BBLR
BBLR
“P”
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUANG NICU RSUD WATES
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing : Maria Putri Sari, S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun Oleh :
Annisa Luthfiana
2620152768
Praktikan,
(Annisa Luthfiana)
Mengetahui,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya
pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami
gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga
membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil
yang menderita energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR
berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat
berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan
memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta berpengaruh pada
penurunan kecerdasan.
Salah satu indicator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat
adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat
ini masih tergolong tinggi, maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini memang bukan gambaran yang
indah karena masih tergolong tinggi bila di bandingkan dengan Negara-
negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran bayi
berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini
diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI 2012).
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 2010 hampir semua 98% dari 5
juta kematian neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah.
Lebih dari 2/3 kematian adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500
gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana
17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di Negara
berkembang.
BBLR sering dijumpai dirumah sakit besar di Indonesia, salah satunya
yaitu RSUD Wates di bangsal NICU. Tujuan umum dari penulisan ini untuk
mengetahui gambaran umum pada asuhan keperawatan By.Ny.P dengan Berat
Bayi Lahir Rendah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada By.Ny.P
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada By.Ny.P
b. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada By.Ny.P
c. Menyusun intervensi berdasarkan diagnosa pada By.Ny.P
d. Melakukan implementasi keperawatan pada By.Ny.P
e. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada By.Ny.P
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar BBLR
1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO, 1961). Berat badan
lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Menurut Ribek dkk. (2011), berat badan lahir rendah yaitu bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia
gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan). Bayi berat badan lahir
rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir. (Amru Sofian, 2012). Dikutip dalam buku Nanda, (2013).
Dari beberapa kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa berat bayi
lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang dilahirkan dengan kurang dari
2500 gram yang dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan
dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya.
2. Etiologi
Menurut Huda dan Hardhi (2013). Penyebab kelahiran bayi berat badan
lahir rendah,yaitu :
a. Faktor Ibu :
1) Paritas
2) Infertilitas
3) Abortus spontan sebelumnya
4) Bahan teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )
5) Penyakit kronis
6) Keadaan penyebab Infusifiensi plasenta ( penyakit jantung, ginjal,
paru, hipertensi, dll )
b. Faktor Plasenta
1)Penyakit Vaskuler
2)Kehamilan ganda
3)Malformasi
4)Tumor
c. Faktor Janin
1) Kelainan kromosom
2) Malformasi
3) Infeksi congenital ( missal : rubella )
4) Kehamilan ganda
3. Klasifikasi BBLR
Pengelompokan BBLR menurut Abdul Bari saifuddin (2007):
a. Ada beberapa pengelompokan dalam BBLR:
1) Prematuritas murni
Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan
berat badan sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonates
kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan.
2) Baby small for gestational age (SGA)
Berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan. SGA terdiri
dari tiga jenis.
a) Simetris (intrauterus for gestational age)
Gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam jangka
waktu yang lama.
b) Asimetris (intrauterus growth retardation)
Terjadi defisit pada fase akhir kehamilan.
c) Dismaturitas
Bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya
untuk masa gestasi, dan si bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauteri, serta merupakan bayi kecil untuk
masa kehamilan.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal: 12-24gr/dL), Ht
(normal: 33 -38% ) mungkin dibutuhkan.
b. Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).
c. Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres
pernafasan bila ada. Rentang nilai normal:
1) pH : 7,35-7,45
2) TCO2 : 23-27 mmol/L
3) PCO2 : 35-45 mmHg
4) PO2 : 80-100 mmHg
5) Saturasi O2 : 95 % atau lebih
d. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.
e. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia.
Bilirubin normal:
1) bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl.
2) bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.
f. Urinalisis: mengkaji homeostatis.
g. Jumlah trombosit (normal: 200000 - 475000 mikroliter) :
Trombositopenia mungkin menyertai sepsis.
h. EKG, EEG, USG, angiografi: defek kongenital atau komplikasi
8. Penatalaksanaan
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan
sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam
incubator
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara
memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana
suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang
minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur
terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama.
Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000
gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gr.
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator.
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan
baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih
dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat
1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam
keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat,
bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap
pernafasan lebih mudah.
d. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang
diberikan sekitar 30-35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi
o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan kerusakan
pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang
kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki
ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus
menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan
pertama, dapat diberikan melalui kateter (sonde), terutama pada bayi
yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara
relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.
Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan
Umur/hari Jumlah ml/kg BB
1 50- 65
2 100
3 125
4 150
5 160
6 175
7 200
14 225
21 175
28 150
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
a. Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama tidur sehari rata-
rata 20 jam.
b. Pernafasan
1) Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran
cesaria atau persentasi bokong.
2) Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron
dari dada dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang
mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung,
c. Makanan/ cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram ; kurang dari 2500 gr
menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus
diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum
dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR belum
sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150ml/kg BB/
hari.
d. Berat badan
Kurang dari 2500 gram
e. Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus dipertahankan.
f. Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat
dan kering.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
c. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
e. Diskontuinitas Pemberian ASI
f. Hipotermi
g. Resiko infeksi
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Ketidakseimbangan Kriteria Hasil : Perawatan Bayi (6820)
nutrisi kurang dari Status Nutrisi Bayi (1020) a. Monitor intake dan output
kebutuhan tubuh b.d a. (102001) Intake nutrisi dari skala b. Dukung orangtua untuk berpartisipasi dalam aktivitas
kurang asupan 1 (tidak adekuat) menjadi skala 2 perawatan
makanan (sedikit adekuat) Bantuan Peningkatan Berat Badan (1240)
b. (102006) Hidrasi dari skala 1 c. Timbang berat badan pada jam yang sama setiap hari
(tidak adekuat) menjadi skala 2 Manajemen Cairan (4120)
(sedikit adekuat) d. Monitor hidrasi