obat Puskesmas Kutamukti pada bulan Maret – April 2018 dengan mengumpulkan
manusia, dokumen, prosedur dan sarana prasarana yang terkait dalam proses
Sesuai kerangka konsep pada bab sebelumnya, data yang diperoleh kemudian
diolah dan dianalisa mulai dari input sampai pada proses dalam penyimpanan obat
Hasil penelitian yang akan diuraikan berikut ini yaitu mengenai faktor-faktor
43
(penerimaan obat, penyusunan/pengaturan obat, pengeluaran obat, stock opname,
penyimpanan obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti pada tahun 2018. Sumber
5.2.1. Input
Faktor Input yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu terdiri dari Sumber
Puskesmas Kutamukti yaitu terdiri dari Pengelola obat dan alkes Puskesmas,
Obat dan Alkes Puskesmas. Untuk lebih jelas berikut gambaran SDM Farmasi di
Puskesmas Kutamukti :
44
HASIL
VARIABEL
NO KETERANGAN
OBSERVASI
YA TIDAK
1 Adanya Apoteker
√
Puskesmas
2 Adanya Tenaga Teknis Bertanggung jawab dan
Kefarmasian √ mengelola seluruh kegiatan
kefarmasian di Puskesmas
3 Adanya petugas gudang Petugas Merangkap
obat Puskesmas pengelola dan penanggung
√
jawab seluruh kegiatan
farmasi di Puskesmas
4 Adanya Petugas kamar
obat atau apotek √
puskesmas
Tabel 5.2. Gambaran SDM Farmasi Puskesmas Kutamukti Th. 2018
No Kegiatan Pelaksana
1 Penerimaan obat
Bendahara Barang Puskesmas (hanya
menerima laporan)
45
Distribusi obat
laporan)
Tabel 5.3. Gambaran aspek tenaga SDM yang terlibat proses penyimpanan
obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti Th. 2018
bahwa dengan jumlah SDM gudang obat Puskesmas Kutamukti yang ada saat ini
obat Puskesmas Kutamukti. Ini terlihat dari seluruh kegiatan farmasi di Puskesmas
Kutamukti dikelola dan dipertanggung jawabkan hanya oleh satu orang pengelola
“Untuk bicara ideal pasti tenaga kita sangatlah kurang, karena Puskesmas
harusnya Punya satu Apoteker. Akan tetapi dilihat masih jarangnya apoteker di
Kab. Karawang saya rasa di Puskesmas cukup dengan tenaga teknis
kefarmasian saja, namun saya rasa kegiatan farmasi khusunya penyimpanan
obat di Puskesmas efektif jika ada penambahan tenanga lain,tidak masalah dari
segi pendidikan apapun asalkan dia ada kemauan belajar dan disiplin. Karena
jika hanya satu tenaga meski itu dari Tenaga Tekins Kefarmasian tidaklah cukup
untuk mengelola obat dan alkes sendiri minimal ada dua orang yang membantu
sebagai petugas kamar obat dan petugas gudang obat sehingga tidak akan
menggagu proses pelayanan pasien jika sedang ada kegiatan di gudang
46
begitupun sebaliknya.” (GF-1)
“ Kalo dari segi jumlah emang yang sekarang dirasa masih kurang ya, kan
idealnya Puskesmas itu ada Apotekernya untuk pelayanan informasi obat serta
untuk tanggungjawab kegiatan farmasi di Puskesmas. Tetapi disini hanya
terdapat satu tenaga teknis kefarmasian yang menghandel semuanya sendiri
dari pelayanan pasien, administrasi apotek, penyimpanan obat, administrasi
gudang dll.“ (GF-2)
“Untuk penyimpanan obat itu sendiri seharusnya ada pemisahan tugas antara
penanggung jawab dengan petugas/pengelola gudang obat Puskesmas. Jadi,
jika yang cek dan yang laporan beda orang maka akan lebih tervalidasi. Terus
saat proses penerimaan obat juga ga terlalu berat tugas petugas gudangnya
untuk menyimpan dan mengecek obatnya, soalnya kardus obatnya gede-gede
apalagi yang sirop kan lumayan berat ya” (GF-3)
5.2.1.2. Dokumen
HASIL
NO DOKUMEN YANG DITELAAH KET
YA TIDAK
47
2 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan
√
Obat (LPLPO)
10 LPLPO Sub-unit √
Berdasarkan hasil wawancara dokumen yang ada sudah cukup memadai dan cukup
membantu dalam penyimpanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut ini:
48
“Saya rasa dokumen pencatatannya sudah lengkap. (GF-3)
5.2.1.3. Prosedur
merupakan buku materi pelatihan yang sebelumnya diikuti oleh pengelola obat dan
alkes Puskesmas dan petugas kamar obat Puskesmas. Tabel dibawah ini
HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Apakah Prosedur penerimaan obat sesuai Belum dalam
dengan Stanadar Pelayanan Kefarmasian di bentuk SOP
Puskesmas yang mana penerimaan obat
terdiri dari tahapan pengecekan terhadap
obat yang diterima mencakup jumlah,
√
kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan
Farmasi apakah sesuai dengan dokumen
LPLPO, memeriksa masa kadaluarsa obat
yang diterima, melakukan pencatatan di
kartu stock.
2 Apakah prosedur penyusunan/pengaturan Belum dalam
dan penyimpanan obat sesuai dengan bentuk SOP
Stanadar Pelayanan Kefarmasian di
√
Puskesmas dimana proses penyimpanan
obat harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
49
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. kondisi yang dipersyaratkan dalam
penandaan di kemasan
3. Sediaan Farmasi, seperti suhu
penyimpanan, cahaya, dan
kelembaban; mudah atau tidaknya
meledak/terbakar;
4. Narkotika dan psikotropika disimpan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi
tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang
menyebabkan kontaminasi.
3 Apakah prosedur pendistribusian/ Belum dalam
pengeluaran obat sesuai dengan Standar bentuk SOP
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
dimana proses pendistribusian ke sub unit
(ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)
dilakukan dengan cara pemberian Obat
sesuai resep yang diterima (floor stock), √
pemberian Obat per sekali minum
(dispensing dosis unit) atau kombinasi,
sedangkan pendistribusian ke jaringan
Puskesmas dilakukan dengan cara
penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan
(floor stock).
4 Apakah prosedur stock opname sudah Belum dalam
√
dilakukan sesuai standar bentuk SOP
Tabel 6.5 Ketersediaan dokumen dan spo yang membantu dalam proses
penyimpanan obat di gudang obat Puskesmas Kutamukti Th. 2018
50
5.2.1.4. Sarana dan Prasarana
sebagai berikut :
HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Gudang penyimpanan obat terpisah
dari ruang pelayanan obat atau kamar √
obat atau apotek
2 Gudang digunakan khusus untuk
√
penyimpanan obat
3 Luas gudang cukup memadai dan Namun luasnya
aman untuk pergerakan petugas (luas √ hanya 3x2 m2
minimal 3 x 4 m2 )
4 Ruangan kering tidak lembab √
5 Atap dan dinding gudang dalam
√
keadaan baik dan tidak bocor
6 Lantai dalam keadaan bersih dan
√
bukan tanah
7 Gudang memiliki jendela yang
√
berteralis
8 Gudang memiliki ventilasi, sirkulasi Terdapat Exhaust
udara dan penerangan yang cukup Fan, Kaca yang
serta terhidar dari paparan sinar √ terdapat pada
matahari langsung jendela dialpisi cat
putih
9 Mempunyai pintu yang dilengkapi Pintu di Teralis
kunci ganda √ dengan kunci
ganda.
51
10 Gudang selalu dikunci bila tidak ada
√
aktifitas
11 Tidak adanya sudut lantai dan dinding
√
yang tajam
12 Gudang bebas dari tikus, kecoa dan
hama lainnya serta tidak memiliki √
tanda-tanda hama hidup didalamnya
13 Tersedianya alat pengusir tikus √
14 Tersedianya lemari/rak penyimpanan
yang bersih sehingga obat tidak √
diletakan langsung diatas lantai
15 Tersedia lemari/laci khusus untuk Disimpan dilemari
narkotika dan psikotropika yang selalu √ biasa tidak terkunci
terkunci.
16 Tersedia rak/ lemari khusus untuk obat Disimpan dalam
rusak dan kadaluarsa box plastic yang
√
diberi label obat
rusak
17 Tersedia lemari pendingin untuk
√
penyimpanan obat khusus.
18 Adanya pendingin ruangan agar suhu Tidak ON 24 Jam,
ruangan dapat distabilkan (AC) di operasikan saat
jam pelayanan
√ Puskesmas
selebihnya di ganti
dengan kipas
anginn.
19 Adanya pengukur suhu ruangan √
20 Tersedia alat bantu pemindahan obat
√
dalam gudang
21 Terssedia label penanda nama dan
jenis obat untuk memberi keterangan √
di rak/lemari penyimpanan
52
22 Tersedia ketentuan dilarang masuk ke
tempat penyimpanan obat selain √
petugas
23 Tersedia alat pemadam kebakaran Ada tapi diruangan
√
disekitar gudang lain
Tabel 6.6 Sarana dan prasarana penyimpanan obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti
Hanya satu informan yang menyatakan bahwa Sarana dan Prasarana gudang
lainnya menyatakan sarana dan prasarana gudang obat Puskesmas Kutamukti telah
53
memudahkan penyusunan dan distribusi obat. Satu lagi yang kurang dulu
pengelola obat dan alkes pernah membuat permintaan lemari khusus obat
narkotik, ya itu keterbatasan dana sampai saat ini.” (GF-2)
“Sarana dan prasrana gudang obat ini sudah bagus, memadai. Baru-baru ini
sekitar 2 atau 3 tahun lalu ada banyak pengadaan peralatan baru seperti kulkas,
AC, exhaust. Nah kalo rak-rak yang besar itu kayanya baru 1,5 tahun yang lalu
deh. Sudah cukup memadai sih menurut saya ruangannya juga khusus terisah
dengan gudang barang” (GF-3)
“Sudah cukup bagus, bersih dan memadai untuk menyimpan obat dengan baik.
Sudah ga lemab dan panas lagi jadi obat-obat ga gampang rusak. Ada kulkas
juga buat obat khusus dan enak sekarang sih lebih rapih karena disusun di rak
dulu sih masih pake palet-palet gitu. Ga ada masalah sih kayanya” (GF-4)
5.2.2. Proses
Proses yang diamati adalah mulai dari penerimaan obat, penyusunan obat,
pengeluaran obat, stock opname dan pencatatan atau pelaporan semua akitivitas
penyimpanan.
Tahap proses penerimaan obat hasil dari observasi peneliti adalah sebagai
berikut :
HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Petugas menerima obat dari Menerima obat dari GFK
√ Karawang, dengan datang
bagian Farmasi Dinas
mengambil obat ke GFK sesuai
54
Kesehatan, instansi lain atau jadwal yang telah di tetapkan
relokasi dari Puskesmas lain GFK
2 Petugas mengecek
kesesuaian obat dengan Surat
√
Bukti Barang Keluar (SBBK)
yang diberikan oleh GFK
3 Petugas mengisi Kartu Stok
Obat dengan mencantumkan
pengirim (dari), penerima
(kepada), tanggal, nomor
BBK, nomor batch, tanggal √
kadaluarsa, jumlah
penerimaan, jumlah
persediaan, jumlah
pemakaian, dan sisa.
4 Obat disimpan dalam gudang
obat sesuai ketentuan √
penyimpanan
Tabel 6.6 Hasil observasi proses penerimaan obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti
“Penerimaan obat termasuk tanggung jawab saya sebagai pengelola obat dan
alkes Puskesmas. Prosesnya berlangsung di gudang farmasi kabupaten, jadi
setiap akan melakukan amprah obat(menerima obat) saya datang ke GFK sesuai
jadwal dari GFK jadwal itu biasanya tergantung siapa cepat yang menyerahkan
laporan triwulan makanya kadang saya cepat-cepat menyerahkan agar dapat
antrian awal-awal. Disana menerima obat terus di cek diliat di SBBK yang di
keluarkan GFK nanti pas sampai di Puskesmas pun di cek ulang sekalian
masukin ke kartu stok dan disimpan obat-obatnya di gudang obat PKM.
55
Hambatannya sih balik lagi ke SDM karena ini semua saya yang kerjakan
sendiri jadi proses penerimaan obat dan obat sampai terus sampe disusun tuh
kadang memakan waktu sampai berhari-hari kan kadang juga kepotong
pelayanan di apotek dan lain-lain”(GF-1)
“Pengelola obat dan alkes puskesmas yang bertanggung jawab dalam proses
penerimaan obat biasanya penerimaan obat berlangsung di gudang farmasi
Kabupaten di Karawang. Biasanya pagi-pagi pengelola obat berngkat ke GFK
pakai ambulan Puskesmas, siang sudah di Puskesmas lagi buat nyimpen
obatnya dan beres-beres gudang obat. Hambatannya terlihat saat proses
menyusun obatnya sih soalnya pengelola obatnya kan perempuan terus sendiri
lagi makanya harus dibantu kalo ada obat datang apalagi kadang yang datang
tuh banyak obatnya” (GF-2)
56
Pernyataan diatas tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dinyatakan
“Pengelola obat dan alkes yang bertanggung jawabnya, prosesnya yang saya
perhatikan yaitu sesuai sistem FEFO dan FIFO serta sistem alfabetis. Di
kelompokan obat-obatnya mana yang harus di lemari pendingin, mana yang
harus di rak/lemari dan mana yang disimpan diatas palet. Untuk kendalanya
saya rasa ya di SDM itu masih kurang karena Cuma 1 orang yang kelola kadang
saya kerahkan petugas lain untuk membantu tapi ga bisa bantu banyak karena
ga ngerti aturan-aturan penyimpanannya” (GF-2)
“Yang bertanggung jawab ya itu petugas pengelola obat dan alkes puskesmas.
Prosesnya yang saya tau disusun dengan memperhatikan masa kadaluarsa obat,
jenis obat dan peruntukan obat. Kendalanya mah diwaktu nya kadang proses ini
berlangsung lama karena kan si pengelola obat itu tugasnya rangkap-rangkap
kadang di apotek juga jadi agak ribet dan terganggu prosesnya” (GF-3)
57
“Pengelola obat yang tanggung jawab saya hanya membantu aja apa yang
diarahkan oleh petugas obat karna saya kurang paham mengenai aturan
penyusunannya. Harusnya ada satu tambahan pengelolanya jadi cepet
prosesnya soalnya ini kan udah satu orang yang ngerti dan kelola ditambah
tugasnya rangkap juga” (GF-4)
HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Obat dikelompokkan berdasarkan
√
bentuk sediaan.
2 Obat disusun secara alfabetis
√
berdasarkan nama generiknya.
3 Masing-masing obat disusun
dengan sistem First In First Out √
dan First Expired First Out
4 Obat yang sudah diterima, disusun
sesuai dengan pengelompokkan
untuk memudahkan pencarian, √
pengawasan dan pengendalian stok
obat.
5 Pemindahan dilakukan secara hati-
√
hati supaya tidak pecah / rusak.
6 Golongan antibiotik disimpan
dalam wadah tertutup rapat,
√
terhindar dari cahaya matahari,
serta disimpan di tempat kering.
7 Vaksin dan serum disimpan dalam Tapi Tidak ada
wadah yang tertutup rapat, √ Vaksin di Gudang
Vaksin disimpan
58
terlindung dari cahaya dan dan di kelola di
disimpan dalam lemari pendingin. bidang lain yaitu
di program
imunisasi tetapi
tetap disimpan
dalam lemari
pendingin khusus
vaksin.
8 Obat injeksi disimpan dalam tempat
√
terhindar dari cahaya matahari.
9 Bentuk tablet salut disimpan dalam
wadah tertutup rapat dan
√
pengambilannya menggunakan
sendok.
10 Untuk obat yang mempunyai waktu Ditandai dengan
kadaluarsa supaya waktu tempelan warna,
kadaluarsanya dituliskan pada doos merah untuk yang
luar dengan menggunakan spidol. sangat dekat
dengan masa
expired date
(tahun ini/tahun
yang sama saat
penyusunan),
√
kuning untuk yang
berjarak agak
lama (1 Tahun),
Hijau untuk obat
yang berjarak
lama dengan masa
expired date
(lebih dari 1
tahun).
59
11 Penyimpanan tempat untuk obat Tidak ada lemari
dengan khusus dan
kondisi khusus, seperti lemari terkunci untuk
√
tertutup rapat, lemari pendingin, obat golongan
kotak kedap udara dan lain narkotika dan
sebagainya psikotropika
12 Cairan diletakkan di rak bagian
√
bawah.
13 Beri tanda semua wadah obat
√
dengan jelas.
14 Apabila obat disimpan di dalam dus
besar maka pada dus harus
tercantum jumlah isi dus, kode √
lokasi, tanggal diterima, tanggal
kadaluarsa, nama produk / obat.
15 Beri tanda khusus untuk obat yang
akan habis masa pakainya pada √
tahun tersebut.
16 Tidak menyimpan vaksin lebih dari
satu bulan di unit pelayanan √
kesehatan (Puskesmas).
17 Susunan obat yang berjumlah besar
di atas papan atau diganjal dengan
√
kayu / pallet dengan rapi dan
teratur.
18 Gunakan lemari khusus untuk
menyimpan narkotika dan obat-obat
√
yang berjumlah sedikit tapi
harganya mahal.
19 Obat yang rusak / kadaluarsa telah Masih didalam
dikumpulkan dan disimpan secara gudang namun di
√
terpisah dari obat lain dan disimpan tempat yang
di luar gudang. terpisah yaitu di
60
dalam box plastik
dengan label obat
rusak
20 Dicantumkan nama masing-masing
√
obat pada rak dengan rapi.
21 Barang yang mempunyai volume
√
besar disimpan dalam dus
22 Kartu stok diletakan dekat obatnya √
Tabel 6.7 Hasil observasi proses penyusunan obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti
Puskesmas Kutamukti :
HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Obat disiapkan berdasarkan catatan
permintaan Apotek dan unit-unit
√
lain (Poli BP, Poli KIA, Poli Gigi,
UGD, Laboratorium, Poli Lansia)
2 Jumlah obat yang dikeluarkan
√
disesuaikan dengan persediaan.
3 Catat pengeluaran obat pada kartu
stok, Bukti Barang Keluar (BBK),
√
berita acara serah terima obat dan
buku pengeluaran obat.
4 Distribusikan obat kepada apotek
√
atau unit-unit lain yang dituju.
Tabel 6.8 Hasil observasi proses distribusi obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti
61
“Proses distribusi obat dilaksanakan berdasarkan pada LPLPO Sub-unit
kepada gudang obat. Jumlah obat yang dibutuhkan yang tertera di dalam
LPLPO disiapkan lalu di distribusikan langsung ke sub-unit yang bersangkutan”
(GF-1)
“Distribusi obat dari gudang ke apotek atau sub unit lain biasanya terjadi setiap
bulan di minggu pertama, obat yang diberi/dikeluarkan dari gudang sesuai
dengan laporan dan permintaan yang kita buat dan laporkan ke pengelola obat
Puskesmas.” (GF-4)
setiap bulan oleh pengelola obat dan alkes Puskesmas Kutamukti dengan tujuan
untuk mengetahui jumlah fisik obat, cek ulang kadaluarsa obat sehingga
Kabupaten(GFK).
”Stock opname disini dilakukan setiap satu bulan sekali, untuk cek expired obat,
jumlah obat apakah sesuai dengan catatan di kartu stock, untuk laporan dan
permintaan obat ke GFK setiap bulannya. Kadang stock opname terganggu
karena saya juga harus melakukan pelayanan kepada pasien di apotek itu aja
sih kendalanya. Untuk Kepala Puskesmas dan bendahara barang hanya
mengetahui dan menyetujui.” (GF-1)
“Yang bertanggung jawab dalam kegiatan stock opname yaitu pengelola obat
dan alkes dan harusnya di bantu oleh bendahara barang Puskesmas. Hasil dari
62
stock opname biasanya dilaporkan kepada saya untuk selanjutnya melakukan
perencanaan permintaan obat ke gudang farmasi Kabupaten”(GF-2)
“Kegiatan stock opname diakukan oleh pengelola obat dan alkes yang kemudian
di awasi oleh saya sebagai bendahara barang dan dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas. Stock opname bertujuan untuk cek apakah ada obat yang expired
atau obat rusak dan untuk merencanakan permintaan obat selanjutnya” (GF-3)
HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Menghitung persediaan obat dalam
satuan terkecil untuk mencocokkan
jumlah persediaan yang tercatat √
dalam kartu stok obat dengan jumlah
fisik yang ada pada gudang.
2 Memeriksa mutu obat yang meliputi
pengecekan terhadap obat yang
√
rusak, obat yang kadaluarsa dan yang
akan kadaluarsa
3 Mengatur ulang persediaan √
4 Membuat Berita Acara Stok Opname √
Tabel 6.9 Hasil observasi proses stock opname obat di gudang obat
Puskesmas Kutamukti
dilakukan secara berkala, hal tersebut sesuai dengan pernyatan informan dan hasil
63
“Pecatatan dilakukan setiap saat ada pemasukan/pengeluaran obat biasanya di
kartu stock obat. Di akhir bulan ada rekap pencatatan yang kemudian di buat
gudang farmasi kabupaten. Selain LPLPO, laporan yang dibuat dan diserahkan
yaitu ada laporan pemakaian anti bisa ular jika ada kasus, laporan pengamatan
mutu untuk obat rusak atau obat kadaluarsa, laporan penggunaan obat narkotika
dan psikotropika, laporan pemakaian alkes dan reagen dan laporan pemakaian
obat generik. Tidak ada kendala dalam proses pencatatan dan pelaporan.” (GF-1)
HASIL
NO VARIABEL OBSERVASI KETERANGAN
YA TIDAK
1 Setiap obat yang diterima dan
dikeluarkan dari gudang dicatat di √
dalam kartu stok.
2 Setiap obat yang masuk di catat di
buku penerimaan obat yang dengan
√
dilampirkan SBBM nya dan
dibuatkan berita acaranya
3 Setiap obat yang keluar dicatat di
buku pengeluaran obat dengan √
dilampirkan SBBK nya
4 Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO) dibuat
√
berdasarkan kartu stok dan catatan
harian penggunaan obat.
64
5 LPLPO dibuat dua rangkap, yakni
satu rangkap diberikan ke Dinkes
Kabupaten melalui Gudang Farmasi √
Kabupaten dan satu rangkap untuk
arsip Puskesmas.
6 Setiap pelaksanaan stock opname di
catat di dokumen stock opname dan √
dibuatkan berita acaranya
7 Setiap ditemukan obat yang rusak
atau kadaluarsa di catat di dokumen √
obat rusak
8 Pelaporan dilakukan secara periodik,
√
setiap awal bulan
Tabel 6.10 Hasil observasi proses pencatatan dan pelaporan di gudang obat
Puskesmas Kutamukti
5.3. Pembahasan
Pembahasan diuraikan sesuai hasil penelitian pada sub bab sebelumnya, yaitu
Dokumen, Prosedur serta sarana dan prasarana. Kemudian faktor proses yang
terdiri dari kegiatan penerimaan obat, penyusunan obat, pengeluaran obat, stock
opname obat, serta pencatatan dan pelaporan. Dimana kedua faktor tersebut
Puskesmas Kutamukti.
5.3.1. Input
65
perlu disediakan atau harus tersedia untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses.
Input memegang peranan yang penting dalam suatu sistem. Jika input tidak tersedia
dengan baik, maka dapat menghambat kegiatan yang terjadi dalam proses pada
suatu sistem dan dapat menghambat suatu sistem dalam mencapai tujuannya.
Begitu juga dalam penelitian ini, dalam kegiatan penyimpanan obat, fasilitas
kesehatan dalam hal ini Puskesmas harus dapat menyediakan input sesuai dengan
pedoman yang sudah ada, salah satunya adalah pedoman yang dibuat oleh Dirjend
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010. Menurut pedoman tersebut,
terdapat beberapa hal yang perlu tersedia untuk mencapai suatu sistem
anggaran, dokumen, prosedur serta sarana dan prasarana. Apabila input tidak
dipenuhi dengan baik, maka akan sangat mungkin timbul hambatan dalam proses
penyimpanan obat dan bahkan bisa menyebabkan sistem penyimpanan obat yang
dilakukan terganggu.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu input yang sangat
penting dalam suatu sistem manajemen, termasuk dalam sistem penyimpanan obat
berjalan dengan lancar apabila didukung dengan sumber daya manusia yang
memiliki kualitas dan kapasitas yang memadai. Dalam Permekes No. 74 Th. 2016
66
oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab, yang dapat dibantu
kefarmasian hanya berjumlah satu orang yang biasa disebut sebagai “Pengelola
Obat dan Alkes Puskesmas”. Pengelola obat dan alkes Puskesmas Kutamukti
merupakan tenaga teknik kefarmasian yang tidak hanya bertugas sebagai pengelola
gudang obat dan penanggung jawab kegiatan penyimanan obat, namun pengelola
obat dan alkes Puskesmas ini bertugas sebagai penyelenggara dan penanggung
petugas lain yang terlibat dalam proses penyimpanan obat di gudang obat namun
5.3.1.2. Dokumen
Dokumen penyimpanan obat merupakan salah satu hal yang mejadi penting
oleh Dirjend Binfar dan Alkes Kemenkes RI tahun 2010 yang saat ini masih
tercantum bahwa dokumen – dokumen penyimpanan obat yang harus ada di gudang
67
2. Kartu stock obat
4. LPLPO Puskesmas
5. LPLPO Sub-unit
penyimpanan obat.
5.3.1.3. Prosedur
Dari hasil observasi dan telaah dokumen yang dilakukan oleh peneliti
sistem penyimpanan obat telah dilakukan dengan baik namun Prosedur tersebut
Prosedur yang ada yaitu buku modul matri pelatihan mengenai manajemen
kefarmasian yang pernah diikuti oleh pengelola obat dan petugas kamar obat,
prosedur tersebut belum di bentuk dalam sebuah dokumen sop yang telah di sahkan
68
terstandar. Sebagaimana telah tercantum di Permenkes No. 74 Th. 2016 Tentang
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, harus dilaksanakan sesuai standar
Sarana dan prasarana penyimpanan juga merupakan salah satu input yang
a. Gudang ini termasuk jenis gudang tertutup yang berada didalam gedung
dengan ukuran 60x90cm, yang dilengkapi dengan teralis. Kaca pada jendela
d. Dalam gudang terdapat satu Pendingin ruangan/AC dan satu kipas angin
mengukur suhu.
sirkulasi udara
69
Sarana dan Prasara penyimpanan obat di Puskesmas Kutamukti cukup baik
dan memadai namun ada beberapa kekurangan diataranya yaitu tidak tersedianya
lemari khusus obat narrkotika dan psikotropika, alat pengukur suhu ruangan,
bisa dikatakan sesuai dengan Permenkes No. 74 Th. 2016 tentang Standar
publik dan perbekalan kesehatan yang diterbitkan oleh Dijend BinFar dan Alkes
DepKes RI Th. 2007. Menunjukan ketidak sesuaian pula dengan modul manajemen
Kemenkes RI Th.2010.
5.3.2. Proses
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem yang
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola dibawahnya.
70
Kabupaten sesuai dengan jadwal yang telah di susun oleh GFK. Penerimaan obat
tersebut berdasarkan dengan perencanaan dan permintaan yang telah dibuat oleh
pengelola obat dan alkes Puskesmas. Tahap proses penerimaan obat hasil dari
2. Petugas obat dan alkes Puskesmas datang ke gudang farmasi kabupaten untuk
3. Pengelola obat dan alkes Puskesmas menerima obat sesuai dengan permintaan
dan jumlah sediaan farmasi yang tertera pada faktur (SBBK) dari GFK, kondisi
5. Petugas gudang memberi paraf dan stempel pada faktur (SBBK) dari GFK
melakukan pencatatan di kartu stock obat dan di buku catatan obat masuk.
pada Permenkes No.74 Permenkes No. 74 Th. 2016 tentang Standar Pelayanan
71
5.3.2.2. Penyusunan Obat
sampai dengan dua bulan sekali, saat penerimaan obat dan atau saat stock opname.
jawabkan oleh pengelola obat dan alkes Puskesmas Kutamukti dan dilapokan
Kutamukti tertata rapih pada rak-rak dan lemari penyimpanan obat yang
membentuk huruf U (arus U). Obat juga disusun secara alfabetis sesuai nama
gudang obat Puskesmas Kutamukti telah cukup baik akan tetapi belum sesuai
dan juga belum sesuai dengan pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan
kesehatan dalam modul menajemen kefarmasian yang diterbitkan Dirjen Binfar dan
Alkes Kemenkes Th. 2010. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa poin yang tidak
kadaluarsa dan rusak masih tersimpan di gudang obat meskipun disimpan di tempat
72
terpisah, dan tidak adanya nama dari masing-masing obat pada rak obat, hanya
PUSLING. Penanggung Jawab kegiatan ini adalah pengelola obat dan alkes dan
Setiap pengeluaran barang dilakukan hati- hati dan dicatat di kartu stock obat
dan Proses pengeluaran barang senantiasa dapat menjaga kuantitas, kualitas dan
distribusi barang yang tepat waktu. Jumlah obat yang dikeluarkan sesuai dengan
Hal-hal tersebut sesuai dengan pernyataan pada Permenkes No. 74 Th. 2016
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan pengeluaran
dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan
penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock) untuk memenuhi kebutuhan
obat sub-unit.
73
5.3.2.4. Stock Opname
Proses stock opname dilakukan tiap akhir bulan oleh Penanggung Jawab
Gudang Obat. Proses stock opname yang dilakukan yaitu mengitung jumlah
persediaan obat dalam satuan terkecil, memeriksa mutu obat yang meliputi
pengecekan terhadap obat yang rusak, obat yang kadaluarsa dan yang akan
persediaan dalam kurun waktu tertentu sesuai yang diinginkan. Dalam prosesnya
stock opname obat juga dapat digunakan untuk mengatur ulang persediaan obat
agar sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Pada gudang obat tujuan dari
dilakukannya stock opname yaitu untuk mencocokkan jumlah yang tertera di kartu
stok obat dengan kenyataan yang ada di gudang, mengetahui bagaimana kualitas
obat, serta untuk mengetahui apakah persediaan obat cukup untuk melakukan
bulan selanjutnya.
Kutamukti sudah baik dimana dilakukan secara teratur setiap satu bulan sekali, di
lengkapi dengan berita acara. Walaupun prosesnya memakan waktu 2 (dua) sampai
3 (tiga) hari, namun hal itu dianggap wajar mengingat jumlah persediaan obat yang
74
5.3.2.5. Pencatatan dan Pelaporan
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa formulir yang ada telah diisi
dengan rutin dalam setiap periodenya oleh pengelola obat dan alkes Puskesmas
Kutamukti. Selain itu juga, Pengelola obat dan alkes Puskesmas Kutamukti
laporan pemakaian obat di sub unit, penerimaan obat, distribusi obat dan stock
75