana untuk mengikuti pelatihan atau
seminar. Karu mengatakan jika ada perawat yang ingin meningkatkan
jenjang pendidikan maka harus mendapatkan ijin dari karu dan
menyelesaikan beberapa syarat dari bidang keperawatan. Selama ini
pengembangan karir di wisma madukara sudah berjalan, karu mengatakan
di wisma Madukara terdapat mayoritas lulusan D3 Keperawatan yaitu
sebanyak 6 orang (60%), sedangkan lulusan sarjana keperawatan 3 orang
(10%), Ners sebanyak 1 orang (5%),SPRB 1 orang (5%) dan 1 orang
cleaning service berpendidikan SMA.
Hasil wawancara dengan katim bahwa tingkat pendidikan anggota
tim rata – rata D3 keperawatan, dalam pengembangan staff kepala ruang
memberikan ijin kepada katim dan perawat pelaksana untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dengan syarat tidak mengganggu
dinas.
f. Recruitment
Berdasarkan hasil wawancara dengan katim didapatkan data
bahwa sudah terdapat protap atau surat permintaan tentang permintaan
tenaga keperawatan sehingga rekruitmen tenaga kerja sepenuhnya
ditentukan oleh pihak rumah sakit, dan ruangan siap menerima perawat
yang telah direkrut oleh RS. Ruangan tidak diberikan kesempatan untuk
mengajukan tenaga perawat. Kepala bidang keperawatan yang mengatur
dan mengurus proses rekruitmen. Karu mengatakan perawat yang masuk
dan bekerja di wisma Madukara berdasarkan dari pembagian oleh kepala
bidang keperawatan dan karu.
a. Pengkajian
Hasil wawancara dengan karu didapatkan bahwa pengkajian
dilakukan sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang
meliputi data fokus (data subjektif dan data objektif) dan masalah
keperawatan, sedangkan alasan masuk, faktor presipitasi dan predisposisi,
hubungan social, konsep diri, kondisi fisik, status mental, mekanisme
koping, kebutuhan persiapan pulang, pengetahuan klien dan terapi yang
diberikan dikaji oleh bagian UPI atau poli RS. Pengkajian data dasar
terdokumentasi jadi satu dengan rekam medis, sedangkan pengkajian
fokus terdokumentasi dalam rekam keperawatan.,
Format pengkajian di ruang MPKP meliputi aspek-aspek identitas
pasien, alasan masuk, faktor predisposisi, fisik, psikososial, status mental,
kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial, dan
lingkungan, pengetahuan, dan aspek medik. Format pengkajian ini dibuat
agar semua data relevan tentang masalah pasien saat ini, yang lampau atau
yang potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data dasar yang
lengkap. Berdasarkan lembar catatan medic di wisma Madukara dapatkan
100% ( Catatan Medik) yang sudah lengkap pengkajiannya dan dituliskan
dalam lembar pengkajian.
b. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua tim di wisma
Madukara didapatkan hasil pada aspek diagnosa sudah sesuai dengan
kondisi pasien, dimana perumusan diagnosa keperawatan sudah sesuai
dengan SOP yaitu ada diagnosa aktual dan resiko. Dalam perumusan
diagnosa keperawatan tidak ada evaluasi terhadap MK klien, diagnosa
masih mengikuti catatan medis yang diisi pada saat di UPI. Katim dan
perawat pelaksana mengatakan, walaupun pembagian tim sudah dilakukan
akan tetapi pendokumentasian terhadap perkembangan klien kadang-
kadang tidak dilakukan sehingga menjadi penghambat bagi pemberi
asuhan yang masih baru, baik bagi perawat operan ataupun mahasiswa
praktikan untuk memunculkan masalah keperawatan yang baru.
Berdasarkan lembar catatan medik di wisma Madukara di dapatkan 100%
diagnosanya ada dan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul,
dan mencerminkan PE/PES.
c. Perencanaan
Berdasarkan Hasil wawancara dengan perawat pelaksana,
perencanaan keperawatan jiwa berdasarkan consensus nasional tidak
dibuat sendiri oleh perawat, tapi sudah berupa TUM (Tujuan umum) dan
TUK (tujuan khusus) yang sudah baku dan berdasarkan SP (strategi
perawatan). Selama ini pelaksanaan perencanaan keperawatan sudah
dilakukan pada setiap pasien sesuai dengan MK yang muncul akan tetapi
jika perkembangan pasien tersebut memunculkan MK baru maka sulit
untuk meninjau ulang perencanaan karena dokumentasi perkembangan
pasien belum berjalan optimal. Berdasarkan observasi semua perawat
melakukan pendokumentasian terhadap perkembangan pasien pada rekam
medis pasien. Berdasarkan catatan medis pasien diwisma Madukara
terdapat 100% perencanaan sudah ada, serta Intervensi keperawatan yang
sesuai dengan diagnosa keperawatan.
d. Tindakan
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua tim di wisma
Madukara didapatkan hasil bahwa aspek tindakan sudah sesuai TUM dan
TUK tiap masing-masing masalah keperawatan (MK), dan dengan
menggunakan strategi pelaksanaan yang sudah sesuai SOP, tetapi
berdasarkan observasi tindakan sudah sesuai tetapi jika ditemukan masalah
keperawatan baru pada pasien, masih digunakan tindakan yang sama dan
hasil evaluasi dan pendokumentasian masih sama atau tidak dilakukan
validasi kembali. Berdasarkan lembar catatan medis pasien di wisma
Madukara didapatkan 100% impementasi sudah sesuai dengan rencana
asuhan keperawatan.
e. Evaluasi
Berdasarkan hasil observasi dari beberapa dokumentasi asuhan
keperawatan didapatkan hasil evaluasi dari tindakan keperawatan sudah
mengacu pada tujuan yang dilakukan dan SOAP sudah relevan dengan
masalah keperawatan yang ada.
b) Penjadwalan tugas yang hanya berfokus pada leader dan co-leader, sehingga
didalam pelaksanaan TAK tidak ada petugas yang berperan sebagai observer
dan fasilitator.
c) Tidak ada seleksi peserta yang sesuai dengan tema dari MK yang ada,
sehingga semua peserta diikutsertakan walaupun tidak sesuai dengan kondisi
atau MK klien.
d) Sudah ada SOP dan SAK yang mengatur tentang TAK tetapi pelaksanaannya
belum sesuai dengan SOP yang telah ada, dimana dari hasil observasi selama
3 hari dalam pelaksanaan TAK tidak melalui setiap fase, tetapi langsung pada
fase kerja, dan pada fase terminasi tidak ada validasi hasil kegiatan, dan
kurangnya reinforcement positif terhadap klien.
e) Setelah melakukan TAK, kemudian dilakukan pendokumentasian TAK pada
buku yang sudah disediakan untuk pendokumentasian TAK, tetapi selama
observasi selama 3 hari pendokumentasian dilakukan oleh mahasiswa
praktikan ini dikarenakan karena kurangnya motivasi perawat serta kurangnya
kesadaran perawat akan pentingnya pendokumentasian TAK.
A. Analisis SWOT
Aspek yang di Strength Weakness Opportunity Threat
kaji (kelebihan) (kekurangan) (peluang) (ancaman)
Pengendalian Sudah ada rencana Tidak berlaku sistem Adanya Kecendrungan tidak
mutu dan pelaksanaan punishment pada kesempatan tenaga terlaksananya
pengembangan staff tindakan indisipliner keperawatan untuk pendidikan kesehatan
Perawat memiliki ringan seperti melanjutkan dan TAK
motivasi untuk terlambat datang pendidikan atau
melanjutkan ataupun malas ketika peningkatan SDM
pendidikan bertugas atau dinas baik S1
kejenjang yang lebih keperawatan atau
tinggi D III Keperawatn
Perawat sudah
mendapatkan jasa
pelayanan sesuai
dengan kriteria yang
telah ditentukan oleh
RS
Adanya sistem
reward bagi perawat
10
yaitu melalui verbal
Adanya kepuasan
pada perawat
dengan kepuasan
tunjangan gaji yang
diberikan
11
antara tim medis dan
keperawatan
Pelaksanaan Pendokumentasian Sebagai sarana Kecendrungan tidak
standar (SAK Perawat pelaksana ASKEP tidak optimal atau lahan praktik melakukan ASKEP
SOP) mampu melakukan begitu juga dengan keperawatan jiwa sesuai dengan yang
ASKEP pada pasien RTL bagi Institusi telah di atur di SOP,
dengan MK yang Pelaksanaan TAK sekolah kesehatan SAK.
ada diruangan tidak sesuai dengan (baik mahasiswa
SOP Profesi Ners
Adanya hubungan Pelaksanaan penkes maupun DIII kep)
serta mampu keluarga tidak sesuai RS memfasilitasi
berkolaborasi antara dengan SOP kegiatan pasien
perawat dalam diruangan,
melaksanakan misalnya
ASKEP keterampilan atau
rehabilitasi,
pengajian,
olahraga, rekreasi
serta hiburan
Pengendalian Sudah ada rencana Tidak berlaku sistem Adanya Kecendrungan tidak
mutu dan pelaksanaan punishment pada kesempatan tenaga terlaksananya
pengembangan staff tindakan indisipliner keperawatan untuk pendidikan kesehatan
Perawat memiliki ringan seperti melanjutkan dan TAK
motivasi untuk terlambat datang pendidikan atau
12
melanjutkan ataupun malas ketika peningkatan SDM
pendidikan bertugas atau dinas baik S1
kejenjang yang lebih keperawatan.
tinggi
Perawat sudah
mendapatkan jasa
pelayanan sesuai
dengan kriteria yang
telah ditentukan oleh
RS
Adanya sistem
reward bagi perawat
yaitu melalui verbal
Adanya kepuasan
pada perawat
dengan kepuasan
tunjangan gaji yang
diberikan
13
B. Identifikasi Masalah Dan Analisa Data
Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan hasil pengkajian yang
diperoleh melalui hasil wawancara dan observasi. Selanjutnya data tersbut di
analisis untuk merumuskan masalah manajemen.
Observasi :
Observasi :
14
b. Belum terdapat pendokumentasian
indikator mutu Rumah Sakit Jiw.
c. Belum terdapat buku kusus untuk
pendokumentasian indikator mutu
Rumh Sakit Jiwa
3. Wawancara: Kurangnya SDM di
ruangan
a. Karu mengatakan kurangnya SDM di
ruangan sehingga karu, katim dan
perawat melakukan pekerjaaan di luar
bidang keperawatan seperti
administrasi.
b. Perawat mengatakan bahwa TAK
jarang di lakukan di ruangan akan tetapi
pasien di bawa ke rehabilitas.
Observasi
15
Importancy JUM
NO MASALAH T R PRIORITAS
P S RI DU SB PB PC
IxTxR
Kurang
optimalnya
Pelaksanaana. case
1
conference di
Wisma Madukara
Dan kurang
maksimalnya
dalam
pendokumentasia
n indikator Mutu
Rumah Sakitb.Jiwa
dan kepathan
melaksanakan
SOP dan SAK
Kerja double
perawat karna
kurangnya c.SDM
di ruangan
C. PRIORITAS MASALAH
Keterangan :
terpenuhi)
T : Technologi
17
indikator mutu jiwa. sudah di sediakan.
c. Belum
maksimalnya dalam
penerapan sistem
yang ada di SOP
dan SAK
18
Diagram Fishbone
- Buku penulisan
indikator mutu
jiwa belum ada
- Buku penulisan
indikator mutu
umum ada
19
RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH
POA
20