Anda di halaman 1dari 6
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337. 539 (2301-9271 Print) B103 Analisis Sistem Proteksi Petir Eksternal pada Pabrik 1 PT. Petrokimia Gresik Rendi Bagus Pratama, I Made Yulistya Negara, dan Daniar Falmi Jurusan Teka Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) JL. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: rendibaguspratama@ gmail.com, yulistya@ee.its.ac.id, daniarfabmi-elits@ gmail.com Abstrak—Petie adalah fenomena alam yang bermula dari proses ionisasi hingga terjadi loncatan muatan dari awan ke burt tau sebaliknya, Fenomena ini merupakan salah satu penyshab ‘gangguan pada bangunan dan instalaci tinggi di Indonesia, Intensitas petir yang sedang di Kabupaten Gresik, yak 189 hari guruh per tahun merupakan ancaman serlus bagi Pabrik 1 PT Petrokimia Gresik, khususnya bangunan Prilling Tower dan DCS Building. Menurut analisis metode rolling sphers. diketahat ‘aha sistem proteksi petit eksternal Priling Tower thdak sesual pada standar TEC 1024-1-1 dan TEC 62308, Kemudian analsis sistem proteksi petir pada DCS Building menunjukkan baka oufigurasi grounding elcisting tidak aman, Petri menyebabkan bbeda potensial yang tinggi antar ground rod pada sistem tersebut. Selain itu pelepasan Sarge Protective Device berdampak terhadap tingginya ‘magnitude Ground Potential Rise grounding DCS Building. Secara wm penelitian ini menunjukkan bakwa diperlukan penyempnrnaan sistem protekel petit pada Prilling Tower dan DCS Building. Kate Kunci—petir, sistem protelsi peti, sistem grounding, surge protective device. 1. PENDAHULUAN NDONESIA temasuk negara yang memiliki frekuensi sambaran petir tertinggi di duinia, Menurut T. Haryono, penyebabaya adalah letak Indonesia di wilayah ekuatorial yang ‘menerima insolasi dalam jumlsh besar dengan hampir 70 persen wilayah merupakan perairan sehingga penguapan yang terjadi sangat becar dan syarat terbentuknya awan petir amida, rexpeaubi [1] Intensitas petir yang sedang di Kabupaten Gresik, yakni 159 ‘hari guruh per tala merupakan ancaman serius bagi Pabrike 1 PT Petrokimia Gresik, khususaya bangunan Prilling Tower dan DCS Building. Penelitian ini membshas tentang evaluasi sistem proteksi petit Prillng Tower dan DCS Building. Prilling Tower ‘merupakan bangunaa tertinggi pada Pabrik 1 PT Petrokimia Gresik sedangkan DCS Building berisi peralatan instrumentasi ddan kontrol yang sangat sensitif terhadap gangguan petir [2] Il. PETIRDAN SISTEM PROTEKSINYA, A. Petir Petir merupakan fenomena alam probabilisti yang dapat ‘menyebabkan Kerusakan pada bangunan, gangguan pada peralatan elektronik dan kematian makhluk hidup (3), Berdasarkan standar IEEE 998-1996, sambaran petir terjadi dalam dua tahap yaitu perpindshan elektron dari awan ke burn akibat ionisasi di udara dan sambaran balik atau return stroke. Proses ionisasi pada awan petir akan menghasilkan medan liste anrara awan dengan bumi, Apabila medan listle tersebut mencapai level breakdown kira-kira 100 jute volt ‘maka akan terjadi pelepasan elektron dari awan menuju buri (downvard leader) yang berupa lidab-lidah peti (step leader) dan berlangsung secara tabap demi tabap (step by step). Terbentuknya downward leader dengan kecepatan tinggi menyebabkan nsiknya medan listrik antara ujung step leader dengan permukaan bumi. Akibataya terbentuklah upward leader yang berasal dari puncak-puncak tertingsi objek di permukaan bumi. Proses ini berlasjut hingga kedvanya bertemu di suatutitik pada ketinggian tertentu ® Sambar | Mekanisme diachage (8) dowoward eader @)wpward leader B. Sistem Proteksi Petir Sistem Proteksi Petir (SPP) merupakan usaha dalam ‘mengatasi bahaya yang diakibatkan oleh sambaran petir [5]. Terdapat dua jenis SPP yaitu eksteral yang berfungsi ‘melinduagi objek dari sambaraa laagsung dan intemal yang berfungsi melindungi objek dari sambaraa tidak langsung, Raneang SPP suatu bangunan memeriukan analisis Keburuhan proteksi petir untuk melihat apakah objek tersebut membutubikan proteksi. Hal ini berlubuagan erat dengan jumlah hari gurub per tahun suatu daerab [6]. Menurut standar TEC 61024-1-1, kebutuhan proteksi petir dapat dihitung smenggunaken persamaan 1,2 dan 3 beri [7] Nd = Nex dex10" w JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Neg = 4x10 x7" e Ae =ab+6h(a+)+9h 6) Dimana: a = paajeag atap gedune (m) > =lebaratap gedung (m) bh =Ttinggi atap gedung (m) ‘Td = hari guruh petal ‘Ng ~ kerapatan sambaran petir ke tanah (sambaran / km tahun) _4e = Ivas daerah yang memili nlai sambaran petir sebesar Nel (ka. C. Metode Rolling Sphere ‘Menurut standar IEC 62305 metode rolling sphere (RSM) ibayangkan sebagai bola kbayal dengan radius R yang bergulir pada cuatu objek. Titik sentuh bola khayal pada objek: merupakan lokasi yang akan disambar petir sehingga seloruh Titik tersebut harus dilindungi. Nilai R dapat dihitung ‘menggunakan persamaan 4 (8). Nilai tersebut berguna untuk ‘menentukan seberapa besar tingkat proteksi yang diburublsan (tabel 1). R=10r* “a Dimana: R = radius bola bergulir (m) T =estimasi arus puncak petir (kA) ‘abel 1 Holbunzan tngka proteksi pet (LPL) dengan metede RSM stanar 2305, Pacer ToT in Tom oo Ane permis GA) 3 5 7 16 Ansspesicmaksimum (kA) 200150100100, Radius RSM (en) 0 0 sw D. Metode Sucut Pertindungan Metode Iain yang direkomendasikan oleh standar TEC £62308 adalah sucut perlindungan atau protection angle (PA). ‘Namua terdapat batacan tertentu yang meayebabkaa metode ini tidak dapat diterapkan pada seluruh plant. Persamsan S berikut merupakan persamaan Hasse dan Wiesinger yang digunakan uamk menghitag 2oaa proteksi petir metode PA . -( 4) eesin"{1-" 6 Dimana: = sudut perlindungan ‘= tinggi bangunaa (m) = jarak sambar (ta) E. Grounding dan Ground Potential Rise Grovading atau peatanaban berguna membuang aris petir kke tanah, Dikenal tiga macam grounding, yaitu grounding power atau electrical, peti, dan instrumentasi (9) Ground Potential Rise (GPR) menurut standar IEEE 367 Blo4 adalah sebuah: fenomena yang diakibatkan oleh aliran arus yang mengalir pada suatu impedansi ground rod (10). Parameter aman dari suatu sistem grounding adalah tidak menghasilkan ‘ouch voltage, step voliage dan GPR melebilii batas aman. Memurut studi Jinliang He, batas maksinum GPR ‘pada sistem grounding adalah 5 kV [11]. Bila arus petir masuk ke tanah lewat suatu elektroda maka ‘akan mengenai elektroda lain di dalam tanah pada jarak tertentw. Gambar 2 menuajukkan distibusi arus mengalie secara radial sebingga sesistausi tanah antar elektroda (Rh) dapat dibitung menggunakan persamaan 6 berikut. © Dimana Ry, = resistansi antara 2 elektroda dengan jarak % (Q) 2 =tahanen jenis tanah (8m) 7% =kedalaman elektroda (m) ry =/jarak elektroda (im) ‘Nilai resistansi kabel grounding dan down conductor dapat dibitung menggunakan ramus 7 berikut 1 R= pa 0 4 Dima: R= resistansi kabel (2) 2 ~ bambatan jenis (Sm) 1 ~panjang kabel im) ‘A. =luas penampang (mam’) HI, DATADAN MODEL A. Data Prilling Tower Tinggi dan lebar Prilling Tower adalah $0 meter dan 14 meter. SPP ekstemal terpasang pada menara yang terletak 2 meter di sebelah salatanaya. Tinggi dan lebar menara tersebut adalah $6 meter dan 2,5 meter. SPP eksternal yang terpasang berjenis non-konvensional dengan tipe dynasphere. Radius proteksi maksimumaya adalah 100 meter daa dipasang setinggi 5 meter dari atap menace, JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B. Grounding DCS Building Berdacarkan survey lapangan diperoleh single line diagram grounding DCS Building. Data kabel dan resistansinya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Daa abel oun Toles ‘Kiaa)Pasjmne Ren ‘Rondon Pring 70 WS ODMR Toner Groene Pring ” 3 o.oo7s7143 Tower Desi ” 3 epoors7ias Desi 30 + 0901376 pes2 ” 5 epoizes71 Des? 9 55 0.01992 pes 0 8 oooisesri4 pes3 2 6 0.902064 couse L ” 7 090172 Console | 50 75 0025s CConaale? ” 11 ooo2702857 consele2 30 1s 0.903956 Console 3 ” 13 0003191286 Conse 3 30 1 ogotsie ws 2 6 oen0es Baer 30 3 0.003086 Grounding sstumeat ” 7 090172 bal Greondieg instrument ” 7 090172 tae Grounding cecil ” 8 opois6s7i4 tar [trumen Ima ” 5 opo0e9s7 inetrumen I bare Testament? lr — ” 3 oooors7iss sestumen 2 barv Erecncal ama ” 40000982857 lesen Pada tanggal 4 April 2016 dilakukan pengukuran resistansi tanah menggunakan metode driven rod. Tabel 4 berikut ‘menyajikan data resistansi tanah. Tabel Data rein tana Taka Renan a Pring Tower lastuneatas 1 baru lnstnentan 1a stents 2 baru Instrmentas 2 amin neces! bare Enccical ama 2 CC. Pemodelan Sistem grounding pada _penelitian ini dimodelkan menggunakan software ATPDraw. Gambar 3 merupakan pemodelan sistem grounding eksisting (terpisah) sedangkan gambar 4 pemodelan sistem grounding equipotensial multiple ground rod. 1 B05 CGanibac’3 Pemodsnn sistem erasing IV, EVALUASI SISTEM PROTEKSIPETIR Secara ummm terdapat dua permasalahan yang dibahas padapenclitian ini yaitu sistem proteksi petit Prilling Tower dan DCS Butlding Pabrik | PT Petrokimia Gresik. A. Analisis Kebutuhan Protekst Petr Kerapatan sambaran peti ke tanah ( Ng ) Ng =4x107 x159°* (Mg = 23,76 sambaran per km per talon Luas area proteksi bangunan ( Ae ): Ae = 14x14 + 6% 8014 +14) +978 Ae = 194.500" Frekauensi sambaran peti langsung per tabun (2) Nad = Nex ex10* Nd = 23,76% 194,500.10" Nd = 4,62 sambaran petir per tahun Melalui pertimbangan ekonomis dipilih level proteksi 4. B. Analisis Metode Rolling Sphere Analisis Kebutuhan proteksi petir menunjukkan babwa ‘pemiliban SPP pada tingkat 4 artinya ares petir minimum yang, hharus mampu ditangkap SPP sebesar 16 kA. R= 60,63 meter (dibulatkan 60 meter) Gambar 3 merupakan pemodelan 2ona proteksi Prillnig Tower dan DCS Building menggunakan metode RSM. Dapat disimpolkan babwa Pemasangan SPP eksteral tidak sesuai pada standar TEC 1024-1-1 dan TEC 62305. Rancangan SPP ekstemal yang direkomendasikan adalah ‘menambah terminasi udara setinggi 3 meter yang dipasang di tengah-tengah atap Prilling Tower dan konduktor mesh di sekeliling atap setinggi 1,66 meter (gambar 6)

Anda mungkin juga menyukai