Anda di halaman 1dari 6

Pada tanggal 18 Juni2006 aku sedang mengadakan pesta ulang tahunku

yang ke-12 dirumah. Aku sangat bahagia sekali.

“Selamat ulang tahun ya, Lisa!! dan ini hadiah unukmu!” ucap teman-
teman.

“Ya makasih teman-teman dan kalian juga telah datang!” Jawabku.

“ya sama-sama,Lis!” jawab temanku.

Kemudian orang tuaku juga mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku


dan aku sangat bahagia sekali.

“selamat ulang tahun ya anakku semoga kamu selalu diberkati oleh Allah
subhanallah wata’ala!” Ucap kedua orang tuaku.

“amin!” Jawabku.

“oh ya, Lisa ini kado untukmu.” Kata ayah.

“terima kasih, Yah! Bolehkah aku buka?” Tanyaku.

“Buka saja , Lis!”

Hadiah tersebut kemudian kubuka. Ternyata isinya adalah sebuah boneka


Teddy Bear kemudian aku kasih nama Pussy karena sangat lucu sekali.

“Waaah,bagus sekali bonekanya! Terima kasih ya, Yah! Bu!”ucapku terima


kasih.

“Sama-sama anakku!”jawab mereka.

“Kira-kira kamu kasih nama siapa boneka Teddy Bearmu?”Tanya ayahku.

“Ehmmmm…….kalo begitu aku kasih nama Pussy saja.”Jawabku.

“Ehmm……bagus juga namanya.” Puji ibuku.


Dan aku sangat bahagia sekali mendapat hadiah tersebut. Pesta ulang tahun
sudah selesai dan semua teman-temanku pulang.

Dan hadiah dari ayahku selalu aku bawa kemana-mana. Disaat aku mau
tidur dan saat aku bermain. Aku sangat sayang sekali sama Pussy .Dan ibu sering
melihat aku yang selalu bermain boneka Teddy Bear tesebut.

Ketika aku memainkannya ibu berkata,”Lisa anakku,jika ayahmu sudah tua


nanti,rawatlah dia sebaik mungkin. Temani dia dan sayangi dia. Seperti kau
merawat boneka dari pemberian ayahmu itu. Dia sangat menyayangimu Lisa.
Kaulah tumpuan harapan kami. Dan jadilah anak yang baik, ibu pasti bangga
punya anak seperti kamu.”

“ Baik bu! Nasihat ibu akan aku ingat sepanjang hidupku.” Kataku.

“ Alhamdulillah, kamu sudah mengerti, sekarang kamu lanjutkan


bermainmu sama boneka Teddy Bearmu!”

“baik ,bu!” Jawabku.

***

Hari berganti hari, sekarang tanggal 28 Juni 2006. MI Roudhotul Ulum


sedang berekreasi ke puncak Bogor ,Jawa Barat. Aku mengikuti rekreasi tersebut
bersama ibuku.

Pada saat perjalanan ke Bogor jalanan semakin menanjak ke atas. Tetapi


para rombongan MI Rhoudhotul Ulum sepertinya tidak terlalu mempedulikannya ,
sudah tersirat dalam wajah mereka yang sangat bahagia untuk suatu harapan
mengunjungi tempat-tempat yang ada di sana. Tetapi ibuku berbeda dengan yang
lain. Ibuku diam saja seperti ada sesuatu.

“Ibu ada apa? Kok ibu diam saja?” Tanyaku sambil bermain dengan Pussy.

“Tidak ada apa-apa lebih baik kamu membaca sholawat saja sambil bermain sama
Pussy!” Perintah ibuku sambil membaca sholawat dengan tasbihnya.
“ baik bu! Akan aku lakukan perintahmu!” Jawabku sambil bermain Pussy.

Kemudian bus berjalan ke atas dan yang aku rasa cukup tinggi kira-kira
kemiringannya hampir 450. Lalu para rombongan sangat cemas dan takut. Dan
semua anak-anak didekap oleh ibu mereka masing-masing. Dan begitu pula aku
didekap oleh ibu.

Pak sopir pun terlihat cemas dan berusaha melakukan sesuatu. Tetapi aku
tidak bisa melihatnya karena mataku ditutup oleh tangan lembut ibuku. Kemudian
bus berhenti, lalu guru fiqihku Pak Bakhri memimpin doa agar para rombongan
bus bisa selamat.

“Baiklah bapak-bapak,ibu-ibu marilah kita berdoa supaya kita selamat


dalam perjalanan ke Bogor ini!” Perintah pak Bakhri.

“Bu ada apa? Kok semua rombongan pada cemas dan juga mengapa kita
berdoa?” Tanyaku yang tidak mengerti apa yang terjadi sambil mendekap Pussy.

“Sudahlah anakku kamu berdoa saja semoga kita selamat!” Perintah ibuku
dengan keadaan cemas.

“baik bu akan aku ikuti.” Kataku.

Kemudian tiba-tiba bus kami sedikit demi sedikit berjalan mundur, dan para
rombongan menangis tak tertahan lagi.Dan aku yang masih polos tak terpikirkan
apa-apa. Dan ibu mendekap aku sangat erat,kelihatannya ibu juga ikut menangis.
Lalu secepatnya pak Bakhri menyuruh para rombongan untuk keluar dari bus.

“Maaf, tolong para rombongan untuk keluar dari bus supaya


selamat.”perintah Pak Bakhri.

Para rombongan langsung keluar dari bus. Tiba-tiba aku ditarik oleh
seseorang laki-laki untuk keluar dari bus. Dan ibuku juga mengikuti aku. Tapi pada
saat aku keluar boneka Teddy Bearku jatuh.

“Ibu Pussy jatuh!” Kataku.

“Pussy jatuh,Bu!” Kataku.

“Biar aku ambilkan Lisa!”kata ibuku.


Kemudian ibu masih ada didalam untuk mencari Pussyku, dan bus berjalan
dengan cepat, sedangkan aku sudah keluar dari bus. Kemudian ibu menatap ke
jendela bus.

“Lisa,ini boneka pussymu jaga baik-baik!”kata ibu.

“Ibu! Ibu! Ibu! Turunlah dari bus!” Teriakku sambil menangis.

Semua orang bisa selamat dan pak sopir langsung meloncat dari jendela
bus,tetapi ibuku masih ada didalam .Dan orang yang telah menarik aku sudah
tidak ada disampingku. Aku mencarinya tetapi tidak ada orangnya,aku minta
tolong agar mau membantu ibuku keluar dari bus.

Tetapi bruaaaaaks! Api memuncak dan kepulan asap di bus yang kian
menghitam. Bus menabrak batu besar di tepian jalan samping.

“ ibuuuuuuu! Ibuuuuuuuuuu! Ibuuuuuuuuu! Ibuu jangan tinggalkan


aku!”tangisku yang menjerit.

Lalu Bu Mira datang dan merangkulku. Dia ingin menasihatiku agar aku
tetap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan ini.

“muridku Lisa bersabarlah ini sudah takdir dari Allah subhanallah wata’ala.”
Kata Bu Mira sambil merangkulku.

Kemudian Bu Mira menelpon tim Sar untuk mencari ibuku. Kemudian tim
Sar datang.Tim Sar langsung mencari jasad ibuku,dan akhirnya ketemu. Lalu jasad
ibuku di kebumikan di TPU. Dan aku sangat sedih sekali.

Ayahku berkata,”Bersabarlah anakku mungkin ini cobaan buat kita. Jika


kamu kuat dalam cobaan ini derajatmu pasti akan ditinggikan sama Allah
subhanallah wata’ala.”

“Baiklah ayah!”aku sambil menangis tersedu-sedu.

***
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Aku
duduk di teras rumah dan aku sudah berumur 16 tahun, sesosok ibu yang sangat
aku sayangi kini tak ada lagi disampingku. Tak ada lagi nyanyian sebelum aku
tidur,tak ada lagi masakan yang membangunku di pagi hari.

Sudah bertahun-tahun, aku kubur kenangan itu dan sakit untuk


mengenangnya kembali.Tetapi aku bersyukur, aku masih mempunyai satu malaikat
lagi . Yang selalu setia menemaniku, disaat suka maupun duka. Sejak dari dulu
bahkan saat ibu meninggal.

Dia semakin beruban di rambutnya , tapi aku tetap menemaninya. Seperti


yang telah di nasihatkan oleh ibuku dulu. Aku sangat menyayanginya dan aku
harus merawatnya.

“Lisa janganlah kau melamun terus. Hari sudah malam. Tak baiklah jika kau
masih di luar rumah yang dingin seperti ini dan juga tak baik bagi kesehatanmu
karena dapat mengakibatkan paru-paru basah. Cepat kau lekas tidur, dan jangan
lupa doakan ibumu supaya tenang di alam bazrah sana!” Perintah ayah.

“Baiklah ayah aku akan lekas tidur. Ayah juga harus lekas tidur dan jangan
lupa doakan ibu juga !” perintahku juga.

“ Baiklah anakku tersayang, tercinta, dan terpandai!” humor ayahku.

“ he he he he he! Ayah ! bisa-bisa saja.

Begitulah sapaan malam yang biasanya dia berikan kepadaku. Di umur


sekian ini cukuplah pantas sebagai pengganti nyanyian pengantar tidur ibuku. Dia
yang ada bersama sekarang , yang merawatku hingga detik ini, dia bukan ibuku
tetapi dia adalah Ayahku yang sangat baik hati.

***
NAMA : LAILATUL MUKAROMAH
KELAS :X-1
NO.ABSEN : 15

Anda mungkin juga menyukai