Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN BOTANI TUMBUHAN TINGGI

Anggota Kelompok :

1. Ni Kadek Dwi Apsari NIM 1613041005


2. Ni Luh Putu Pitri Ramanti Dewi NIM 1613041017
3. Ni Nengah Desi Kurniasari NIM 1613041022
4. Arya Bagas Pratisthaya NIM 1613041026
5. Novia Rahmawati NIM 1613041042

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2017
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan botani
tumbuhan tinggi. Penulisan laporanini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Botani
Tumbuhan Tinggi.
Laporan ini dibuat berdasarkan buku dan juga internet sebagai referensi.
Dengan adanya laporan ini diharapkan pembaca mampu memahami materi
yang diberikan dalam makalah ini dan mengetahui berbagai jenis-jenis
tumbuhan tanaman tinggi.
Sebagai penulis tentu kami membutuhkan saran dan kritikan dari
pembaca karena kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna, tentunya agar di masa depan
kami dapat memperbaikinya menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata.
Om Santih, Santih, Santih Om

Singaraja, 22September
2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1.

BAB III MATERI DAN METODE


3.1. Tanggal dan Lokasi Praktikum ....................................................... 4
3.2. Alat dan Bahan ................................................................................ 4
3.3. Prosedur Kerja ................................................................................. 4

BAB IV HASIL DAN PEMAHASAN


4.1.Tabel Pengamatan Ciri dan Karakteristik Tumbuhan Tingkat Tinggi
......................................................................................................... 6
4.2.Pembahasan .................................................................................. 24

BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan ................................................................................... 25
5.2.Saran .............................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan golongan tumbuhan sejati
(memiliki akar, batang dan daun) yang tingkat perkembangan filogenetik tertinggi
dengan ciri khas adalah adanya biji (bahasa Yunani : sperma = biji) sebagai alat
perkembangbiakannya, karena itu divisi ini juga sering disebut kormofita berbiji.
Selain itu tumbuhan biji jugadicirikan dengan adanya bunga sehingga sering
disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthophyta). Biji dihasilkan dari bunga
setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji yang
dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual (generatif).. Alat
perkembangbiakannya tersebut tampak jelas (dapat dilihat/diamati) sehingga
disebut juga Phanerogamae (Yunani: phaneros = tampak, jelas: gamein = kawin).
Mikrospora (serbuk sari) tumbuh menjadi badan berbentuk buluh dan sebagai jalan
inti gamet jantan menuju ke sel telur, oleh karena itu golongan ini disebut juga
Embryophytasiphonogamae. (Yunani: embyon = embrio, lembaga: phyton =
tumbuhan: siphon = pipa, buluh: gamein = kawin). Tumbuhan ini memiliki arti
penting bagi organisme lain dibumi. Bahan makanan manusia dan hewan banyak
yang berasal dari tumbuhan berbiji.Semua tumbuhan berbiji adalah heterospora,
yang berarti memiliki dua jenis sporangia berbeda. Megasporangia menghasilkan
megaspora yang akan menjadi gametofit betina, dan mikrosporangia menghasilkan
mikrospora yang akan menjadi gametofit jantan. Megaspora terbentuk dalam
megasporangium yang dilindungi oleh integumen, yang secara keseluruhan
struktur tersebut ovulum atau bakal biji. Perkembangan megaspora inilahyang akan
membentuk sel telur (ovum), jika ovum dibuahi oleh sel sperma maka akan

1
1.2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan, antara lain:
1. apa sajakah tanaman yang terdapat di daerah Toya Bungkah, Tirta
Usada?
2. Apa ciri dan karakteristik dari tumbuhan yang telah diamati?
3. Apa klasifikasi dari tanaman yang telah diamati?

1.3.Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi tumbuhan yang terdapat pada daerah Toya
bungkah, Tirta Usada
2. Mampu mengelompokkan tumbuhan tersebut berdasarkan sifat dan ciri
taksonominya
3. Mampu menjelasakan klasifikasi,ciri-ciri serta karakteristik tumbuhan
yang telah diamati

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3
BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Tanggal dan Lokasi Praktikum


Praktikum dilakukan di daerah Toya Bungkah, Tirta Usada pada tanggal
16 September 2017

3.2 Alat dan Bahan


Alat :
1. Alat tulis
2. Buku morfologi tumbuhan
3. Kamera
4. Plastik
Bahan :
1. Tanaman Lamotoro
2. Tanaman Pinus
3. Tanaman Nangka
4. Tanaman Dadap
5. Tanaman Krasi
6. Tanaman Bambu

3.3 Prosedur Kerja


Untuk melakukan praktikum dilakukan 3 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan
pengolahan data. Setelah 3 tahap tersebut mahasiswa ditugaskan untuk membuat
herbarium.
1. Tahap Persiapan
- Mahasiswa akan diberikn pembekalan mengenai tata cara
praktikum lapangan.
- Mahasiswa akan dibagi kelompok, masing- masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang dan setiap kelompok diberikan nama latin
tumbuh-tumbuhan.

4
- Mahasiswa dalam setiap kelompok mempersiapkan alat dan bahan
yang akan yang digunakan pada praktikum lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan
- Mahasiswa menentukan titik awal pengamatan yang terdiri dari 5-6
titik dengan arah yang berbeda.
- Mahasiswa mulai mencatat ciri serta karakteristik tumbuhan
tingkat tinggi yang ada di lokasi mulai dari titik awal sampai ± 200
m ke arah depan
- Mahasiswa mencocokkan dengan referensi, jika belum dapat
diidentifikasi catat detail yang berhubungan dengan tanaman
tersebut.
- Mahasiswa mendokumentasikan tanaman tersebut sebagai bukti
dalam laporan.

3. Tahap Pengolahan Data


- Mahasiswa mengumpulkan seluruh data yang di dapat dari
praktikum lapangan.
- Mahasiswa mencocokkan dengan referensi yang ada untuk
membuat taksonomi tumbuhan tersebut.
- Mahasiswa mengelompokkan tanaman tersebut ke dalam divisi,
kelas, dan suku.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan Ciri dan Karakteristik Tumbuhan Tingkat Tinggi

No Kode Lokasi
Ciri dan Karakteristik
Tumbuhan ditemukan
1. 1A 1. Akar Tanaman ini
(Leucaena  Sistem ditemukan di
leucocephala) perakarannya lereng Gunung
adalah akar Batur
tunggang (
radix
primaria )
 Struktur
akarnya kuat,
mencengkram
tanah, dan
berwarna
cokelat.
 Memiliki akar
lembaga yang
akan terus
tumbuh
menjadi akar
pokok dan
bercabang.
2. Batang
 Warna batang
berwarna
cokelat
kemerahan

6
sehingga
menarik untuk
dipandang
 Sistem
percabangan
simpodial
 Bentuk batang
bilat
( teres )
 Permukaan
batang rata (
laevis )
 Arah tumbuh
batang tegak
lurus (erectus )
3. Daun
 Merupakan
daun
majemuk
rangkap dua (
bipinnatus )
yang terdiri
dari ibu
tangkai daun
dan anak
daun.
 Sirip 3-10
pasang.
Dengan ujung
daun runcing
( acutus )

7
 Permukaan
berambut
halus dan
mempunyai
daun
penumpu.
4. Bunga
 Merupakan
bunga
majemuk
dengan
susunan
bunga
berbentuk
tongkol (
capitulum )
 Bertangkai
panjang yang
berkumpul
dalam malai
yang berisi 2-
6 bongkol.
 Tiap bongkol
tersusun
kurang lebih
100-180
kuntum
bunga
berbentuk
bola dengan
berwarna
putih atau

8
kekuning-
kuningan.
 Termasuk
bunga
bisexualis
 Perhiasan
bunga terdiri
atas calyx 5
sepal bersatu,
corolla 5
petal lepas.
 Benang sari
terdiri dari 10
buah, putik 1
buah dengan
letak ovarium
superum,
carpellum 1,
loculus 1, dan
ovarium
banyak letak
ovulum
parietalis.
5. Buah
 Termasuk
buah polong
(Legumen)
Berbentuk
pipih dan tipis
berukuran
panjang 14-22
cm lebar 1,5 –

9
2 cm dengan
sekat diantara
biji.
 Berwarna
hijau dan jika
masak
berwarna
cokelat kering
berisi 15-30
biji yang
terletak
melingkar
dalam polong.
2. 1B 1. Akar Hutan bagian
(Pinus  Sistem bawah area pos 1
merkusii) perakarannya Gunung Batur,
adalah akar Toya BUNGKAH,
tunggang (radix Kabupaten Bangli,
primaria) Provinsi Bali
 Struktur akarnya
kuat,
mencengkeram
tanah, dan
berwarna
cokelat.
 Memiliki akar
lembaga yang
akan terus
tumbuh menjadi
akar pokok dan
bercabang.

10
2. Batang
 Batang tipe
monopodial
 Pohon Pinus
tegak lurus ke
atas (erectus).
 Permukaan
batang Pohon
Pinus retak –
retak dan
berwarna
kecoklatan.
3. Tangkai
 Bentuk
penampang
melintang dari
tangkai pinus
adalah
membulat.
4. Daun
 Tanaman Pinus
termasuk ke
dalam daun
majemuk
(folium
compositum).
 Daun Pinus
memiliki ujung
daun (apex folii)
berbentuk
meruncing
(acuminatus).

11
 memiliki
pangkal daun
(basis folii)
berbentuk
rompang/ rata
(truncatus)
dengan
diselubungi
sisik berupa
selaput tipis.
 memiliki tepi
daun (margo
folii) berbentuk
rata (integer),
serta ranting
daun berukuran
pendek dan
berbentuk
seperti jarum.
5. Bunga (Strobilus)
 Pohon pinus
termasuk dalam
tipe pohon
berumah satu
(monoecus
unisexsualis).
 Strobilus jantan
dan betina
dalam satu
tunas.
 Strobilus jantan
berbentuk

12
silindris dengan
panjang 2-4 cm,
terutama di
bagian bawah
tajuk.
 Strobilus betina
berbentuk
kerucut,
ujungnya
runcing,bersisik
dan berwarna
coklat.
6. Buah (fructus)
 Pinus memiliki
buah berbentuk
kerucut ,
silindris dengan
panjang 5-10
cm dan lebar 2-
4 cm.
7. Biji (semen)
 Biji berbentuk
pipih dan bulat
telur (oval).
 warna biji Pinus
umumnya putih
kekuningan.

13
3. 1C Hutan bagian bawah
1) Akar
(Artocarpus area pos 1 Gunung
heterophyllus)  Sistem Perakarannya Batur, Toya

adalah Akar tunggang, BUNGKAH,

dengan sistem Kabupaten Bangli,

percabangan akar yang Provinsi Bali

cukup banyak
 Sistem perakaran yang
kuat, sering ditanam
untuk keperluan
konservasi lahan miring
dan daerah aliran
sungai.

14
2) Batang

 Batang pada tanaman


nangka merupakan
pohon yang berkayu
keras, bulat, silindris
dan berdiameter sampai
sekitar 1 m.

 Mempunyai tajuk yang


padat dan lebat, dan
juga melebar serta
membulat apabila di
tempat terbuka

3) Daun

 Daun tanaman nangka


tergolong daun tunggal
yang tumbuh berselang-
seling pada bagian
ranting tanaman.

 Permukaan daun bagian


atas memiliki warna
hijau cerah dengan
tekstur yang licin,
sedangkan permukaan
daun bagian bawah
berwarna hijau tua
dengan tekstur yang
kasar.

15
 Pangkal daun memiliki
penumpu berbentuk
segitiga dengan warna
kuning kecoklatan.

4) Buah

 Buah nangka tergolong


buah majemuk semu

 Di dalam buah nangka


(diantara nyamplung)
terdapat dami-dami
yang sebetulnya
merupakan bunga
nangka yang tidak
terserbuki.

 Buah berbentuk
gelendong memanjang,
seringkali tidak merata,
panjang hingga 100 cm

 Buah pada sisi luar


membentuk duri
pendek lunak
5) Bunga

 Tanaman nangka
adalah tanaman
berumah satu, artinya
dalam satu tanaman
dapat dijumpai bunga

16
jantan dan bunga
betina.
 Bunga muncul pada
ketiak daun yang
pendek dan khusus
yang tumbuh pada sisi
batang atau cabang tua
6) Biji
 Biji berbentuk bulat
lonjong sampai jorong
agak gepeng
 Panjang 2-4 cm
berturut-turut tertutup
oleh kulit biji yang tipis
coklat seperti kulit
 Keping bijinya tidak
setangkup

4. 1D 8. Akar Hutan bagian


(Homalanthus  Sistem perakarannya bawah area pos 1
populneus) adalah akar tunggang Gunung Batur,
 Akar memeluk tanah. Toya BUNGKAH,
Kabupaten Bangli,
9. Batang Provinsi Bali
 Batang tipe monopodial
 Batang tegak lurus ke
atas (erectus).
 Berwarna cokelat tua
 Kulit batang rata
 Batang berkayu
(lignosus)

17
10. Daun
 Tanaman Giesel
memilki daun tunggal
(folium).
 Ujung daun (apex)
berbentuk meruncing
(acuminatus).
 Pangkal daun (basis
folii) berbentuk rata
(truncatus)
 Memiliki tepi daun
(margo) berbentuk rata
(integer)
 Circumscriptio bulat
(orbicularis)
 Nervatio penninervis
 Permukaan daun
berambut bulu
(plumosus)

11. Perbungaan (Inflorescensia)


 Tipe perbungaan
rasemosa
 Berwarna putih
kekuningan
 Berbentuk bulir

12. Buah (fructus)


 Berbentuk bulat,
berwarna hijau,
berukuran sekitar 5 mm

18
13. Biji (semen)
 Berbentuk bulat
 Dilindungi oleh kulit
biji

5. 1E 1. Bentuk Hidup Hutan bagian


(Lantana  Daur Hidup : Policarpa bawah area pos 1
camara)  Lama hidup (Umur): Gunung Batur,
Perenial Toya BUNGKAH,
 Habitus: Lignosus Kabupaten Bangli,
(berkayu), frutices Provinsi Bali
(perdu)
 Habitat: Mesofit

2. AKAR
 Tipe akar: akar
tunggang

3. BATANG
 Warna: Hijau (muda),
cokelat (tua)
 Sifat: Jelas berbatang
 Bentuk: Bersegi 4
(quadrangularis)
 Permukaan: Berduri
(spinosus), berambut
(pilosus)
 Arah Tumbuh Batang:
Tegak lurus (erectus)

19
4. DAUN
 Warna: Hijau tua
 Tipe: Tunggal
berhadapan
 Kelengkapan: Tidak
lengkap, daun
bertangkai
 Bentuk: Bulat telur
(ovatus)
 Ujung: Meruncing
(acuminatus)
 Pangkal: Tumpul
(obtusus)
 Pertulangan: Menyirip
(penninervis)
 Tepi: Bergerigi
(serratus)
 Daging Daun: Tipis
lunak (herbaceous)
 Permukaan: Berambut
(pilosus)
 Tata letak: Berhadapan
(folio opposita)

5. BUNGA
 Tipe: Majemuk Tak
Berbatas (rasemosa)
 Warna Sepal: Hijau
 Jumlah Sepal: 2
berlekatan
(gamosepalus)

20
 Simetri: Bilateral
simetri
 Warna Petal: Orange
dan kuning
 Jumlah Petal: 4,
berlekatan
(gamopetalus)
 Simetri: Radial simetri
 Kedudukan Perhiasan:
Epigynus
 Jumlah stamen: 4

6. 1F 1. Akar.Akar rimpangnya Hutan bagian


(Bambusa sp.) yang terdapat dibawah bawah area pos 1
tanah membentuk Gunung Batur,
sistem percabangan. Toya BUNGKAH,
Bagian pangkal akar Kabupaten Bangli,
rimpangnya lebih Provinsi Bali
sempit dari pada bagian
ujungnya dan setiap
ruas mempunyai
kuncup dan akar.
Akarnya merupakan
akar serabut.

2. Batang.Batang bambu
muncul dari akar-akar
rimpang yang menjalar
dibawah lantai. Batang-
batang yang sudah tua
keras dan umumnya

21
berongga berbetuk
silinder memanjang dan
terbagi dalam ruas-ruas.
Diameter batangnya
0,25-25 cm dan
ketebalan dindingnya
sampai 25 mm. Tinggi
batang bambu sekitar
0,3 m sampai 30 m

3. Tunas.Tunas atau
batang-batang bambu
muda yang baru muncul
dari permukaan dasar
rumpun dan rhizome
disebut rebung. Rebung
tumbuh dari kuncup
akar rimpang didalam
tanah atau dari pangkal
buluh yang tua.

4. Pelepah buluh. Pelepah


buluh merupakan hasil
modifikasi daun yang
menempel pada setiap
ruas, yang terdiri atas
daun pelepah buluh,
kuping pelepah buluh
dan ligulanya terdapat
antara sambungan
antara pelepah daun

22
daun pelepah buluh.
Ketika buluh tumbuh
dewasa dan tinggi, pada
beberapa jenis bambu
pelepahnya luruh, tetapi
pada jenis lain ada pula
yang pelepahnya tetap
menempel pada buluh
tersebut.

5. Helai daun.Helai daun


bambu mempunyai tipe
pertulangan yang sejajar
seperti rumput, dan
setiap daun mempunyai
tulang daun utama yang
menonjol. Daunnya
biasanya lebar, tetapi
ada juga yang kecil dan
sempit. Helai daun
dihubungkan dengan
pelepah oleh tangkai
daun yang mungkin
panjang atau pendek.
Pelepah dilengkapi
dengan kuping pelepah
daun dan juga ligula.
Kuping pelepah daun
umumnya besar tetapi
ada juga yang kecil atau
tidak tampak.

23
6. Tipe Pertumbuhan.
Tanaman bambu
menpunyai dua tipe
pertumbuhan rumpun,
yaitu simpodial (clump
type) dan (running
type). Pada tipe
simpodial tunas baru
keluar dari ujung
rimpang.

4.2 Pembahasan

24
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

5.2 SARAN

25
DAFTAR PUSTAKA
Http://erepo.unud.ac.id

26

Anda mungkin juga menyukai