Laprak Terpetin
Laprak Terpetin
240210150060
bahwa sizer adalah bahan penolong yang ditambahkan sebelum atau sesudah
pembentukan lembaran kertas yang ditujukan terutama untuk meningkatkan
ketahanan kertas terhadap cairan. Berdasarkan pemberian sizer dapat dibedakan
dua macam, yaitu internal sizer dan surface sizer. Internal sizer merupakan proses
untuk memberikan ketahanan penetrasi cairan pada kertas dengan memberikan
bahan tambahan internal yang basah. Surface sizer merupakan proses untuk
memberikan ketahanan penetrasi cairan pada kertas dengan penggunaan bahan
berselaput tipis seperti tepung, getah, dan polimer sintetis.
Kertas roti memiliki permukaan yang lebih kasar, agak berongga dan sedikit
berserat dibandingkan dengan kertas minyak, hal ini disebabkan karena bahan baku
pembuatannya berbeda-beda. Kertas ini sangat mudah menyerap minyak dan
lemak. Biasanya digunakan untuk proses pengolahan dalam pembuatan kue
ataupun roti, atau dalam pengolahan pangan yang lainnya. Hal yang diamati
permukaan halus dan kasarnya.
Kertas roti mendapatkan perlakuan surface sizer sehingga keduanya
memiliki daya tahan minyak yang lebih baik dibanding kertas lainnya. Sizer akan
mengubah sifat hidrofilik selulosa yang terkandung di dalam kertas menjadi bersifat
hidrofobik. Seperti kita ketahui bahwa selulosa dalam kertas terdiri dari serat
selulosa yang bersifat hidrofilik. Hal ini selanjutnya mengurangi kemampuan
menyerap air pada kertas. Untuk melindungi kepentingan konsumen juga untuk
pengawasan proses dan pengendalian mutu bagi produsen kertas maka diperlukan
batas maksimum berat air yang terserap selama 45 detik untuk kertas yang
bergramatur 45 g/m2 standar pabrik sebesar 25 g/m2 dengan toleransi maksimum
hingga 27 g/m2 (Nurminah, 2002).
Ketebalan juga dapat memengaruhi daya penetrasi minyak terhadap kertas.
Kertas roti lebih tebal dibandingkan dengan kertas minyak dan memiliki serta yang
lebih kasar dibandingkan dengan kertas minyak, sehingga penyerapannya lebih
lambat dibandingkan dengan kertas minyak. Kertas minyak lebih tipis dan pori-
porinya lebih kecil sehingga menyebabkan minyak mudah menyerap. Kertas
minyak atau glasin memiliki permukaan kertas seperti gelas, transparan, tahan
terhadap penetrasi lemak dan minyak, tetapi tidak kedap air. Kertas glasin biasanya
Riska Oktafiani
240210150060
kuat, namun untuk basa kuat seperti NaOH justru terjadi pengelupasan monomer
yang ditandai dengan penurunan massa plastik. Basa kuat seperti NaOH mampu
menguraikan ikatan pada rantai monomer plastik PET Penggunaan plastik PET
banyak digunakan untuk produk minyak goreng dan botol minuman sehingga jenis
plastik ini tidak tahan terhadap produk dengan tingkat keasaman atau kebasaan
yang terlalu tinggi. Menurut Syarief et al., (1989) menyatakan bahwa sifat PET
diantaranya yaitu tahan terhadap pelarut organik (asam-asam organik dari buah-
buahan), sehingga dapat digunakan untuk mengemas minuman sari buah serta tidak
tahan terhadap asam kuat, fenol, dan benzil alkohol.
Untuk sampel plastik HDPE yang direndam dengan menggunakan larutan
sabun 1%, asam sitrat 10%, NaOH 10%, dan minyak goreng mengalami kenaikan
massa dari berat awal hingga berat akhir, kecuali sampel plastik HDPE yang
direndam dengan menggunakan larutan H2O2 mengalami penurunan massa.
Sedangkan untuk % perubahan plastik HDPE dengan berbagai larutan berbeda-
beda, diantaranya yaitu plastik HDPE yang direndam dengan larutan sabun 1%
sebesar 2,325%, yang direndam dengan asam sitrat 10% sebsar 2,439%, yang
direndam dengan NaOH 10% sebesar 8,88%, yang direndam dengan H2O2 adalah
2,631%, dan yang direndam dengan minyak goreng adalah 8,219%. Setiap %
perubahan sampel plastik yang direndam dengan berbagai larutan berbeda-beda
hasilnya dapat disebabkan oleh setiap pengukuran massa memiliki range atau
ukuran yang berbeda-beda, ada yang terendah dan tertinggi.
Menurut Buckle et al., (1985) menyatakan bahwa asam sitrat digunakan
dalam industri untuk mengikat (squester) ion, menetralkan basa dan berperan
sebagai buffer. Asam sitrat merupakan asam organik yang larut dalam air dengan
citarasa yang menyenangkan dan banyak digunakan dalam industri pangan,
kosmetik, farmasi, dan lain–lain. Asam sitrat dalam bentuk larutan sedikit korosif
terhadap karbon steel dan tidak korosif terhadap stainless steel. Sementara itu,
menurut Syarief et al (1989) bahwa HDPE cenderung tahan terhadap asam, basa,
deterjen, alkohol, dan bahan kimia. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat,
keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Ikatan hidrogen antar molekul
juga berperan dalam menentukan titik leleh plastik (Harper, 1975).
Riska Oktafiani
240210150060
Untuk sampel plastik PE yang direndam dengan larutan sabun 1%, asam
sitrat 10%, NaOH 10%, dan minyak goreng mengalami kenaikkan massa dari berat
awal hingga berat akhir, kecuali sampel plastik PE yang direndam dengan
menggunakan larutan H2O2 menagalami penurunan massa. Sedangkan untuk %
perubahan plastik PE dengan berbagai larutan berbeda-beda, diantaranya yaitu
plastik PE yang direndam dengan larutan sabun 1% sebesar 0,813%, yang direndam
dengan asam sitrat 10% sebesar 0,976%, yang direndam dengan NaOH 10%
sebesar 7,563%, yang direndam dengan H2O2 adalah 3,968%, dan yang direndam
dengan minyak goreng adalah 2,530%. Menurut Syarief et al (1989) menyatakan
bahwa jenis plastik ini tahan terhadap asam, basa, dan bahan kimia tetapi bersifat
lengket sehingga tidak cocok untuk bahan yang berminyak. Hal tersebut sesuai
dengan hasil praktikum dimana sampel plastik setelah direndam dalam minyak
mengalami kenaikan massa, dimana banyak molekul minyak yang menempel pada
plastik.
Untuk sampel plastik PS yang direndam dengan menggunakan semua
(larutan sabun 1%, NaOH 10%, asam sitrat, H2O2, dan minyak goreng mengalami
kenaikan massa dari berat awal hingga berat akhir. Sedangkan untuk % perubahan
plastik PS dengan berbagai larutan berbeda-beda, diantaranya yaitu plastik PS yang
direndam dengan larutan sabun 1% sebesar 179,553%, yang direndam dengan asam
sitrat 10% sebesar 44,482%, yang direndam dengan NaOH 10% sebesar 139,285%,
yang direndam dengan H2O2 adalah 24,655%, dan yang direndam dengan minyak
goreng adalah 248,45%.
Hidrogen peroksida merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat
oksidator kuat (Patnaik, 2002). Hidrogen peroksida dalam ruangan bersifat tidak
berwarna, berbau menyengat, dan larut dalam air. Hidrogen peroksida dalam suhu
dan tekanan ruang sangat stabil dengan laju dekomposisi kurang dari 1% per tahun,
jadi hidrogen peroksida mengalami dekomposisi tetapi tidak mendekomposisi
plastik. Dekomposisi hidrogen peroksida menghasilkan oksigen, kemungkinan hal
inilah yang menyebabkan plastik bertambah massanya. Selain menghasilkan
oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air dan panas.
Untuk sampel plastik jenis PP yang direndam dengan menggunakan larutan
NaOH 10% dan minyak goreng mengalami kenaikan massa dari berat awal hingga
Riska Oktafiani
240210150060
yang telah terisi garam jenuh, penyimpanan tersebut dilakukan selama 4 hari.
Cawan yang telah disimpan ke dalam desikator kemudian dihitung berat dan
WVTR (didapat dari hasil pengamatan suhu dan RH selama penyimpanan).
Silika gel dan garam digunakan sebagai desikan karena berkaitan dengan
sifat higroskopisnya yang sangat mudah menyerap air maupun uap air. Silika gel
tergolong sebagai silika amorphous (tidak beraturan) yang terdiri dari partikel-
partikel dalam bentuk polimer (SiO2)n. Atom Si pada silika gel berikatan kovalen
terhadap empat atom O dalam susunan tetrahedral. Setiap atom O tersebut berikatan
kovalen dengan atom Si yang lain membentuk gugus fungsional siloksan (-Si-O-
Si-) dan silanol (-Si-OH) merupakan gugus karateristik dari silika gel (Fessenden,
1982). Silika gel yang berfungsi menyerap uap air pada desikator perannya
digantikan dengan larutan garam KNO3, NaCl, NaNO2, Mg(NO3)2.6H2O dan LiCl2.
Gugus hidroksil (-OH) pada silika gel merupakan gugus yang aktif dan
memberikan sifat polar pada permukaannya. Adanya gugus aktif hidroksil ini silika
gel dapat berperan sebagai basa bronsted yang relative kuat. Gugus aktif hidroksil
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu gugus –OH bebas dan gugus –OH terikat dimana gugus
–OH terikat memiliki jarak dengan –OH lainnya lebih pendek daripada jenis gugus
–OH terikat. Gugus –OH terikat memungkinkan adanya interaksi melalui ikatan
hidrogen. Proses adsorpsi memungkinkan terjadinya ikatan hydrogen sehingga
silika gel dapat mengikat uap air. Adsorpsi yang terjadi antara silika gel dengan uap
air termasuk dalam adsorpsi kimia (Fessenden, 1982).
Desikator merupakan wadah yang didesain untuk penyimpanan zat di
bawah atmosfer kering dimana bagian bawahnya diisi dengan agen pengering
seperti kalium klorida anhydrous, silica gel, alumina aktif dan kalsium sulfat
anhidrat (drierit). Desikator adalah suatu alat yang digunakan untuk menciptakan
kondisi RH yang konstan (Setiyo, 2010). Larutan garam jenuh berfungsi untuk
membantu membentuk kelembapan relatif lingkungan yang ada di sekitar bahan
pangan. Di bawah ini terdapat hasil pengamatan permeabilitas uap air dari film atau
plastik:
Riska Oktafiani
240210150060
Tabel 3. Hasil Pengamatan Permeabilitas Uap Air dari Film atau Plastik
Berat hari ke- Perubahan
Ketebalan D A
Kondisi Berat r (mm) r (m) txA WVTR
(mm) (mm) 1 2 3 4 (m2)
(Mv)
64.72 Kontrol 57.0670 57.1740 57.0820 57.1030 0.0360 32.3600 0.0324 0.0033 0.0099 3.6495
PP 0.06 63.49 Aquades 87.8540 87.3620 87.3310 87.7030 -0.1510 31.7450 0.0317 0.0032 0.0095 -15.9065
64.45 Desikan 85.5500 85.9960 86.3280 86.5510 1.0010 32.2250 0.0322 0.0033 0.0098 102.3287
63.03 Kontrol 46.2060 46.4730 46.4960 46.3510 0.1450 31.5150 0.0315 0.0031 0.0094 15.4982
-
PE 0.01 64.8 Aquades 87.8540 75.0970 74.8040 74.9620 -12.8920 32.4000 0.0324 0.0033 0.0099
1303.7051
60.03 Desikan 85.4450 87.0890 86.3740 86.4080 0.9630 30.0150 0.0300 0.0028 0.0085 113.4746
61.9 Kontrol 49.7130 50.4220 50.4110 50.9700 1.2570 30.9500 0.0310 0.0030 0.0090 139.3038
HDPE 0.01 59.96 Aquades 83.4450 83.4820 83.0100 82.6790 -0.7660 29.9800 0.0300 0.0028 0.0085 -90.4721
62.87 Desikan 80.9600 81.9950 82.8110 83.2580 2.2980 31.4350 0.0314 0.0031 0.0093 246.8722
63.52 Kontrol 57.9940 58.5310 58.7070 58.7830 0.7890 31.7600 0.0318 0.0032 0.0095 83.0358
Cling
0.01 60.32 Aquades 80.1010 78.6340 77.5750 76.4580 -3.6430 30.1600 0.0302 0.0029 0.0086 -425.1533
Wrap
64.33 Desikan 76.7480 78.5190 79.5090 79.9830 3.2350 32.1650 0.0322 0.0032 0.0097 331.9375
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Riska Oktafiani
240210150060
lingkungan melalui plastik tersebut akibat RH air lebih tinggi dibandingkan dengan
RH di lingkungan sekitar cawan selama penyimpanan.
Untuk sampel plastik Cling Wrap dengan perlakuan kontrol memiliki
permeabilitas sebesar 83,0358 gram/hari/m2, dengan perlakuan aquades sebesar -
425,1533 gram/hari/m2, sedangkan dengan perlakuan desikan memiliki
permeabilitas sebesar 331,9375 gram/hari/m2. Sampel plastik Cling Wrap dengan
perlakuan aquades hasilnya negatif dapat disebabkan karena adanya pertukaran gas
dari dalam cawan keluar lingkungan melalui plastik tersebut akibat RH air lebih
tinggi dibandingkan dengan RH di lingkungan sekitar cawan selama penyimpanan.
Hasil perhitungan yang berasal dari tabel kemudian diplotkan dalam suatu
grafik hubungan antara waktu terhadap massa. Dibawah ini terdapat hasil grafik
hubungan antara massa terhadap waktu pada masing-masing sampel:
75.0000
Kontrol
70.0000
Aquades
65.0000
Desikan
60.0000
55.0000
1 2 3 4
Hari ke-
yang tidak tertutup rapat sehingga uap air mudah masuk melalui plastik PP dan
desikan mampu menyerap uap air dari luar sehingga beratnya bertambah.
Menurut Robertson (1993) menyatakan bahwa poliropilen (PP) memiliki
densitas yang lebih rendah (900 kg m-3) dan memiliki titik lunak lebih tinggi (140o-
150oC) dibandingkan polietilen, transmisi uap air rendah, permeabilitas gas sedang,
tahan terhadap lemak dan bahan kimia, tahan gores, dan stabil pada suhu tinggi,
serta memiliki kilap yang bagus dan kecerahan tinggi. Plastik polipropilen yang
tidak mengkilap memiliki daya tahan yang cukup rendah terhadap suhu tetapi bukan
penahan gas yang baik (Buckle et al., 1987).
Cara untuk memperbaiki sifat-sifatnya polipropilen adalah dapat
dimodifikasi menjadi OPP (oriented polypropylene) jika dalam pembuatannya
ditarik satu arah (Syarief et al., 1989). Brown (1992) juga menyatakan bahwa
orientasi akan menghasilkan kemasan yang lebih kuat, lebih cerah dan
meningkatkan ketahanan terhadap uap air. OPP film sering digunakan untuk
kemasan keripik kentang, dimana membutuhkan ketahanan yang baik terhadap
oksigen dan cahaya (untuk mencegah kerusakan oksidatif), dan tahan terhadap uap
air (untuk mencegah peningkatan kelembaban dan menjaga kerenyahannya) (Eskin
et al., 2001). Plastik OPP sering diaplikasikan untuk multi-layer laminasi, coated
films, dan metallized film.
75.0000
70.0000
65.0000 Kontrol
60.0000
55.0000 Aquades
50.0000 Desikan
45.0000
40.0000
1 2 3 4
Hari ke-
yang tidak stabil, dimana berat cawan selama penyimpanan mengalami perubahan
sebanyak 0,1450 dari berat awal. Sampel dengan perlakuan aquades mengalami
penurunan berat dari hari ke-1 hingga hari ke-2, hal ini disebabkan karena adanya
uap air yang keluar melalui plastik PE selama penyimpanan, setelah itu dari hari
ke-2 hingga hari ke-4 cenderung tetap. Sampel plastik PE dengan perlakuan desikan
mengalami penambahan berat dari penyimpanan hari ke-1 hingga hari ke-2, hal ini
disebabkan karena uap air masuk melalui plastik PP dan desikan mampu menyerap
uap air sehingga beratnya bertambah, setelah itu dari hari ke-2 hingga hari ke-3
mengalami penurunan berat, kemudian dari hari ke-3 hingga hari ke-4 beratnya
cenderung tetap.
Ikatan silang sangat ditentukan oleh kombinasi bahan yang digunakan.
Konstanta PE dan biaxiallyoriented polypropylene (BOPP) lebih baik daripada
konstanta PE pada PP. Peningkatan suhu juga mempengaruhi pemuaian gas yang
menyebabkan terjadinya perbedaan konstanta permeabilitas. Keberadaan air akan
menimbulkan perenggangan pada pori-pori film sehingga meningkatkan
permeabilitas. Polimer film dalam bentuk kristal atau amorphous akan menentukan
permeabilitas. Permeabilitas low density polyethylene (LDPE) mencapai tiga kali
permeabilitas high density polyethylene (HDPE) (Herawati, 2008).
75.0000
70.0000
Kontrol
65.0000
60.0000 Aquades
55.0000 Desikan
50.0000
45.0000
1 2 3 4
Hari ke-
70.0000
Kontrol
65.0000
Aquades
60.0000
Desikan
55.0000
50.0000
1 2 3 4
Hari ke-
Tabel diatas dapat dibandingkan antara jenis plastik HDPE dan PP memiliki
permeabilitas yang berbeda. Semakin tinggi densitasnya maka semakin rendah
permeabilitas plastik terhadap uap air dan gas. Jenis permeabilitas film bergantung
pada bahan yang digunakan, dan permeabilitas film polyethylene (PE) lebih kecil
daripada polypropylene (PP). Hal ini menunjukkan bahwa gas atau uap air akan
lebih mudah masuk pada bahan pengemas jenis PP daripada PE. Film kemasan yang
baik untuk penyimpanan produk segar buah dan sayuran adalah film kemasan yang
mempunyai permeabilitas terhadap CO2 lebih tinggi dibanding permeabilitas
terhadap O2, hingga akumulasi CO2 akibat respirasi lebih sedikit daripada
penyusutan O2 (Zagory dan Kader, 1988).
Selain dibedakan berdasarkan jenis kemasan plastik ternyata jenis desikan
yang digunakan juga mempengaruhi hasil perhitungan transmisi uap air pada
beberapa kemasan. Jenis plastik yang didalamnya diisi desikan silika gel memiliki
perbedaan massa yang lebih besar antara sebelum dan sesudah perlakuan. Hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh sifat silika gel yang lebih higroskopis dan
Riska Oktafiani
240210150060
dapat menyerap uap air lebih banyak dibandingkan dengan desikan aquades. Atom
Si pada silika gel berikatan kovalen terhadap empat atom O dalam susunan
tetrahedral. Setiap atom O tersebut berikatan kovalen dengan atom Si yang lain
membentuk gugus fungsional siloksan (-Si-O-Si-) dan silanol (-Si-OH) merupakan
gugus karateristik dari silika gel (Fessenden, 1982).
Riska Oktafiani
240210150060
Riska Oktafiani
240210150060
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut: