Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas dua fase cairan yang tidak saling melarutkan, dimana
satu cairan terdispersi
dalam bentuk globula (fase terdispersi) di dalam cairan lainnya (fase kontinyu). Berdasarkan jenis fase kontinyu dan fase terdispersinya dikenal dua tipe emulsi yaitu emulsi tipe O/ W dan tipe W/ O. Didalam proses pembuatan emulsi biasanya ditambahkan campuran dua atau lebih bahan kimia yang tergolong ke dalam emulsifier dan stabilizer. Tujuan dari penambahan emulsifier adalah untuk menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase (tegangan interfasial) sehingga mempermudah terbentuknya emulsi. Fase dispers/fase internal/fase discontinue Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadoi butiran kecil kedalam zat cair lain. Fase continue/fase external/fase luar Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut. Emulgator Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi. Teori Tegangan Permukaan ( Surface Tension ) Molekul memiliki daya tarik menarik antar molekul sejenis yang disebut dengan kohesi. Selain itu, molekul juga memiliki daya tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis yang disebut dengan adhesi. Daya kohesi suatu zat selalu sama sehingga pada permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan terjadi pada permukaan tersebut dinamakan dengan tegangan permukaan “surface tension”. Dengan cara yang sama dapat dijelaskan terjadinya perbedaan tegangan bidang batas dua cairan yang tidak dapat bercampur “immicble liquid”. Tegangan yang terjadi antara 2 cairan dinamakan tegangan bidang batas. “interface tension”. a) Tipe A/M (Air/Minyak) atau W/O (Water/Oil) Emulsi ini mengandung air yang merupakan fase internalnya dan minyak merupakan fase luarnya. Emulsi tipe A/M umumnya mengandung kadar air yang kurang dari 10 – 25% dan mengandung sebagian besar fase minyak. Emulsi jenis ini dapat diencerkan atau bercampur dengan minyak, akan tetapi sangat sulit bercampur/dicuci dengan air. Pada fase ini bersifat non polar maka molekul – molekul emulsifier tersebut akan teradsorbsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan oleh air. Akibatnya tegangan permukaan minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar menjadi fase kontinyu. b) Tipe M/A (Minyak/Air) atau O/W (Oil/Water) Merupakan suatu jenis emulsi yang fase terdispersinya berupa minyak yang terdistribusi dalam bentuk butiran-butiran kecil didalam fase kontinyu yang berupa air. Emulsi tipe ini umumnya mengandung kadar air yang lebih dari 31 – 41% sehingga emulsi M/A dapat diencerkan atau bercampur dengan air dan sangat mudah dicuci. Pada fase ini bersifat polar maka molekul – molekul emulsifier tersebut akan teradsorbsi lebih kuat oleh air dibandingkan minyak. Akibatnya tegangan permukaan air menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar menjadi fase kontinyu. Dalam formula pembuatan emulsi terdapat dua zat yang tidak bercampur yang mempunyai fase minyak dalam air atau air dalam minyak, biasanya yang stabilitasnya dipertahankan dengan emulgator atau zat pengelmusi. Zat pengemulsi (emulgator) adalah komponen yang ditambahkan untuk mereduksi bergabungnya tetesan dispersi dalam fase kontinu sampai batas yang tidak nyata. Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati antar permukaan antar tetesan dalam fase eksternal, dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel yang akan berkoalesensi, juga mengurangi tegangan antarmuka antar fase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran. Penggunaan emulgator biasanya diperlukan 5% – 20% dari berat fase minyak. (Anief, 2004) Cara membedakan tipe emulsi, Dengan Pengenceran, Tipe O/W dapat diencerkan dengan air, Tipe W/O dapat diencerkan dengan minyak, Cara Pengecatan, Tipe O/W dapat diwarnai dengan amaranth/metilen blue, Tipe W/O dapat diwarmai dengan sudan III, Cara creaming test, creaming merupakan peristiwa memisahkan emulsi karena fase internal dari emulsi tersebut melakukan pemisahan sehingga tdk tersebar dlm emulsimis : air susu setelah dipanaskan akan terlihat lapisan yang tebal pada permukaan. Pemisahan dengan cara creaming bersifat refelsibel. Konductifitas Elektroda dicelup didalam cairan emulsi, bila ion menyala tipe emulsi O/W demikian sebaliknya. Agar dapat menggunakan basis-basis di atas, fase minyak harus ada dalam bentuk cairan ketika berada pada suhu kamar. Fase minyak yang tetap berbentuk cair dalam suhu ruangan adalah ester rantai pendek. Selain itu, minyak mineral juga dapat dipakai dengan manfaat dan stabilitas yang lebih baik daripada ester. Resiko minyak mineral untuk menjadi tengik lebih rendah bila dibandingkan dengan ester. Selain itu, minyak mineral juga memiliki harga yang lebih murah. Akan tetapi, estetika yang dihasilkan oleh minyak mineral tidak terlalu bagus, sedangkan ester dapat menaikkan skin-feel tanpa mengurangi lubrisitas. Setil alkohol dapat membentuk stabilitas emulsi dan menjaga viskositas. Penambahan viskositas dari fase air tidak hanya menambah stabilitas, tetapi juga menambah volume lotion. Gliserin yang ditambahkan sebagai pelembab memiliki efektifitas yang lebih baik dibandingkan dengan jenis pelembab lain. Level dari pemakaian gliserin tergantung pada target pemasa Mencampur bahan bahan di dalam satu batch sesungguhnya untuk mencapai banyak tujuan , misalnya untuk satu emulsi , tujuan-tujuan dari pencampuran antara lain: Mencampur cairan cairan yang sulit tercampur. Mempercepat pemanasan bahan bahan dalm ketel. Pelarutan lemak dan bahan bahan lainya Emulsifikasi atau disperse Pendahuluan pendinginan Uji kestabilan . Parameter : Organoleptik : warna, bau, pemisahan. Viskosita, untuk emulsi kosmetika diharapkan sifat reologinya adalah viskoelastis pada viskosimeter point. Setiap sample yang telah diuji sifatnya tidak dapat lagi digunakan untuk pengukuran yang berikutnya.Ukuran partikel sebaiknya dilakukan tanpa mengikuti prosedur pengenceran yang rumit kenaikan ukuran partikel yang kontinu menunjukkan ketidakstablan kecuali awsiaanya sangat encer.. Paten adalah suatu dokumen yang berisikan hak istimewa yang diberikan oleh negara kepada seseorang atau lebih; yakni hak untuk membuat suatu barang menurut cara yang ditentukan, menggunakan atau menjual barang itu dalam jangka waktu tertentu. Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya : a. dalam hal paten produk: membuat, menjual, mengimport, menyewa, menyerahkan memakai, menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten; b. dalam hal paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a . Bagian-bagian dari penyusunan draf paten adalah bidang tehnik invensi, latar belakang invensi, uraian singkat invensi, uraian lengkap invensi, klaim, dan abstrak. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi. Pemegang paten adalah inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam daftar umum paten. Adapun hak yang dimiliki pemegang paten antara lain : 1. Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya 2. dalam hal paten produk: membuat, menjual, mengimport, menyewa, menyerahkan memakai, menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten; 3. dalam hal paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a . Sementara itu kewajiban pemegang paten adalah : 1. Pemegang paten wajib membayar biaya pemeliharaan yang disebut biaya tahunan; 2. Pemegang paten wajib melaksanakan patennya di wilayah Negara Republik Indonesia kecuali apabila pelaksanaan paten tersebut secara ekonomi hanya layak bila dibuat dengan skala regional dan ada pengajuan permohonan tertulis dari pemegang paten dengan disertai alasan dan bukti-bukti yang diberikan oleh instansi yang berwenang dan disetujui oleh Ditjen HKI.