LP Anc
LP Anc
di Puskesmas Gondanglegi
Disusun Oleh
Rezky Prayogiatmo
170070301111075
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Antenatal Care (ANC)
Dalam sumber lain juga disebutkan interval kunjungan pada pemeriksaan prenatal yaitu
setiap 4 minggu sekali sampai minggu ke-28, kemudian setiap 2-3 minggu sekali sampai
minggu ke-36, dan sesudahnya setiap minggu.
J. Pemeriksaan Antenatal
a. Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil meliputi:
1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat ibu)
2. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk memeriksakan
kehamilan atau ada masalah lain
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan
premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan
(dengan forcep, vakum, ekstraksi atau operasi caesar)
Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan dengan
kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup.
Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska persalinan
Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, siapa
yg menolong
Riwayat hipertensi
Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg
Nifas dan laktasi
Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau mati, bila mati
umur berapa & penyebabnya
Masalah-masalah lain yg dialami
7. Riwayat kesehatan dahulu (penyakit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau HIV/AIDS, malaria,
status imunisasi TT, dll.
8. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit menular, dll
9. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
Status perkawinan
Riwayat KB
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
Dukungan keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga
Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan perhatian pada
vitamin A dan zat besi
Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum obat/alcohol/obat
tradisional, & olahraga
Beban kerja & kegiatan sehari-hari
Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama meliputi komponen:
1. Pemeriksaan Luar
a. Pemeriksaan umum
Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi, dan pernapasan
Tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistole atau 90 diastole. Bila lebih
dari 140/90 mmHg maka harus dicurigai preeklamsi. Juga perubahan 30 systole
dan 15 dyastole diatas tensi sebelum hamil menandakan toxaemia gravidarum
Oedema
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravudarum atau oleh
tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul mengalirkan darah
dari kaki, tetapi juga oleh hypovitaminose B1, hypoproteinemia dan penyakit jantung
Berat badan dan tinggi badan
Berat badan pada pasien normal akan naik lebih dari 15 kg pada saat hamil.
Namun, bila sebelum hamil BB klien < 45 kg atau > 75 kg maka kemungkinan
memiliki masalah atau penyulit kehamilan juga akan semakin besar. Untuk tinggi
badan, klien dengan TB < 145 cm dapat mengalami distosia karena PAP yang
sempit.
Ada/tidaknya nyeri kepala
Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi.
Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan
polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul).
Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah
dan direncanakan penatalaksanaannya.
Inspeksi
Muka : adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
adakah oedema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi
Leher : apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung), apakah
ada pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfa membengkak
Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan putting susu (simetris
atau tidak),keluarnya kolostrum(dilakukan pemeriksaan setelah usia kehamilan >28
minggu)
Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan perut, linea alba, ada
gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim, striae gravidarum, & bekas luka operasi
Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan condyloma
Anggota bawah : cari varices, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha
Genitalia eksterna
a. Inspeksi luar: keadaan vulva/uretra, ada tidaknya tanda radang, luka/
perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas.
b. Inspeksi dalammenggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan
dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina
dengan bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga
horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna),
keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan
dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya.
Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.
Palpasi
Palpasi dalam pemeriksaan fisik pada ibu hamil bertujuan untuk :
b. Menentukan besarnya rahim untuk menentukan usia kehamilan
c. Menentukan letaknya anak dalam rahim
d. Mengetahui adanya tumor dalam rongga perut, cysta, myoma, limpa yang
membesar
e. Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu:
a) Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan. Pemeriksaan Leopold
Idilakukan dengan cara :
- Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha
- Pemeriksa berdiri di sebelah kanan penderita dan melihat ke arah muka
penderita
- Rahim dibawa ke tengah
- Tingginya fundus uteri ditentukan
- Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat pada fundus
a. Sifat kepala keras, bundar, dan melenting
b. Sifat bokong lunak, kurang bundar, dan kurang melenting
c. Pada letak lintang fundus uteri kosong
- Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri
a. Sebelum bulan ke III fundus uteri belum dapat diraba dari luar
b. Akhir bulan III (12 minggu) fundus uteri 1-2 jari atas symphisis
c. Akhir bulan IV (16 minggu) pertengahan antara symphisis dengan pusat
d. Akhir bulan V (20 minggu) fundus uteri 3 jari bawah pusat
e. Akhir bulan VI (24 minggu) setinggi pusat
f. Akhir bulan VII (28 minggu) fundus uteri 3 jari atas pusat
g. Akhir bulan VIII (32 minggu) pertengahan processus xyphoideus – pusat
h. Akhir bulan IX (36 minggu) sampai arcus costarum atau 3 jari di bawah
processus xyphoideus
i. Akhir bulan X (40 minggu) pertengahan processus xyphoideus – pusat
Jadi fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan ke IX. Setelah bulan ke IX
fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala mulai turun ke dalam rongga
panggul. Pada orang multigravida yang berbaring fundus uteri tetap setinggi arcus
costarum dan menonjol ke depan.Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara
mengikuti pertumbuhan rahim, maka ukuran rahim ditentukan dalam cm. Yang
diukur adalah tinggi fundus uteri dan perimeter umbilical (lingkar perut setinggi
pusat).
Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan adalah sebagai berikut :
b) Leopold II
Leopold II untuk menentukan letak punggung anak dan bagian-bagian kecil
- Kedua tangan di pindah ke samping
- Tentukan letak punggung anak
- Punggung anak terdapat di bagian yang memberikan rintangan yang terbesar,
bagian-bagian kecil biasanya terletak di bagian yang berlawanan dengan bagian
yang memberikan rintangan terbesar
- Pada letak lintang terdapat kepala atau bokong
c) Leopold III
Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh rongga atas panggul
- Pergunakan satu tangan
- Tentukan bagian bawah dengan menggunakan ibu jari dan jari lainnya
- Pastikan apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan
d) Leopold IV
- Pemeriksa merubah sikap dengan menghadap ke arah kaki ibu
- Menentukan bagian bawah dengan menggunakan kedua tangan
- Pastikan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam PAP, dan ukur berapa
masuknya bagian bawah ke dalam panggul
- Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan bagian terbawah dari kepala
yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan konvergen, hanya bagian kecil dari kepala turun ke dalam
rongga
b. Jika kedua tangan sejajar, separuh dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul
c. Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala masuk ke
dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepla sudah melewati PAP
Jika pada kepala yang telah masuk dalam PAP, masukkan tangan ke dalam
rongga panggul, maka satu tangan akan lebih jauh masuk, sedangkan tangan
satunya tertahan oleh tonjolan kepalaTonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh
daerah dahi, sedangkan pada letak defleksi oeh belakang kepala. Jika tonjolan
kepala berlawanan dengan bagian kecil, maka anak dalam letak defleksi.
Palpasi secara Leopold yang lengkap baru dapat dilakukan jika janin sudah cukup
besar, kira-kira dari bulan VI ke atas.
Auskultasi
Tujuan:
1. menentukan hamil atau tidak
2. Anak hidup atau mati
3. Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi anak tunggal/
kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
2. Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau TBC
yang dapat memperberat kehamilan.
3. Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
Perkusi
Reflek patella :Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1 (Marjati dkk, 2010; 12-13)
Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai mencapai
normal.Jika sejak awal laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali pada
kehamilan 32-34 minggu.Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus, Hepatitis/HIV). Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal,
periksa ulang pada kunjungan minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes mellitus
gestasional.
K. PATHWAY ANC
TRIMESTER I
TRIMESTER II
TRIMESTER III
L. Asuhan Keperawatan Antenatal
1. Pengkajian
a. Data umum klien dan pasangan
b. Riwayat kehamilan & persalinan yang lalu
c. Riwayat ginekologi
d. Riwayat KB
e. Riwayat kehamilan saat ini
f. Pemeriksaan fisik
g. Persiapan persalinan
h. Obat-obatan yg dipakai saat ini
i. Hasil pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Mitayani (2009), diagnose keperawatan ibu hamil berupa:
Trimester I kemungkinan diagnose yang ditemukan
a. Kecemasan
b. Nyeri
c. Gangguan nutrisi
d. Perubahan pola seksual
Trimester II kemungkinan diagnosis yang ditemukan
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri
b. Gangguan gambaran diri
c. Perubahan proses keluarga
d. Kecemasan
e. Perubahan pola seksual
Trimester III kemungkinan diagnosis yang ditemukan
a. Nyeri
b. Perubahan pola napas tidak efektif
c. Perubahan pola tidur
d. Intoleransi aktivitas
e. Perubahan pola seksual
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Mitayani (2009), intervensi yang dilakukan:
Trimester I : bergantung pada pengkajian biopsikososial
Tujuan perawatan secara fisiologis pada trimester I adalah sebagai berikut:
a. Kehamilan didiagnosis dan taksiran persalinan dapat ditentukan
b. Ibu mendapatkan informasi tentang adaptasi tubuh akibat perkembangan janin
c. Faktor resiko dapat diindentifikasi
Tujuan perawatan secara psikologis pada trimester I adalah
a. Ibu aktif merawat diri
b. Ibu mempersiapkan rencana persalinan
c. Terbina rasa saling percaya
Trimester II : bergantung masalah yang ada pada ibu
Tujuan perawatan fisiologis pada trimester II kehamilan diantaranya :
a. Memastikan taksiran persalinan
b. Ibu dan keluarga mendapatkan informasi tentang adaptasinya dan
perkembangan janin selama trimester II
c. Ibu dapat merawat dirinya sendiri
d. Faktor resiko dapat diidentifikasi
e. Ibu waspada dengan bahaya kehamilan
Tujuan perawatan secara psikologis pada trimester II adalah sebagai berikut
a. Informasi kebutuhan persiapan persalinan
b. Kooperatif dan aktif selama trimester II
c. Mempersiapkan rencana persalinan
d. Hubungan saling percaya terbina
Trimester III
Tujuan perawatan fisiologis pada trimester III kehamilan diantaranya :
a. Ibu dan keluarga mendapatkan informasi tentang adaptasi dan perkembangan
janin
b. Ibu mendapatkan informasi perawatan mandiri secara adekuat
Tujuan perawatan psikologis pada kehamilan trimester III diantaranya
a. Kebutuhan dan kesiapan ibu dengan keluarga teridentifikasi
b. Ibu dan keluarga aktif dalam perawatan trimester III
c. Hubungan saling percaya semakin baik
Intervensi yang dapat diberikan berdasarkan diagnosa keperawatan yang dialami ibu
hamil, diantaranya :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
Kriteria hasil
Meningkatkan masukan oral
Menjelaskan factor-faktor penyebab bila diketahui
Intervensi
Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat
Timbang BB setiap hari
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Beri dorongan individu makan makanan yang kering
2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic sekunder akibat kehamilan
Kriteria hasil
Menggambarkan program defekasi terapeutik
Melaporkan eliminasi yang baik
Intervensi
Jelaskan risiko konstipasi pada kehamilan
Jelaskan factor pemberat untuk terjadinya hemoroid
Pertimbangkan kebutuhan untuk laksatif
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
Kriteria hasil
Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis
Menggambarkan mekanisme kopinh yang efektif
Intervensi
Gali ketakutan dan kekhawatiran selama hamil
Bantu pasangannya mengenali harapan yang tidak realistis
Terima ansietasnya dan kenormalan dari proses tersebut
Diskusikan kekhawatiran inin dengan klien dan pasangannya
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder akibat
penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan volume darah
Kriteria hasil
Mengidentifikasi factor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas
Menurunkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi
Jelaskan penyebab keletihan dan dispnea pada pertnegahan kehamilan dan masa
akhir kehamilan
Perubahan pada pusat gravitasi
Peningkatan berat badan
Tekanan pembesaran uterus pada diafragma
Ajarkan metode penghematan energy
5. Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan membrane
mukosa oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar estrogen
dan progesterone.
Kriteria hasil
Memperlihatkan integritas rongga mulut
Bebeas dan rasa tidak nyaman saat makan dan minum
Intervensi
Diskusikan pentingnya hygiene oral setiap hari dan pemeriksaan gigi secara
periodic
Ingatkan untuk memberi tahu dokter gigi tentang kehamilan
Jelaskan bahwa hipertropi dan nyeri tekan guzi adalah normal pada kehamilan.
4. Implementasi Keperawatan
Trimester I
Informasi tentang perawatan mandiri yang diberikan kepada ibu di trimester I adalah
sebagai berikut
1. Pencegahan infeksi neonates
2. Penyuluhan tentang nutrisi, aktivitas, kebiasaan tidur, hubungan seksual dan
pemakaian obat
3. Jadwal kunjungan, sejak konsepsi sampai dengan 28 minggu kehamilan setiap 4
minggu, 29-36 minggu kehamilan setiap 2-3 minggu, 37 minggu kehamilan
sampai lahir setiap 1 minggu
4. Informasi tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan per vaginam dengan
tanpat atau dengan nyeri, pecah ketuban (keluar air dari vagina), sakit kepala
yang berlebihan, gangguan penglihatan, nyeri abdomen, serta demam
5. Kelas prenatal
6. Rencana melahirkan
Trimester II
1. Pakaian direkomendasikan yang nyaman, longgar, dan praktis
2. Postur dan mekanik tubuh
3. Kebersihan diri: mandi, gosok gigi
4. Aktivitas fisik/latihan yang teratur bisa memperkuat otot, mengurangi nyeri
punggung, dan meningkatkan kesejahteraan ibu
5. Istirahat dan tidur, temukan posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur
6. Imunisasi, ibu harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dua kali
selama kehamilan
Trimester III
1. Dukungan emosional dan sosial
2. Mengajarkan perawatan diri
3. Persiapan menyusui
4. Kaji ulang tanda bahaya kehamilan
5. Kenali kelahiran premature
6. Persiapan sebelum melahirkan(Mitayani, 2009).
5. Evaluasi Keperawatan
Kelanjutan dan evaluasi terhadap efektivitas intervensi keperawatan. Evaluasi
keperawatan merupakan kegiatan akhir proses keperawatan, di mana perawat menilai
hasil yang diharapkan terhadap perubaha diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu
dapat diatasi. Di samping itu, perawat juga mengesampingkan umpan balik atau
pengkajian ulang jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai sehingga proses
keperawatan dapat dimodifikasi (Mitayani, 2009).
Daftar Pustaka
Krisnadi, Sofie. 2005. Obstetri Patologi ilmu kesehatan Reproduksi Edisi 2 FK Universitas
Padjadjaran. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB untuk
Pendidikan Bidan. http://books.google.co.id. Diakses tanggal 18 Juni 2012.Pukul 18.31
WIB.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Manuaba IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Kelurga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri Jilid 1 Obstetri fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta:
EGC.
Sastrawinata, Sulaiman, et. al. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner & Suddarth,
Edisi 8.EGC : Jakarta.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih.
Edisi: 3. Jakarta: FKUI
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC.Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.