::
agungdwi
AC Direct Refrigerant
URAIAN
AIR CONDITIONING DIRECT REFRIGERANT ( DX SYSTEM ) adalah suatu sistem AC dimana proses
pendinginan udara didalam suatu ruang tertutup yang diproses oleh Evaporator ( Indoor Unit & FCU )
Free Calendar langsung pada ruang tersebut.
Sistem ini sering digunakan untuk ruangan dengan luas terbatas. AC yang menggunakan sistem ini
Kursor adalah : AC Window, Split, Split Duct, VRV.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. Outdoor Unit
Adalah unit mesin refrigerasi yang terdiri dari Compressor, Condensor, Katup ekspansi dan Blower
untuk pendinginan condensor.
Penempatan outdoor unit diluar dari ruangan yang didinginkan dengan ketentuan udara harus
dapat bersirkulasi dengan baik.
2. Indoor Unit & FCU
Adalah peralatan penukar kalor yang dilengkapi dengan blower yang berfungsi untuk menarik
udara panas dari ruang untuk dilewatkan pada coil evaporator sehingga menjadi dingin dan
selanjutnya dihembuskan ke dalam ruang.
DIAGRAM SYSTEM
DIAGRAM SYSTEM.
DIAGRAM SYSTEM
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 6/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
STP jenis Rotating Biological Contactor (RBC)
Elevator/Lift
URAIAN SYSTEM
Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah suatu sistem peralatan yang
digunakan untuk memindahkan orang / barang dari lantai bawah ke atas atau sebaliknya.
Jenis elevator dibedakan berdasarkan pemakaiannya, yaitu :
1. Lift Penumpang
2. Lift Service / Barang
3. Dump Waiter
Pada prinsipnya ke-3 jenis lift tersebut adalah sama, hal yang membedakan adalah cara
penggunaanya. Untuk lift service / barang selain dengan penggerak motor listrik ada juga yang
digerakan dengan sistem hidrolik.
Pada sistem lift yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
- Kapasitas angkut, dinyatakan dalam Kg atau total jumlah orang.
- Kecepatan gerak, dinyatakan dalam meter/menit.
- Jumlah lantai yang dilayani, mencakup jumlah stop/opening dari pintu lift
- Jarak gerak, car lift pada posisi terendah s/d teratas dinyatakan dalam meter.
- Over head, jarak aman yang ditentukan dari lantai teratas s/d lantai ruang mesin.
- Kedalaman pit, sangat ditentukan berdasarkan kecepatan lift.
- Ukuran bersih shaft.
- Jenis pintu (center opening atau side opening)
- Sistem Kerja,
Simplex, lift bekerja secara individual & tidak terpengaruh oleh lift yang lain.
Duplex, 2 lift yang bekerja dalam 1 kontrol
Group control, beberapa lift yang bekerja dalam 1 kontrol.
- Kriteria dalam pemilihan lift.
5 mnt handling capacity = minimal 11 % atau lebih
Average interval = maksimal 40 sec atau dibawahnya.
Kriteria tersebut sangat mempengaruhi dalam penetapan kapasitas, kecepatan dan jumlah lift yang
akan dipakai dalam suatu gedung.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. Mesin pengangkat (hoisting machines)
- Berupa motor listrik dengan transmisi menggunakan gear atau gearless.
2. Rem
- Rem menggunakan sistem arus listrik.
- Sistim kontrol rem saling mengunci (interlock) secara elektris dengan sirkuit kontrol motor
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 8/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
listrik, direncanakan dan diatur rem hanya bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift sudah
berhenti dan rem tidak digunakan untuk memberhentikan lift
- Kereta lift berhenti darurat, untuk melepas rem dilakukan secara manual
3. Katrol ( sheaves )
- Terbuat dari cor.
4. Kawat penggantung ( ropes )
- Ropes untuk kabin lift & counter weight terbuat dari baja berpilin
5. Rel penuntun (guide rails).
- Untuk kabin lift & counter weight dipasang menggunakan bracket dan terikat kuat pada struktur
bangunan.
6. Counter weight
- Terbuat dari balok besi tuang yang dipasang tersusun pada rangka baja.
- Mampu memberi keseimbangan sebesar berat kabin lift kosong ditambah 40% – 45% berat beban
maksimum
7. Sepatu Penuntun
- Terpasang kuat pada bagian atas & bawah kabin lift & counterweight.
8. Buffer
- Terpasang dibawah kabin lift & counter weight.
9. Kereta Lift Penumpang.
a. Rangka Kereta Elevator
- Dibuat dari profil baja yang dicat anti karat
- Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes, dimana dua buah
terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada bagian bawah kereta tepat guide rail.
b. Lantai Kereta
- Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat.
- Bagian bawah dilapisi peredam suara.
- Ukuran dan kekuatan sesuai kapasitas angkut.
c. Dinding Kereta
- Terbuat dari plat baja dicat, stainless Steel Hairline Finish atau bahan lain yang dipakai & dibuat
sesuai disain Arsitektur.
- Bagian luar dilapisi peredam suara.
d. Langit-langit Kereta
- Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat.
- Ketinggian tidak kurang dari 2300 mm dimana terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari
atas kereta dan dilengkapi safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut
dibuka.
- Terdapat penerangan normal & darurat dengan sumber daya dari batere yang akan menyala pada
saat listrik utama padam.
- Terdapat Exhaust Grille dengan Exhaust Fan untuk ventilasi.
- Bagian atas dilapisi peredam suara.
e. Pintu Kereta
- Terbuat dari plat baja dicat, stainless Steel Hairline Finish atau bahan lain yang dipakai & dibuat
sesuai disain Arsitektur.
- Terdiri atas dua panel side opening.
- Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat pengatur kecepatan.
f. Indikator Kereta
- Integrated dengan Car Operating Panel dilengkapi dengan penunjuk arah pergerakan kereta.
- Indikator posisi kereta dan bel.
g. Car Operating Panel
- Terbuat dari SS plate dengan hairline finish atau sesuai pesanan.
- Terdiri atas peralatan sebagai berikut :
Pushbutton untuk setiap lantai
Pushbutton untuk membuka pintu
Pushbutton untuk emergency stop
On-Off switch untuk lampu penerangan
On-Off switch untuk exhaust fan
Key-switch untuk indipendent operation
Lampu dan atau buzzer tanda kelebihan penumpang
Pushbutton untuk intercom
Plat nama pabrik pembuat
10. Magnetic Landing Device
- Untuk memberhentikan kereta lift pada setiaplantai yang dituju dengan toleransi +/- 5 mm dari
lantai yang bersangkutan.
11. Landing Door
- Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.
- Dilengkapi dengan wide jamb atau narrow jamb.
- Terbuat dari plat baja dicat, stainless Steel Hairline Finish atau bahan lain yang dipakai & dibuat
sesuai disain Arsitektur.
- Dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara elektris dan mekanis dan
dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan weight closer.
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 9/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
12. Door Sills danToe Guards
- Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded Alumunium yang didudukkan pada beton yang telah
disediakan.
DIAGRAM SYSTEM
Transformator Distribusi
Melengkapi sistem Elektrikal dalam gedung, saya akan menulis mengenai Transformator Distribusi.
URAIAN SYSTEM
Transformator yang biasa diistilahkan dengan transformer atau ‘trafo’ adalah suatu alat untuk
Transformator yang biasa diistilahkan dengan transformer atau ‘trafo’ adalah suatu alat untuk
“memindahkan” daya listrik arus bolak-balik ( alternating current ) dari suatu rangkaian ke
rangkaian lainnya berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik ( EMF Induction ) yang terjadi
antara 2 induktor ( kumparan ) atau lebih.
Bagian-bagian terpenting dan mendasar dari sebuah trafo adalah :
Kumparan primer (primary winding) yg dihubungkan dengan sumber listrik,
Kumparan sekunder (secondary winding) yg dihubungkan dengan beban,
Inti / teras / kernel (core) yang berfungsi menyalurkan GGL induksi antar kedua
kumparan
Perhatikan sketsa berikut :
1. Prinsip teknis kerja trafo :
Dalam praktek, dikenal 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :
Apabila kumpatan primer dihubungkan dengan sumber tegangan dengan arus bolak balik (AC),
maka arus I1 akan mengalir pada kumparan primer, dan menimbulkan flux magnet yang berubah –
ubah sesuai frekuensi arus I1 pada kernel trafo, dan menimbulkan GGL induksi eρ pada kumparan
primer. Besarnya GGL induksi eρ adalah :
eρ = – Nρ dø / dt volt ..….……….………………………………………. (1)
dengan :
eρ = GGL Induksi primer
Nρ = Jumlah lilitan primer
dø = Jumlah GGM, dalam weber
dt = Perubahan waktu, dalam detik
Perubahan flux magnetik yang menginduksi GGL ep adalah flux bersama (mutual flux), sehingga GGL
induksi muncul pada kumparen sekunder sebagai es yang besarnya adalah :
es = – Ns (dø / dt) volt …………………………………………… (2)
dengan Ns = jumlah lilitan kumparan sekunder dari (1) dan (2), perbandingan lilitan dapat didapat
dari perbandingan lilitan sebagai berikut :
a = ep / es = Np / Ns ……………..………………………………….. (3)
dengan ‘a’ = rasio perbandingan lilitan (turn ratio) transformator
Karena rasio perbandingan tegangan berbanding lurus dengan rasio perbandingan lilitan, maka
apabila a<1 maka trafo berfungsi sebagai penurun tegangan (step down transformer), dan apabila
nilai a>1 maka fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan (step up transformer).
Flux pada saat dinyatakan dengan f(t) = fm sin wt dengan øm = nilai flux maksimum ( webwer),
sehingga GGL pada kumparan primer adalah :
ep = – Np dø / dt
ep = – Np d øm sin ωt / dt
ep = – Np ω øm cos ωt
ep = – Np ω øm sin (ωt – Л/2)
GGL induksi primer maksimum adalah (ep)max = – Np ω øm, melalui persamaan :
ep = (Ep)max / √2
= Np ω øm / √2
= 2Л ø Np ω øm √2 / 2
= 3,14. 1.41 f Np øm
ep = 4,44 f Np øm ………………………………………..……………..……..….. (4)
dengan cara yang sama diperoleh :
es = 4,44 f Nsøm ………………………………..……….………….…………….. (5)
Apabila transformer dianggap ideal, tanpa rugi-rugi daya, maka daya input Pi dianggap sama
dengan daya output Po. Sehingga dari ( 3 ) didapat:
U1.I1 = U2.I2
a = Np/Ns = U1/U2 = I1/I2 .………………………………………………………. (6)
Persamaan (5) dan (6) inilah yang biasa digunakan sebagai pendekatan dalam praktek pengawasan
di lapangan.
2. Jenis / tipe dan klasifikasi trafo: (akan di jelaskan dimateri tersendiri)
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
Sesuai dengan penjelasan diatas,maka sebuah transformator distribusi berfungsi untuk
menurunkan tegangan transmisi menengah 20kV ke tegangan distribusi 220/380V sehingga
dengan demikian, peralatan utamanya adalah unit trafo itu sendiri ( umumnya jenis 3 phase ).
1. Kumparan tersier :
Selain kedua kumparan ( primer dan sekunder ) ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan
kumparan ketiga atau kumparan tersier ( tertiary winding ). Kumparan tersier diperlukan untuk
memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut,
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 10/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
kumparan tersier selalu dihubungkan delta.
Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya
mempunyai kumparan tersier.
2. Media pendingin :
Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-
trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi ( tegangan tembus tinggi )
sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi
persyaratan sbb. :
a. ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
b. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat mengendap
dengan cepat.
c. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi
lebih baik.
d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat membahayakan
e. Tidak merusak bahan isolasi padat ( sifat kimia ‘y’ )
3. Bushing :
Merupakan penghubung antara kumparan trafo ke jaringan luar. Bushing adalah sebuah konduktor
yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor
tersebut dengan tangki trafo.
4. Tangki dan konservator (khusus pada trafo tipe basah) :
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo yang ditempatkan di dalam
tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling
fin ) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak
pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo,
tangki dilengkapi dengan konservator.
5. Tap changer ( perubah tap ) :
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi
sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan / primer yang berubah-ubah. Tap changer
dapat dioperasikan baik dalam keadaan berbeban ( on-load ) atau dalam keadaan tak berbeban ( off
load ), tergantung jenisnya.
6. Breather ( alat pernapasan ) :
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan
berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan
mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak
turun dan volumenya menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Proses tersebut
“pernapasan trafo”. Hal tersebut menyebabkan permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan
dengan udara luar yg menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo. Untuk mencegah hal
tersebut maka pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung khusus yg berisi kristal
yg bersifat hygroskopis.
7. Perlatan pengaman (safety devices):
Setiap unit trafo distribusi selalu dilengkapi dengan peralatan pengaman, yg mengamankan trafo
khususnya fisis, elektris maupun kimiawi. Beberapa peralatan pengaman yg umum dikenal, antara
lain :
a. Bucholz rele :
Rele ini berfungsi mendeteksi dan mengamankan trafo terhadap gangguan di dalam tangki yang
menimbulkan gas. Gas dapat timbul diakibatkan oleh :
i. Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
ii. Hubung singkat antar phasa atau phasa ke tanah
iii.Busur api listrik antar laminasi atau karena kontak yang kurang baik.
b. Over pressure rele :
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di
dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
c. Differential rele :
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan
dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan
ataupun antar kumparan.
d. Thermal rele :
Berfungsi untuk mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas
berlebih yang ditimbulkan oleh arus lebih ( over current ). Parameter yang diukur oleh rele ini
adalah kenaikan temperatur.
Saat ini keempat jenis rele tersebut diintegrasikan pada satu jenis rele yang dikenal dengan DGPT2.
Notasi DGPT2 berarti :
- D = Differential rele
- G = Gas rele
- P = Pressure rele
- T2 = Temperature ( thermal ) rele dengan 2 thermostat, masing masing digunakan untuk men-
triger alarm dan yang lainnya untuk mengoperasikan kumparan shunt pada CB di sisi upstream,
untuk memutuskan / men-trip pasokan daya ke trafo.
e. OCR ( Over Current Rele) :
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 11/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
Berfungsi mengamankan trafo arus yang melebihi nilai yang diperkenankan lewat pada trafo
tersebut. Arus lebih dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
f. Rele tangki–tanah :
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi hubung singkat antara bagian yang bertegangan
dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
g. Restricted Earth Fault rele :
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat 1 phasa ke tanah.
h. Indikator-indikator :
Untuk mengawasi kondisi trafo selama beroperasi, maka setiap unit trafo umumnya dilengkapi
dengan indikator-indikator berikut :
i. Indikator suhu minyak
ii. Indikator permukaan minyak
iii. Indikator sistem pendingin
iv. Indikator kedudukan tap
Gambar.1. Power Trafo 5MVA lengkap dengan oil conservator dan gambar.2. Power Trafo 1250kVA
hermetic shell
Gambar.3. DGPT2 rele dengan front dial, Gambar.4. DGPT2 rele dengan secure valve dan Gambar.5.
Bucholzs rele
DIAGRAM SISTEM
Gambar 6 : Contoh penempatan unit trafo distribusi dalam sistem
MVDB
URAIAN SYSTEM
MVDB atau Medium Voltage Distribution Board ( kadang kadang digunakan istilah MVDP/Medium
Voltage Distribution Panel) atau PTM(Panel Tegangan Menengah)adalah unit switching tegangan
menengah yang berfungsi mendistribusikan beban ke panel-panel yang lebih kecil kapasitasnya,
yang berada di sisi down-steam-nya. Pada pelaksanaannya di lapangan banyak digunakan istilah
yang berbeda-beda, kadang ada yang menyebut Distribution Board, Switchgear, MCC Panel dsb.
MVMDB umumnya terdiri dari 2 atau 3 kompartemen, yaitu kompartemen incoming dan
kompartemen outgoing saja atau dilengkapi dengan kompartemen bus block atau metering.
PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI
1. MV Cubical
Konstruksi cubical MVMDB umumnya ditentukan berdasarkan :
a. cara pengoperasian panel, antisipasi perluasan panel
b. cara perawatan
c. kekuatan rangka dan dinding panel
d. kemungkinan kesalahan hubungan singkat
Tipe yang paling umum ditemukan dalam pelaksanaan adalah air insulated metal cladding type.
Badan cubical terbuat dari lembaran baja yang diamankan dengan pentanahan khusus. Pada panel
tipe ini, faktor kelembaban, kontaminasi, masuknya gas explosif, uap korosif, debu dan binatang-
binatang kecil masih merupakan masalah.
Susunan bus bar yang memanjang di keseluruhan panel membentuk panel dengan dimensi panjang
dan jumlah panel yang tetap. Untuk mengatasinya maka digunakan gas SF6 ( sulfur hexafluoride )
sebagai isolasi komponen utama di dalam setiap panel baja kedap udara, sehingga semua
komponennya terlindung dari faktor-faktor di atas. Bus bar panel diletakkan dalam selubung isolasi
per-phasa, sambungan panel dengan panel atau blok panel diberikan dengan menggunakan busbar
sumbat CU berisolasi semi konduktif. Fleksibilitas sambungan untuk perluasan panel bisa
diletakkan di kanan atau kiri panel asal. Tipe ini dikenal dengan istilah full encloded atau gas
insulated metal cladding MV switchgear.
Perhatikan sketsa berikut :
Keterangan :
1. Laci tegangan rendah
2. Mekanisme pengoperasi CB
3. Bushing tipe pipa hembus
4. Kinematik diujung kutub
5. Mekanisme dibantu per
6. Mekanisme toggle
7. Saklar 3 posisi
8. Terminal kabel utama (insulator kerucut udara)
9. Rumah RMU di las kedap udara
10. Bus-bar 630A (konduktor diisolasi + adapter/penyesuaian silikon.
11. Ventilasi jalan asap
2. MV Circuit Breaker
MV Circuit Breaker ( pemutus daya ) umumnya merupakan pemutus 3 pole ( kutub ) yang
dipasang di unit panel CB atau panel hubung bus.
Pemutus 3 kutup ini diakomodasikan dalam rumah baja anti karat diseal kedap udara, dengan
mekanisme operasi yang disusun di luar rumah RMU di belakang pelat depan panel. Operasi
mekanis menggerakkan kutub-kutub pemutus dengan batang penggerak yang terbuat tanpa seal
dalam ruang gas SF6; barang tersebut berupa pipa hembus metal yang dilas.
Mekanisme kerja CB ini berdasarkan energi yang disimpan per. Sewaktu penutupan CB per penutup
dibuka dengan alat lokal, tombol atau remote, sehingga energi per lepas ke kontak dan ke per
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 12/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
pembuka. Per penutup yang kendor diisi energi lagi dengan motor atau tangan, sehingga punya
simpanan energi untuk urutan operasi OPEN-CLOSE-OPEN, misalnya untuk operasi penutupan ulang
otomatis yang gagal.
Seperti umumnya pemilihan material cicuit breaker, faktor yang diperhitungkan sebagai parameter
antara lain :
a. Kapasitas daya
b. Tegangan dan frekuensi kerja
c. Arus pemutusan hubung singkat
d. Arus hubung singkat
e. Arus waktu pendek 3 detik
f. Tipe breaker dan pengaman breaker :
Berdasarkan faktor-faktor di atas, dapat digunakan MCB (Moulded CB), LBS, vacuum CB atau gas
insulated CB (menggunakan media SF6).
Gambar.7. Unit SF6 LBS (sumber ABB)
Gambar.8. Vacum LBS-Indoor mounted
3. Change Over Switch ( COS )
Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi sebagai ‘pemindah’ sambungan (bukan pemutus arus)
yang memindahkan sambungan busbar dari titik bertegangan ke titik pentanahan (earthed
point) yang harus dioperasikan pada saat dilakukan perawatan terhadap PTM. Sama seperti CB,
COS juga dilengkapi dengan sistem proteksi terhadap lompatan listrik pada saat pemindahan
kontak, mengingat adanya muatan sisa pada jaringan instalasi di sisi downstream-nya. Saklar ini
berupa saklar putar multi ruang yang mengkombinasikan saklar pemutus daya dan saklar ke
pentanahan, dimana proses dengan kontak bergerak di dalam ruang yang berisi kontak-kontak
tetap. Kemudian ada lempengan yang menempel kontak gerak ( sudu-sudu) dan berputar dengan
poros saklar membagi ruang ke dalam 2 sub-ruang yang berubah dengan putaran.
Pada COS dengan tipe isolasi gas SF6, pergerakan saklar mengakibatkan beda tekanan antara sub-
ruang. Gas akan mengalir melalui celah atau nosel ke atas percikan yg terjadi karena pemisahan
kontak & gas SF6 tersebut mendinginkan & memadamkan dalam waktu singkat.
Saklar ini adalah saklar multi fungsi (mengikuti standard DIN VDE & IEC), di mana dapat mengalihkan
arus hubung singkat paling tidak 10x tanpa rusak & dapat digunakan sbg. pemutus arus 100x ukuran
arus normal. Posisi saklar adalah “closed”, “open” dan “earthed”, tidak diperlukan interlocking
karena closed dan earthed tidak mungkin terjadi bersamaan.
3. Aparatus Pendukung
Aparatus pendukung yang merupakan kelengkapan standard MVMDB yang harus diperiksa pada
saat pemilihan material maupun pada saat instalasi dilapangan, antara lain :
a. HV HRC Fuse
Sisi MVDP yang berhubungan dengan transformer HV HRC fuse (sikring) digunakan untuk
melindungi transformer dari kesalahan hubung singkat. Fuse dipasang dengan insulator phasa
tunggal x3 di dalam tempat ber-insulator yang diletakkan di atas rumah RMU.
Jika fuse HV HRC terbakar putus, saklar dibuka mekanisme toggle yang dipasang ditutup ruang fuse.
Suatu thermostar melindungi fuse dari kejadian fuse terbuka ( tripping ) karena kesalahan beban
lebih thermal, misalnya fuse terpasang salah dimana terjadi tekanan berlebih membuka saklar
lewat membran silikon tertutup ruang fuse dengan suatu saklar togle. Dengan demikian arus
terputus sebelum fuse menderita kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Perangkat tersebut bebas
rawat & tidak terpengaruh iklim luar, sedangkan untuk mengganti skring, transformer & jalan masuk
ke skring harus diisolasi & ditanahkan, lalu sikring diganti secara manual.
b. Indikator dan metering.
Metering atau perlengkapan pengukuran daya, tegangan atau arus dan indikator-indikator lainnya
merupakan kelengkapan / aksesories yang biasanya dipasang pada panel metering ( terpisah dari
kompartemen switchgear ). Meter2 yang dikenal saat ini harus sudah memenuhi standarisasi
berikut :
i. IEC, BS, DIN dan ANSI untuk standard manufacturing
ii. ISO 9001-200; ISO 14001, untuk standard sertifikasi quality assurance
iii. KEMA, PTB dll untuk standar sertifikasi test
Besaran-besaran elektris ( kuat arus dan tegangan ) diperoleh melalui trafo-trafo ukur tegangan
dan arus ( current & potential transformer ), seperti contoh-contoh berikut :
Gambar.9. 15kV Current Transformer, flex-core dan Gambar.10. 15 kV Potensial Transformer,flex-core
Gambar.11. MV digital Power Meter,flex-core dan Gambar.12. Digital Switchboard meter ,flex-core
DIAGRAM SYSTEM
Drawing : Kombinasi antara MV Distribution switchboard dengan Trafo substation (SM6 Series
MG-Schneider)
LIGHTING
1. Latar Belakang
Sejak dimulainya peradaban hingga sekarang, manusia menciptakan cahaya hanya dari api,
walaupun lebih banyak sumber panas daripada cahaya. Di abad ke 21 ini kita masih menggunakan
prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar. Hanya dalam
beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih dan beraneka ragam.
Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan adalah 20 – 45% untuk
pemakaian energi total oleh bangunan komersial dan sekitar 3 – 10% untuk pemakaian energi total
oleh plant industri. Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli
penghematan energi dalam sistim penerangan. Seringkali, penghematan energi yang cukup berarti
dapat didapatkan dengan investasi yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri atau
sumber lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi akan menghasilkan
pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan. Memasang dan menggunakan
kontrol foto, pengaturan waktu penerangan, dan sistim manajemen energi juga dapat memperoleh
penghematan yang luar biasa. Walau begitu, dalam beberapa kasus mungkin perlu
mempertimbangkan modifikasi rancangan penerangan untuk mendapatkan penghematan energi
yang dikehendaki. Penting untuk dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien, belum tentu
merupakan sistim penerangan yang efisien.
2. JENIS-JENIS SISTIM PENCAHAYAAN
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 14/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
Menjelaskan berbagai jenis dan komponen sistim pencahayaan.
2.1. Lampu Pijar (GLS)
Lampu pijar bertindak sebagai ‘badan abu-abu’ yang secara selektif memancarkan radiasi, dan
hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi
gas, yang dapat menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten, namun tidak akan menghentikan
penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun pada
permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas inert, akan menekan terjadinya
penguapan, dan semakin besar berat molekulnya akan makin mudah menekan terjadinya
penguapan. Untuk lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran argon nitrogen
dengan perbandingan 9/1. Kripton atau Xenon hanya digunakan dalam penerapan khusus seperti
lampu sepeda dimana bola lampunya berukuran kecil, untuk mengimbangi kenaikan harga, dan jika
penampilan merupakan hal yang penting. Gas yang terdapat dalam bola pijar dapat menyalurkan
panas dari kawat pijar, sehingga daya hantar yang rendah menjadi penting. Lampu yang berisi gas
biasanya memadukan sekering dalam kawat timah. Gangguan kecil dapat menyebabkan pemutusan
arus listrik, yang dapat menarik arus yang sangat tinggi. Jika patahnya kawat pijar merupakan akhir
dari umur lampu, tetapi untuk kerusakan sekering tidak begitu halnya.
2.2. Lampu Tungsten–Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar tungsten seperti lampu
pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi dengan gas halogen. Atom tungsten
menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola lampu. Atom tungsten,
oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk molekul oksihalida tungsten.
Suhu dinding bola lampu menjaga molekul oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul
bergerak kearah kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom
tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar – bukan ditempat yang sama
dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara kawat pijar tungsten
dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara tajam.
2.3. Lampu Neon
2.3.1. Ciri-ciri lampu Neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan 10
hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan
menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi
kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan
memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun kebanyakan akan berupa UV pada 253,7nm
dan 185nm. Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap
radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung
neon merupakan lampu ‘katode panas’, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal.
Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika dipanaskan,
lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan ini tidak
boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca
soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12
mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini
memungkinkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini
sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena memiliki fitting yang kompak.
2.3.2. Bagaimana lampu neon T12, T10, T8, dan T5 bisa berbeda?
Keempat lampu tersebut memiliki diameter yang beragam (berbeda sekitar 1,5 inchi, yaitu 12/8
inchi untuk lampu T12 hingga 0,625 atau 5/8 inchi untuk lampu T5). Efficacy merupakan lain yang
membedakan satu lampu dari yang lainnya. Efficacy lampu T5 dan T8 lebih tinggi 5 persen dari
lampu T12 yang 40-watt, dan telah menjadi pilihan paling populer untuk pemasangan lampu baru.
2.3.3. Pengaruh suhu
Operasi lampu yang paling efisien dicapai bila suhu ambien berada antara 20 dan 30°C untuk lampu
neon. Suhu yang lebih rendah menyebabkan penurunan tekanan merkuri, yang berarti bahwa energi
UV yang diproduksi menjadi semakin sedikit; oleh karena itu, lebih sedikit energi UV yang berlaku
sebagai fospor sehingga sebagai hasilnya cahaya yang dihasilkan menjadi sedikit. Suhu yang
tinggi menyebabkan pergeseran dalam panjang gelombang UV yang dihasilkan sehingga akan lebih
dekat ke spektrum tampak. Makin panjang panjang gelombang UV akan makin sedikit pengaruhnya
terhadap fospor, dan oleh karena itu keluaran cahaya pun akan berkurang. Pengaruh
keseluruhannya adalah bahwa keluaran cahayanya jatuh diatas dan dibawah kisaran suhu ambien
yang optimal.
2.3.4. Lampu neon yang kompak
Lampu neon kompak yang tersedia saat ini membuka seluruh pasar bagi lampu neon. Lampu-lampu
ini dirancang dengan bentuk yang lebih kecil yang dapat bersaing dengan lampu pijar dan uap
merkuri di pasaran lampu dan memiliki bentuk bulat atau segi empat. Produk di pasaran tersedia
dengan gir pengontrol yang sudah terpasang (GFG) atau terpisah (CFN).
2.4. Lampu Sodium
2.4.1. Lampu sodium tekanan tinggi
Lampu sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan dan
industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik daripada metal
halida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan menjadi prioritas. Lampu HPS berbeda dari
lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter elektroda; sirkuit ballast dan starter
elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik terbuat dari bahan keramik, yang dapat
menahan suhu hingga 2372F. Didalamnya diisi dengan xenon untuk membantu menyalakan
pemancar listrik, juga campuran gas sodium – merkuri.
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 15/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
2.4.2. Lampu sodium tekanan rendah
Walaupun lampu sodium tekanan rendah (LPS) serupa dengan sistim neon (sebab keduanya
menggunakan sistim tekanan rendah), mereka umumnya dimasukkan kedalam keluarga HID. Lampu
LPS adalah sumber cahaya yang paling sukses, namun produksi semua jenis lampunya berkualitas
sangat jelek. Sebagai sumber cahaya monokromatis, semua warna nampak hitam, putih, atau
berbayang abu-abu. Lampu LPS tersedia dalam kisaran 18-180 watt. Penggunaan lampu LPS
umumnya hanya untuk penggunaan luar ruang seperti penerangan keamanan atau jalanan dan
jalan dalam gedung, penggunaan watt nya rendah dimana kualitas warnanya tidak penting (seperti
ruangan tangga). Walau demikian, karena perubahan warnanya sangat buruk, beberapa daerah
tidak mengijinkan penggunaan lampu tersebut untuk penerangan jalan raya.
2.5. Lampu Uap Merkuri
Lampu uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Walaupun mereka memiliki umur yang
panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini memiliki efficacy yang buruk (30 hingga 65 lumens
per watt, tidak termasuk kerugian balas) dan memancarkan warna hijau pucat. Isu paling penting
tentang lampu uap merkuri adalah bagaimana caranya supaya digunakan jenis sumber HID atau
neon lainnya yang memiliki efficacy dan perubahan warna yang lebih baik. Lampu uap merkuri yang
bening, yang menghasilkan cahaya biru-hijau, terdiri dari tabung pemancar uap merkuri dengan
elektroda tungsten di kedua ujungnya. Lampu tersebut memiliki efficacy terendah dari keluarga HID,
penurunan lumen yang cepat, dan indeks perubahan warna yang rendah. Disebabkan karakteristik
tersebut, lampu jenis HID yang lain telah menggantikan lampu uap merkuri dalam banyak
penggunaannya. Walau begitu, lampu uap merkuri masih merupakan sumber yang populer untuk
penerangan taman sebab umur lampunya yang mencapai 24.000 jam dan bayangan taman yang
hijaunya terlihat seperti gambaran hidup. Pemancar disimpan di bagian dalam bola lampu yang
disebut tabung pemancar. Tabung pemancar diisi dengan gas merkuri dan argon murni. Tabung
pemancar tertutup di dalam bola lampu yang berada diluarnya, yang diisi dengan nitrogen.
2.6. Lampu Kombinasi
Lampu kombinasi kadang disebut sebagai lampu two-in-one. Lampu ini mengkombinasikan dua
sumber cahaya yang tertutup dalam satu lampu yang diisi gas. Salah satu sumbernya adalah tabung
pelepas merkuri kuarsa (seperti sebuah lampu merkuri) dan sumber lainnya adalah kawat pijar
tungsten yang disambungkan secara seri. Kawat pijar ini bertindak sebagai balas untuk tabung
pelepasan yang menstabilkan arus, jadi tidak diperlukan balas yang lain. Kawat pijar tungsten
digulung dengan susunan melingkar pada tabung pelepasan dan dihubungkan dalam susunan seri.
Lapisan bubuk fluorescent diletakkan ke bagian dalam dinding lampu untuk mengubah sinar UV
yang dipancarkan dari tabung pelepas ke cahaya nampak. Pada penyalaan, lampu hanya
memancarkan cahaya dari kawat pijar tungsten, dan selama perjalanan sekitar 3 menit, pemancar
didalam tabung pelepas melesat mencapai keluaran cahaya penuh. Lampu ini cocok untuk area anti
nyala dan dapat disesuaikan dengan perlengkapan lampu pijar tanpa modifikasi.
2.7. Lampu Metal Halida
Halida bertindak sama halnya dengan siklus halogen tungsten. Manakala suhu bertambah maka
terjadi pemecahan senyawa halida melepaskan logam ke pemancar. Halida mencegah dinding
kuarsa diserang oleh logam-logam alkali.
2.8. Lampu LED
Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang efisien energinya.
Ketika lampu LED memancarkan cahaya nampak pada gelombang spektrum yang sangat sempit,
mereka dapat memproduksi “cahaya putih”. Hal ini sesuai dengan kesatuan susunan merah-biru
hijau atau lampu LED biru berlapis fospor. Lampu LED bertahan dari 40.000 hingga 100.000 jam
tergantung pada warna. Lampu LED digunakan untuk banyak penerapan pencahayaan seperti tanda
keluar, sinyal lalu lintas, cahaya dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif. Walaupun
masih dalam masa perkembangan, teknologi lampu LED sangat cepat mengalami kemajuan dan
menjanjikan untuk masa depan. Pada cahaya sinyal lalu lintas, pasar yang kuat untuk LED, sinyal lalu
lintas warna merah menggunakan lampu 10W yang setara dengan 196 LEDs, menggantikan lampu
pijar yang menggunakan 150W. Berbagai perkiraan potensi penghematan energi berkisar dari 82%
hingga 93%. Produk pengganti LED, diproduksi dalam berbagai bentuk termasuk batang ringan,
panel dan sekrup dalam lampu LED, biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-masing, memberikan
penghematan yang cukup berarti dibanding lampu pijar dengan bonus keuntungan masa pakai
yang lebih lama, yang pada gilirannya mengurangi perawatan.
2.9. Komponen Pencahayaan
2.9.1. Luminer/ Reflektor
Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari lampu, adalah reflector.
Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu mencapai area yang diterangi dan juga pola
distribusi cahayanya. Reflektor biasanya menyebar (dilapisi cat atau bubuk putih sebagai penutup)
atau specular (dilapis atau seperti kaca). Tingkat pemantulan bahan reflektor dan bentuk reflektor
berpengaruh langsung terhadap efektifitas dan efisiensi fitting. Reflektor konvensional yang
menyebar memiliki tingkat pemantulan 70-80% apabila baru. Bahan yang lebih baru dengan daya
pemantulan yang lebih tinggi atau semi-difusi memiliki daya pemantulan sebesar 85%.
Pendifusi/Diffuser konvensional menyerap cahaya lebih banyak dan menyebarkannya daripada
memantulkannya ke area yang dikehendaki. Lama kelamaan nilai daya pantul dapat berkurang
disebabkan penumpukan debu dan kotoran dan perubahan warna menjadi kuning disebabkan oleh
sinar UV. Reflektor specular lebih efektif dimana pemantul ini memaksimalkan optik dan daya
pantul specular sehingga membiarkan pengontrolan cahaya yang lebih seksama dan jalan pintas
yang lebih tajam. Dalam kondisi baru, lampu ini memiliki nilai pantul sekitar 85-96%. Nilai tersebut
tidak berkurang seperti pada reflektor konvensional yang berkurang karena usia. Bahan yang umum
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 16/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
digunakan adalah alumunium yang diberi perlakuan anoda (nilai pantul 85-90%) dan lapisan perak
yang dilaminasikan ke bahan logam (nilai pantul 91-95%). Menambah (atau melapisi) alumunium
dilakukan untuk mencapai nilai pantul lebih kurang 88-96%. Lampu harus tetap bersih agar efektif,
reflektor optik kaca tidak boleh digunakan dalam peralatan yang terbuka di industri dimana
peralatan tersebut mungkin akan terkena debu.
Gir
Gir yang digunakan dalam peralatan pencahayaan adalah sebagai berikut:
Balas: Suatu alat yang membatasi arus, untuk melawan karakteristik tahanan negatif
dari berbagai lampu pelepas. Untuk lampu neon, alat ini membantu meningkatkan
tegangan awal yang diperlukan untuk memulai penyalaan.
Ignitors: Digunakan untuk penyalaan awal lampu Metal Halida dan uap Sodium
intensitas tinggi.
3. PENGKAJIAN SISTIM PENCAHAYAAN
Meliputi perancangan sistim penerangan untuk interior dan juga metodologi studi efisiensi energi
sistim pencahayaan, dan juga memberi rekomendasi nilai penerangan yang diperlukan oleh
berbagai jenis pekerjaan sesuai dengan standar India.
3.1. Merancang Sistim Pencahayaan
3.1.1. Berapa banyak cahaya yang diperlukan?
3.1.2. Rancangan pencahayaan untuk inerior
3.2. Tingkat Pencahayaan Yang Direkomendasikan Untuk Berbagai Tugas/ Kegiatan/Lokasi
3.3. Metodologi Studi Efisiensi Energi Sistim Pencahayaan
4. PELUANG EFISIENSI ENERGI
Memberikan berbagai alat dan cara dimana energi dapat dihemat dengan penerapan praktek
pencahayaan yang baik.
4.1. Penggunaan Pencahayaan Alami Siang Hari
Manfaat dari pemakaian cahaya alami pada siang hari sudah dikenal dari pada cahaya listrik,
namun cenderung terjadi peningkatan pengabaian terutama pada ruang kantor modern yang
berpenyejuk dan perusahaan komersial seperti hotel, plaza pebelanjaan dll. Di industri pada
umumnya menggunakan cahaya siang untuk beberapa model, namun perancangan sistim
pencahayaan siang hari yang tidak benar dapat mengakibatkan koplain dari personil atau
penggunaan cahaya listrik tambahan pada siang hari. Pertimbangkan ruangan yang memerlukan
tingkat pencahayaan 500 lux. Untuk menghitung pengurangan pantulan dan penyebaran pada titik
atap kaca, asumsikan bahwa 40% cahaya matahari melalui atap kaca ke ruangan. Jadi, pada hari
yang terang benderang, sekitar 2% dibutuhkan atap yang tembus pandang. Untuk menanggulangi
sudut matahari yang rendah, kondisi berkabut, atap kaca kotor, dll., lipatkan dari nilai tersebut
sekitar 4%. Untuk menghitung kondisi berawan rata-rata, naikan nilai ini ke 10% atau 15%. Beberapa
metoda untuk menggabungkan pencahayaan siang hari adalah:
Pencahayaan utara dengan menggunakan tiang penopang bubungan jenis gigi gergaji
sangat umum digunakan di industri; rancangan ini cocok untuk garis lintang utara 23
yakni India Utara. Di India Selatan, pencahayaan ke arah utara mungkin tidak cocok
kecuali jika kaca penyebar cahaya digunakan untuk memotong arah cahaya.
Rancangan yang inovatif memungkinkan akan menghilangkan sorotan cahaya siang
hari dan mencampurkan dengan interior. Potongan kaca, berjalan secara sinambung
melintasi atap yang luas pada rentang yang beraturan, dapat memberikan cahaya yang
baik dan seragam pada lantai bengkel pabrik dan tempat penyimpanan.
Sebuah rancangan yang bagus yang memadukan kaca atap dengan bahan FRP
bersamaan dengan langit-langit transparan dan tembus cahaya dapat memberikan
pencahayaan bagus bebas silau; langit-langit juga akan memotong panas yang datang
dari cahaya alami.
Pemakaian atrium dengan kubah FRP pada arsitektur dasar dapat menghilangkan
penggunaan cahaya listrik pada lintasan gedung-gedung tinggi.
Cahaya alam dari jendela harus juga digunakan. Walau begitu, hal ini harus dirancang
dengan baik untuk menghindari silau. Rak cahaya dapat digunakan untuk memberikan
cahaya alami tanpa silau.
4.2. De–lamping untuk mengurangi pencahayaan yang berlebihan
De-lamping merupakan metode yang effektif untuk mengurangi pemakaian energi cahaya. Di
beberapa industri, penurunan tinggi bantalan lampu memberikan luminers yang efisien dan
delamping telah meyakinkan bahwa penerangan sangat sulit dipengaruhi. De-lamping pada ruang
kosong dimana tidak ditampilkan pekerjaan aktif juga merupakan konsep yang sangat berguna.
4.3. Pencahayaan Tugas Khusus
Pencahayaan tugas khusus menunjukkan dibutuhkannya pencahayaan yang baik hanya pada areal
yang kecil dimana aktifitas tersebut dilaksanakan, sementara penerangan umum pada lantai
bengkel atau kantor dijaga pada tingkat yang lebih rendah; misal lampu yang tergantung pada
mesin atau lampu meja. Penghematan energi terjadi disebabkan pencahayaan tugas khusus dapat
dicapai dengan lampu yang memiliki watt rendah. Konsep pencahayaan untuk tugas ini jika
diterapkan dengan bijaksana, dapat mengurangi jumlah peralatan pencahayaan umum,
mengurangi watt lampu, menghemat energi dan memberikan penerangan yang lebih baik serta
memberikan suasana sekitar yang berestetika menyenangkan.
4.4. Pemilihan Lampu dan Pencahayaan yang Berefisiensi Tinggi
4.5. Pengurangan Tegangan Pengumpan Pencahayaan
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 17/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
4.6. Balas Elektronik
4.7. Kehilangan Kecil Chokes Elektromagnetik untuk Cahaya Tabung
4.8. Pencatat Waktu, Saklar Malam & Sensor Penempatan
4.9. T5 Lampu Neon
4.10. Perawatan Lampu
5. DAFTAR OPSI EFISIENSI
Opsi efisiensi energi yang sangat penting :
Kurangi tingkat pencahayaan yang berlebih ke tingkat standar dengan menggunakan
saklar, pengurangan lampu, dll. (Ketahui terlebih dahulu pengaruh listrik sebelum
melakukan pengurangan lampu)
Rajin mengontrol cahaya dengan jam waktu, pelambat waktu, photocells, dan/atau
sensor penempatan.
Pasang alternatif-alternatif yang efisien terhadap lampu pijar, lampu uap merkuri, dll.
Efisiensi (lumens/watt) berbagai kisaran teknologi mulai dari yang terbaik hingga yang
terburuk kira-kira sebagai berikut: sodium tekanan rendah, sodium tekanan tinggi,
logam halida, neon, uap merkuri, pijar.
Pilih balas dan lampu secara hati-hati dengan faktor daya tinggi dan efisiensi jangka
panjang dari sistim neon yang sudah usang ke neon kompak dan balas elektronik.
Pertimbangkan untuk merendahkan peralatan agar mampu menggunakannya lebih
sedikit.
Pertimbangkan cahaya siang hari, kaca atap, dll.
Pertimbangkan pengecatan dinding dengan warna yang lebih terang dan menggunakan
sedikit peralatan pencahayaan atau menurunkan watt.
Gunakan lampu tugas dan kurangi pencahayaan latar belakang.
Evaluasi kembali kontrol, jenis, strategi pencahayaan luar ruangan. Kontrol dengan giat.
Ubah tanda keluar dari lampu pijar ke LED.
Diposting oleh agueng di 18.15
4 komentar:
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 18/19
15/04/2018 :***(agung-dwi18) ***:::. .::
scren saver
agung-dwi18nov10
Pengikut
Followers (0)
Follow
Arsip Blog
► 2012 (2)
▼ 2011 (3)
▼ November (2)
sistem instalasi gedung bertingkat
Sejarah Email
► Oktober (1)
Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh 4x6. Diberdayakan oleh Blogger.
http://agung-dwi18.blogspot.co.id/2011/11/sistem-instalasi-gedung-bertingkat.html 19/19