Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya diatas
140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg (Smeltzer, 2001)
Banyak hal yang menjadi faktor predisposisi terjadinya hipertensi, namun
penyebab pasti dari hipertensi masih belum diketahui. Riset menunjukkan adanya
interaksi yang rumit diantara faktor-faktor predisposisi hipertensi seperti faktor
resiko genetik, lingkungan, dan yang berhubungan dengan gaya hidup (Braverman,
2004).
Penanganan hipertensi pada tahap awal dilakukan dengan modifikasi gaya hidup
meliputi penurunan berat badan, pembatasan asupan garam, diet kolesterol dan
lemak jenuh, olah raga, pembatasan komsumsi alkohol dan kopi, reaksi untuk
redakan stress dan menghentikan kebiasaan merokok. Selain itu penderita hipertensi
juga harus mempunyai pengetahuaan dan sikap kepatuhan untuk dapat
menyesuaikan penatalaksanaan hipertensi dalam kehidupan sehari-hari (Woodley
dan Alison, 2004)
Hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit
lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke, dan ginjal. Di seluruh
dunia, hipertensi merupakan masalah besar dan serius. Disamping karena
prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang,
karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian
mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda, akan sangat
membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan
membutuhkan waktu yang panjang, bahkan seumur hidup (Adip, 2009).
Menurut WHO, jumlah penderita hipertensi dewasa di seluruh dunia adalah
sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan
perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333
juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang,
termasuk Indonesia (Depkes RI, 2013).

1
Prevalensi hipertensi di lndonesia pada tahun 2012 mencapai 31,7% dari
populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi
berakhir pada stroke, sisanya pada gangguan jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.
Data angka hipertensi di Kabupaten Medan Helvetia pada bulan Januari –
Desember 2013 adalah sebanyak 41.324 pasien, terdiri dari laki – laki sebanyak
25.678 dan 15.646 adalah wanita. Kejadian hipertensi menempati peringkat pertama
dalam daftar penyakit tidak menular di Kabupaten Medan Helvetia pada tahun
2013.
Berdasarkan data dari Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta tahun 2017
menjelaskan penderita hipertensi sebesar 10.345 pasien dan merupakan urutan
pertama dalam daftar penyakit di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta. Dari 10.345
pasien tersebut, yang memiliki pola makan teratur sebanyak 3.828 orang. Dan yang
memiliki pola makan tidak teratur sebanyak 6.517 orang yang disebabkan oleh
stress sebanyak 1.734 orang dan yang disebabkan oleh aktivitas fisik atau olahraga
yang kurang sebanyak 3.094 orang. Sedangkan yang disebabkan oleh merokok yaitu
sebanyak 1.689 orang.
Desa Dwi Kora Kabupaten Medan Helvetia merupakan salah satu desa dengan
jumlah penduduk 5.253 orang, yang terdiri dari jumlah laki – laki 2595 orang dan
jumlah perempuan adalah 2658 orang. Penduduk di Desa Dwi Kora tergolong
dalam ekonomi menengah ke atas, sehingga cenderung memiliki pola makan yang
kurang baik, artinya masyarakat banyak yang mengkonsumsi daging, lemak tanpa
diimbangi dengan sayur dan buah. Hal ini menyebabkan angka hipertensi di Desa
Dwi Kora cukup tinggi.
Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Hipertensi di Desa Dwi Kora,
Kabupaten Medan Tahun 2018”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dalam penulisan diatas, maka
masalah yang akan diteliti adalah “ Adakah Hubungan Pola Konsumsi Makanan
Dengan Hipertensi di Desa Dwi Kora, Kabupaten Medan Tahun 2018?”

2
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pola konsumsi makanan di Desa Dwi Kora Kabupaten
Medan Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui terjadinya hipertensi di Desa Dwi Kora Kabupaten Medan
Tahun 2018.
3. Untuk menganalisa hubungan pola konsumsi makanan dengan terjadinya
hipertensi di Desa Dwi Kora, Kabupaten Medan Tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Peneliti
Dapat menerapkan hasil penelitian di lapangan dengan perawatan pada pasien
hipertensi selain dengan menggunakan obat - obatan.
2. Bagi lnstitusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan serta sebagai bahan
referensi bagi mahasiswa/i Sarjana Keperawatan STIKES Haji Medan.
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi yang lebih
rinci serta melakukan upaya penurunan kasus hipertensi misalnya dengan
memberikan penyuluhan kepada pasien hipertensi tentang menjaga pola makan
yang tepat.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1
2.2

4
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian


Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh suatu objek
penelitian. Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
tentang sesuatu yang menjadi konsep penelitian (Notoatmodjo, 2010). Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen (bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau dianggap
menentukan variabel terikat. Variabel ini dapat merupakan faktor resiko,
prediktor, penyebab (Saryono, 2010).

Pada penelitian ini, variabel independennya adalah pola konsumsi makanan.

2. Variabel dependen (terikat)


Variabel terikat adalah Adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel
tergantung disebut juga kejadian, luaran, manfaat, efek atau dampak (Saryono,
2010).
Pada penelitian ini, variabel dependen adalah kejadian hipertensi.

3.2 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah dugaan sementara tentang ada tidaknya hubungan atau korelasi
dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

Ho : Tidak ada hubungan pola konsumsi makanan terhadap terjadinya


hipertensi di Desa Dwi Kora, Kabupaten Medan Tahun 2018.

Ha : Ada hubungan pola konsumsi makanan terhadap terjadinya hipertensi


di Desa Dwi Kora, Kabupaten Medan Tahun 2018.

5
3.3 Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Pola Konsumsi Makanan Terjadinya Hipertensi

3.4 Rancangan Penelitian


1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional yaitu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menggali hubungan sebab akibat
antara dua variabel atau lebih (Notoatmojdo, 2010).
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross
sectional yaitu yang yang dimaksud artinya penelitian ini untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat artinya
tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan
terhadap status karakter atau variabel subjek pada pemeriksaan (Notoatmojdo,
2010).
3. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data Primer disebut juga data tangan pertama. Data primer diperoleh
langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau
alat pengambilan data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari. (Notoatmodjo, 2010). Data primer diperoleh dengan memberikan
kuesioner kepada responden.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh penelitian dari subjek penelitiannya (Notoatmodjo, 2010).
Peneliti mendapatkan data yang sekunder dari buku dokumentasi pasien
hipertensi di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta.

4. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang akan diteliti
(Sugiyono, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah pasien hipertensi di desa
6
dwi kora kecamatan medan helvetia, kabupaten medan pada bulan November
2017 sebanyak 153 orang.

5. Sample Penelitian
Sampel adalah wakil populasi atau sebagian dari populasi yang akan
dijadikan responden penelitian dan diambil datanya (Arikunto, 2006).

Sampel pada penelitian ini adalah pasien hipertensi di Desa Dwi Kora
Kabupaten Medan. Karena jumlahnya > 100, maka sesuai teori di atas sampel
diambil sebanyak 30% dari 153 yaitu sebanyak 46 orang.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan kritera inklusi dan


eksklusi :

1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi
oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sampel (Notoatmodjo,
2010), kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Pasien hipertensi di Desa Dwi Kora


b) Bersedia menjadi responden
2) Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak
dapat diambil sebagai sampel:

a) Pasien yang tidak hadir saat dilakukan penelitian


b) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden
6. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel adalah proses pengambilan sampel terhadap
objek yang diteliti. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu mengambil sampel
secara acak dari populasi yang ada (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini menggnakan random sampling secara sederhana yaitu


menggunakan lintingan sejumlah 153 lintingan, kemudian dikocok sebanyak 46
kali untuk mendapatkan sampel yang digunakan dalam penelitian.

7
7. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1

Definisi operasional

No Variabel Definisi Pengukuran Hasil Ukur Skala

1 Pola Pengaturan Kuesioner a. Pola makan Nominal


Konsumsi konsumsi teratur : jika
Makanan makanan bagi menjawab >
penderita 50%
hipertensi yang pertanyaan
meliputi b. Pola makan
pembatasan tidak teratur :
lemak jika
menjawab <
50%
pertanyaan
2 Kejadian tekanan Observasi a. Ringan : Ordinal
Hipertensi sistolikdiatas sistole 140-
Langsung
140 mmHg dan 159 mmHg
tekanan dan diastole
diastolik di 90-99 mmHg
atas 90 mmHg b. Sedang:
sistole 160-
179 mmHg
dan diastole
100-109
mmHg
c. Berat: sistole
> 180 mmHg
dan diastole
> 110 mmHg

8
8. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data
(Nursalam, 2003). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner untuk mengukur pola konsumsi makanan dan observasi untuk
memperoleh data tentang kejadian hipertensi.

Sebelum digunakan untuk penelitian, maka dilakukan uji validitas dan


reliabilitas.

a. Uji validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005).

Cara mengukur validitas instrumen (kuesioner) digunakan rumus


korelasi Product Moment dari Person (Arikunto, 2002) sebagai berikut :

n xy   x  y 
r
n x 2

  x  n y 2   y 
2 2

Keterangan:

r = koefisien tiap butir pernyataan

x = jumlah skor tiap pertanyaan

y = jumlah skor total tiap pertanyaan

xy = jumlah skor total responden kali tiap pertanyaan

n = jumlah responden percobaan

Pertanyaan dinyatakan valid jika harga r hitung lebih besar dari r tabel.
Untuk keperluan ini, maka diperlukan bantuan komputer yaitu dengan
menggunakan SPSS.

Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi antara skor item dengan
skor total. Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan tersebut tidak valid
dan harus di drop.

9
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. (Notoatmodjo, 2005)

Pada penelitian ini untuk mencari reabilitas instrument digunakan rumus


alpha Cronbach sebagai berikut:

 k    b 2 
r11    1  
 (k  1)    12 

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

∑σb2 = jumlah varian butir

σ1 2 = varian total

Hasil dikatakan reliabel bila r hitung lebih besar dari r tabel. Hasil
dikatakan reliabel bila r > 0,6. (Sugiyono, 2007).

9. Pengolahan dan Analisa Data


a. Pengolahan Data
3) Mengedit ( Editing )
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan
oleh para pengumpul data. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau
kekurangan yang ada di daftar pertanyan.

4) Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden ke
dalam kategori (Saryono, 2010). Coding adalah memberikan kode pada
setiap data yang telah terkumpul yang berguna untuk mempermudah pada
saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entri data.
5) Scoring

10
Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item – item yang perlu
diberi penelitian atau skor (Saryono, 2009). Scoring adalah kegiatan yang
dilakuakan dengan memberi skor berdasarkan jawaban responden.
6) Tabulating (Tabulasi)
Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban – jawaban yang
telah diberi kode kemudian dimasukkan kedalam tabel (Saryono, 2009).
b. Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariat dan analisa bivariat.

1) Analisa Univariat
Analisa univariat yaitu mendiskripsikan distribusi frekuensi
masing-masing variabel penelitian dalam tabel untuk mengetahui jumlah
dari masing-masing kategori variabel (Saryono, 2010).
Rumus :

Keterangan :

f : Frekuensi yang dihasilkan

N : Jumlah seluruh sample

2) Analisa Bivariat
Yaitu analis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010).

x 2

 fo  fh
2

fh
Keterangan:
X2 : Chi kuadrat / Chi-square
f0 : Frekuensi observasi
fh : Frekuensi harapan

11
Aturan pengambilan keputusan :
a) Ha diterima dan Ho ditolak jika X2 hitung > X2 tabel, berarti ada
hubungan pola konsumsi makanan dengan terjadinya hipertensi di
Desa Dwi Kora Kecamatan Medan Helvetia, Kabupaten Medan
Tahun 2018.
b) Ha ditolak dan Ho gagal ditolak bila X2 hitung < X2 tabel, berarti
tidak ada hubungan pola konsumsi makanan dengan terjadinya
hipertensi di Desa Dwi Kora Kecamatan Medan Helvetia,
Kabupaten Medan Tahun 2018.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Depkes RI. 2013. Pedoman Penemuan dan Tata Laksana Hipertensi. Jakarta: Depkes

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurlaila. 2010. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yoyakarta: Nuha Medika.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Stewart C, Myers. Alan J, Marcus. 2006. Fundamentals of. Corporate Finace. Third
Edition.Singapore: Mc Graw-Hill.

13

Anda mungkin juga menyukai