Anda di halaman 1dari 33

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan di gedung Puskesmas Kutamukti khususnya di gudang

obat Puskesmas Kutamukti pada bulan Maret – April 2018 dengan mengumpulkan

data melalui observasi, penelusuran dokumen dan wawancara mendalam.

Observasi terhadap seluruh input meliputi pengamatan terhadap sumber daya

manusia, dokumen, prosedur dan sarana prasarana yang terkait dalam proses

penyimpanan obat. Observasi terhadap proses penyimpanan obat yaitu berupa

pengamatan terhadap penerimaan obat, penyusunan/pengaturan obat, pengeluaran

obat, stock opname, serta pencatatan dan pelaporan.

Wawancara mendalam dilakukan terhadap tenaga yang terkait proses

penyimpanan obat, yaitu Kepala Puskesmas Kutamukti, Bendahara Barang

Puskesmas Kutamukti, Pengelola Obat dan Alkes Puskesmas Kutamukti dan

Petugas Kamar Obat Puskesmas Kutamukti.

Sesuai kerangka konsep pada bab sebelumnya, data yang diperoleh kemudian

diolah dan dianalisa mulai dari input sampai pada proses dalam penyimpanan obat

di gudang obat Puskesmas Kutamukti

5.2. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan diuraikan berikut ini yaitu mengenai faktor-faktor

input/masukan (SDM, dokumen/formulir, prosedur, sarana & prasarana) dan proses

43
(penerimaan obat, penyusunan/pengaturan obat, pengeluaran obat, stock opname,

serta pencatatan dan pelaporan) yang terkait dengan pengelolaan sistem

penyimpanan obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti pada tahun 2018. Sumber

informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pelaksana Umur (Tahun) Pendidikan Kode Informan

Pengelola Obat & Alkes Puskesmas 50 SMF GF-1

Kepala Puskesmas 46 S1 GF-2

Bendahara Barang Puskesmas 39 SPK GF-3

Petugas Kamar Obat Puskesmas 44 SMA GF-4

Tabel 5.1. Gambaran informan penelitian proses penyimpanan obat di


gudang obat Puskesmas Kutamukti Th. 2018

5.2.1. Input

Faktor Input yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu terdiri dari Sumber

Daya Manusia, dokumen/formulir, prosedur serta sarana dan prasarana.

5.2.1.1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlibat dalam sistem penyimpanan obat di

Puskesmas Kutamukti yaitu terdiri dari Pengelola obat dan alkes Puskesmas,

Kepala Puskesmas, Bendahara barang Puskesmas dan Petugas kamar obat

Puskesmas. Namun dalam praktek dilapangan yang berperan hanyalah Pengelola

Obat dan Alkes Puskesmas. Untuk lebih jelas berikut gambaran SDM Farmasi di

Puskesmas Kutamukti :

44
HASIL
VARIABEL
NO KETERANGAN
OBSERVASI
YA TIDAK
1 Adanya Apoteker

Puskesmas
2 Adanya Tenaga Teknis Bertanggung jawab dan
Kefarmasian √ mengelola seluruh kegiatan
kefarmasian di Puskesmas
3 Adanya petugas gudang Petugas Merangkap
obat Puskesmas pengelola dan penanggung

jawab seluruh kegiatan
farmasi di Puskesmas
4 Adanya Petugas kamar
obat atau apotek √
puskesmas
Tabel 5.2. Gambaran SDM Farmasi Puskesmas Kutamukti Th. 2018

Adapun, Aspek tenaga dalam proses penyimpanan obat di gudang obat

tertuang dalam tabel berikut :

No Kegiatan Pelaksana

 Pengelola Obat dan Alkes Puskesmas

1 Penerimaan obat
 Bendahara Barang Puskesmas (hanya

menerima laporan)

2 Penyusunan stok obat Pengelola Obat dan Alkes Puskesmas

3 Pengeluaran obat/ Pengelola Obat dan Alkes Puskesmas

45
Distribusi obat

 Pengelola Obat dan Alkes Puskesmas

 Kepala Puskesmas dan Bendahara


4 Stock Opname obat
Barang Puskesmas (hanya menerima

laporan)

5 Pencatatan & pelaporan Pengelola Obat dan Alkes Puskesmas

Tabel 5.3. Gambaran aspek tenaga SDM yang terlibat proses penyimpanan
obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti Th. 2018

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan

bahwa dengan jumlah SDM gudang obat Puskesmas Kutamukti yang ada saat ini

belum dapat mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan penyimpanan obat di gudang

obat Puskesmas Kutamukti. Ini terlihat dari seluruh kegiatan farmasi di Puskesmas

Kutamukti dikelola dan dipertanggung jawabkan hanya oleh satu orang pengelola

obat Puskesmas. Penjelasan ini sesuai dengan pernyataan di bawah ini :

“Untuk bicara ideal pasti tenaga kita sangatlah kurang, karena Puskesmas
harusnya Punya satu Apoteker. Akan tetapi dilihat masih jarangnya apoteker di
Kab. Karawang saya rasa di Puskesmas cukup dengan tenaga teknis
kefarmasian saja, namun saya rasa kegiatan farmasi khusunya penyimpanan
obat di Puskesmas efektif jika ada penambahan tenanga lain,tidak masalah dari
segi pendidikan apapun asalkan dia ada kemauan belajar dan disiplin. Karena
jika hanya satu tenaga meski itu dari Tenaga Tekins Kefarmasian tidaklah cukup
untuk mengelola obat dan alkes sendiri minimal ada dua orang yang membantu
sebagai petugas kamar obat dan petugas gudang obat sehingga tidak akan
menggagu proses pelayanan pasien jika sedang ada kegiatan di gudang

46
begitupun sebaliknya.” (GF-1)

“ Kalo dari segi jumlah emang yang sekarang dirasa masih kurang ya, kan
idealnya Puskesmas itu ada Apotekernya untuk pelayanan informasi obat serta
untuk tanggungjawab kegiatan farmasi di Puskesmas. Tetapi disini hanya
terdapat satu tenaga teknis kefarmasian yang menghandel semuanya sendiri
dari pelayanan pasien, administrasi apotek, penyimpanan obat, administrasi
gudang dll.“ (GF-2)

“Untuk penyimpanan obat itu sendiri seharusnya ada pemisahan tugas antara
penanggung jawab dengan petugas/pengelola gudang obat Puskesmas. Jadi,
jika yang cek dan yang laporan beda orang maka akan lebih tervalidasi. Terus
saat proses penerimaan obat juga ga terlalu berat tugas petugas gudangnya
untuk menyimpan dan mengecek obatnya, soalnya kardus obatnya gede-gede
apalagi yang sirop kan lumayan berat ya” (GF-3)

“Seharusnya di Puskesmas ini ada penambahan tenaga untuk farmasi, jadi


tugasnya ga rangkap-rangkap. Kadamg saya perhatikan ada satu ketika
pengelola obat sedang melakukan stock opname tetapi ada pasien akan
mengambil obat di apotek puskesmas jadi kegiatan stock opnamenya tertunda
untuk melayani pasien.” (GF-4)

5.2.1.2. Dokumen

Berdasarkan hasil observasi formulir yang tersedia untuk pencatatan dan

pelaporan serta dokumen –dokemen dalam proses penyimpanan obat di gudang

obat Puskesmas Kutamukti adalah sebagai berikut:

HASIL
NO DOKUMEN YANG DITELAAH KET
YA TIDAK

1 Kartu Stok Obat √

47
2 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan

Obat (LPLPO)

3 Catatan Penggunaan Obat √

4 Catatan penerimaan obat √

5 Surat Bukti Barang Masuk (SBBM) √

6 Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) √

7 Berita acara penerimaan obat √

8 Dokumen obat kadaluarsa atau rusak √

9 Dokumen stock opname obat √

10 LPLPO Sub-unit √

11 SOP Penerimaan Obat √

12 SOP Penyusunan/Pengaturan Obat √

13 SOP Pendistribusian Obat √

14 SOP Stock Opname Obat √

15 SOP Pencatatan dan Pelaporan √

Tabel 6.4 Ketersediaan formulir pencatatan dan pelaporan, untuk proses


penyimpanan obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti Th. 2018

Berdasarkan hasil wawancara dokumen yang ada sudah cukup memadai dan cukup

membantu dalam penyimpanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut ini:

”Dokumen – dokumen penyimpanan obat sudah lengkap sangat membantu saya


dalam pencatatan serta pelaporan ke dinas kesehatan dan gudang farmasi
kabupaten. Akan tetapi dokumen SOP kegiatan yang di gudang obatnya belum
ada, adapun SOP yang ada selama ini hanya kegiatan di Apotek saja.” (GF-1)

“Dokumen penctatan proses penyimpanan sudah lengkap dan terlaporkan


dengan baik dan tepat waktu” (GF-2)

48
“Saya rasa dokumen pencatatannya sudah lengkap. (GF-3)

“Laporan penyimpanan obat yang saya ketahui sudah lengkap” (GF-4)

5.2.1.3. Prosedur

. Prosedur penyimpanan yang diterapkan di Puskesmas Kutamukti

merupakan buku materi pelatihan yang sebelumnya diikuti oleh pengelola obat dan

alkes Puskesmas dan petugas kamar obat Puskesmas. Tabel dibawah ini

menunjukan hasil penelitian mengenai aspek prosedur penyimpanan obat di gudang

obat Puskesmas Kutamukti.

HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Apakah Prosedur penerimaan obat sesuai Belum dalam
dengan Stanadar Pelayanan Kefarmasian di bentuk SOP
Puskesmas yang mana penerimaan obat
terdiri dari tahapan pengecekan terhadap
obat yang diterima mencakup jumlah,

kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan
Farmasi apakah sesuai dengan dokumen
LPLPO, memeriksa masa kadaluarsa obat
yang diterima, melakukan pencatatan di
kartu stock.
2 Apakah prosedur penyusunan/pengaturan Belum dalam
dan penyimpanan obat sesuai dengan bentuk SOP
Stanadar Pelayanan Kefarmasian di

Puskesmas dimana proses penyimpanan
obat harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:

49
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. kondisi yang dipersyaratkan dalam
penandaan di kemasan
3. Sediaan Farmasi, seperti suhu
penyimpanan, cahaya, dan
kelembaban; mudah atau tidaknya
meledak/terbakar;
4. Narkotika dan psikotropika disimpan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi
tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang
menyebabkan kontaminasi.
3 Apakah prosedur pendistribusian/ Belum dalam
pengeluaran obat sesuai dengan Standar bentuk SOP
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
dimana proses pendistribusian ke sub unit
(ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)
dilakukan dengan cara pemberian Obat
sesuai resep yang diterima (floor stock), √
pemberian Obat per sekali minum
(dispensing dosis unit) atau kombinasi,
sedangkan pendistribusian ke jaringan
Puskesmas dilakukan dengan cara
penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan
(floor stock).
4 Apakah prosedur stock opname sudah Belum dalam

dilakukan sesuai standar bentuk SOP
Tabel 6.5 Ketersediaan dokumen dan spo yang membantu dalam proses
penyimpanan obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti Th. 2018

50
5.2.1.4. Sarana dan Prasarana

Sarana penyimpanan obat di Puskesmas Kutamukti berdasarkan observasi

terdiri dari satu ruangan gudang yang berukuran 3 x 2 m2 dengan kelengkapan

sebagai berikut :

HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Gudang penyimpanan obat terpisah
dari ruang pelayanan obat atau kamar √
obat atau apotek
2 Gudang digunakan khusus untuk

penyimpanan obat
3 Luas gudang cukup memadai dan Namun luasnya
aman untuk pergerakan petugas (luas √ hanya 3x2 m2
minimal 3 x 4 m2 )
4 Ruangan kering tidak lembab √
5 Atap dan dinding gudang dalam

keadaan baik dan tidak bocor
6 Lantai dalam keadaan bersih dan

bukan tanah
7 Gudang memiliki jendela yang

berteralis
8 Gudang memiliki ventilasi, sirkulasi Terdapat Exhaust
udara dan penerangan yang cukup Fan, Kaca yang
serta terhidar dari paparan sinar √ terdapat pada
matahari langsung jendela dialpisi cat
putih
9 Mempunyai pintu yang dilengkapi Pintu di Teralis
kunci ganda √ dengan kunci
ganda.

51
10 Gudang selalu dikunci bila tidak ada

aktifitas
11 Tidak adanya sudut lantai dan dinding

yang tajam
12 Gudang bebas dari tikus, kecoa dan
hama lainnya serta tidak memiliki √
tanda-tanda hama hidup didalamnya
13 Tersedianya alat pengusir tikus √
14 Tersedianya lemari/rak penyimpanan
yang bersih sehingga obat tidak √
diletakan langsung diatas lantai
15 Tersedia lemari/laci khusus untuk Disimpan dilemari
narkotika dan psikotropika yang selalu √ biasa tidak terkunci
terkunci.
16 Tersedia rak/ lemari khusus untuk obat Disimpan dalam
rusak dan kadaluarsa box plastic yang

diberi label obat
rusak
17 Tersedia lemari pendingin untuk

penyimpanan obat khusus.
18 Adanya pendingin ruangan agar suhu Tidak ON 24 Jam,
ruangan dapat distabilkan (AC) di operasikan saat
jam pelayanan
√ Puskesmas
selebihnya di ganti
dengan kipas
anginn.
19 Adanya pengukur suhu ruangan √
20 Tersedia alat bantu pemindahan obat

dalam gudang
21 Terssedia label penanda nama dan
jenis obat untuk memberi keterangan √
di rak/lemari penyimpanan

52
22 Tersedia ketentuan dilarang masuk ke
tempat penyimpanan obat selain √
petugas
23 Tersedia alat pemadam kebakaran Ada tapi diruangan

disekitar gudang lain
Tabel 6.6 Sarana dan prasarana penyimpanan obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti

Hanya satu informan yang menyatakan bahwa Sarana dan Prasarana gudang

obat Puskesmas Kutamukti belum sesuai standar. Sedangkan ketiga informan

lainnya menyatakan sarana dan prasarana gudang obat Puskesmas Kutamukti telah

memenuhi standar. Berikut hasil wawancara dengan informan :

”Sebetulnya sarana prasarana di gudang obat Puskesmas Kutamukti telah jauh


lebih baik dari sebelumnya, namun masih belum sesuai dengan standar ada
critical point yang seharusnya ada tapi ga ada yaitu lemari obat narkotika dan
psikotropika yang sampai saat ini hanya disimpan dilemari biasa tanpa kunci.
Saya sudah minta untuk diadakan namun belum direalisasikan sampai saat ini.
Selain itu juga ga ada pengatur suhu disini, jadi kadang mengatur suhunya
pakai remote AC aja padahalkan AC disini ga dinyalain 24 jam. AC nya hanya
dinyalakan saat jam pelayanan Puskesmas pas mau pulang dimatikan dan
diganti dengan kipas angin yang besar itu. Untungnya ada exhaust jadi sirkulasi
udaranya kebantu dan mencegah udara lembab. Paling itu saja sih yag
kurangnya, ada deh yang kurang tapi ga termasuk critical point sih kaya
pengusir tikus dan APPAR tapi penting juga sih ya. Selebihnya mah udah bagus,
kalo menurut saya” (GF-1)

“Menurut saya sarana prasarana gudang obat Puskesmas Kutamukti sudah


baik, memadai dan terstandar. Terakhir kemarin ada pengadaan rak-rak obat
itu sebelumnya mah ditaro di palet aja, sekarang udah bagus ada rak-rak. Ada
kulkas juga buat obat khusus, ada AC ya meski ga 24 jam karena ga kuat
listriknya kalo 24 jam, disediakan tangga dan alat buat dorong-dorong untuk

53
memudahkan penyusunan dan distribusi obat. Satu lagi yang kurang dulu
pengelola obat dan alkes pernah membuat permintaan lemari khusus obat
narkotik, ya itu keterbatasan dana sampai saat ini.” (GF-2)

“Sarana dan prasrana gudang obat ini sudah bagus, memadai. Baru-baru ini
sekitar 2 atau 3 tahun lalu ada banyak pengadaan peralatan baru seperti kulkas,
AC, exhaust. Nah kalo rak-rak yang besar itu kayanya baru 1,5 tahun yang lalu
deh. Sudah cukup memadai sih menurut saya ruangannya juga khusus terisah
dengan gudang barang” (GF-3)

“Sudah cukup bagus, bersih dan memadai untuk menyimpan obat dengan baik.
Sudah ga lemab dan panas lagi jadi obat-obat ga gampang rusak. Ada kulkas
juga buat obat khusus dan enak sekarang sih lebih rapih karena disusun di rak
dulu sih masih pake palet-palet gitu. Ga ada masalah sih kayanya” (GF-4)

5.2.2. Proses

Proses yang diamati adalah mulai dari penerimaan obat, penyusunan obat,

pengeluaran obat, stock opname dan pencatatan atau pelaporan semua akitivitas

penyimpanan.

5.2.2.1. Penerimaan Obat

Tahap proses penerimaan obat hasil dari observasi peneliti adalah sebagai

berikut :

HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Petugas menerima obat dari Menerima obat dari GFK
√ Karawang, dengan datang
bagian Farmasi Dinas
mengambil obat ke GFK sesuai

54
Kesehatan, instansi lain atau jadwal yang telah di tetapkan
relokasi dari Puskesmas lain GFK

2 Petugas mengecek
kesesuaian obat dengan Surat

Bukti Barang Keluar (SBBK)
yang diberikan oleh GFK
3 Petugas mengisi Kartu Stok
Obat dengan mencantumkan
pengirim (dari), penerima
(kepada), tanggal, nomor
BBK, nomor batch, tanggal √
kadaluarsa, jumlah
penerimaan, jumlah
persediaan, jumlah
pemakaian, dan sisa.
4 Obat disimpan dalam gudang
obat sesuai ketentuan √
penyimpanan
Tabel 6.6 Hasil observasi proses penerimaan obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti

Petugas yang bertanggung jawab dalam proses penerimaan obat di Puskesmas

Kutamukti yaitu pengelola obat dan alkes Puskesmas. Pernyataan tersebut

didukung oleh hasil wawancara dengan informan sebagai berikut :

“Penerimaan obat termasuk tanggung jawab saya sebagai pengelola obat dan
alkes Puskesmas. Prosesnya berlangsung di gudang farmasi kabupaten, jadi
setiap akan melakukan amprah obat(menerima obat) saya datang ke GFK sesuai
jadwal dari GFK jadwal itu biasanya tergantung siapa cepat yang menyerahkan
laporan triwulan makanya kadang saya cepat-cepat menyerahkan agar dapat
antrian awal-awal. Disana menerima obat terus di cek diliat di SBBK yang di
keluarkan GFK nanti pas sampai di Puskesmas pun di cek ulang sekalian
masukin ke kartu stok dan disimpan obat-obatnya di gudang obat PKM.

55
Hambatannya sih balik lagi ke SDM karena ini semua saya yang kerjakan
sendiri jadi proses penerimaan obat dan obat sampai terus sampe disusun tuh
kadang memakan waktu sampai berhari-hari kan kadang juga kepotong
pelayanan di apotek dan lain-lain”(GF-1)

“Pengelola obat dan alkes puskesmas yang bertanggung jawab dalam proses
penerimaan obat biasanya penerimaan obat berlangsung di gudang farmasi
Kabupaten di Karawang. Biasanya pagi-pagi pengelola obat berngkat ke GFK
pakai ambulan Puskesmas, siang sudah di Puskesmas lagi buat nyimpen
obatnya dan beres-beres gudang obat. Hambatannya terlihat saat proses
menyusun obatnya sih soalnya pengelola obatnya kan perempuan terus sendiri
lagi makanya harus dibantu kalo ada obat datang apalagi kadang yang datang
tuh banyak obatnya” (GF-2)

“Penerimaan obat di Kutamukti ini yang bertanggung jawab ya pengelola obat


dan alkes puskesmas saya selaku bendahara barang mengetahui dan biasanya
melakukan serah terima aja dengan surat berikut lampiran SBBMnya setelah
pengelola obat datang dari gudang farmasi kabupaten.”(GF-3)

“Penerimaan obat dilakukan dan ditanggungjawabkan oleh pengelola obat dan


alkes Puskesmas. Ya prosesnya biasanya pengelola obat ambil obat ke Gudang
Farmasi Kabupaten terus sampe di Puskesmas nyusun dan simpen obat lalu di
masukan ke kartu stok jumlahnya, no. batchnya, tanggal kadaluarsanya.
Kendalanya mah pas nyimpennya agak ribet karna obat yang datang ga sedikit
kadang kita beresin sampe sore atau besok-besoknya lagi baru beres” (GF-4)

5.2.2.2. Penyusunan Obat

Penyusunan/pengaturan obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti

dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan oleh pengelola obat dan alkes

Puskesmas Kutamukti dan dilapokan kepada kepala Puskesmas Kutamukti.

56
Pernyataan diatas tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dinyatakan

oleh informan sebagai berikut :

”Sama dengan kegiatan lainnya termasuk penyusunan dan pengaturan obat di


gudang obat Puskesmas Kutamukti ini dilakukan oleh saya sendiri dari mulai
cek kondisi barang, cek kadaluarsa, cek ulang dengan kartu stock serta susun
sesuai aturan dan saya juga yang bertanggung jawab. Dalam prosesnya sih
kadang dibantu oleh petugas apotek namun tetap harus diarahkan karena dia
ga mengerti aturan penyimpananya. Kadang juga ada karyawan lain membantu
tapi ya sekedar angkat dari luar ke gudang aja, tetep yang atur dan simpen-
simpen obatnya saya sendiri. Proses penyusunan digudang obat ini ya seperti
pada gudang umumnya menerapkan sistem FEFO dan FIFO, disusun alfabetis
sesuai nama generik, dikelompokan sesuai bentuk sediaan ya gitu-gitu aja.
Soalnya belum ada SOP khusus untuk penyusunan obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti jadi saya lakukan berdasarkan pengetahuan saya yang
dulu saya pelajari. Makanya sampai saat ini kalo ditanya udah sesuai standar
atau belum ya jawabnya masih ragu. Mungkin itu tadi kendalanya.” (GF-1)

“Pengelola obat dan alkes yang bertanggung jawabnya, prosesnya yang saya
perhatikan yaitu sesuai sistem FEFO dan FIFO serta sistem alfabetis. Di
kelompokan obat-obatnya mana yang harus di lemari pendingin, mana yang
harus di rak/lemari dan mana yang disimpan diatas palet. Untuk kendalanya
saya rasa ya di SDM itu masih kurang karena Cuma 1 orang yang kelola kadang
saya kerahkan petugas lain untuk membantu tapi ga bisa bantu banyak karena
ga ngerti aturan-aturan penyimpanannya” (GF-2)

“Yang bertanggung jawab ya itu petugas pengelola obat dan alkes puskesmas.
Prosesnya yang saya tau disusun dengan memperhatikan masa kadaluarsa obat,
jenis obat dan peruntukan obat. Kendalanya mah diwaktu nya kadang proses ini
berlangsung lama karena kan si pengelola obat itu tugasnya rangkap-rangkap
kadang di apotek juga jadi agak ribet dan terganggu prosesnya” (GF-3)

57
“Pengelola obat yang tanggung jawab saya hanya membantu aja apa yang
diarahkan oleh petugas obat karna saya kurang paham mengenai aturan
penyusunannya. Harusnya ada satu tambahan pengelolanya jadi cepet
prosesnya soalnya ini kan udah satu orang yang ngerti dan kelola ditambah
tugasnya rangkap juga” (GF-4)

Berikut hasil observasi peneliti terhadap proses penyusunan obat di gudang

obat Puskesmas Kutamukti :

HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Obat dikelompokkan berdasarkan

bentuk sediaan.
2 Obat disusun secara alfabetis

berdasarkan nama generiknya.
3 Masing-masing obat disusun
dengan sistem First In First Out √
dan First Expired First Out
4 Obat yang sudah diterima, disusun
sesuai dengan pengelompokkan
untuk memudahkan pencarian, √
pengawasan dan pengendalian stok
obat.
5 Pemindahan dilakukan secara hati-

hati supaya tidak pecah / rusak.
6 Golongan antibiotik disimpan
dalam wadah tertutup rapat,

terhindar dari cahaya matahari,
serta disimpan di tempat kering.
7 Vaksin dan serum disimpan dalam Tapi Tidak ada
wadah yang tertutup rapat, √ Vaksin di Gudang
Vaksin disimpan

58
terlindung dari cahaya dan dan di kelola di
disimpan dalam lemari pendingin. bidang lain yaitu
di program
imunisasi tetapi
tetap disimpan
dalam lemari
pendingin khusus
vaksin.
8 Obat injeksi disimpan dalam tempat

terhindar dari cahaya matahari.
9 Bentuk tablet salut disimpan dalam
wadah tertutup rapat dan

pengambilannya menggunakan
sendok.
10 Untuk obat yang mempunyai waktu Ditandai dengan
kadaluarsa supaya waktu tempelan warna,
kadaluarsanya dituliskan pada doos merah untuk yang
luar dengan menggunakan spidol. sangat dekat
dengan masa
expired date
(tahun ini/tahun
yang sama saat
penyusunan),

kuning untuk yang
berjarak agak
lama (1 Tahun),
Hijau untuk obat
yang berjarak
lama dengan masa
expired date
(lebih dari 1
tahun).

59
11 Penyimpanan tempat untuk obat Tidak ada lemari
dengan khusus dan
kondisi khusus, seperti lemari terkunci untuk

tertutup rapat, lemari pendingin, obat golongan
kotak kedap udara dan lain narkotika dan
sebagainya psikotropika
12 Cairan diletakkan di rak bagian

bawah.
13 Beri tanda semua wadah obat

dengan jelas.
14 Apabila obat disimpan di dalam dus
besar maka pada dus harus
tercantum jumlah isi dus, kode √
lokasi, tanggal diterima, tanggal
kadaluarsa, nama produk / obat.
15 Beri tanda khusus untuk obat yang
akan habis masa pakainya pada √
tahun tersebut.
16 Tidak menyimpan vaksin lebih dari
satu bulan di unit pelayanan √
kesehatan (Puskesmas).
17 Susunan obat yang berjumlah besar
di atas papan atau diganjal dengan

kayu / pallet dengan rapi dan
teratur.
18 Gunakan lemari khusus untuk
menyimpan narkotika dan obat-obat

yang berjumlah sedikit tapi
harganya mahal.
19 Obat yang rusak / kadaluarsa telah Masih didalam
dikumpulkan dan disimpan secara gudang namun di

terpisah dari obat lain dan disimpan tempat yang
di luar gudang. terpisah yaitu di

60
dalam box plastik
dengan label obat
rusak
20 Dicantumkan nama masing-masing

obat pada rak dengan rapi.
21 Barang yang mempunyai volume

besar disimpan dalam dus
22 Kartu stok diletakan dekat obatnya √
Tabel 6.7 Hasil observasi proses penyusunan obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti

5.2.2.3. Pengeluaran/Distribusi Obat

Berikut hasil observasi dan wawancra mengenai kegiatan distribusi obat di

Puskesmas Kutamukti :

HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Obat disiapkan berdasarkan catatan
permintaan Apotek dan unit-unit

lain (Poli BP, Poli KIA, Poli Gigi,
UGD, Laboratorium, Poli Lansia)
2 Jumlah obat yang dikeluarkan

disesuaikan dengan persediaan.
3 Catat pengeluaran obat pada kartu
stok, Bukti Barang Keluar (BBK),

berita acara serah terima obat dan
buku pengeluaran obat.
4 Distribusikan obat kepada apotek

atau unit-unit lain yang dituju.
Tabel 6.8 Hasil observasi proses distribusi obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti

61
“Proses distribusi obat dilaksanakan berdasarkan pada LPLPO Sub-unit
kepada gudang obat. Jumlah obat yang dibutuhkan yang tertera di dalam
LPLPO disiapkan lalu di distribusikan langsung ke sub-unit yang bersangkutan”
(GF-1)

“Distribusi obat dari gudang ke apotek atau sub unit lain biasanya terjadi setiap
bulan di minggu pertama, obat yang diberi/dikeluarkan dari gudang sesuai
dengan laporan dan permintaan yang kita buat dan laporkan ke pengelola obat
Puskesmas.” (GF-4)

5.2.2.4. Stock Opname

Kegiatan stock opname di gudang obat Puskesmas Kutamukti dilakukan

setiap bulan oleh pengelola obat dan alkes Puskesmas Kutamukti dengan tujuan

untuk mengetahui jumlah fisik obat, cek ulang kadaluarsa obat sehingga

menghindari banyaknya atau tertumpuknya obat kadaluarsa digudang dan dijadikan

dasar untuk pelaporan serta perencanaan permintaan obat ke Gudang Farmasi

Kabupaten(GFK).

”Stock opname disini dilakukan setiap satu bulan sekali, untuk cek expired obat,
jumlah obat apakah sesuai dengan catatan di kartu stock, untuk laporan dan
permintaan obat ke GFK setiap bulannya. Kadang stock opname terganggu
karena saya juga harus melakukan pelayanan kepada pasien di apotek itu aja
sih kendalanya. Untuk Kepala Puskesmas dan bendahara barang hanya
mengetahui dan menyetujui.” (GF-1)

“Yang bertanggung jawab dalam kegiatan stock opname yaitu pengelola obat
dan alkes dan harusnya di bantu oleh bendahara barang Puskesmas. Hasil dari

62
stock opname biasanya dilaporkan kepada saya untuk selanjutnya melakukan
perencanaan permintaan obat ke gudang farmasi Kabupaten”(GF-2)

“Kegiatan stock opname diakukan oleh pengelola obat dan alkes yang kemudian
di awasi oleh saya sebagai bendahara barang dan dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas. Stock opname bertujuan untuk cek apakah ada obat yang expired
atau obat rusak dan untuk merencanakan permintaan obat selanjutnya” (GF-3)

HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Menghitung persediaan obat dalam
satuan terkecil untuk mencocokkan
jumlah persediaan yang tercatat √
dalam kartu stok obat dengan jumlah
fisik yang ada pada gudang.
2 Memeriksa mutu obat yang meliputi
pengecekan terhadap obat yang

rusak, obat yang kadaluarsa dan yang
akan kadaluarsa
3 Mengatur ulang persediaan √
4 Membuat Berita Acara Stok Opname √
Tabel 6.9 Hasil observasi proses stock opname obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti

5.2.2.5. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan dalam sistem penyimpanan obat di Puskesmas

Kutamukti dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan penyimpanan

obat yang dilakukan di gudang obat. Pelaporan setiap dokumen penyimpanan

dilakukan secara berkala, hal tersebut sesuai dengan pernyatan informan dan hasil

observasi peneliti berikut ini :

63
“Pecatatan dilakukan setiap saat ada pemasukan/pengeluaran obat biasanya di

kartu stock obat. Di akhir bulan ada rekap pencatatan yang kemudian di buat

menjadi Laporan Pemakaian dan Laporan Permintaan Obat (LPLPO) yang

selanjutnya di laporkan ke kepala Puskesmas untuk di setujui lalu setelahnya di

laporan tersebut diserahkan ke dinas kesehatan kabupaten karawang melalui

gudang farmasi kabupaten. Selain LPLPO, laporan yang dibuat dan diserahkan

yaitu ada laporan pemakaian anti bisa ular jika ada kasus, laporan pengamatan

mutu untuk obat rusak atau obat kadaluarsa, laporan penggunaan obat narkotika

dan psikotropika, laporan pemakaian alkes dan reagen dan laporan pemakaian

obat generik. Tidak ada kendala dalam proses pencatatan dan pelaporan.” (GF-1)

HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Setiap obat yang diterima dan
dikeluarkan dari gudang dicatat di √
dalam kartu stok.
2 Setiap obat yang masuk di catat di
buku penerimaan obat yang dengan

dilampirkan SBBM nya dan
dibuatkan berita acaranya
3 Setiap obat yang keluar dicatat di
buku pengeluaran obat dengan √
dilampirkan SBBK nya
4 Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO) dibuat

berdasarkan kartu stok dan catatan
harian penggunaan obat.

64
5 LPLPO dibuat dua rangkap, yakni
satu rangkap diberikan ke Dinkes
Kabupaten melalui Gudang Farmasi √
Kabupaten dan satu rangkap untuk
arsip Puskesmas.
6 Setiap pelaksanaan stock opname di
catat di dokumen stock opname dan √
dibuatkan berita acaranya
7 Setiap ditemukan obat yang rusak
atau kadaluarsa di catat di dokumen √
obat rusak
8 Pelaporan dilakukan secara periodik,

setiap awal bulan
Tabel 6.10 Hasil observasi proses pencatatan dan pelaporan di gudang obat
Puskesmas Kutamukti

5.3. Pembahasan

Pembahasan diuraikan sesuai hasil penelitian pada sub bab sebelumnya, yaitu

mengenai faktor-faktor input yang terdiri dari sumber daya manusia(SDM),

Dokumen, Prosedur serta sarana dan prasarana. Kemudian faktor proses yang

terdiri dari kegiatan penerimaan obat, penyusunan obat, pengeluaran obat, stock

opname obat, serta pencatatan dan pelaporan. Dimana kedua faktor tersebut

merupakan hal-hal yang mendukung sistem penyimapanan obat di gudang obat

Puskesmas Kutamukti.

5.3.1. Input

Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat

melaksanakan suatu pekerjaan (Azwar, 1996). Input merupakan masukan yang

65
perlu disediakan atau harus tersedia untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses.

Input memegang peranan yang penting dalam suatu sistem. Jika input tidak tersedia

dengan baik, maka dapat menghambat kegiatan yang terjadi dalam proses pada

suatu sistem dan dapat menghambat suatu sistem dalam mencapai tujuannya.

Begitu juga dalam penelitian ini, dalam kegiatan penyimpanan obat, fasilitas

kesehatan dalam hal ini Puskesmas harus dapat menyediakan input sesuai dengan

pedoman yang sudah ada, salah satunya adalah pedoman yang dibuat oleh Dirjend

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010. Menurut pedoman tersebut,

terdapat beberapa hal yang perlu tersedia untuk mencapai suatu sistem

penyimpanan obat yang efektif, diantaranya adalah sumber daya manusia,

anggaran, dokumen, prosedur serta sarana dan prasarana. Apabila input tidak

dipenuhi dengan baik, maka akan sangat mungkin timbul hambatan dalam proses

penyimpanan obat dan bahkan bisa menyebabkan sistem penyimpanan obat yang

dilakukan terganggu.

5.3.1.1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu input yang sangat

penting dalam suatu sistem manajemen, termasuk dalam sistem penyimpanan obat

di Puskesmas. Pelaksanaan penyimpanan obat digudang farmasi akan dapat

berjalan dengan lancar apabila didukung dengan sumber daya manusia yang

memiliki kualitas dan kapasitas yang memadai. Dalam Permekes No. 74 Th. 2016

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas disebutkan bahwa

Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas minimal harus dilaksanakan

66
oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab, yang dapat dibantu

oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan.

Di Puskesmas Kutamukti sumber daya manusia penyelenggara pelayanan

kefarmasian hanya berjumlah satu orang yang biasa disebut sebagai “Pengelola

Obat dan Alkes Puskesmas”. Pengelola obat dan alkes Puskesmas Kutamukti

merupakan tenaga teknik kefarmasian yang tidak hanya bertugas sebagai pengelola

gudang obat dan penanggung jawab kegiatan penyimanan obat, namun pengelola

obat dan alkes Puskesmas ini bertugas sebagai penyelenggara dan penanggung

jawab seluruh kegiatan kefarmasian di Puskesmas Kutamukti. Adapun ada petugas-

petugas lain yang terlibat dalam proses penyimpanan obat di gudang obat namun

tidak sepenuhnya membantu.

5.3.1.2. Dokumen

Dokumen penyimpanan obat merupakan salah satu hal yang mejadi penting

untuk pelaksanaan penyimpanan digudang farmasi. Karena dengan adanya

dokumen dapat membantu petugas dalam meminimalisir kesalahan dan kehilangan.

Dalam modul “Manajemen Kefarmasian di Puskesmas” yang di terbitkan

oleh Dirjend Binfar dan Alkes Kemenkes RI tahun 2010 yang saat ini masih

dijadikan acuan dalam pengelolaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas,

tercantum bahwa dokumen – dokumen penyimpanan obat yang harus ada di gudang

obat puskesmas yaitu terdiri dari :

1. Buku penerimaan obat

67
2. Kartu stock obat

3. Catatan penggunaan harian obat

4. LPLPO Puskesmas

5. LPLPO Sub-unit

Hasil penelitian menunjukan bahwa dokumen-dokumen tersebut telah

tersedia di gudang obat Puskesmas Kutamukti sebagai pendukung proses

penyimpanan obat.

5.3.1.3. Prosedur

Dari hasil observasi dan telaah dokumen yang dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa sudah terdapat prosedur setiap kegiatan yang mendukung

sistem penyimpanan obat telah dilakukan dengan baik namun Prosedur tersebut

belum di dokumentasikan dalam bentuk standar prosedur operasional (SOP) dan

belum disahkan oleh Kepala Puskesmas Kutamukti.

Prosedur yang ada yaitu buku modul matri pelatihan mengenai manajemen

kefarmasian yang pernah diikuti oleh pengelola obat dan petugas kamar obat,

selebihnya mengandalkan pengetahuan pengelola obat dan alkes Puskesmas

sebagai karyawan Puskesmas yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan

farmasi di Puskesmas Kutamukti.

Meskipun setiap kegiatan telah dilakukan sesuai prosedur namun apabila

prosedur tersebut belum di bentuk dalam sebuah dokumen sop yang telah di sahkan

oleh pemimpin disuatu lembaga maka, prosedur tersebut dianggap belum

68
terstandar. Sebagaimana telah tercantum di Permenkes No. 74 Th. 2016 Tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, bahwa setiap kegiatan pengelolaan

Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, harus dilaksanakan sesuai standar

prosedur operasional. Standar Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala

Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.

5.3.1.4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana penyimpanan juga merupakan salah satu input yang

mendukung kelancaran kegiatan penyimpanan obat di gudang obat. Sarana

penyimpanan obat di Puskesmas Kutamukti berdasarkan observasi terdiri dari satu

ruangan gudang yang berukuran 3 x 2 m2 dengan kelengkapan sebagai berikut :

a. Gudang ini termasuk jenis gudang tertutup yang berada didalam gedung

yang memiliki pintu dengan kunci ganda dan pintu trails

b. Gudang memiliki dua buah jendela dibagian atas(dekat dengan Plavon)

dengan ukuran 60x90cm, yang dilengkapi dengan teralis. Kaca pada jendela

gudang di lapisi oleh cat berwarna putih.

c. Gudang berlantai keramik putih

d. Dalam gudang terdapat satu Pendingin ruangan/AC dan satu kipas angin

yang dioperasikan bergantian. Namun, sayang tidak ada alat untuk

mengukur suhu.

e. Gudang obat dilengkapi dengan exhaust fan untuk membantu mempercepat

sirkulasi udara

69
Sarana dan Prasara penyimpanan obat di Puskesmas Kutamukti cukup baik

dan memadai namun ada beberapa kekurangan diataranya yaitu tidak tersedianya

lemari khusus obat narrkotika dan psikotropika, alat pengukur suhu ruangan,

pengusir hama(tikus/serangga) dan APPAR diskitar gudang obat. Sehingga belum

bisa dikatakan sesuai dengan Permenkes No. 74 Th. 2016 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas maupun dengan pedoman pengelolaan obat

publik dan perbekalan kesehatan yang diterbitkan oleh Dijend BinFar dan Alkes

DepKes RI Th. 2007. Menunjukan ketidak sesuaian pula dengan modul manajemen

kefarmasian di Puskesmas yang diterbitkan oleh Dirjend BinFar dan Alkes

Kemenkes RI Th.2010.

5.3.2. Proses

Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem yang

berfungsi mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Proses

penyimpanan obat merupakan rangkaian kegiatan menyimpan obat yang dilakukan

dengan menggunakan input sudah disediakan. Rangkaian kegiatan tersebut

diantaranya penerimaan obat, penyusunan obat, pendistribusian obat, stock opname

obat serta pencatatan dan pelaporan.

5.3.2.1. Penerimaan Obat

Penerimaan obat adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang

diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola dibawahnya.

Proses penerimaan obat Puskesmas Kutamukti berlangsung di Gudang Farmasi

70
Kabupaten sesuai dengan jadwal yang telah di susun oleh GFK. Penerimaan obat

tersebut berdasarkan dengan perencanaan dan permintaan yang telah dibuat oleh

pengelola obat dan alkes Puskesmas. Tahap proses penerimaan obat hasil dari

observasi peneliti adalah sebagai berikut :

1. Petugas obat dan alkes Puskesmas menyerahkan Laporan Pemakaian dan

Laporan Permintaan Obat (LPLPO) triwulan ke gudang farmasi kabupaten.

Lalu mendapatkan jadwal pengambilan obat untuk bulan selanjutnya.

2. Petugas obat dan alkes Puskesmas datang ke gudang farmasi kabupaten untuk

mengambil obat sesuai jadwal yang telah di tetapkan oleh GFK

3. Pengelola obat dan alkes Puskesmas menerima obat sesuai dengan permintaan

yang telah dibuat

4. Pengelola obat dan alkes Puskesmas melakukan pemeriksaan kesesuaian nama

dan jumlah sediaan farmasi yang tertera pada faktur (SBBK) dari GFK, kondisi

fisik dan tanggal kadaluarsa

5. Petugas gudang memberi paraf dan stempel pada faktur (SBBK) dari GFK

6. Pengelola obat dan alkes Puskesmas kembali ke Puskesmas Kutamukti,

selanjutnya menyimpan obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti dan

melakukan pencatatan di kartu stock obat dan di buku catatan obat masuk.

Tahapan penerimaan obat di Puskesmas Kutamukti sesuai dengan standar

pada Permenkes No.74 Permenkes No. 74 Th. 2016 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas dan modul manajemen kefarmasian di Puskesmas yang

diterbitkan oleh Dirjend BinFar dan Alkes Kemenkes RI Th.2010.

71
5.3.2.2. Penyusunan Obat

Pengaturan atau penyusunan obat yang sesuai prosedur dapat memudahkan

petugas dalam pencarian, menghitung dan mengetahui jumlah persediaan dengan

lebih akurat, mudah diawasi, serta mudah dalam pengendaliannya. Kegiatan

penyusunan obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti dilakukan dalam satu

sampai dengan dua bulan sekali, saat penerimaan obat dan atau saat stock opname.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa penyusunan

obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti dilaksanakan dan dipertanggung

jawabkan oleh pengelola obat dan alkes Puskesmas Kutamukti dan dilapokan

kepada kepala Puskesmas Kutamukti. Obat-obat di gudang obat Puskesmas

Kutamukti tertata rapih pada rak-rak dan lemari penyimpanan obat yang

membentuk huruf U (arus U). Obat juga disusun secara alfabetis sesuai nama

generiknya, berdasarkan bentuk sediaan dan juga sudah memperhatikan sistem

FIFO dan FEFO.

Hasil observasi menunjukan bahwa proses penyusunan/pengaturan obat di

gudang obat Puskesmas Kutamukti telah cukup baik akan tetapi belum sesuai

Permenkes no. 74 Th. 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas

dan juga belum sesuai dengan pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan

kesehatan dalam modul menajemen kefarmasian yang diterbitkan Dirjen Binfar dan

Alkes Kemenkes Th. 2010. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa poin yang tidak

sesuai diantaranya penyusunan obat golongan narkotika dan psikotropika, obat

kadaluarsa dan rusak masih tersimpan di gudang obat meskipun disimpan di tempat

72
terpisah, dan tidak adanya nama dari masing-masing obat pada rak obat, hanya

terdapat tanda huruf alphabet inisial nama generik obat tersebut.

5.3.2.3. Pengeluaran Obat

Pengeluaran obat di Puskesmas Kutamukti yaitu kegiatan distribusi obat dari

gudang obat Puskesmas Kutamukti ke Apotek dan Sub-unit lain di Puskesmas.

Sub-unit tersebut diantaranya BP umum, BP gigi, KIA, UGD, Laboratorium dan

PUSLING. Penanggung Jawab kegiatan ini adalah pengelola obat dan alkes dan

koordinator dari masing-masing sub-unit.

Setiap pengeluaran barang dilakukan hati- hati dan dicatat di kartu stock obat

dan Proses pengeluaran barang senantiasa dapat menjaga kuantitas, kualitas dan

distribusi barang yang tepat waktu. Jumlah obat yang dikeluarkan sesuai dengan

formulir Laporan Pemakaian dan Laporan Permintaan Obat (LPLPO) Sub-unit

masing-masing yang dilapokan kepada pengelola obat dan alkes. Kegiatan

distribusi ini dilakukan setiap bulan di minggu pertama.

Hal-hal tersebut sesuai dengan pernyataan pada Permenkes No. 74 Th. 2016

tentang Standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas, bahwa Pendistribusian

Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan pengeluaran

dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan

teratur. Pendistribusian ke jaringan Puskesmas yang dilakukan dengan cara

penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock) untuk memenuhi kebutuhan

obat sub-unit.

73
5.3.2.4. Stock Opname

Proses stock opname dilakukan tiap akhir bulan oleh Penanggung Jawab

Gudang Obat. Proses stock opname yang dilakukan yaitu mengitung jumlah

persediaan obat dalam satuan terkecil, memeriksa mutu obat yang meliputi

pengecekan terhadap obat yang rusak, obat yang kadaluarsa dan yang akan

kadaluarsa, serta mengatur ulang persediaan obat.

Stock opname obat dilakukan untuk mengetahui jumlah dan kualitas

persediaan dalam kurun waktu tertentu sesuai yang diinginkan. Dalam prosesnya

stock opname obat juga dapat digunakan untuk mengatur ulang persediaan obat

agar sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Pada gudang obat tujuan dari

dilakukannya stock opname yaitu untuk mencocokkan jumlah yang tertera di kartu

stok obat dengan kenyataan yang ada di gudang, mengetahui bagaimana kualitas

obat, serta untuk mengetahui apakah persediaan obat cukup untuk melakukan

pengeluaran sesuai dengan permintaan. Hasil stock opname merupakan dasar

pertimbangan terhadap dilakukannya proses permintaan obat untuk pesediaan di

bulan selanjutnya.

Pelaksanaan stock opname yang dilakukan di gudang obat Puskesmas

Kutamukti sudah baik dimana dilakukan secara teratur setiap satu bulan sekali, di

lengkapi dengan berita acara. Walaupun prosesnya memakan waktu 2 (dua) sampai

3 (tiga) hari, namun hal itu dianggap wajar mengingat jumlah persediaan obat yang

banyak dan adanya keterbatasan SDM.

74
5.3.2.5. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas Kutamukti merupakan

rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik

obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas

dan atau unit pelayanan lainnya.

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa formulir yang ada telah diisi

dengan rutin dalam setiap periodenya oleh pengelola obat dan alkes Puskesmas

Kutamukti. Selain itu juga, Pengelola obat dan alkes Puskesmas Kutamukti

membuat Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) berdasarkan

laporan pemakaian obat di sub unit, penerimaan obat, distribusi obat dan stock

opname setiap bulannya.

75

Anda mungkin juga menyukai