PENDAHULUAN
1
Prevalensi hipertensi di lndonesia pada tahun 2012 mencapai 31,7% dari
populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi
berakhir pada stroke, sisanya pada gangguan jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.
Data angka hipertensi di Kabupaten Medan Helvetia pada bulan Januari –
Desember 2013 adalah sebanyak 41.324 pasien, terdiri dari laki – laki sebanyak
25.678 dan 15.646 adalah wanita. Kejadian hipertensi menempati peringkat pertama
dalam daftar penyakit tidak menular di Kabupaten Medan Helvetia pada tahun
2013.
Berdasarkan data dari Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta tahun 2017
menjelaskan penderita hipertensi sebesar 10.345 pasien dan merupakan urutan
pertama dalam daftar penyakit di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta. Dari 10.345
pasien tersebut, yang memiliki pola makan teratur sebanyak 3.828 orang. Dan yang
memiliki pola makan tidak teratur sebanyak 6.517 orang yang disebabkan oleh
stress sebanyak 1.734 orang dan yang disebabkan oleh aktivitas fisik atau olahraga
yang kurang sebanyak 3.094 orang. Sedangkan yang disebabkan oleh merokok yaitu
sebanyak 1.689 orang.
Desa Dwi Kora Kabupaten Medan Helvetia merupakan salah satu desa dengan
jumlah penduduk 5.253 orang, yang terdiri dari jumlah laki – laki 2595 orang dan
jumlah perempuan adalah 2658 orang. Penduduk di Desa Dwi Kora tergolong
dalam ekonomi menengah ke atas, sehingga cenderung memiliki pola makan yang
kurang baik, artinya masyarakat banyak yang mengkonsumsi daging, lemak tanpa
diimbangi dengan sayur dan buah. Hal ini menyebabkan angka hipertensi di Desa
Dwi Kora cukup tinggi.
Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Hipertensi di Desa Dwi Kora,
Kabupaten Medan Tahun 2018”.
2
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pola konsumsi makanan di Desa Dwi Kora Kabupaten
Medan Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui terjadinya hipertensi di Desa Dwi Kora Kabupaten Medan
Tahun 2018.
3. Untuk menganalisa hubungan pola konsumsi makanan dengan terjadinya
hipertensi di Desa Dwi Kora, Kabupaten Medan Tahun 2018.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1
2.2
4
BAB III
METODE PENELITIAN
5
3.3 Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Pola Konsumsi Makanan Terjadinya Hipertensi
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh penelitian dari subjek penelitiannya (Notoatmodjo, 2010).
Peneliti mendapatkan data yang sekunder dari buku dokumentasi pasien
hipertensi di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta.
4. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang akan diteliti
(Sugiyono, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah pasien hipertensi di desa
6
dwi kora kecamatan medan helvetia, kabupaten medan pada bulan November
2017 sebanyak 153 orang.
5. Sample Penelitian
Sampel adalah wakil populasi atau sebagian dari populasi yang akan
dijadikan responden penelitian dan diambil datanya (Arikunto, 2006).
Sampel pada penelitian ini adalah pasien hipertensi di Desa Dwi Kora
Kabupaten Medan. Karena jumlahnya > 100, maka sesuai teori di atas sampel
diambil sebanyak 30% dari 153 yaitu sebanyak 46 orang.
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi
oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sampel (Notoatmodjo,
2010), kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
7
7. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1
Definisi operasional
8
8. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data
(Nursalam, 2003). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner untuk mengukur pola konsumsi makanan dan observasi untuk
memperoleh data tentang kejadian hipertensi.
a. Uji validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005).
n xy x y
r
n x 2
x n y 2 y
2 2
Keterangan:
Pertanyaan dinyatakan valid jika harga r hitung lebih besar dari r tabel.
Untuk keperluan ini, maka diperlukan bantuan komputer yaitu dengan
menggunakan SPSS.
Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi antara skor item dengan
skor total. Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan tersebut tidak valid
dan harus di drop.
9
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. (Notoatmodjo, 2005)
k b 2
r11 1
(k 1) 12
Keterangan :
σ1 2 = varian total
Hasil dikatakan reliabel bila r hitung lebih besar dari r tabel. Hasil
dikatakan reliabel bila r > 0,6. (Sugiyono, 2007).
4) Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden ke
dalam kategori (Saryono, 2010). Coding adalah memberikan kode pada
setiap data yang telah terkumpul yang berguna untuk mempermudah pada
saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entri data.
5) Scoring
10
Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item – item yang perlu
diberi penelitian atau skor (Saryono, 2009). Scoring adalah kegiatan yang
dilakuakan dengan memberi skor berdasarkan jawaban responden.
6) Tabulating (Tabulasi)
Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban – jawaban yang
telah diberi kode kemudian dimasukkan kedalam tabel (Saryono, 2009).
b. Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariat dan analisa bivariat.
1) Analisa Univariat
Analisa univariat yaitu mendiskripsikan distribusi frekuensi
masing-masing variabel penelitian dalam tabel untuk mengetahui jumlah
dari masing-masing kategori variabel (Saryono, 2010).
Rumus :
Keterangan :
2) Analisa Bivariat
Yaitu analis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010).
x 2
fo fh
2
fh
Keterangan:
X2 : Chi kuadrat / Chi-square
f0 : Frekuensi observasi
fh : Frekuensi harapan
11
Aturan pengambilan keputusan :
a) Ha diterima dan Ho ditolak jika X2 hitung > X2 tabel, berarti ada
hubungan pola konsumsi makanan dengan terjadinya hipertensi di
Desa Dwi Kora Kecamatan Medan Helvetia, Kabupaten Medan
Tahun 2018.
b) Ha ditolak dan Ho gagal ditolak bila X2 hitung < X2 tabel, berarti
tidak ada hubungan pola konsumsi makanan dengan terjadinya
hipertensi di Desa Dwi Kora Kecamatan Medan Helvetia,
Kabupaten Medan Tahun 2018.
12
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2013. Pedoman Penemuan dan Tata Laksana Hipertensi. Jakarta: Depkes
Stewart C, Myers. Alan J, Marcus. 2006. Fundamentals of. Corporate Finace. Third
Edition.Singapore: Mc Graw-Hill.
13