Anda di halaman 1dari 13

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

VOLUME 02 No. 04 Desember  2013 Halaman 189 - 201


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
Artikel Penelitian

PROBLEM DAN TANTANGAN PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH DALAM MENDUKUNG SISTEM RUJUKAN MATERNAL DI
KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPRI TAHUN 2012

PROBLEM AND CHALLENGE OF PRIMARY HEALTH SERVICE AND DISTRIC GOVERMENT


HOSPITAL TO SUPPORT MATERNITY REFERRAL SYSTEM IN KARIMUN REGENCY PROVINCE
KEPRI IN 2012

Zulhadi1, Laksono Trisnantoro2, Siti Noor Zaenab3


1
RSUD Kabupaten Karimun Provinsi Kepri
2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
3
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta

ABSTRACT ABSTRAK
Background: Strengthening referral system is a method to Latar Belakang: Memperkuat sistem rujukan merupakan salah
accelerate decrease of maternal mortality rate. The main factors satu cara dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu.
affecting referral system are facilities, staff, team work, and Faktor utama yang mempengaruhi sistem rujukan seperti
budget that need seroius attention from all stakeholders fasilitas, tenaga, SOP, kerjasama tim, transportasi, komunikasi,
involved in the program of maternal health. By strengthening dan pendanaan perlu mendapatkan perhatian serius dari semua
the system of maternal health the problem and the challenge of stakeholders yang terlibat dalam program kesehatan ibu.
health center to support of maternal referral can be addressed. Dengan memperkuat sistem rujukan adanya problem dan
Objective: The study aimed to evaluate referral system of tantangan puskesmas dalam mendukung sistem rujukan
maternal health at District of Karimun Province of Kepulauan maternal ke Rumah Sakit Umum Daerah dapat diatasi.
Riau. Tujuan: melakukan evaluasi sistem rujukan kesehatan ibu di
Method: This was a qualitative case study undertaken at Kabupaten Karimun Propinsi Kepri dan faktor-faktor yang
Karimun Hospital and 2 health centers with high maternal and mempengaruhinya
infant mortality rate, i.e. Meral and Moro Health Center that Metode: Penelitian ini bersifat kualitatif dengan desain studi
were located at both urban and rural areas. Data were obtained kasus di RSUD Karimun dan di dua wilayah puskesmas yang
through in-depth interview, f ocus group discussion, angka kematian ibu dan bayinya tinggi yaitu Puseksmas Meral
observation, checklist and document study. dan Puskesmas Moro. Kedua puskesmas ini juga merupakan
Result: The result of the study showed there was limitation of wilayah perkotaan dan perdesaan. Data diambil dengan cara
resources at primary health service such as facilities and wawanc ara mendalam (in-dept interview), focus grup
equipments and hospital limited ability to provide comprehensive discussion, pengamatan dan check list dan telaah berbagai
emergency neonatal and obstetric management despite being dokumen.
operated 24 hours. There were lack of team coordication Hasil: masih ada keterbatasan sumberdaya di pelayanan dasar
across referral levels involving district health office, hospital seperti sarana dan peralatan, dan belum disiapkannya RSUD
and health centers, incomplete standard operating procedures, sebagai rumah sakit mampu PONEK, walaupun aktifas
weak information system and bypassing referral procedure. pelayanan 24 jam sudah berjalan. Kurangnya kerjasama tim
Community participation in referral system was very high antar level rujukan yang melibatkan Dinas Kes ehatan
though some labor was assisted by traditional childbirth Kabupaten, RSUD dan puskesmas, belum lengkapnya SOP,
attendants. This condition was mainly due to cultural factors/ lemahnya sistem informasi dan alur rujukan yang by pass masih
reasons. ditemukan. Keterlibatan masyarakat dalam sistem rujukan
Conclusion: There are some problems and challenges in both sangat tinggi, walaupun persalinan dengan dukun masih
primary health service and hospitals to support maternal ditemukan. Kondisi ini lebih disebabkan karena faktor budaya.
referral system in Karimun District. Some policies are required Kesimpulan: Masih ditemukan beberapa problem dan
as a first step toward better referral system in Karimun District, tantangan yang dihadapi puskes mas dan RSUD dalam
for ins tance accelerating a functioning CMOC hospital, mendukung proses rujukan maternal di Kabupaten Karimun.
strengthening the teamwork across referral system, and Diperlukan beberapa kebijakan meliputi percepatan RSUD
establishing SOP for maternal cases including its referral sebagai rumah sakit mampu PONEK, penguatan kerjasama tim
procedures. antar level rujukan, dan pembuatan SOP kasus-kasus maternal
disertai mekanisme rujukannya yang merupakan langkah awal
Keywords: Problem, Challenge, Maternal referral system, dalam mengatasi problem dan tantangan ini.
Health Center, Distric Goverment Hospital.
Kata Kunci : Problem dan tantangan, Rujukan Maternal,
Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013  189
Zulhadi, dkk.: Problem dan Tantangan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah

PENGANTAR adalah 212.561 jiwa, dan sebanyak 30.373 jiwa (14%)


Secara global satu dari tujuh wanita akan meng- dalam katagori miskin9.
alami komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Kematian wanita sebanyak 500.000 karena proses Tabel 1. Jumlah kematian ibu Kabupaten Karimun
kehamilan dan persalinan terjadi setiap tahun, dan tahun 2007-2011
90% terjadi di negara berkembang. Sebanyak 130 Tahun Jumlah
2007 7
juta bayi lahir setiap tahunnya, dan diperkirakan 4 2008 6
juta meninggal di empat minggu pertama kehidup- 2009 8
annya. Kematian maternal dan neonatal terjadi men- 2010 11
2011 7
jelang persalinan, pada saat persalinan dan setelah Jumlah 37
melahirkan. Kebanyakan penyebab kematian ini bisa Sumber: Profil kesehatan Kabupaten Karimun, tahun 2007-2011
dicegah dengan penanganan yang adekuat di
fasilitas kesehatan1,2,3,4,5. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Karimun ta-
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian hun 2011 adalah 7 kasus, menurun jika dibandingkan
Bayi (AKB) masih tinggi di Indonesia dan penurun- dengan tahun 2010 yaitu sebanyak 11 kasus.
annya agak lambat. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia menurun dari 390 pada tahun 1991 menja- Tabel 2. Jumlah Kasus Rujukan Diantara Kematian Ibu
di 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. di Kabupaten Karimun Tahun 2010 dan 2011
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) menurut Tahun Jumlah Rujukan Non Lossing
hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Kematian Ibu rujukan Data
2010 11 5 5 1
terjadi penurunan. Pada tahun 1991 diperkirakan se- 2011 7 5 2 0
besar 68 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan tahun
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, tahun 2010-2011
2007 diperkirakan sebesar 34 per 1000 kelahiran
hidup6. Sebagian besar kematian ibu terjadi pada saat
Sasaran yang ingin dicapai sesuai target Mille- dirujuk dan ketika sampai di rumah sakit rujukan,
nium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 walaupun kematian ibu yang belum sempat dirujuk
adalah target 4 dan 5a yaitu7: 1). Menurunkan AKI masih ditemukan9. Diperlukan usaha-usaha dalam
menjadi tiga-perempatnya dari 390 pada tahun 1991 rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun di Kabupaten Karimun diantaranya memperkuat sis-
2015 dan 2). Menurunkan AKB menjadi dua-pertiga- tem rujukan kesehatan ibu, sehingga problem dan
nya, dari 68 per 1000 kelahiran hidup pada tahun tantangan dalam mendukung rujukan maternal bisa
1991 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun diatasi.
2015. Negara Indonesia sekitar 80% kematian ibu
disebabkan komplikasi langsung obstetri, terutama BAHAN DAN CARA PENELITIAN
perdarahan (28%), pre-eklamsia dan eklamsia Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
(24%), infeksi (11%), komplikasi puerpurium (8%), dengan rancangan studi kasus. Tujuan penelitian ini
partus lama/macet (5%), trauma obstetri (5%), em- adalah melakukan evaluasi sistem rujukan kesehat-
boli obstetri (3%) dan lain-lain 11%7. an ibu di Kabupaten Karimun. Kesiapan puskesmas
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan rumah sakit, proses rujukan dari masyarakat
untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian ke rumah sakit dan pandangan masyarakat terkait
bayi, antara lain melalui penempatan bidan di desa, rujukan kesehatan ibu merupakan fokus dalam pene-
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan litian ini.
menggunakan buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku Unit analisis dalam penelitian ini menyangkut
KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pen- faktor-faktor yang mempengaruhi rujukan kesehatan
cegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasili- ibu diantaranya: sumberdaya, transportasi, komuni-
tas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emer- kasi, sistem informasi, pendanaan, kerjasama tim,
gensi Dasar (PONED) di puskesmas perawatan dan alur rujukan, Standar Operasional Prosedur (SOP),
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Kompre- dan sosial budaya di masyarakat.
hensif (PONEK) di rumah sakit4. Puskesmas Meral dan Puskesmas Moro yang
Kabupaten Karimun adalah salah satu kabupa- dijadikan sebagai pemilihan tempat penelitian karena
ten yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, terdiri dari AKB dan AKI di ke dua wilayah ini masih tinggi. Di
249 pulau. Jumlah penduduk Kabupaten Karimun samping itu kedua lokasi ini memiliki kondisi geogra-
menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 fis yang berbeda yaitu wilayah perkotaan dan wilayah

190  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Level analisis Input Proses


Masyarakat Pendanaan, alat transportasi, alat Kerjasama tim, proses
komunikasi, sosial budaya transportasi, proses
komunikasi

Puskesmas Pendanaan, SDM, alat transportasi, Pelaksanaan SOP,


alat komunikasi, peralatan kerjasama tim, proses Sistem rujukan
kesehatan dan obat, ketersediaan transportasi, proses pelayanan
SOP komunikasi, proses kesehatan ibu
informasi, alur rujukan

RSUD Pendanaan, SDM, alat transportasi, Pelaksanaan SOP,


Kabupaten alat komunikasi, peralatan kerjasama tim, proses
Karimun kesehatan dan obat, ketersediaan transportasi, proses
SOP komunikasi, proses
informasi

10,11,12,13,14,15
Gambar 1. Kerangka konsep evaluasi sistem rujukan Maternal

kepulauan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dar Rumah Sakit PONEK adalah mobil incubator
Kabupaten Karimun sebagai pusat rujukan juga dan portable oksigen, sedangkan peralatan medis
termasuk tempat penelitian. yang lainnya sudah mencukupi. Terkait dengan sum-
Data diambil dengan cara wawancara mendalam ber daya baik sarana dan alat untuk meningkatkan
kepada informan yang dipilih secara purposive, disam- pelayanan kesehatan ibu, Dinas Kesehatan Ka-
ping itu pengamatan dengan menggunakan daftar tilik bupaten Karimun menyadari kondisi ini dan telah
untuk memeriksa kelengkapan sarana dan alat. Telaah berusaha untuk menambah fasilitas yang ada dengan
dokumen juga dilakukan dalam penelitian ini. mengusulkan untuk pengadaan tahun berikutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelatihan Sebagai Upaya Meningkatkan


Kesiapan Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai Pelayanan Kesehatan Ibu
Pusat Rujukan Kesehatan Ibu Dalam rangka meningkatkan pelayanan kese-
Kesiapan Sumber Daya hatan ibu dan penguatan sistem rujukan Dinas Kese-
Ketenagaan di puskesmas maupun RSUD su- hatan Kabupaten secara reguler mengadakan pela-
dah mencukupi untuk melaksanakan pelayanan ke- tihan, yaitu dengan mengirimkan tenaga bidan dan
sehatan ibu dan rujukan, tetapi sarana yang ada di dokter untuk mengikuti pelatihan yang diselenggara-
desa seperti bangunan polindes masih ada yang ku- kan oleh provinsi maupun pusat.
rang sehingga tidak bisa menolong persalinan di Pelatihan yang sudah diselenggarakan diantara-
tempat. Bidan sudah mendapatkan peralatan berupa nya adalah penatalaksanaan asifiksia, manajemen
bidan kit untuk menolong persalinan, walaupun seba- bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBRL) dan Asuhan
gian masih menggunakan peralatan sendiri. Obat- Persalinan Normal (APN) yang difokuskan untuk
obatan untuk semua polindes mendapatkan obat bidan yang bertugas di desa. Pelatihan puskesmas
yang memadai untuk menolong persalinan dan mampu PONED mampu dilaksanakan dengan me-
menatalaksana kasus rujukan. ngirimkan pegawai untuk dilatih PONED. Sampai
Bangunan Puskesmas Moro sebagai puskemas saat ini sudah ada empat puskesmas yang ditetap-
Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar kan melalui SK Bupati sebagai Puskesmas Mampu
(PONED) masih ada keterbatasan terutama jumlah PONED dari 9 puskesmas yang ada.
ruangan yang bisa digunakan untuk layanan kese- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karimun
hatan ibu seperti belum ada ruang nifas tersendiri. sudah mengirimkan tenaga medis untuk ikut pela-
Rumah sakit untuk menjadi status Pelayan Obste- tihan PONEK pada tahun 2010 yang terdiri dari 1
trik dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), dokter spesialis kebidanan, 1 dokter spesialis anak,
beberapa tenaga kesehatan yang memberikan pela- 1 tenaga perawat dan 1 tenaga bidan. Akan tetapi
yanan sudah dilatih, namun sesuai standar yang ada, tim PONEK baru terbentuk pada tahun 2012 melalui
diperlukan tambahan pelatihan PONEK untuk dokter SK Direktur RSUD Nomor 18 Tahun 2012.
UGD, 2 bidan dan 2 perawat untuk melengkapi tim Dalam pelaksanaannya tim PONEK yang sudah
PONEK yang sudah dilatih sebelumnya. Alat-alat ada belum berjalan, karena belum ada program kerja
kesehatan juga perlu ditambah untuk mencapai stan- ataupun pertemuan evaluasi terkait hal ini.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013  191
Zulhadi, dkk.: Problem dan Tantangan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah

Sarana Transportasi dan Prosesnya dalam rimkan laporan rutin bulanan secara bertingkat mulai
Sistem Rujukan dari poskesdes ke puskesmas dan diteruskan ke
Transportasi yang digunakan dalam sistem ru- Dinas Kesehatan Kabupaten. Laporan ini berisi reg-
jukan kesehatan ibu di Kabupaten Karimun diantara- ister kehamilan, persalinan, nifas dan data ibu hamil
nya ambulance puskesmas, ambulance desa, dan resiko tinggi di desa masing-masing.
kendaraan masyarakat untuk penduduk di wilayah Laporan rutin bulanan terkait dengan ibu hamil
kerja Puskesmas Meral dan kapal serta boat pan- resiko tinggi tidak dikirim ke rumah sakit sebagai
cung untuk penduduk di wilayah kerja Puskesmas pusat rujukan, tetapi Dinas Kesehatan langsung
Moro. menghimbau kepada petugas kesehatan yang ada

Tabel 3. Gambaran Transportasi Rujukan dari Puskesmas Meral ke RSUD Karimun


Ambulance Puskesmas Angkot Mobil Masyarakat
dan Ambulance Desa
Waktu Biaya Waktu Biaya Waktu Biaya
Setiap saat Gratis Setiap saat 50 ribu – 100 ribu Situasional Gratis

Tabel 4. Gambaran Transportasi Rujukan dari Puskesmas Moro ke RSUD Karimun


Boat Pancung Kapal Reguler
Waktu Biaya Waktu Biaya
Setiap saat 800 ribu s/d 1 juta 8.30 dan 11.30 60 ribu

Transportasi rujukan pada umumnya tersedia di puskesmas dan polindes untuk melaksanakan
setiap saat. Khusus untuk wilayah kepulauan, di luar tindak lanjut seperti persiapan rujukan terencana dan
jadwal kapal reguler maka digunakan boat pancung petalaksanaan yang bisa dilakukan selama keha-
yang bisa disewa setiap saat. Kerjasama antara sa- milan.
rana pelayanan kesehatan dengan pemilik transpor-
tasi secara tertulis belum ada. Pada keadaan ke- SOP dalam Sistem Rujukan Kesehatan Ibu
adaan tertentu kadang membutuhkan waktu yang Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam sis-
cukup lama untuk menyiapkan transportasi. tem rujukan pelayanan kesehatan ibu sudah dibuat
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun bersama
Sarana Komunikasi dan Prosesnya dalam dengan puskesmas. Standar Operasional Prosedur
Sistem Rujukan (SOP) ini sudah dibagikan kepada seluruh puskes-
Komunikasi merupakan suatu sarana yang bisa mas, tetapi pelaksanaannya belum pernah dievaluasi
mempercepat proses rujukan pelayanan kesehatan sejak ditetapkan pada bulan Mei 2011. Standar Ope-
ibu. Tenaga kesehatan di Puskesmas Meral dan Pus- rasional Prosedur (SOP) belum mencakup semua
kesmas Moro menggunakan fasilitas handphone un- pelayanan kesehatan ibu, terutama yang berhubung-
tuk berkomunikasi dalam proses rujukan. Komuni- an dengan kegawadaruratan dan proses rujukan.
kasi yang bersifat terintegrasi antara Dinas Kesehat- Semua bidan sudah menggunakan partograf se-
an Kabupaten, puskesmas dan RSUD belum diba- bagai pedoman dalam memantau kemajuan persalin-
ngun dalam proses rujukan kesehatan ibu. Untuk an. RSUD Karimun sudah memiliki SOP yang dibuat
proses komunikasi tenaga kesehatan di pelayanan pada saat melaksanakan akreditasi rumah sakit
dasar langsung melakukan komunikasi dengan dok- tahun 2006. Dalam pelaksanaannya dokter spesialis
ter spesialis di pusat rujukan, baik untuk berkonsul- kebidanan masih menggunakan acuan masing-ma-
tasi ataupun mengirimkan pasien. Komunikasi ini sing dalam menatalaksana pasien. Belum semua
dilakukan atas inisiatif bidan dan tidak merupakan SOP yang terkait dengan kasus kasus kebidanan
suatu prosedur yang mesti dilaksanakan dalam ada di RSUD Karimun, khususnya SOP penerimaan
proses rujukan tersebut. pasien rujukan dan penanganan kegawadaruratan
lanjutan.
Proses Informasi dalam Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Ibu Kerjasama Tim dalam Proses Rujukan
Proses informasi yang dilakukan di Puskesmas Kerjasama antara Dinas Kesehatan Kabupaten,
Meral dan Puskesmas Moro adalah dengan mengi- Puskesmas dan RSUD Karimun terkait rujukan

192  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

kesehatan ibu masih minim. Sebelum tahun 2010 alur bertingkat kecuali pada saat kondisi darurat atau
ada pertemuan rutin setiap tiga bulan dalam bentuk atas kemauan masyarakat sendiri.
Audit Maternal Perinatal (AMP), dimana pertemuan Beberapa desa di kepulauan yang secara geo-
ini melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten, RSUD, grafis lebih dekat ke Batam maka rujukan emergensi
puskesmas dan organisasi profesi. Sejak tahun 2010 tidak ke RSUD Karimun, tetapi langsung ke rumah
pertemuan tersebut tidak dilaksanakan lagi. Hasil sakit yang ada di kota Batam seperti RS Otorita
wawancara dengan Kepala Bidang (Kabid) Pening- Batam yang sudah bekerjasama dengan Pemda
katan dan Pemulihan Kesehatan Masyarakat (PPKM) Kabupaten Karimun.
yang membawahi program kesehatan ibu dan anak Dalam pelaksanaannya alur rujukan bertingkat
menyatakan adanya keterbatasan anggaran, sehing- belum sepenuhnya bisa dilaksanakan di Kabupaten
ga belum bisa dilaksanakan lagi. Karimun.
Pembinaan oleh dokter spesialis kebidanan ter-
kait proses rujukan belum dilakukan secara rutin, Pendanaan dalam Sistem Rujukan Kesehatan
tetapi hanya ketika bidan atau dokter di puskesmas Ibu
melakukan konsultasi untuk melaksanakan rujukan Pendanaan untuk pelayanan kesehatan ibu baik
pasien. untuk layanan di tingkat pertama, rujukan dan lan-
Kerjasama bidan ataupun petugas puskesmas jutan tersedia dari berbagai sumber. Jampersal
dengan masyarakat berlangsung dengan baik, peran merupakan sumber pembiayaan utama dalam
masyarakat biasa dalam hal menyiapkan transpor- layanan kesehatan ibu, di samping itu tersedia dana
tasi, bantuan tenaga, dan advokasi kepada beberapa dari Jamkesmas dan Jamkesda.
keluarga yang tidak mau dirujuk.
Tabel 5. Alokasi dana dari berbagai sumber untuk
Alur dalam Proses Rujukan pembiayaan kesehatan di Kabupaten Karimun
Alur rujukan kesehatan ibu yang tertulis yang No Sumber Dana Tahun 2011 ( Rp) Tahun 2012 (Rp)
dipedomani bidan desa belum ada, walaupun ada 1 Jamkesmas 280.647.009,00 288.300.000,00
2 Jampersal 997.318.000,00 1.164.242.000,00
alur rujukan yang dituangkan dalam bentuk peraturan 3 Jamkesda 7.296.000.000,00 5.212.497.047,00
bupati khususnya rujukan masyarakat miskin. Seba- Total 8.573.965.009,00 6.665.039.047,00
gian besar tenaga kesehatan sudah melaksanakan Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, tahun 2012b

Kejadian di
Ideal lapangan
RS Otorita
Batam

RSUD
Kabupaten

Puskesmas

Polindes/Pustu /BP.Swasta

Masyarakat

Gambar 2. Alur rujukan pasien di Kabupaten Karimun

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013  193
Zulhadi, dkk.: Problem dan Tantangan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah

Hampir semua pembiayaan untuk pelayanan untuk boat pancung pada saat itu. Kerjasama khusus
kesehatan ibu tersedia dari berbagai sumber. antara pusat layanan pertama lainnya seperti bidan
praktek swasta dengan pemilik transportasi belum
Masyarakat dan Sistem Rujukan Kesehatan Ibu ada, seperti yang dialami salah satu keluarga di
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses wilayah kerja Puskesmas Meral yang harus mencari
Kesehatan Ibu sendiri transportasi rujukan pada saat istrinya dalam
Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat di keadaan darurat mau dirujuk ke rumah sakit rujukan.
wilayah kerja Puskesmas Meral dan Puskesmas Mo-
ro diketahui bahwa keterlibatan masyarakat cukup Alat Komunikasi dalam Proses Rujukan
tinggi dalam proses rujukan kesehatan ibu. Keterli- Kesehatan Ibu
batan masyarakat ini belum dalam satu wadah tetapi Untuk berkomunikasi dengan tenaga kesehatan
bersifat spontanitas. Beberapa peran masyarakat di- dalam rujukan kesehatan ibu biasanya masyarakat
antaranya adalah menyiapkan sarana polindes, langsung datang menemui bidan karena jaraknya
mengarahkan masyarakat untuk ke bidan desa dan dekat, tapi adakalanya juga menggunakan hand-
menyiapkan transportasi rujukan, bantuan tenaga phone pada kondisi tertentu.
dan dana bagi keluarga yang membutuhkan.
Kondisi Sosial Budaya di Masyarakat dalam
Kesulitan dalam Mencapai Fasilitas Kesehatan Sistem Rujukan Kesehatan Ibu
dan Rujukan Kondisi sosial budaya di tengah masyarakat
Masyarakat yang tinggal di wilayah kerja Pus- yang memperlambat proses rujukan sudah jarang
kesmas Meral tidak menemui kesulitan dalam men- ditemukan, seperti budaya berunding ataupun takut
capai fasilitas kesehatan dan rujukan, sedangkan dirujuk. Adanya perubahan sikap ini salah satunya
masyarakat yang tinggal di wilayah kerja Puskes- disebabkan hasil dari penyuluhan yang dilakukan
mas Moro beberapa kesulitan yang dihadapi dianta- oleh bidan dengan kader kesehatan.
ranya kondisi alam seperti air surut, gelombang dan Proses persalinan dengan dukun masih ditemui
jarak yang jauh dengan pusat rujukan. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Meral dan wilayah kerja
di wilayah kerja Puskesmas Meral bisa mencapai Puskesmas Moro. Beberapa hal yang melatarbela-
pusat rujukan dalam rentang waktu 10-30 menit de- kangi ibu hamil bersalin dengan dukun adalah minta
ngan mobil sedangkan masyarakat di wilayah kerja jampi sebelum melahirkan dan adanya faktor budaya
Puskesmas Moro mencapai pusat rujukan dalam turun temurun bersalin dengan dukun, sebagian ada
rentang waktu 1,5-2 jam dengan kapal ataupun boat faktor ketidakmampuan dari hal biaya, karena de-
pancung. ngan dukun biaya bersalin tergantung pada kemam-
puan ibu yang bersalin saja.
Pembiayaan dalam Proses Rujukan Kesehatan
Ibu PEMBAHASAN
Pembiayaan dalam proses rujukan kesehatan Kesiapan Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai
ibu menggunakan dana bantuan pemerintah diantara- Pusat Rujukan
nya adalah Jamkesda, Jamkesmas, SKTM dan Jam- Kesiapan Sumber Daya
persal. Biaya pelayanan kesehatan ibu di sarana Terdapat keterbatasan sarana seperti kekurang-
kesehatan tingkat pertama dan rumah sakit rujukan an bangunan polindes yang ditemukan di wilayah
menggunakan dana Jampersal sedangkan untuk kerja Puskesmas Meral dan Puskesmas Moro. Kon-
transportasi rujukan menggunakan dana Jamkes- disi ini disebabkan karena belum adanya pengadaan
mas, dan Jamkesda. baru untuk sarana tersebut.
Penelitian yang dilakukan di beberapa puskes-
Alat Transportasi dalam Proses Rujukan mas di Kabupaten Asmat juga menemukan keku-
Alat transportasi dalam proses rujukan untuk rangan sarana karena tidak ada pengadaan baru16.
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Meral dan Sebelumnya Dinas Kesehatan Kabupaten Kari-
wilayah kerja Puskesmas Moro tersedia setiap saat. mun memprioritaskan pengadaan fasilitas adalah
Kendala yang ditemui seperti air surut dan gelom- pembangunan posyandu. Untuk mengatasi keku-
bang laut. Kadang ditemui tidak tersedianya minyak rangan polindes/poskesdes sudah direncanakan
untuk transportasi rujukan seperti yang dialami salah untuk pengadaan tahun berikutnya. Salah satu faktor
satu keluarga di wilayah kerja Puskesmas Moro yang yang berpengaruh terhadap lambannya penurunan
tidak sempat dirujuk karena tidak tersedia minyak angka kematian ibu adalah tenaga dan fasilitas

194  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

kesehatan dengan kemampuan dan kelengkapan Keterbatasan sarana di pelayanan dasar yang
kurang di tingkat pelayanan dasar17,18. terjadi di Kabupaten Karimun menyebabkan sebagi-
Tersedianya fasilitas layanan primer 24 jam me- an bidan di desa terpaksa melakukan persalinan di
rupakan salah satu unsur untuk efektifnya sistem rumah pasien. Solusi yang direncanakan Dinas Ke-
rujukan. Pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas sehatan Kabupaten haruslah mendapatkan prioritas
ditandai dengan tersedianya empat Puskesmas utama yaitu berupa pengadaaan sarana polindes,
PONED dan satu Rumah Sakit PONEK yang buka sehingga terjadi penurunan angka persalinan di non
24 Jam disetiap kabupaten yang memiliki jumlah fasilitas baik di Puskesmas Meral maupun Puskes-
penduduk 500.000 jiwa18,19. mas Moro. Penguatan pelayanan dasar diharapkan
Kondisi yang ada sekarang baru satu puskes- menjadi prioritas, dan diselaraskan dengan program
mas yang memiliki tim PONED lengkap di Kabupaten rumah sakit PONEK yang sedang dirintis oleh RSUD
Karimun yaitu Puskesmas Moro. Jumlah penduduk Karimun untuk pelaksanaannya.
212.561 jiwa dan pertimbangan kondisi geografis
yang terdiri dari tiga pulau besar dan satu pulau sa- Sarana Transportasi dalam Sistem Rujukan
ngat terpencil diharapkan Kabupaten Karimun me- Secara umum tersedia transportasi setiap saat
miliki empat Puskesmas PONED dan satu Rumah untuk rujukan pasien di wilayah Puskesmas Meral
Sakit PONEK dengan sistem regionalisasi sehingga dan Puskesmas Moro. Pengelolaan transportasi de-
bisa memberikan pelayanan kasus kesehatan ibu ngan suatu mekanisme yang jelas untuk rujukan
secara berkualitas. Pembagian ini sejalan dengan dengan memanfaatkan sarana yang sudah memadai
SK Bupati No. 101.C/2012 tentang empat Puskes- sangat diperlukan.
mas Mampu PONED di Kabupaten Karimun. Pelatih- Penelitian terkait evaluasi rujukan obstetri mene-
an lanjutan diperlukan untuk puskesmas yang tim mukan faktor transportasi mempengaruhi terhadap
PONED belum tersedia secara lengkap seperti Pus- kematian ibu dalam sistem rujukan. Ibu yang tinggal
kesmas Tanjung Batu, Puskesmas Tanjung Balai di daerah yang sulit secara geografis akan mening-
dan Puskesmas Durai. katkan kematian maternal menjadi 6,1 kali dibanding-
Regionalisasi berdasarkan kondisi geografis di kan ibu yang tinggal ditempat yang mudah diakses.
Kabupaten Karimun dan kedekatan jarak diantara Hal ini dapat dijelaskan dengan semakin mudahnya
puskesmas. Regionalisasi ini bertujuan agar sistem transportasi didapat dan jarak tempuh yang tidak
rujukan berjalan optimal, sehingga jarak tempuh ke jauh maka keterlambatan dalam mencapai fasilitas
RSUD Karimun sebagai pusat rujukan bisa diperce- bisa dicegah sehingga ibu cepat mendapatkan per-
pat. Sesuai dengan gambar di atas, Kabupaten Kari- tolongan yang adekuat di fasilitas rujukan20.
mun dibagi kedalam empat regional ditingkat pela- Kondisi yang ada sekarang di Kabupaten Kari-
yanan dasar dan RSUD Karimun sebagai pusat mun, terutama di wilayah kerja Puskesmas Meral
rujukan Kabupaten. dan Puskesmas Moro transportasi yang ada belum

Gambar 3. Regionalisasi Pukesmas PONED dan RS PONEK di Kabupaten Karimun

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013  195
Zulhadi, dkk.: Problem dan Tantangan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah

dikelola dengan baik. Sarana transportasi yang belum khususnya untuk masyarakat tidak mampu sangat
terkelola dalam sebuah sistem, kecendrungan untuk memadai. Adanya sumber dana yang mencukupi
terlambat dalam melaksanakan proses rujukan akan turut berpengaruh kepada respon keluarga di wilayah
selalu ada. Penelitian ini sama dengan penelitian di kerja Puskesmas Moro dan Puskesmas Meral terkait
Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau yaitu ma- rujukan, tidak ditemukan adanya keluarga yang
sih minimnya keterlibatan masyarakat secara sistem menolak untuk dirujuk karena kondisi biaya.
dalam membantu penyiapan sarana transportasi21.
Penelitian di Armenia dan Kabupaten Lombok dite- Ketersediaan Standar Operasional Prosedur
mukan hasil yang sama, yaitu pemberdayaan ma- dalam Rujukan Kesehatan Ibu
syarakat dalam penyiapan transportasi akan mem- Penelitian di Gujarat juga menemukan belum
perbaiki sistem rujukan kesehatan ibu22,23. Kabupaten adanya standar yang khusus terkait rujukan kese-
Karimun yang merupakan wilayah kepulauan pem- hatan ibu. Tidak adanya acuan yang sama dalam
berdayaan transportasi milik pemerintah seperti am- proses rujukan ini maka dokter melakukan tindakan
bulance dan transportasi milik masyarakat seperti tergantung kepada kasusnya, kemampuan dan
mobil, ambulance desa, boat pancung perlu dibuat- keyakinan mereka11.
kan mekanisme pengaturannya sehingga selalu siap Kabupaten Karimun, Standar Operasional Pro-
ketika dibutuhkan. sedur (SOP) sudah dibuat oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten dengan seluruh puskesmas yang ada,
Sarana Komunikasi dalam Sistem Rujukan namun dari SOP yang ada belum mencakup semua
Pemanfaatan sarana komunikasi sebagai pe- pelayanan kesehatan ibu terutama yang berhu-
nunjang sistem rujukan memerlukan panduan yang bungan dengan proses rujukan dan kegawadarutan.
jelas baik antar level rujukan maupun dengan Dinas Standar Operasional Prosedur (SOP) diperlukan
Kesehatan. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kese- terkait dengan kesehatan ibu untuk melengkapi yang
hatan (PKMK) UGM mengusulkan adanya hotline sudah ada, dan dapat dijadikan acuan bersama oleh
di rumah sakit dan dinas kesehatan yang bisa dihu- tenaga kesehatan dalam penatalaksaan kasus-
bungi 24 jam dalam mendukung sistem rujukan kese- kasus yang berkaitan dengan rujukan kesehatan ibu.
hatan ibu13). Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Minimnya komunikasi antar level rujukan di Ka- (PKMK) UGM dalam manual rujukan kehamilan dan
bupaten Karimun dikarenakan belum ada mekanis- persalinan mengelompokan ibu hamil kedalam 3 ka-
me yang disepakati terkait pemanfaatan komunikasi tegori berdasarkan resiko yang dialami seorang ibu
dalam proses rujukan, walaupun Kepala Dinas Ke- pada saat hamil dan saat persalinan untuk dibuatkan
sehatan sudah menghimbau untuk aktif berkomuni- SOP-nya dalam rangka memperbaiki sistem rujuk-
kasi terutama dengan dokter spesialis. an13. Standar Operasional Prosedur (SOP) stabilisasi
Diperlukan mekanisme yang jelas terkait komu- dan SOP mekanisme rujukan pasien. Pembuatan
nikasi untuk proses rujukan. Adanya hotline khusus SOP berdasarkan resiko yang terjadi pada seorang
rujukan seperti yang diusulkan PMPK UGM diatas, ibu hamil atau bersalin menurut penulis lebih memu-
baik di RSUD maupun Dinas Kesehatan Kabupaten dahkan sarana pelayanan kesehatan disetiap level
Karimun merupakan salah satu alternatif untuk rujukan dalam menatalaksana pasien.
memperjelas mekanisme komunikasi ini.
Proses Rujukan dari Masyarakat ke Rumah Sakit
Pendanaan dalam Proses Rujukan Kesehatan Alur Rujukan dalam Pelayanan Kesehatan Ibu
Ibu Pelaksanaan rujukan, alur bertingkat belum se-
Ketersediaan dana untuk pelaksanaan rujukan penuhnya bisa diterapkan di Kabupaten Karimun,
merupakan faktor yang turut menentukan dalam pro- walaupun sudah tertuang didalam petunjuk teknis
ses rujukan. Tersedianya dana yang mencukupi un- Jamkesda tahun 201225. Alur rujukan yang tidak
tuk melaksanakan rujukan dari berbagai sumber Jam- terstruktur atau by pass dari masyarakat ke rumah
persal merupakan sumber dana utama dalam kese- sakit juga ditemui dalam penelitian di Gujarat. Belum
hatan ibu di Kabupaten Karimun. Penelitian pada ada mekanisme yang dapat memastikan pasien tidak
depalan distrik di Nepal menemukan lebih dari se- langsung menuju ke rumah sakit. Pemerintah Gujarat
paruh ibu ibu yang dirujuk ke rumah sakit meminjam tidak bisa mengkritisi kondisi ini karena mereka tidak
uang ataupun menjual lahan pertaniannya untuk bisa memastikan apakah dokter ataupun obat selalu
biaya transport dan biaya pelayanan rumah sakit24. tersedia di pusat rujukan pertama17.
Kondisi seperti diatas tidak ditemukan di Kabu- Kondisi yang ada di Kabupaten Karimun seperti
paten Karimun karena pendanaan yang disediakan di wilayah kerja Puskesmas Meral, rujukan berting-

196  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

kat seharusnya bisa dilaksanakan. Puskesmas Meral integrasi antar level rujukan seperti pemanfaatan
bisa bekerjasama dengan puskesmas yang terdekat. jaringan Local Area Network (LAN) merupakan suatu
Puskesmas Tanjung Balai yang juga berstatus rawat alternatif yang bisa dikembangkan26,27.
inap mempunyai jarak lebih kurang 10 km dari Pus- Wilayah kepulauan seperti Kabupaten Karimun,
kesmas Meral. Rujukan bertingkat dan terstruktur adanya jaringan komunikasi terintegrasi merupakan
bisa terlaksana sehingga pasien dari polindes atau suatu solusi untuk mengatasi hambatan geografis.
pustu tidak langsung ke rumah sakit tetapi dirujuk Kerjasama dengan pusat rujukan tentu diperlukan
ke Puskesmas Tanjung Balai terlebih dahulu. Daerah sehingga RSUD Karimun sebagai pusat rujukan akan
yang jauh, rujukan segera ke rumah sakit adalah merencanakan persalinan khususnya kepada ibu
sangat realistis dan tindakan cepat harus diambil yang beresiko tinggi tersebut.
jika ada dugaan komplikasi obstetri yang perlu
penanganan segera24. Kerjasama T im dalam Sistem Rujukan
Kondisi wilayah Puskesmas Moro menjadi kebi- Kesehatan Ibu
jakan yang baik, karena dalam keadaan darurat se- Kerjasama tim antar pusat layanan kesehatan
orang ibu memerlukan pertolongan yang cepat dan terkait rujukan kesehatan ibu masih minim. Kurang-
harus mencapai fasilitas kesehatan terdekat. nya kerjasama ini bisa dilihat dengan tidak adanya
pertemuan rutin antar pusat layanan kesehatan yang
Proses Informasi dalam Sistem Rujukan ada di Kabupaten Karimun.
Pelayanan Kesehatan Ibu Rumah Sakit Kabupaten dengan Dokter Sp.OG
Manual rujukan kehamilan dan persalinan yang dan Sp.A secara fungsional mempunyai peran dan
dikembangkan PKMK UGM, persalinan bisa diren- tanggungjawab yang sangat essential dalam melak-
canakan ketika pemeriksaan kehamilan pada saat sanakan pembinaan secara pro-aktif untuk pengem-
Ante Natal Care (ANC) dikatagorikan ibu ada masa- bangan SDM kesehatan. Penyegaran bagi tenaga
lah. Adanya perencanaan ini mengurangi kepanikan kesehatan dokter/bidan puskesmas mengenai
atau kegaduhan terkait rujukan. Data-data pemerik- PONED, dan bidan di desa mengenai asuhan persa-
saan ibu hamil beresiko tinggi dari layanan kesehatan linan normal dengan keterampilan penanganan perto-
pertama dikirim ke rumah sakit rujukan untuk longan pertama pada kegawatdaruratan obstetri
direncanakan persalinannya ketika sudah sampai termasuk penanganan komplikasi persalinan dini17,
waktunya13. seharusnya dilaksanakan secara reguler.
Pengiriman laporan ibu hamil resiko tinggi ke Kabupaten Karimun, pembinaan dokter spesialis
rumah sakit belum terlaksana di Kabupaten Karimun. kepada tenaga kesehatan yang ada di pelayanan
Laporan ini seharusnya bisa dijadikan sumber infor- dasar belum terlaksana secara rutin. Pembinaan ini
masi untuk melakukan perencanaan persalinan ke- dilakukan hanya sebatas memberikan arahan ketika
pada ibu ibu beresiko tinggi. Sistem informasi ter- bidan/dokter melakukan konsultasi langsung sewak-

Dinas Kesehatan
Kabupaten

Layanan FTP via Modem Manual RSUD


Swasta Submission using Karimun
CD/fLASHDISK

Puskesmas

Jaringan Pengiriman Data


LAN manual
Polindes

Gambar 4 . Model Sistem Informasi Terpadu Pelayanan Kesehatan Ibu dengan Menggunakan Jaringan LAN

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013  197
Zulhadi, dkk.: Problem dan Tantangan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah

tu mau merujuk pasien, dan konsultasi ini hanya rujukan. Faktor alam seperti gelombang dan cuaca
atas inisiatif bidan/dokter masing masing di pelayan- buruk kadang memperlambat rujukan sampai ke
an dasar. Pengurangan kematian ibu dan anak mel- RSUD Karimun terutama yang berasal dari wilayah
alui reformasi kebijakan sistem dan penguatan mana- kepulauan. Perkiraan lamanya waktu sejak terjadinya
jemen. Perbaikan meliputi pengorganisasian di ting- komplikasi obstetri sampai ibu meninggal bila tidak
kat kabupaten untuk menguatkan kerjasama tim. ada tindakan adalah sebagai berikut:
Dinas kesehatan bertindak sebagai pemimpin dan
pengelola jaringan KIA sedangkan Dokter Spesialis Tabel 6. Jarak tempuh rujukan dan perkiraan resiko
bertindak sebagai pemimpin klinis28,29. pada seorang ibu
Kabupaten Karimun, pengorganisasian dan pem- No Komplikasi Obstetri Jam Hari
1 Pendarahan
bentukan tim pengelolaan kesehatan ibu dan anak a. Post partum 2
belum ada. Adanya pengorganisasian terpadu untuk b. Ante partum 12
membentuk kelompok kerja kesehatan ibu dan anak 2 Ruptura uteri 1
3 Eklamsia 2
di Kabupaten Karimun dengan berbagai kegiatan 4 Partus lama 3
penulis berkeyakinan kerjasama tim akan lebih baik. 5 infeksi 6
Keterlibatan Dinas Kesehatan sebagai pemim- Sumber: Statistic and Monitoring Section, Unicef, 1992 dalam
pin dalam pengelolaan jaringan KIA dan keterlibatan Rochjati (2003)
spesialis sebagai pemimpin klinis tingkat kabupaten
diharapkan mempercepat penurunan angka kema- Berdasarkan tabel di atas maka Puskesmas
tian ibu dan bayi di Kabupaten Karimun. Moro masih memiliki resiko kematian jika penangan-
an tidak segera dilakukan yaitu untuk kasus penda-
Pandangan Masyarakat terhadap Rujukan rahan post partum. Penguatan di pelayanan dasar
Kesehatan Ibu seperti peningkatan kualitas pelayanan di Puskes-
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Rujukan mas Moro sebagai puskesmas mampu PONED
Kesehatan Ibu menjadi altertnatif untuk mengatasi kondisi ini.
Keterlibatan masyarakat sangat tinggi dalam Program task shifting atau pelimpahan sebagian
membantu proses rujukan kesehatan ibu. Beberapa kewenangan yang dimiliki dokter spesialis dalam
faktor yang menyebabkan tingginya kesadaran ma- memberikan pelayanan kebidanan emergensi kepa-
syarakat adalah penyuluhan berkelanjutan yang dila- da dokter umum ataupun bidan yang sudah dilatih
kukan bidan dan kader posyandu kepada ibu hamil terlebih dahulu. Puskesmas Moro dengan kondisi
akan kehamilan resiko tinggi dan bahaya yang ditim- geografis yang jauh dari pusat rujukan, task shifting
bulkannya. Jaminan pendanaan baik untuk layanan merupakan salah satu solusi untuk menurunkan resi-
kesehatan maupun untuk biaya transportasi turut ko kegawadaruratan obstetri yang dialami seorang
mempengaruhi kepedulian masyarakat. Beberapa ibu.
penelitian yang dilakukan juga menemukan hal yang
sama, dimana intervensi yang bisa dilakukan dalam Pembiayaan dalam Proses Rujukan Kesehatan
memperbaiki sistem rujukan ditengah masyarakat Ibu
adalah meningkatkan aktivitas untuk memberikan Pembiayaan yang disediakan pemerintah baik
pengetahuan kepada masyarakat terkait kehamilan bersumber dari dana APBD ataupun APBN untuk
beresiko, serta mengatasi hambatan pembiayaan pelayanan kesehatan ibu sudah difahami masyara-
dan transportasi17. kat. Hasil wawancara yang dilakukan kepada bebe-
Keterlibatan masyarakat di kedua wilayah ma- rapa tokoh masyarakat menyampaikan tidak ada
sih bersifat spontan dan individual, wadah yang ada kendala dalam hal pembiayaan terkait pelayanan ke-
seperti desa siaga belum berfungsi. Diperlukan satu sehatan ibu dan rujukan. Pengeluaran keluarga untuk
tim di masyarakat yang khusus membantu dalam biaya transportasi, pelayanan kesehatan, makanan
proses rujukan sehingga bisa berkoordinasi dengan dan akomudasi serta biaya keluarga yang mendam-
baik. Maka program desa siaga seharusnya diaktif- pingi merupakan salah satu kendala yang menye-
kan kembali dalam sistem rujukan kesehatan ibu. babkan keluarga tidak mau dirujuk. Maka mengatasi
kendala pembiayaan ataupun memberikan keringan-
Kesulitan dalam Mencapai Fasilitas Kesehatan an pembiayaan merupakan satu langkah yang efektif
dan Rujukan untuk mengatasi kendala ini24.
Kondisi geografis yang berbeda antara Puskes- Program Jamkesda di Kabupten Karimun telah
mas Meral dan Puskesmas Moro menyebabkan memberikan dana pendampingan untuk mengatasi
perbedaan waktu dan jarak dalam mencapai fasilitas masalah pembiayaan yang timbul terkait rujukan.

198  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Biaya transportasi rujukan, pendampingan oleh peng- jampi sebelum melahirkan dan masih ada budaya
antar dan tenaga kesehatan termasuk kepada pem- turun temurun untuk bersalin dengan dukun, seba-
biayaan yang disiapkan baik ke RSUD Kabupaten gian ada faktor ketidakmampuan dari hal biaya, ka-
Karimun maupun ke rumah sakit di luar kabupaten rena dengan dukun biaya bersalin tergantung ke-
yang melakukan kerjasama seperti RS Otorita mampuan ibu yang bersalin. Persalinan dukun yang
Batam dan RSCM Jakarta25. masih ada di wilayah kerja Puskesmas Meral dan
Puskesmas Moro merupakan suatu tantangan yang
Alat Transportasi dalam Proses Rujukan harus dicarikan jalan keluarnya. Program kemitraan
Kesehatan Ibu antara dukun dengan tenaga kesehatan yang sedang
Secara umum transportasi tersedia setiap saat. berjalan di Kabupaten Karimun perlu dikembangkan
Namun kerjasama tertulis atau mekanisme peman- sehingga bisa menjangkau ke semua tempat yang
faatan transportasi di tengah masyarakat belum ada. persalinan dengan dukun masih ada.
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
transportasi merupakan satu alternatif yang bisa KESIMPULAN DAN SARAN
dikembangkan. Memperbaiki transportasi di tengah Kesimpulan
masyarakat merupakan salah satu langkah untuk Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan,
mengefektifkan sistem rujukan20. Kabupaten Karimun maka terdapat beberapa problem dan tantangan
perlu dibuatkan sebuah mekanisme untuk mengelola puskesmas dalam mendukung rujukan maternal ke
transportasi, sehingga lebih efektif dalam membantu Rumah Sakit Umum Daerah diantaranya kesiapan
proses rujukan. pusat layanan yang ada diantaranya:
Kesiapan puskesmas dan RSUD Karimun seba-
Alat Komunikasi dalam Proses Rujukan gai pusat rujukan belum sepenuhnya optimal, dianta-
Kesehatan Ibu ranya: a). Keterbatasan sumber daya di pelayanan
Handphone menjadi sarana komunikasi utama dasar berupa fasilitas dan alat, walaupun tidak terlalu
yang menghubungkan masyarakat dengan tenaga significan mempengaruhi sistem rujukan, b). Puskes-
kesehatan. Pada beberapa desa yang ada di wilayah mas PONED sudah berjalan dan Rumah Sakit
kerja Puskesmas Moro masyarakat menghubungi PONEK dalam proses persiapan walaupun aktifitas
tenaga kesehatan dengan mendatangi langsung ke rujukan sudah berjalan 24 jam, c). Transportasi ru-
sarana kesehatan, hal ini dilakukan karena jarak an- jukan tersedia setiap saat namun belum terkelola
tara sarana kesehatan dengan penduduk tidak terlalu dengan baik untuk melaksanakan kasus-kasus
jauh. Ketika seorang ibu mengalami masa kehamilan rujukan emergensi, dan d). Srandar Operasional Pro-
maka mereka sudah mempunyai nomor handphone sedur (SOP) dalam pelayanan kesehatan ibu belum
tenaga kesehatan untuk berkomunikasi. lengkap terutama yang berkaitan dengan kasus ke-
gawadarutan kebidanan dan rujukan. SOP yang ada
Kondisi Sosial Budaya di Masyarakat dalam belum tersosialisasi kepada seluruh tenaga kese-
Sistem Rujukan Kesehatan Ibu hatan yang ada di pelayanan dasar sehingga belum
Kondisi sosial budaya di tengah masyarakat dipakai sebagai acuan dalam melaksanakan pela-
Kabupaten Karimun terutama di kedua wilayah yang yanan kesehatan ibu.
diteliti, yang memperlambat proses rujukan sudah Proses rujukan dari masyarakat sampai ke ru-
tidak ditemukan seperti budaya berunding ataupun mah sakit belum sepenuhnya berjalan dengan baik,
takut dirujuk, dan ini disebabkan hasil dari penyuluh- keadaan ini dikarenakan: a). Alur rujukan berjenjang
an yang dilakukan oleh bidan dengan kader kader belum terlaksana karena tidak berfungsinya pelayan-
kesehatan. an dasar dalam menolong persalinan, kemauan ma-
Melakukan penyuluhan berkelanjutan merupa- syarakat sendiri ataupun karena kondisi geografis,
kan suatu alternatif dalam meningkatkan pengetahu- b). Belum ada sistem informasi terintegrasi antara
an masyarakat. Melakukan edukasi kepada masya- puskesmas,Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun
rakat dan meningkatkan kepedulian mereka terkait dan RSUD Karimun, dan c). Kerjasama tim masih
resiko dan komplikasi selama kehamilan adalah sa- minim antar petugas di setiap level rujukan, dimana
lah satu langkah untuk mengharapkan masyarakat belum ada tim terpadu yang melibatkan Dinas Kese-
menggunakan sarana pelayanan kesehatan14. hatan, Rumah Sakit dan puskesmas dalam sistem
Proses persalinan dengan dukun masih ditemui rujukan kesehatan ibu.
di wilayah kerja Puskesmas Meral dan wilayah kerja Pendapat masyarakat terhadap rujukan kese-
Puskesmas Moro. Beberapa hal yang melatarbela- hatan ibu sebagian besar sangat mendukung dan
kangi ibu hamil bersalin dengan dukun adalah minta berpartisipasi aktif. Masih ditemukan persalinan de-

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013  199
Zulhadi, dkk.: Problem dan Tantangan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah

ngan dukun di kedua wilayah yang disebabkan faktor tion and Evidance of Cost Effectiveness. Health
sosial budaya ditengah masyarakat. Policy, 2000;53: 201-228.
5. Kwast BE, Quality of Care In Reproductive
Saran Health Programmes : Concepts, Assessment,
Beberapa saran dalam penelitian ini untuk meng- Barriers, and Impovement – An Overview. J Mid-
atasi problem dan tantangan puskesmas untuk men- wifery, 1998;14:66-73.
dukung sistem rujukan maternal ke Rumah Sakit 6. Kementerian Kesehatan, Profil Kesehatan In-
Umum Daerah disampaikan kepada : donesia Tahun 2010, Jakarta, 2011.
Pemda Kabupaten Karimun yaitu: a). Memper- 7. BAPPENAS, Peta Jalan Percepatan Pen-
cepat pengukuhan RSUD Karimun sebagai Rumah capaian Tujuan Pembangunan Milenium di In-
Sakit Mampu PONEK 24 Jam, b). Membangun sis- donesia, Jakarta, 2010.
tem informasi terintegrasi dalam bentuk jaringan LAN 8. Kementerian Kesehatan, Upaya Percepatan
antara pusat layanan pertama dengan rumah sakit Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di In-
rujukan dengan melibatkan Dinas Kesehatan Kabu- donesia, Melalui www.depkes.go.id diakses
paten Karimun, dan c). Membuatkan mekanisme tanggal 16 Juli 2012.
yang jelas terkait penyediaan sarana transportasi 9. Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Profil
setiap saat dari pelayanan dasar baik milik pemerin- Kesehatan Karimun 2010, Karimun, 2011.
tah maupun swasta ke fasilitas rujukan. 10. WHO, Mother-Baby Package: Implementing
Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun yaitu: Pe- Safe Motherhood in Counties, Practical Guide,
nguatan pelayanan dasar dengan sumberdaya yang 1994.
memadai berupa sarana dan peralatan sehingga 11. Gupta M, Mavalangkar D. & Poonam Trivandi.
kasus kasus yang seharusnya bisa ditangani di A Study of Referral System for EmOC in Gujarat.
pelayanan dasar tidak perlu dirujuk. Indian Institute of Management. WP J,
Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun dan 2009;6(2):2-50.
RSUD Karimun yaitu: a). Melengkapi SOP yang ada 12. Jahn and Vincent De Brouwere, Referral in Preg-
berdasarkan resiko yang dialami seorang ibu saat nancy and Childbirth: Consept and Strategiest,
pemeriksaan kehamilan dan persalinan untuk men- Germany, 1996.
dukung sistem rujukan kesehatan ibu, b). Meningkat- 13. Manual Rujukan Kehamilan dan Persalinan di
kan kerjasama tim terkait rujukan kesehatan ibu di akses melalui www.kebijakankesehatan
setiap level layanan kesehatan dan menjadikan Di- indonesia.net diakses bulan April 2012.
nas Kesehatan sebagai pemimpin dan pengelola 14. Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis
jaringan kesehatan ibu dan dokter spesialis sebagai Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
pemimpin teknis medis tingkat Kabupaten Karimun, di Kabupaten/ Kota (Keputusan Menteri Kese-
dan c). Untuk mengatasi hambatan geogarafis seperti hatan RI No 828/Menkes/SK/IX/2008), Jakarta,
Puskesmas Moro maka task shifting (pendelegasian 2008a.
kewenangan) terkait kasus emergensi obstetric dari 15. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Penye-
dokter spesialis kebidanan kepada dokter umum atau lenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emer-
bidan merupakan suatu program yang bisa dijalan- gensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah
kan. Sakit, Jakarta, 2008b.
Puskesmas yaitu peningkatan kemitraan bidan 16. Yaftoran, Identifikasi Hambatan-Hambatan
dengan dukun terkait proses rujukan kesehatan ibu. dalam melaksanakan Kegawatdaruratan
Obstetrik dan Neonatal di Puskesmas Akat dan
REFERENSI Puskesmas ATJS Kabupaten Asmat, Tesis,
1. WHO, Make Every Mother And Child Count, Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran
2006. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2012.
2. Ronsmens C, Graham WJ, Maternal Mortality: 17. Rochjati P, Rujukan Terencana dalam Sistem
W ho,When, W here, and W hy?, Lancet, Rujukan Paripurna Terpadu Kabupaten dan
2006;368:1189-2000. Kota, 2003.
3. Graham WJ, Hussein J, Universal Reporting of 18. Inter-agency Working Grup, Field Manual On Re-
Maternal Mortality : An Achievable Goal. J Gy- productive Health In Humanitarian Setting, 2010.
necology & Obstetric, 2006;94:234-242. 19. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Sistem
4. Jowwet M, Safe Mother Hood Interventions In Rujukan Maternal dan Neonatal di Tingkat
Low Income Countries : An Economic Justifica- Kabupaten/ Kota, Jakarta, 2006.

200  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

20. Yunus LM, Evaluasi Proses Rujukan Obstetri 25. Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Petunjuk
Terkait Kematian Perinatal di Kabupaten Teknis Jamkesda, Karimun, 2012.
Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat,Tesis, 26. Trisnantoro L, Sanusi R, Susanto N, Fatimah I,
Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Fuad A, Surveilans: Bagaimana Agar Sistem
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2007. yang Dirancang Pemerintah Pusat Dapat
21. Luti I, Hasanbasri M, Lazuardi L, Kebijakan Berjalan di Daerah. Dalam Pelaksanaaan
Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Desentralisasi Kesehatan di Indonesia 2000-
Sistem Rujukan Kesehatan Daerah Kepulauan 2007, BPFE, Yogyakarta, 2009.
di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau, 27. Muhammad T, E-Referral System for Maternal
JKKI, 2012;01:24-35. Health in Mumbai, India, 2011.
22. USAID, Armenian Maternal and Child Health 28. Trisnantoro L, Strategi Luar Biasa Untuk
Referral System Study, 2009. Menurunkan Kematian Ibu dan Bayi, 2011;14.
23. Ardianto S, Hasanbasri M, Tudiono, Penggu- 29. Trisnantoro L, Diperlukan Kepemimpinan
naan Sepeda Motor Sebagai Ambulance Komu- Spesialis dalam Mencapai MDG4 dan MDG5 :
nitas dalam Rujukan Pelayanan: Studi Kasus Apakah Perlu Pengajaran Kepemimpinan Untuk
di Lombok Utara, JMPK, 2012;15:32-39. Para Residen?, 2012;15.
24. Murray & Pearson, Maternity Referral System 30. Bergstrom S dan Goodburn E, The Rule of Tra-
In Developing Countries. Social Science And ditional Birth Attendants in the Reduction of
Medicine, 2005;62:2205-2215 Maternal Mortality. Studies in Health Services
Organitation and Policy, 2001.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013  201

Anda mungkin juga menyukai