Oleh:
Kelas : IV A
JURUSAN BIOLOGI
TAHUN 2018
Kegiatan 5
Potensial Osmotik
I. Tujuan
1. Mengamati potensial osmotic cairan vakuola Rhoeo discolor dengan cara plasmolisis
plasmolisis. Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel = 0. Potensial osmotiklarut
an penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial osmotik di dalam selsetelah kes
eimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and Ross, 1992).
Dalam sel tumbuhan ada tiga factor yang menentukan nilai potensial airnya, yaitu
matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini
menyebabkan potensal air dalam sel tumbuhandibagi menjadi 3 komponen yaitu
potensial matriks potensial osmotic dan potensial tekanan. Sel yang isinya air murni tidak
mengalami plasmolisis. Jika suatu sel dimasukkaan ke dalam air murni maka struktur sel
itu terdapat potensial air yang nilainya tinggi (=0), sedangkan di dalam sel terdapat nilai
potensial air yang lebih rendah (negative). Hal ini menyebabkan air akan bergerak dri
luar sel masuk ke dalam sel sampai tercapau keadaan setimbang.
Potensial osmotic disebut juga potensial linarut terjadi karena adanya unsur
terlarut.potnsial osmotic selalu negtif (atau nol pada air murni). Unsur terlarut yang
ditambahkan selalu menurunkan potensial air sampai di bawah potensial air murni.
Potensial osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan, dan status larutan
dapat kita nyatakan dalam konsentrasi satuan tekanan, atau satuan energi.
Tabel 5.2 Pengamatan sel epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang berplasmolisis
Konsentrasi (M) Jumlah keseluruhan sel Jumlah sel yang
yang teramati mengalami plasmolisis
0,14 M 83 0
0,16 M 73 15
0,18 M 101 24
0,20 M 72 34
0,22 M 66 60
0,24 M 105 105
0,26 M 80 80
Ѱs = -CiRT
= - 0, 20 × 1 × 0,082 × 298
= - 4,8 atm
VI. Pembahasan
Pada praktikum pengukuran tekanan osmotic, bahan yang digunakan adalah sel epidermis
daun Rhoeo discolor yang dikupas bagian lapisan epidermisnya dengan memakai larutan sukrosa
pada konsentrasi yang berbeda. berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pada konsentrasi
sukrosa 0,14 , 0,16, 0,18, 0,20, 0,22, 0,24, 0,26 M diperoleh bahwa perlakuan pada larutan
sukrosa 0,24 dan 0,26 M memiliki ± 50% sel yang terplasmolisis yang disebut plasmolisis
insipient. Tekanan yang mendorong terjadinya difusi ini dinamakan tekanan osmosis atau
osmotic pressure. Tekanan yang menjadi penentuan dalam pencarian suatu larutan dengan
tekanan osmosis yang sama dengan cairannya disebut dengan tekanan difusi. Karena konsentrasi
larutan gula berperan dalam lasmolisis sel, maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak sel
yang terplasmolisis. Hal tersebut dapat kita lihat dengan adanya suatu biintik atau titik yang
berada ditengah-tengh sel tanaman tersebut. Menurut Salisbury dan Ross (1992), larutan yang
didalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50% berplasmolisis dan 50% tidak berplasmolisis
disebut plasmolisis insipient. Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa
tekanan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui bahwa semakin tinggi nilai molaritas
suatu larutan sukrosa, maka sel akan semakin cepat terplasmolisis. Hal ini terbukti dengan
keberadaan senyawa antosianin berwarna keunguan yang terkandung dalam daun Rhoeo
discolor. Semakin turun kadarnya jika dimasukkan secara bertahap kedalam larutan sukrosa yang
berbeda – beda tingkat atau nilai molaritasnya. Akibatnya, akan semakin banyak sel yang
keriput. Setiap kenaikan 0,02 M, maka persentase plasmolisis sel akan meningkat sebanyak
10%. Namun ada beberapa larutan sukrosa dengan nilai molaritas tinggi namun tidak mengalami
peningkatan, hal ini terjadi kekeliruan beberapa hasil pengamatan yang tidak sesuai dengan
literartur bisa saja disebabkan kurang teilitinya dalam membuat larutan sukrosa.
Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar tetap menempel pada
dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat lepasnya protoplasma dari
dinding sel. Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut plasmolisis insipient. Plasmolisis insipient
ini terjadi pada jaringan yang separuh=0. Potensial osmotic larutan penyebab plasmolisis
insipient setara dengan potensial osmotic di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan
tercapai.
VIII. Kesimpulan