Anda di halaman 1dari 13

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian hubungan pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin A dengan

kesehatan mata balita di Posyandu Karanganyar Desa Sibetan Kabupaten

Karangasem Bali periode maret sampai april 2015 telah dilakukan. Data

penelitian ini didapat dari data primer hasil dari kuisioner yang telah dibagikan

oleh peneliti. Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 67 responden. Hasil

penelitian akan dianalisis dengan menggunakan uji korelasi pearson dengan uji

kontingensi.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penyebaran kuesioner dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1 Usia Responden

Usia Frekuensi Persentase %

< 35 Tahun 43 64,2

> 35 Tahun 24 35,8

Total 67 100.0

Sumber: Output SPSS


Usia Responden

35.8
< 35 Tahun
64.2
> 35 Tahun

Gambar 5.1 Grafik Usia Responden

Tabel 5.1 dan Grafik 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berusia di bawah 35 tahun yaitu sebanyak 43 orang (64,2%) dan seabanyak 24

orang responden (35,8%).

Tabel 5.2 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase %

Rendah 19 28,4

Tinggi 48 71,6

Total 67 100.0

Sumber: Output SPSS


Tingkat Pendidikan
28.4

Rendah
71.6
Tinggi

Gambar 5.2 Grafik Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 5.2 dan Grafik 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 48 orang (71,6%). dan yang

berpendidikan rendah sebanyak 19 (28,4%). Tingkat pendidikan dari subjek

penelitian ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan formal terakhir yang

diselesaikan sampai penelitian ini dilakukan. Dengan kategori untuk tingkat

pendidikan rendah adalah SD, SMP. Dan kategori tingkat pendidikan tinggi

adalah SMA, diploma, sarjana, akademi, magister, spesialis, doktor.

Tabel 5.3 Karakteristik Menurut Pengetahuan

Pengetahuan Frekuensi Persentase %

Cukup 15 22,4

Baik 52 77,6

Total 67 100.0

Sumber: Output SPSS


Pengetahuan

22.4

Cukup
77.6 Baik

Gambar 5.3 Grafik Menurut Pengetahuan Responden

Tabel 5.3 dan Grafik 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan pada kategori baik yaitu sebanyak 52 orang (77,6%) dan

15 orang (22,4%) mempunyai pengetahuan pada kategori cukup. Kriteria untuk

menilai tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori: Tingkat pengetahuan

baik apabila skor atau nilai : (76-100%), Tingkat pengetahuan cukup apabila

skor atau nilai : (56-75%) dan Tingkat pengetahuan kurang apabila skor atau

nilai : (< 56%).


Tabel 5.4 Karakteristik Menurut Kesehatan Mata Balita

Kesehatan Frekuensi Persentase %

Tidak Sehat 5 7,5

Sehat 62 92,5

Total 67 100.0

Sumber: Output SPSS

Kesehatan Mata Balita


7.5

Tidak Sehat
92.5 Sehat

Gambar 5.4 Grafik Menurut Kesehatan Mata Balita

Tabel 5.4 dan Grafik 5.4 menunjukkan bahwa hanya 5 orang balita

(7,5%) yang mempunyai mata tidak sehat, sedangkan sebanyak 62 orang balita

(92,5%) mempunyai mata pada kategori sehat. Dalam penelitian ini kategori

untuk kesehatan mata menggunakan dua kategori yaitu tidak sehat bila tidak

bisa melihat suatu objek dengan fokus dan jelas melalui mata dan kategori baik

bila bisa melihat suatu objek dengan fokus dan jelas melalui mata.
C. Uji Statistik

Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel (univariat) dapat

diteruskan dengan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antar variabel.

Berikut ini akan disajikan hasil pengujian menggunakan uji korelasi.

Tabel 5.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin A


Dengan Kesehatan Mata Balita Di Posyandu Karanganyar Desa Sibetan
Kabupaten Karangasem Bali

Kesehatan Mata Balita Total


Pengetahuan Korelasi Koefisien
pearson kontingensi
Tidak Sehat Sehat

Kurang 5 (7,5%) 10 (14,9%) 15 (22,4%) 0,467


Value =
Baik 0 (0%) 52 (77,6%) 52 (77,6%) 0,529

Sig. = 0,000
Total 5 (7,5%) 62 (92,5%) 67 (100%)

Sumber : Hasil Kuesioner Diolah

Berdasarkan hasil uji korelasi pearson diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05),

artinya ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin A dengan

kesehatan mata balita di posyandu Karanganyar desa Sibetan Kabupaten Karangasem

Bali. Koefisien kontingensi sebesar 0,467 menunjukkan bahwa antara pengetahuan

ibu tentang pemberian vitamin A dengan kesehatan mata balita di posyandu

Karanganyar desa Sibetan Kabupaten Karangasem Bali menunjukkan hubungan

(korelasi) pada kategori sedang, dan hubungannya bersifat positif yang artinya
semakin baik pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin A maka semakin sehat

mata balita.

.
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji korelasi pearson diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05),

artinya ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin A dengan

kesehatan mata balita di Posyandu Karanganyar Desa Sibetan Kabupaten

Karangasem Bali.

Pengetahuan dapat diartikan sebagai kumpulan informasi yang dapat

dipahami dan diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan

sewaktu-waktu sebagai alat untuk penyesuaian diri. Pengetahuan merupakan

pengenalan terhadap kenyataan, kebenaran, prinsip dan kaidah suatu objek dan

merupakan hasil stimulasi informasi untuk terjadinya perubahan perilaku.

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang

individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon

ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif

(melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat

dirumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan

lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang


kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti

pengetahuan, persepsi, atau motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk

perilaku ke dalam tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita

dengar dengan istilah knowledge, attitude, practice. (Sarwono, 2004)

Bedasarkan analisis di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berusia di bawah 35 tahun yaitu sebanyak 43 orang (64,2%). Hal ini sama dengan

teori menurut Nubeis Aids (1998) yang menyatakan bahwa umur berpengaruh

terhadap kemampuan untuk belajar menyesuaikan diri.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 48 orang (71,6%). Hal ini menunjukkan

bahwa dengan meningkatnya tingkat pendidikan seseorang akan membuat orang

tersebut semakin peduli terhadap kesehatannya. Pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.


BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai

usia < 35 tahun yaitu sebanyak 64,2%.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam

penelitian ini berasal dari lulusan SMP ke atas yaitu sebanyak 71,6%.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

pengetahuan pada kategori baik yaitu sebanyak 77,6%.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai

balita dengan kesehatan pada kategori baik yaitu sebanyak 92,5%.

5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu

tentang pemberian vitamin A dengan kesehatan mata balita di Posyandu

Karanganyar Desa Sibetan Kabupaten Karangasem Bali.


B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat di ambil beberapa saran sebagai

beriku:

1. Tenaga kesehatan Posyandu Karanganyar bekerja sama dengan kader-kader

Posyandu dan tokoh masyarakat, untuk lebih meningkatkan pengetahuan

masyarakat, khususnya ibu-ibu yang mempunyai balita dengan cara penyuluhan

yang telah ada dilakukan lebih rutin dan pemasangan poster atau pamflet yang

berhubungan dengan vitamin A sehingga penyakit kekurangan vitamin A dapat

dicegah, serta dapat meningkatkan cakupan pemberian vitamin A pada balita.

2. Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang vitamin

A pada balita sehingga ibu lebih memperhatikan pemberian vitamin A pada

balita sesuai jadwal yang telah ditentukan pemerintah.


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip dasar ilmu gizi, Gramedia pustaka utama, Jakarta.
50-58

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia pustaka utama, Jakarta

Depkes Republik Indonesia. 2000. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan


Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Depkes

Departemen Kesehatan RI. 2002. Buku Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Buku
I, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Gizi
Masyarakat. Jakarta. 100-120

Depkes Republik Indonesia.2002. Situasi Pangan dan Gizi Indonesia.Depkes RI,


Jakarta. 20-25

Depkes Republik Indonesia. 2005. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan


Penanggulangan Gizi Buruk 2005-2009. Jakarta: Depkes
.
Depkes Republik Indonesia. 2008. Pedoman Respon Cepat Penanggulangan Gizi
Buruk, Jakarta: Depkes. 67-70

Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 2009. Panduan Manjemen Suplementasi Vitamin A.


Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 110
.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 2000. Pedoman Pemberian Kapsul Vitamin A
Dosis Tinggi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 80-100

Direktorat Gizi Masyarakat. 2005. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal


(SPM) Penyelenggraan Perbaikan Gizi Masyarakat.Jakarta: Departemen
Kesehatan RI,

Direktorat Gizi Masyarakat dan Helen Keller Indonesia. 2002.Deteksi Dini


Xeroftalmia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI,
.
Lewer, H, 1996. Belajar Merawat di Bangsal Anak, EGC, Jakarta. 20-30

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Jakarta: PT


Rineka Cipta. 89-100
.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: P.T
Rineka Cipta. 78-90

Ranuh. 2000. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta: EGC. 65

Suhardjo.2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. 200

Supartini, Y., 2004, Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak,EGC ; Jakarta. 30-
35

Supariasa, I Dewa nyoman dkk, 2002, Penilaian Status Gizi.EGC ; Jakarta. 119-125

Soekanto, S. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
45-50

Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak; Penerbit EGC, Jakarta, 2003. 76-80

Anda mungkin juga menyukai