Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Masalah Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas
berbagai organ sel tubuh. Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari
peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh.
Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami tentang apa
oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan
bagaimana praktik keperawatan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi. 1.2
Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil sebagai rumusan
masalahnya sebagai berikut:
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian oksigenasi?
2. Bagaimana anatomi-fisiologi sistem pernapasan? 3.
3. Bagaimana fisiologis pernapasan?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan?
5. Bagaimana gangguan pada fungsi pernapasan?
6. Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi?
3. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan Umum Tujuan umum penyusunan makalah ini aagar mahasiswa
khususnya mahasiswa S1 keperawatan, mampu mengingat kembali (review) mengenai
konsep pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan praktek keperawatan yang bisa
diimplementasikan pada klien yang mengalami gangguan oksigenasi.
2. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tentang pengertian oksigenasi.
2. Menjelaskan tentang anatomi-fisiologi sistem pernapasan.
3. Menjelakan tentang fisiologis pernapasan.
4. Menjelakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan
5. Menjelakan tentang gangguan pada fungsi pernapasan.
6. Menjelakan tentang asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi.
7. Menjelakan tentang penatalaksanaan fisioterapi dada, drainase, postural dan terapi
oksigen.
4. Manfaat Penulisan
Dari tujuan masalah diatas, dapat diambil sebagai manfaatnya yaitu dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan tentang oksigenasi serta dapat mengetahui implementasi
asuhan keperawatan tentang oksigenasi dalam melakukan suatu praktek.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan
air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2009)

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto,
2009)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam
tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan oksigan
bisa menyebabkan hal yangat berartibagi tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan
garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi
tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan


Stuktur Sistem Pernafasan
1. Sistem pernafasan Atas Sistem pernafasaan atas terdiri atas mulut,hidung, faring, dan
laring. Hidung. Pada hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan,
humidifikasi, dan penghangatan Faring. Faring merupakan saluran yang terbagi dua
untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya
akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan dan menghancurkan kuman
pathogen yang masuk bersama udara. Laring. Laring merupakan struktur yang
merupai tulang rawan yang bisa disebut jakun. Selain berperan sebagai penghasil
suara, laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan dan melindungi jalan nafas
bawah dari air dan makanan yang masuk.
2. Sistem pernafasan Bawah
Sistem pernafasaan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang dilengkapi dengan
bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru dan pleura.
Trakea. Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan oleh cincin kartilago
yang menghubungkan laring dan bronkus utama kanan dan kiri.
Paru. Paru-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan dan kiri. Masing-masing paru
terdiri atas beberapa lobus (paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok oleh
satu bronkus. Jaringan-jaringn paru sendiri terdiri atas serangkain jalan nafas yang
bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastic.
Permukaan luar paru-paru dilapisi oleh dua lapis pelindung yang disebut pleura. Pleura
pariental membatasi toralk dan permukaan diafragma, sedangkan pleura visceral
membatasi permukaan luar paru. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan pleura
yang berfungsi sebagai pelumas guna mencegah gerakan friksi selama bernafas.
a. Berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi menjadi dua dua yaitu:
Pernapasan eksternal
Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan proses
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Secara umum proses
ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni :
a) Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi
sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses ventilasi
ini dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu jalan napas yang bersih, system saraf pusat
dan system pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengembang dan
berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yang adekuat.
b) Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen masuk alveolar, proses proses pernapasan berikutnya adalah
difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan
molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau
bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan
dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.
c) Transpor oksigen dan karbon dioksida
Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah tranpor gas-gas pernapasan. Pada
proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari
jaringan kembali menuju paru.
b. Pernapasan internal
Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju pada proses metabolisme intra
sel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan
CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang
banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.
Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan.
Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti
penurunan gradien tekanan parsial.
C. ETIOLOGI
a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi saluran
pernafasan bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya
oksigen(O2)
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll
5. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis seperti TBC paru.
b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang.
2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner
4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan.
5. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.
D. FISIOLOGI PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar
pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan,
infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik
Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya
konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
2. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2
tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan
atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah
nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang
didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat
disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya
perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak
gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
a. Patologi
1. Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis)
2. Infeksi, Fibrosis kritik, Influensa
3. Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel miastania gravis)
4. Depresi SSP / Trauma kepala
5. Cedera serebrovaskuler (stroke)
Maturasional
6. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
7. Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasa dan merokok
8. Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
9. Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
10. Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi pann menurun.
Situasional (Personal, Lingkungan)
11. Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat : pembedahan atau trauma
nyeri, ketakutan, ancietas, keletihan.
12. Berhubungan dengan kelembaban yang sangat tinggi atau kelembaban rendah
13. Berhubungan dengan menghilangnya mekanisme pembersihan siliar, respons
inflamasi, dan peningkatan pembentukan lendir sekunder akibat rokok, pernafasan
mulut.
F. BATASAN KARAKTERISTIK
a. MAYOR
 Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (dari biasanya)
 Perubahan nadi (frekuensi, Irama dan kualitas)
 Dispnea pada usahan napas
 Tidak mampu mengeluarkan sekret dijalan napas
 Peningkatan laju metabolik
 Batuk tak efektif atau tidak ada batuk
b. MINOR
 Ortopnea
 Takipnea, Hiperpnea, Hiperventilasi
 Pernafasan sukar / berhati-hati
 Bunyi nafas abnormal
 Frekuensi, irama, kedalaman. Pernafasan abnormal
 Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (dukuk, lengan pada lutut,
c. condong kedepan)
 Bernafas dengan bibir dimonyongkan dengan fase ekspirasi yang lama
 penurunan isi oksigen
 Peningkatan kegelisahan
 Ketakutan
 Penurunan volume tidal
 Peningkatan frekuensi jantung
(Diagnosa keperawatan, Lynda Tuall Carpennito, hal 383 – 387)
d. Manifestasi
 suara napas tidak normal
 perubahan jumlah pernapasan.
 batuk disertai dahak.
 Penggunaan otot tambahan pernapasan.
 Dispnea.
 Penurunan haluaran urin.
 Penurunan ekspansi paru.
 Takhipnea
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. DATA UMUM
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Alamat : Plumbon Rt 03/06 Karangsambung
Jenis kelamin : Laki-laki
No.RM : 064704
Dx Medis : Obs dyspneu

II. Keluhan Utama


Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk-batuk.
III. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan saat ini
Pasien baru datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak kemarin siang, batuk, serta
lemes.
2. Riwayat kesahatan dahu
Pasien sebelumnya belum pernah sakit sampai rawat inap di Rumah Sakit.
3. Riwayat kesehatan keluarg
Dalam keluarga pasien tidak ada penyakit menurun ataupun menular
IV. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1. Pola Oksigenas
Sebelum Sakit : Pasien bernafas dengan normal RR=24x/mnt, tanpa alat bantu
pernafasan
Saat di kaji : Pasien bernafas dengan RR=28x/mnt, dengan alat bantu pernafasan
2. Pola Nutrisi
3. Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur
dan lauk pauk. Pasien minum 6-7 gelas perhari jenis air putih, teh, kopi dan kadang-
kadang susu.
Saat dikaji : Pasien makan 3x sehari hanya menghabiskan ¼ porsi yang
diberikan klinik dan minum ±4-5 gelas perhari jenis air putih dan susu.
4. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Eliminasi volume tidak teridentifikasi, Warna kuning jernih,
Frekwensi 6 -7/24 jam, Kesulitan tidak ada. Pasien mengatakan BAB 1-2x sehari
dengan konsistensi berbentuk lunak berwarna kuning. BAK ±4-5 perhari berwarna
kuning jernih
Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB 1x sehari. BAK ±4-5 x perhari.
5. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan
orang lain.
6. Saat dikaji : Pasien dalam beraktivitas, sebagian dibantu oleh istrinya.
7. Pola istirahat
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasa tidur ± 7 – 8 jam / hari tanpa ada keluhan
di malam hari.
8. Saat dikaji :pasien mengatakan bisa tidur 5-6 jam/hari, kadang-kadang malam
tidak bisa tidur karena sesak dan batuk.
9. Personal hygin
Sebelum sakit : pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi dan keramas.
Saat dikaji : pasien diseka 2x sehari oleh keluarganya setiap pagi dan sore. Klien
belum keramas dan gosok gigi selama di rumah sakit.
10. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien tidak merasa gelisah, pasien merasa nyaman di dekat
keluarga dan teman-temannya.
Saat dikaji :pasien mengatakan rasa tidak nyaman di rumah sakit karena
sebelumnya belum pernah rawat inap di rumah sakit.
11. Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : pasien dapat berpakaian rapi dan mandiri, tanpa bantuan orang lain.
Pasien mengganti pakaian 2x sehari setelah mandi
Saat dikaji : pasien berpakaian dibantu keluarga.
12. Kebutuhan berkomunikas
Sebelum sakit : pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa
jawa atau bahasa Indonesia
Saat dikaji : pasien dapat berbicara tapi terlalu jelas dan lancar menggunakan
bahasa jawa dan bahasa indonesia.
13. Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk
rekreasi, pasien hanya berkunjung ke rumah saudara-saudaranya
Saat dikaji : pasien dapat melihat keluar melalui jendela.
14. Kebutuhan belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan mendapat informasi dari TV atau radio.
Saat dikaji : pasien mengatakan belum tahu banyak tentang penyakit yang
dideritanya.
15. Pola Spiritual
Sebelum sakit : pasien menjalankan shalat lima waktu dan menjalankan ibadah
sesuai ajaran yang dianutnya.
Saat dikaji : pasien menjalankan ibadah di atas tempat tidur sambil tiduran.

V. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
KU = cukup
Kesadaran = composmentis
TD = 120/80mmHg
N = 80x/mnt
S = 36˚C
RR = 28x /mnt
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : bentuk mesochepal, rambut lurus pendek , rambut bersih, tidak ada
lesi.
2. Mata : Bentuk simetris, konjungtiva anemis, tidak ada nyeri tekan pada
kelopak mata, warna bola mata hitam. Sclera anikterik.
3. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
sekret.
4. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak ada infeksi,
selama sakit belum pernah dibersihkan.
5. Mulut : Bibir kering, gigi agak kotor, dan terdapat karies tidak ada nyeri
tekan pada langit-langit mulut, tidak ada pendarahan gusi.
6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku leher, tidak ada pembesaran
vena jugularis
7. Dada : I : Bentuk simetris, tidak ada luka.
Pe : terdengar bunyi sonor
Pa : tidak ada nyeri tekan
A : wheezing
8. Abdomen: I :Tidak ada lesi,
Pe: timpani
Pa : tidak ada nyeri tekan
A: terdengar peristaltic usus
9. Integumen : Warna kulit sawo matang, jumlah rambut banyak, lembab, tidak ada
lesi, turgor kulit cukup
10. Extermitas
Akral dingin, tidak ada edema dan terpasang infuse pada tangan kanan.
11. Genetalia : tidak terpasang DC.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 30 November 2010 jam 23.47
Para result Ref Range
WBC H 13,3x103/uL (N= 4,0-10,0 k/uL)
Lymph 1,3x103/uL 0,8-4,0Mid
0,7x103/uL 0,1-0,9Gran H 11,3X103/uL 2,0-
7,0Lymph% L 9,9% 20,0-40,0Mid%
5,3% 3,0-9,0Gran% H 84,8 % 50,0-
70,0HGB H 16,1 g/dl 11,0-16,0RBC
4,90x106/uL 3,50-5,50HCT 39,9%
37,0-50,0
MCV L 81,6 fL 82,0-95,0
MCH H 32,8 pg 27,0-31,0
MCHC H 40,3 g/dl 32,0-36,0
RDW-CV 13,1 % 11,5-14,5
RDW-SD 38,4 fL 35,0-56,0
PLT 222x103/uL 150-500
MPV L 6,9 fL 7,0-11,0
PDW 15,3 15,0-17,0
PCT 0,153% 0,108-0,282

2. Kimia Darah

Macam Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


GDS 150 mg% 70-20
SGOT 30 U/I L : < 25 P : <21
SGPT 19 U/I L : <25 P : < 22
Ureum 21,33 mg % 10-50
Creatinin 0,85 mg % L : 0,6-1,3 P : 0,5-1,2

d. Terapi
Oral : OBH sirup 3x1 cth
CTM 3x1
Injeksi : aminophilin 1 amp

Rantin 2x1 mg
Ampicilin 4x1 amp
Dexa 3x1 amp
Infus : D 5% + drip aminophilin 1 amp 12 tpm
Oksigen : 4 liter

VI. ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Masalah


1 Ds: Klien mengatakan Bronkospasme Pola nafas tidak
sesak nafas terus menerus efektif
Do:
- sesak nafas, nafas
dangkal dan cepat
- Auskultasi : wheezing di
bronkus dan area paru
- Batuk tidak produktif,
sekret sulit keluar
- RR= 28 kali permenit

VII.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola nafas tidak efektif b.d Bronkospasme
VIII. INTERVENSI
No. No. Dx Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 1 Setelah dilakukan tindakan - Kaji tanda vital - Mengetahui adanya
keperawatan selama 1x24 jam, penyimpangan data dan
diharapkan pola nafas kembali - Kaji / pantau frekuensi untuk intervensi selanjutnya
efektif dengan criteria hasil : pernafasan catat rasio inspirasi
sesak berkurang, batuk dan ekspirasi. - Takipnea biasanya ada pada
berkurang, klien dapat - Berikan oksigen sesuai beberapa derajat dan dapat
mengeluarkan sputum, program dan pantau pulse ditemukan pada penerimaan
wheezing berkurang/hilang, oximetry selama strest/adanya proses
vital dalam batas normal - Berikan cairan hangat infeksi akut. Pernafasan dapat
keadaan umum baik. - Ajarkan latihan nafas dalam melambat dan frekuensi
-Kaji pasien untuk posisi yang ekspirasi memanjang dibanding
aman, misalnya : peninggian inspirasi.
kepala tidak duduk pada - Mengurangi rasa sesak
sandaran - penggunaan cairan hangat
dapat menurunkan spasme
bronkus dan relaksasi
- Dengan latihan nafas dalam
dapat membantu mengurangi
sesak dan melebarkan jalan
nafas
- Dengan posisi ini akan
mempermudah fungsi
pernafasan dengan
- kolaborasi dengan dokter menggunakan gravitasi.
dalam pemberian bronkodilator -meminimalkan kesalahan
dalam pemberian asuhan
keperawatan
IX. IMPLEMENTASI

Tanggal/Waktu Implementasi Respon Paraf


31-10-10/21.00 WIB -mengkaji Ku pasien -KU pasien sesak,batuk
- Memonitor TTV - TD : 120/80 mmHg, N : 70x/m,
- Memberikan cairan hangat RR : 25 x/m
- Menciptakan lingkungan yang - batuk pasien agak berkurang
tenang dan nyaman dengan minum air hangat.
- Menganjurkan pasien untuk - pasien dapat istirahat sebentar
istirahat Terapi yang diberikan ampicilin
- Memberikan terapi sesuai program 4x1,rantin 2x1, dexa 2x1 jam 04.00
WIB

1-11-10/ 08.00 WIB - Mengkaji KU pasien -KU pasien cukup namun dada
- Memonitor TTV masih terasa sesak.
-Memberikan posisi semi fowler - TD : 120/80 mmHg, N : 78x/m,
- Mengajarkan latihan nafas dalam RR : 24 x/m
-menciptakan lingkungan yang -Pasien merasa nyaman dengan
nyaman posisi semi fowler
- Setelah latihan nafas dalam rasa
sesak berkurang

1-11-10/ 14.00 WIB -Mengkaji KU pasien -KU pasien cukup


-Memonitor TTV -TD : 140/90 mmHg, N : 80 x/m,
-Menganjurkan pasien untuk latihan RR :20 x/m
tidak memakai oksigen -pasien akan mencobanya
-Memberikan terapi sesuai program -terapi yang diberikan dexa jam
17.00 WIB

1-11-10/21.00 WIB - Mengkaji KU pasien -KU pasien cukup


-Memonitor TTV -TD : 120/80 mmHg N : 86
- Memantau respirasi yang berbunyi RR : 22 x/m
seperti mendengkur - Bunyi repirasi spt mendengkur
- Mengkaji pola tidur pasien tidak ada
-Menciptakan lingkungan yang -Pasien dapat tidur 6 jam
tenang

X. EVALUASI

No. No. Dx Hari/ Tanggal Evaluasi Paraf


1 1 Selasa, 2-11-10 S : Pasien mengatakan tidak sesak lagi dan
tidak ada keluhan
O : Pasien tampak tenang , tidak terdengar
bunyi nafas tambahan, tidak terlihat sesak. RR
:22 x/m
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Menganjurkan pasien untuk latihan nafas
dalam apabila sesak
- Menganjurkan untuk minum air hangat.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol:1. Jakarta: EGC


NANDA. 2009-20012. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta: EGC.
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kozier.
Fundamental of Nursing
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.
Salemba:Medika.
Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC: Jakarta
Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai