ACARA III
PEMBUATAN CAKE
Rombongan 2
Kelompok 5
Penanggungjawab:
Muhammad Fathi Mutsaqof (A1F015052)
Alya Nadhifa Fauzia (A1F015079)
A. Latar Belakang
jenis dari produk tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Mulai dari jenis
tepung yang digunakan, pengolahan adonan, penambahan bahan lain, seperti gula, air,
ragi, dan lemak, serta lama waktu pemanggangan. Dari perbedaan spesifikasi tersebut
Cake merupakan adonan panggang yang berbahan dasar tepung terigu, gula,
telur, dan lemak. Cake cukup populer di Indonesia, baik cake yang dipanggang ataupun
dikukus. Salah satu daya tarik cake adalah rasanya yang lezat dan mudah dibuat. Cake
disajikan dalam potongan-potongan kecil yang dihias atau pun disajikan ukuran besar
Perbandingan bahan baku pembuatan cake berbeda, tergantung dari jenis cake
yang dibuat. Kualitas cake juga tergantung dari bahan yang digunakan.
pencampuran adonan dan metode pembuatannya benar, serta lama pembakaran dan
temperaturnya tepat.
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara ini adalah untuk mempelajari teknik pembuatan adonan
cake yaitu jenis adonan short dough dengan jenis cake adalah pound cake dan sponge
cake.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bolu atau cake adalah kue berbahan dasar tepung (umumnya tepung terigu),
gula, dan telur. Bolu dan cake umumnya dimatangkan dengan cara dipanggang di
dalam oven, walaupun ada juga bolu yang dikukus, misalnya bolu kukus atau brownies
kukus. Variasi lain cake dapat dihias dengan lapisan (icing) dari krim mentega
(buttercream), fondant, atau marzipan disebut kue tart (kue tarcis) (Braker, 2003).
Sifat fisikokimia cake banyak tergantung pada struktur dari cake dan
adonannya, oleh karena itu pengetahuan mengenai struktur mikro dan makro internal
produk bakery merupakan hal yang esensial. Adonan cake merupakan sistem emulsi
dan foam yang kompleks. Tepung, susu, lemak, gula, telur, dan agen pengembang
mempunyai fungsi yang penting dalam pembentukan struktur cake (Turabi et al.,
2010).
Telur dan terigu merupakan bahan dasar dalam pembuatan cake sifat fungsional
telur sebagai daya pengembang, pemgemulsi, koagulasi, dan daya ikat air serta
pembuatan cake. Kandungan gluten pada terigu memiliki fungsi untuk membuat
a. Tepung terigu
Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bulir gandum. Tepung terigu
umumnya digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie dan roti. Kadar protein
tepung terigu berkisar antara 8 – 14%. Dalam pembuatan mie, kadar protein tepung
terigu yang digunakan berkisar antara 11 – 14,5% atau tepung terigu berprotein tinggi
(Lubis, 2013).
Tepung terigu yang mempunyai kadar protein tinggi akan memerlukan air lebih
Umumnya, dalam pembuatan roti digunakan tepung terigu protein tinggi untuk
mendapatkan volume yang besar, tetapi ada kemungkinan roti menjadi alot. Oleh
karena itu, dalam pembuatan roti perlu penambahan bahan-bahan lain yang berfungsi
untuk mengempukkan roti seperti gula, margarin atau mentega, dan kuning telur
dengan komposisi tertentu. Pencampuran tepung terigu protein tinggi dengan tepung
terigu protein sedang juga dapat dilakukan, tujuannya agar kadar protein terigu turun
sehingga roti yang dihasilkan sesuai dengan keinginan, seperti tekstur lebih lembut
Gandum yang telah diolah menjadi tepung terigu menurut (Rustandi, 2011) dapat
dimiliki, yakni :
Tepung ini mudah dicampur dan difermentasikan, memiliki daya serap air tinggi,
elastis, serta mudah digiling. Jenis tepung ini cocok untuk membuat roti, mie, dan
pasta.
b. Medium flour (kandungan protein 10,5% – 11,5%)
Tepung ini cocok untuk membuat adonan dengan tingkat fermentasi sedang,
Tepung ini memiliki daya serap rendah, sukar diuleni, dan daya pengembangan
rendah. Tepung ini cocok untuk membuat kue kering, biskuit, pastel.
b. Telur
Telur adalah suatu bahan makanan sumber protein hewani yang bernilai gizi
tinggi. Untuk dunia kuliner, telur berfugsi sebagai pengembang adonan, membentuk
warna, perbaikan rasa, menambah nilai gizi, sebagai pelembut atau pengempuk,
sebagai penambah aroma dan zat gizi. Telur mempunyai dua unsur yaitu, kuning telur
dan putih telur. Kuning telur mengandung 50 % air, sedangkan putih telur kadar airnya
mencapai 87 %. Dalam kuning telur terdapat lesitin yang berfungsi sebagai emulsifier
yang memiliki kemampuan mengikat air dan lemak. Kuning telur juga berfungsi
sebagai pengawet alami, makin banyak kuning telur yang dipakai, kue akan terasa lebih
legit dan padat, sebaliknya makin banyak putih telur yang dipakai kue akan lembek dan
Putih telur juga sangat berperan dalam membentuk adonan yang lebih kompak.
Sedangkan kuning telur sangat mempengaruhi kelembutan dan rasa yang dihasilkan.
Penggunaan salah satu bagian telur (putih atau kuning) atau kombinasi keduanya
pembuatan cake adalah membuat adonan yang memiliki dispersi udara yang baik, luas
dan merata dengan kristal lemak sebagai agen penstabilnya. Selama pembuatan cake
lemak mencair dan terjadi inversi emulsi air dalam minyak dengan udara yang
pati yang ada di adonan terhidrasi dan tergelatinisasi, protein pati terkoagulasi, dan sel-
sel udara mengembang dengan adanya uap dan karbondioksida yang dihasilkan oleh
Menurut Gunstone (2008), lemak yang digunakan untuk pembuatan cake dapat
berupa butter, margarine, atau keduanya yang mempunyai jumlah lemak lebih dari 80%
dan juga mempunyai fase cair, atau bisa juga shortening yang berupa 100% lemak.
Cake yang dibuat dengan hydrogenated shortening (salah satunya margarine) akan
Margarin merupakan salah satu sumber energi dengan vitamin A, D, E dan K serta
memiliki jumlah kalori yang lebih sedikit daripada mentega biasa. Fungsi margarin
dalam proses pembuatan kue adalah membantu dalam aerasi, melembutkan tekstur,
memperbaiki rasa, memperbaiki kualitas saat penyimpanan, membuat tidak kenyal dan
tekstur produk. Butter meleleh selama pemanggangan dan emulsi water in oil terinversi
dengan udara terperangkap dalam fase cair. Pati kemudian terhidrasi dan tergelatinisasi
udara dalam adonan memuai dengan terbentuknya uap dan karbondioksida (Gunstone,
2008).
d. Susu Bubuk
Susu bubuk adalah susu skim yang mempunyai kandungan protein yang tinggi
yaitu sekitar 36,4 %. Susu bubuk dapat membuat warna permukaan produk lebih
menarik. Selain itu juga, susu skim juga memberikan aroma yang harum dan membuat
tekstur produk lebih baik. Di dalam industri bakeri, susu berguna untuk memberikan
hasil produksi yang baik, mempertahankan kualitas produk, memberikan rasa yang
lebih baik dan mengandung nilai gizi yang tinggi (Lamadlauw dan Arief, 2004).
e. Gula
mengikat air serta merangsang pembentukan warna yang baik (Astawan, 2009).
Gula diperlukan pada pembuatan patiseri dengan fungsi utama adalah sebagai
bahan pemanis, bahan nutrisi untuk khamir dalam melakukan proses fermentasi,
membantu proses pembentukan krim, membantu dalam pembentukan warna kulit roti
yang baik dan menambahkan nilai gizi pada produk. Gula juga memberikan efek
melunakkan gluten sehingga cake yang di hasilkan lebih empuk. Proses karamelisasi
gula memberikan warna yang baik pada cake. Gula yang digunakan untuk semua jenis
cake adalah gula yang memiliki butiran halus agar susunan cake rata. Untuk
pengkreman gula dengan lemak perbandingan maksimal yang baik adalah dua bagian
f. Maizena
III. METODE PRAKTIKUM
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, baskom, mixer,
B. Prosedur Kerja
1) Pound Cake
Tepung terigu, maizena, susu bubuk, dan baking powder dicampur. Kemudian
campuran tersebut diayak dan disisihkan.
Mentega/margarine dan gula halus dikocok dengan mixer hingga lembut dan kental
(dengan kecepatan tinggi).
Adonan dipanggang dengan oven pada suhu 180oC selama 30-40 menit atau sampai
matang, ditandai jika ditusuk dengan lidi tidak ada adonan yang menempel
2) Sponge Cake
Telur dan gula dikocok hingga gula terlarut, kemudian emulsifier dimasukkan dan
dikocok hingga mengembang dan kental.
Campuran tepung yang telah diayak, susu bubuk dan baking powder dimasukkan
dan dikocok dengan kecepatan rendah
Adonan dipanggang dengan oven pada suhu 180oC selama 30-40 menit atau sampai
matang, ditandai jika ditusuk dengan lidi tidak ada adonan yang menempel
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pound Cake
a) Derajat pengembangan
Rumus:
𝐵−𝐴
Derajat Pengembangan = x 100%
𝐴
4,5−2 2,5
DP = x 100% = x 100% = 125 %
2 2
Keterangan:
Tekstur
1 3
Keterangan skor:
2 3
1. Tidak empuk
3 3
2. Agak empuk
4 3 3. Empuk
4. Sangat empuk
5 2
6 3
7 4
8 4
9 4
10 4
11 4
12 4
13 4
14 4
15 4
Jumlah 53
Rata-rata 3,53
Struktur
1 3
2 3 Keterangan skor:
4 3 seragam
2. Pori agak kasar dan
5 3
kurang seragam
6 2 3. Pori agak halus dan agak
7 4 seragam
4. Pori halus dan seragam
8 3
9 3
10 4
11 3
12 4
13 3
14 3
15 2
Jumlah 47
Rata-rata 3,13
Warna kulit cake
1 2
2 3
3 3 Keterangan skor:
4 2 1. Kuning keputihan
5 3 2. Kuning
3. Kuning kecoklatan
6 3
4. Coklat
7 1
8 3
9 3
10 1
11 3
12 4
13 2
14 3
15 3
Jumlah 39
Rata-rata 2,6
2. Sponge Cake
a) Derajat pengembangan
Rumus:
𝐵−𝐴
Derajat Pengembangan = x 100%
𝐴
3,8−2,2 1,6
DP = x 100% = x 100% = 72,73%
2,2 2,2
Keterangan:
Tekstur
1 3
2 3
Keterangan skor:
3 3
1. Tidak empuk
4 3 2. Agak empuk
5 3 3. Empuk
4. Sangat empuk
6 3
7 3
8 3
9 2
10 3
11 2
12 2
13 3
14 3
15 3
Jumlah 42
Rata-rata 2,8
Struktur
1 3
2 3
3 4 Keterangan skor:
5 2 seragam
2. Pori agak kasar dan
6 4
kurang seragam
7 2 3. Pori agak halus dan agak
8 4 seragam
4. Pori halus dan seragam
9 1
10 4
11 3
12 3
13 4
14 4
15 4
Jumlah 48
Rata-rata 3,2
Warna kulit cake
1 3
2 3
3 3
Keterangan skor:
4 3
1. Kuning keputihan
5 3 2. Kuning
6 3 3. Kuning kecoklatan
4. Coklat
7 3
8 4
9 3
10 3
11 3
12 3
13 3
14 3
15 3
Jumlah 46
Rata-rata 3,06
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini cake dibuat menggunakan tepung terigu segitiga biru,
jenis hard dough. Adonan hard dough membutuhkan banyak protein untuk membentuk
jaringan gluten, sehingga adonan nampak elastis. Gluten merupakan senyawa yang
terbentuk dari protein gliadin (suatu prolamin) dan glutenin (suatu glutelin). Subagjo
(2007) mendefinisikan gluten sebagai protein yang menggumpal, bersifat elastis serta
akan mengembang bila dicampur dengan air. Oleh karena itu, terigu yang kadar
proteinnya tinggi akan menghasilkan gluten yang tinggi pula jika dicampur dengan air
dan adanya pengadukan atau proses kneading (pengulenan). Dengan demikian, terigu
protein tinggi merupakan terigu yang sesuai untuk membuat cake yang memerlukan
volume pengembangan yang besar. Adapun jenis cake yang dibuat pada praktikum kali
DAFTAR PUSTAKA
Astawan M. 2009. Suhu Pengeringan Pembuatan Tepung Kedelai. PT. Tiga Serangkai,
Solo.
Braker, F., 2003. The Simple Art of Perfect Baking. New York: Chronicle Books.
Faridah, A., K.S. Pada, A. Yulastri, L. Yusuf. 2002. Patiseri Jilid 2. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.
Gunstone, F. D. 2008. Oil and Fats in The Food Indusry. Oxford, Blackwell Publishing
Ltd, United Kingdom
Hui, Y. H. 2006. Hand Book of Food Science, Technology, and Engineering Volume
1. CRC Press, Boca Raton.
Iriyanti, Y. 2012. Subtitusi Tepung Ubi Ungu dalam Pembuatan Roti Manis, Donat dan
Cake Bread. Proyek Akhir. Universitas Negri Yogyakarta, Yogyakarta.
Lamadlauw, F. N. dan A. R. Arief. 2004. Pastry & Bakery Production. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Mudjajanto, E.S dan Yulianti, L.N. 2004. Membuat Aneka Roti. Penebar Swadaya,
Bogor.
Tambunan, Bosvin Abdalla. 2015. Pembuatan Cake Tanpa Gluten dan Telur dari
Tepung Komposit Beras Ketan, Ubi Kayu, Pati Kentang, dan Kedelai Dengan
Penambahan Hidrokoloid. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian., Vol.3 No.4.
Turabi, E., Sumnu, G. and Sahin, S. 2010. Quantitative Analysis of Macro and Micro-
structure of Gluten-Free Rice Cakes Containing Different Types of Gums Baked
in Different Ovens. Food Hydrocolloids 24(8): 755-762.
LAMPIRAN
Susu bubuk Tepung terigu Baking powder
ditimbang 25 g ditimbang 150 g ditimbang 1,5 g