a. Anatomi
terletak tepat dibawah lobus kanan hati. Empedu yang disekresi secara terus menerus
oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil di dalam hati. Saluran empedu yang
kecil-kecil tersebut bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari
permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri, yang akan bersatu
Empedu yang dihasilkan hati tidak langsung masuk ke duodenum, akan tetapi setelah
kandung empedu. Pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorbsi air dan garam-
garam anorganik dalam kandung empedu sehingga cairan empedu dalam kandung
empedu akan lebih pekat 10 kali lipat daripada cairan empedu hati. Dua penyakit
(kolelitiasis) dan radang kronik penyertanya (kolesistitis). Dua keadaan ini biasa
material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. Batu Empedu adalah
timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang
saluran empedu disebut koledokolitiasis (Nucleus Precise Newsletter, edisi 72, 2011).
Kolelitiasis adalah material atau kristal tidak berbentuk yang terbentuk dalam
pigmen empedu, kalsium dan matriks inorganik. Lebih dari 70% batu saluran empedu
adalah tipe batu pigmen, 15-20% tipe batu kolesterol dan sisanya dengan komposisi
yang tidak diketahui. Di negara-negara Barat, komponen utama dari batu empedu
adalah kolesterol, sehingga sebagian batu empedu mengandung kolesterol lebih dari
c. Etiologi
Empedu normal terdiri dari 70% garam empedu (terutama kolik dan asam
bilirubin. Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan sempurna namun yang
susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu. Sementara itu,
komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol yang biasanya tetap berbentuk
cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa
Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor resiko dibawah ini. Namun,
semakin banyak faktor resiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan
c. Batu campuran
Batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana mengandung 20-50%
kolesterol.
e. Manifestasi Klinis
Gejala klinik kolelitiasis bervariasi dari tanpa gejala hingga munculnya gejala.
Lebih dari 80% batu kandung empedu memperlihatkan gejala asimptomatik. Gejala
klinik yang timbul pada orang dewasa biasanya dijumpai gejala dispepsia non
spesifik, intoleransi makanan yang mengandung lemak, nyeri epigastrium yang tidak
jelas, tidak nyaman pada perut kanan atas. Gejala ini tidak spesifik karena bisa terjadi
pada orang dewasa dengan atau tanpa kolelitiasis.
Lewatnya batu pada kandung empedu menyebabkan obstruksi kandung empedu,
kolangitis duktus dan pankreatitis. Manifestasi pertama gejala kolelitiasis sering
berupa kolesistitis akut dengan gejala demam, nyeri perut kanan atas yang dapat
menyebar sampai ke skapula dan sering disertai teraba masa pada lokasi nyeri
tersebut. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nyeri tekan pada perut kanan atas yang
dapat menyebar sampai daerah epigastrium. Tanda khas (Murphy’s sign) berupa napas
yang terhenti sejenak akibat rasa nyeri yang timbul ketika dilakukan palpasi dalam di
daerah subkosta kanan.
f. Patofisiologi
Pembentukan batu empedu dibagi menjadi tiga tahap :
1. Pembentukan empedu yang supersaturasi
2. Nukleasi atau pembentukan inti batu, dan
3. Berkembang karena bertambahnya pengendapan.
Presipitasi / pengendapan
Batu tersebut tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan operasi
A. Pathway
Batu empedu
↓
Bag. Fundus menyentuh bag. Portdientree pasca
Iritasi lumen
Abdomen kartilago bedah
1. Pengkajian
a. Identifikasi pasien
Nama : Ny S
TTL : 01-07-1978
Umur : 39 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
b. Alasan masuk :
- Klien datang kerumah sakit dengan keluhan mual, kuning dan nyeri
perut
a) Pemeriksaan fisik
TTV
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 87 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37 °c
SPO2 : 98%
b) Gastrointestinal
d) Status psikologi : -
f) Status social
Hubungan : suami
g) Status spiritual
h) Pemberian terapi
- Inf RL 15 tpm
Hari/tgl
kegelisahan Meningkatkan
Fasilitasi kenyamanan
menemukan posisi
nyaman
4. Evaluasi
No Tindakan Evaluasi
Intervensi dilanjutkan