TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Karsinoma sel skuamosa (KSS) atau squamous cell carcinoma (SCC), merupakan tumor ganas
yang berasal dari epitel skuamosa berlapis yang mempunyai kemampuan untuk merusak
jaringan sekitarnya, dan bermetastasis ke tempat yang lebih jauh. Hampir semua kanker di
rongga mulut dimulai dari sel basal yang menutupi permukaan bibir, lidah, dan rongga mulut
yang dikenal sebagai karsinoma sel skuamosa.1
Gambar 2. Lesi berbentuk ulser dengan batas pinggir lesi indurasi dan tertutup oleh lapisan
nekrotik
2.3.1 Tembakau
Neoplasia oral berkaitan erat dengan konsumsi tembakau dengan sirih, di India dan negara asia
lainya tembakau dikonsumsi dengan cara dikunyah bersama sirih, sementara di negara eropa
tembakau dikonsumsi dengan cara dijadikan rokok. Pada penelitian yang dilakukan oleh
International Agency for Research on Cancer (IARC) telah membuktikan bahwa
mengkonsumsi berbagai jenis dan bentuk tembakau merupakan bahan kariogenik bagi tubuh
manusia. Kebiasaan mengunyah tembakau dengan sirih meningkatkan intensitas tereksposnya
tubuh dengan bahan karsiogenik dari tembakau yaitu nitrosamine (TSNA) dan nitrosamine
yang berasal dari pinang. Selain itu reactive oxygen specie (ROS) yang dihasilkan oleh rongga
mulut saat proses pengunyahan berperan dalam proses karsinogenesis. Tembakau pada rokok
memiliki zat karsinogen berupa benzo-alpha-pyrene. 8
2.3.3 Alkohol
Alkohol dapat beraksi secara independen maupun bersinergi dengan rokok, dimana telah
dikenal sebagai factor penyebab kanker. Terlebih lagi alkohol dapat bertindak sebagai pelarut
dan meningkatkan penetrasu bahan karsinogen pada jaringan target. Acetaldehid merupakan
kandungan dari alkohol merupakan zat yang berperan sebagai pemicu tumor. 8
2.3.4 Virus
Faktor resiko lainya ialah human papillomavirus (HPV), dimana sangat berhubungan dekat
dengan lesi ganas rongga mulut. Virus ini dapat dideteksi pada penyakit condyloma,
hyperplasia epitel, squamous cell papilloma dan lesi malignan rongga mulut. HPV banyak
menyerang rongga mulut dibandingkan faring dan laring. HPV jarang sekali bertransformasi
menjadi lesi ganas kecuali HPV tipe 16 dan 18. 8
2.3.5 Diet
Nutrisi dan diet makanan ikut berperan penting dalam terbentuknya neoplasia oral, hal ini telah
dibuktikan dalam beberapa penelitian. Buah dan sayuran yang mengandung tinggi vitamin A
dan C dapat memberikan proteksi terhadap neoplasia oral, namun bubuk cabai merah dan
daging merupakan factor resiko timbulnya neoplasia oral. Sayuran dan buah yang dapat
memberikan proteksi terhadap kanker rongga mulut ialah yang memiliki kandungan tinggi beta
karoten, vitamin C dan vitamin E serta dilengkapi dengan bahan anti oksidan. Kekurangan zat
besi dapat menyebabkan atropi pada epitel rongga mulut dan menyebabkan sindrom Plummer
Vinson yang berhubungan erat dengan terjadinya kanker. 8
2.3.8 Candida
candida albicans dapat memicu poliferasi epitel dan memproduksi bahan karsinogen.
Kandidiasis hiperplastik kronik memiliki tampilan klinis berupa nodul berwarna putih pada
permukaan mukosa, lesi tersebut memiliki potensi untuk menjadi lesi ganas. 8