Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BY.NY.

“P”
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUANG NICU RSUD WATES
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing : Maria Putri Sari, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
Annisa Luthfiana
2620152768

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada
pasien By.Ny.P dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Ruang NICU RSUD
WATES”, disusun untuk memenuhi tugas individu PKK Anak yang disahkan pada
Hari :
Tanggal :
Tempat :

Praktikan,

(Annisa Luthfiana)

Mengetahui,

CI Lahan, Pembimbing Akademik,

( ) (Maria Putri Sari, S.Kep., Ns., M.Kep)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya
pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami
gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga
membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil
yang menderita energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR
berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat
berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan
memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta berpengaruh pada
penurunan kecerdasan.
Salah satu indicator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat
adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat
ini masih tergolong tinggi, maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini memang bukan gambaran yang
indah karena masih tergolong tinggi bila di bandingkan dengan Negara-
negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran bayi
berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini
diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI 2012).
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 2010 hampir semua 98% dari 5
juta kematian neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah.
Lebih dari 2/3 kematian adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500
gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana
17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di Negara
berkembang.
BBLR sering dijumpai dirumah sakit besar di Indonesia, salah satunya
yaitu RSUD Wates di bangsal NICU. Tujuan umum dari penulisan ini untuk
mengetahui gambaran umum pada asuhan keperawatan By.Ny.P dengan Berat
Bayi Lahir Rendah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada By.Ny.P
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada By.Ny.P
b. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada By.Ny.P
c. Menyusun intervensi berdasarkan diagnosa pada By.Ny.P
d. Melakukan implementasi keperawatan pada By.Ny.P
e. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada By.Ny.P

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar BBLR
1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO, 1961). Berat badan
lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Menurut Ribek dkk. (2011), berat badan lahir rendah yaitu bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia
gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan). Bayi berat badan lahir
rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir. (Amru Sofian, 2012). Dikutip dalam buku Nanda, (2013).
Dari beberapa kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa berat bayi
lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang dilahirkan dengan kurang dari
2500 gram yang dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan
dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya.
2. Etiologi
Menurut Huda dan Hardhi (2013). Penyebab kelahiran bayi berat badan
lahir rendah,yaitu :
a. Faktor Ibu :
1) Paritas
2) Infertilitas
3) Abortus spontan sebelumnya
4) Bahan teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )
5) Penyakit kronis
6) Keadaan penyebab Infusifiensi plasenta ( penyakit jantung, ginjal,
paru, hipertensi, dll )

b. Faktor Plasenta
1)Penyakit Vaskuler
2)Kehamilan ganda
3)Malformasi
4)Tumor
c. Faktor Janin
1) Kelainan kromosom
2) Malformasi
3) Infeksi congenital ( missal : rubella )
4) Kehamilan ganda
3. Klasifikasi BBLR
Pengelompokan BBLR menurut Abdul Bari saifuddin (2007):
a. Ada beberapa pengelompokan dalam BBLR:
1) Prematuritas murni
Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan
berat badan sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonates
kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan.
2) Baby small for gestational age (SGA)
Berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan. SGA terdiri
dari tiga jenis.
a) Simetris (intrauterus for gestational age)
Gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam jangka
waktu yang lama.
b) Asimetris (intrauterus growth retardation)
Terjadi defisit pada fase akhir kehamilan.
c) Dismaturitas
Bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya
untuk masa gestasi, dan si bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauteri, serta merupakan bayi kecil untuk
masa kehamilan.

b. Pengelompokan BBLR menurut ukuran:


1) Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang
berat badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan
usia gestasi.
2) Bayi berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) merupakan
bayi yang berat badannya kurang dari 1000 gram.
3) Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLRR) merupakan bayi
yang berat badannya kurang dari 1500 gram.
4) Bayi berat badan lahir moderat (BBLM) merupakan bayi yang
berat badannya 1501 sampai 2500 gram.
5) Bayi berat badan sesuai usia gestasinya merupakan bayi yang
berat badannya antara persentil ke-10 sampai ke-90 pada kurva
pertumbuhan intrauterin.
6) Berat badan kecil untuk usianya atau kecil untuk usia
gestasinya merupakan bayi yang laju pertumbuhan
intrauterinnya lambat dan yang berat badan lahirnya kurang
dari persentil ke-10 pada kurva pertumbuhan intrauterin.
7) Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) ditemukan pada
bayi yang pertumbuhan intrauterinnya mengalami retardasi
(terkadang digunakan istilah pengganti yang lebih deskritif
untuk bayi kecil untuk usia gestasinya).
8) Bayi besar untuk usia gestasinya merupakan bayi yang berat
badan lahirnya diatas persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan
intrauterin.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Huda dan Hardhi (2013) tanda dan gejala dari BBLR adalah :
a. Berat kurang dari 2500 gram
b. Panjang kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
f. Kepala lebih besar
g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
h. Otot hipotonik lemah
i. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
j. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
k. Kepala tidak mampu tegak
l. Pernapasan 40 – 50 kali / menit
m. Nadi 100 – 140 kali / menit
5. Patofisiologi
Tingginya morbiditas dan mortalitas bayi berat lahir rendah masih
menjadi masalah utama. Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan
maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR.
Kurang gizi yang kronis pada masa anak-anak dengan/tanpa sakit yang
berulang akan menyebabkan bentuk tubuh yang “Stunting/Kuntet” pada
masa dewasa, kondisi ini sering melahirkan bayi BBLR.
Faktor-faktor lain selama kehamilan, misalnya sakit berat, komplikasi
kehamilan, kurang gizi, keadaan stres pada hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin melalui efek buruk yang menimpa ibunya, atau
mempengaruhi pertumbuhan plasenta dan transpor zat-zat gizi ke janin
sehingga menyebabkan bayi BBLR.
Bayi BBLR akan memiliki alat tubuh yang belum berfungsi dengan
baik. Oleh sebab itu ia akan mengalami kesulitan untuk hidup di luar
uterus ibunya. Makin pendek masa kehamilannya makin kurang sempurna
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, dengan akibat makin mudahnya
terjadi komplikasi dan makin tinggi angka kematiannya.
Berkaitan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya, baik
anatomik maupun fisiologik maka mudah timbul masalah misalnya :
a. Suhu tubuh yang tidak stabil karena kesulitan mempertahankan
suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah
akibat dari kurangnya jaringan lemak di bawah kulit, permukaan
tubuh yang relatif lebih luas dibandingkan BB, otot yang tidak
aktif, produksi panas yang berkurang
b. Gangguan pernapasan yang sering menimbulkan penyakit berat
pada BBLR, hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dan
pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernapasan yang
masih lemah
c. Gangguan alat pencernaan dan problem nutrisi, distensi
abdomen akibat dari motilitas usus kurang, volume lambung
kurang, sehingga waktu pengosongan lambung bertambah
d. Ginjal yang immatur baik secara anatomis mapun fisiologis,
produksi urine berkurang
e. Gangguan immunologik : daya tahan tubuh terhadap infeksi
berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin. Bayi
prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya
fagositas serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.
f. Perdarahan intraventrikuler, hal ini disebabkan oleh karena bayi
prematur sering menderita apnea, hipoksia dan sindrom
pernapasan, akibatnya bayi menjadi hipoksia, hipertensi dan
hiperkapnea, di mana keadaan ini menyebabkan aliran darah ke
otak bertambah dan keadaan ini disebabkan oleh karena tidak
adanya otoregulasi serebral pada bayi prematur sehingga mudah
terjadi perdarahan dari pembuluh kapiler yang rapuh.
Pathway BBLR
6. Komplikasi
Komplikasi BBLR :
a. Kerusakan bernafas : fungsi organ belum sempurna.
b. Pneumonia, aspirasi : refleks menelan dan batuk belum sempurna.
c. Perdarahan intraventrikuler : perdarahan spontan di ventrikel otak
lateral disebabkan anoksia menyebabkan hipoksia otak yang dapat
menimbulkan terjadinya kegagalan peredaran darah sistemik.

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal: 12-24gr/dL), Ht
(normal: 33 -38% ) mungkin dibutuhkan.
b. Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).
c. Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres
pernafasan bila ada. Rentang nilai normal:
1) pH : 7,35-7,45
2) TCO2 : 23-27 mmol/L
3) PCO2 : 35-45 mmHg
4) PO2 : 80-100 mmHg
5) Saturasi O2 : 95 % atau lebih
d. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.
e. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia.
Bilirubin normal:
1) bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl.
2) bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.
f. Urinalisis: mengkaji homeostatis.
g. Jumlah trombosit (normal: 200000 - 475000 mikroliter) :
Trombositopenia mungkin menyertai sepsis.
h. EKG, EEG, USG, angiografi: defek kongenital atau komplikasi

8. Penatalaksanaan
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan
sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam
incubator
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara
memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana
suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang
minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur
terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama.
Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000
gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gr.
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator.
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan
baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih
dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat
1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam
keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat,
bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap
pernafasan lebih mudah.
d. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang
diberikan sekitar 30-35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi
o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan kerusakan
pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang
kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki
ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus
menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan
pertama, dapat diberikan melalui kateter (sonde), terutama pada bayi
yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara
relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.
Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan
Umur/hari Jumlah ml/kg BB
1 50- 65
2 100
3 125
4 150
5 160
6 175
7 200
14 225
21 175
28 150

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
a. Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama tidur sehari rata-
rata 20 jam.
b. Pernafasan
1) Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran
cesaria atau persentasi bokong.
2) Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron
dari dada dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang
mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung,
c. Makanan/ cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram ; kurang dari 2500 gr
menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus
diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum
dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR belum
sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150ml/kg BB/
hari.
d. Berat badan
Kurang dari 2500 gram
e. Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus dipertahankan.
f. Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat
dan kering.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
c. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
e. Diskontuinitas Pemberian ASI
f. Hipotermi
g. Resiko infeksi
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Ketidakseimbangan Kriteria Hasil : Perawatan Bayi (6820)
nutrisi kurang dari Status Nutrisi Bayi (1020) a. Monitor intake dan output
kebutuhan tubuh b.d a. (102001) Intake nutrisi dari skala b. Dukung orangtua untuk berpartisipasi dalam aktivitas
kurang asupan 1 (tidak adekuat) menjadi skala 2 perawatan
makanan (sedikit adekuat) Bantuan Peningkatan Berat Badan (1240)
b. (102006) Hidrasi dari skala 1 c. Timbang berat badan pada jam yang sama setiap hari
(tidak adekuat) menjadi skala 2 Manajemen Cairan (4120)
(sedikit adekuat) d. Monitor hidrasi

No Diagnosa Tujuan Intervensi


2 Risiko Infeksi Kriteria Hasil : Kontrol Infeksi (6540)
berhubungan dengan Status Imunitas (0702) a. Monitor TTV (Suhu, Nadi, RR)
pemotongan tali a. Suhu tubuh ditingkatkan dari b. Tingkatkan intake nutrisi yang tepat
pusat skala 2 (banyak terganggu) c. Lakukan tindakan pencegahan yang bersifat universal
menjadi skala 4 (sedikit d. Ajarkan anggota keluarga mengenai bagaimana cara
teraganggu) menghindari infeksi
Kontrol Resiko : Proses Infeksi
(1924)
b. Memonitor perilaku diri yang
berhubungan dengan risiko
infeksi dari skala 3 (kadang-
kadang menunjukkan) menjadi
skala 4 (sering menunjukkan)
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.Heather.2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2015-


2017/ editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati dan Nike
Budhi Subekti. Jakarta: EGC
Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan BBLR. Yogyakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono.2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Proverawati, Ismawati. 2010. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta:
Nuha Medika
Ribek, Nyoman dkk.2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan
sebagai Bahan PembelajaranPraktek Klinik dan Aalat Uji
Kompetensi.Denpasar: Poltekes Denpansar Jurusan Keperawat

Anda mungkin juga menyukai