DEFINISI
Trombositopenia atau defisiensi trombosit, merupakan keadaan dimana trombosit dalam sistim
sirkulasi jumlahnya dibawah normal (150.000-350.000/μl darah). Trombositopenia biasanya
dijumpai pada penderita anemia, leukemia, infeksi virus dan protozoa yang diperantarai oleh sistem
imun (Human Infection Virus, demam berdarah dan malaria). Trombositopenia juga dapat terjadi
selama masa kehamilan, pada saat tubuh mengalami kekurangan vitamin B12 dan asam folat, dan
sedang menjalani radioterapi dan kemoterapi.
ETIOLOGI
Trombositopenia disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah kegagalan produksi trombosit,
peningkatan konsumsi trombosit, distribusi trombosit abnormal, dan kehilangan akibat dilusi.
Penggunaan obat-obat tertentu juga dapat menyebabkan trombositopenia, salah satunya adalah
kotrimoksazol. Suatu mekanisme imunologis sebagai penyebab sebagian besar trombositopenia
yang diinduksi obat. Selain dari mekanisme tersebut, pada penelitian sebelumnya kotrimoksazol
digunakan sebagai obat untuk membuat trombositopenia pada hewan uji mencit.
Penyebab trombositopenia ada yang diketahui namun ada juga yang tidak diketahui atau
idiopatik. Secar garis besar ada beberapa faktor umum penyebab trombositopenia, antara lain:
Untuk trombositopenia yang idiopatik atau disebut juga idiopatik trombositopenia purpura (ITP)
masih belum diketahui penyebab pastinya. Namun peneliti meyakini terjadinya idiopatik
trombositopenia purpura berkaitan dengan gangguan pada sistem imun. Sistem imun salah
mengenali trombosit dan menganggapnya sebagai benda asing berbahaya yang harus
dihancurkan dari dalam tubuh sehingga jumlah trombosit menurun drastis dan terjadilah
idiopatik trombositopenia purpura.
Trombositopenia bisa terjadi sebagai gejala dari beberapa penyakit, atau bisa juga terjadi
karena obat -obatan tertentu. Berikut adalah beberapa penyakit ataupun obat – obatan yang
menjadi penyebab trombositopenia, antara lain:
Infeksi virus, misalnya demam berdarah dengue (DBD), eipsten-barr virus, hepatitis
hingga HIV- AIDS menjadi penyebab trombositopenia yang sering terjadi.
Infeksi bakteri yang berat, misalnya Tuberkulosis miliar
Keganasan pada sel darah, misalnya leukemia ataupun limfoma
Anemia aplastik menjadi penyebab trombositopenia karena mencegah sumsum tulang
memproduksi trombosit
Efek samping dari kemoterapi dan radioterapi Defisiensi atau kekurangan vitamin B6
dan asam folat.
Penyakit autoimun, seperti idiopatik trombositopenia purpura (ITP)
Splenomegali atau pembesaran limpa menjadi penyebab trombositopenia karena limpa
yang membesar menyebabkan trombosit terperangkap didalamnya dan mencegah
trombosit beredar di sirkulasi darah
Herediter atau keturunan
Terpapar bahan kimia toksik menjadi penyebab trombositopenia lainnya. Konsumsi
alkohol berlebihan
Obat -obatan tertentu seperti : obat antikonvulsi, antibiotik, dsb bisa menjadi salah satu
penyebab trombositopenia
DD
1. Pseudotrombositopenia
2. Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP)
3. Thrombotic Microangiopathies (TMA)
PATOFISIOLOGI
a. Kegagalan produksi trombositi.
Rombositopenia yang terjadi sekitar 10 har setelah transfuse daahtelah dikaitkan dengn
terbentuknya antibody pada penerima darahterhadap antigen-1a trombosit manusia(HPA-1a)
pada trombosit yangditranfusikan (yang tidak erdapat pada trombosit pasien itu sendiri).
Toksin shiga masuk kedalam sirkulasi intestinal dan berjalandidalam plasma dan
permukaan trombosit atau monosit. Toksin beikatandengan molekul endotel kapiler
glomerular,sel mesangia, dan sel epitelglomerular dan tubular yang kemudian merusak endotel
sel melaluipembentukan factor von Willebrans multimer besar yang tidak biasa.
- DIC dapat dicetuskan oleh masuknya materi prokoagulan kedalamdarah pada keadaan-
keadaan berikut ini: emboli cairan amnion, solusioplasenta, adenokarsinoma yang
menyekresi musin secara luas,leukemia promiolistik akut (LMA tipe M3), penyakit hati,
malariafalciparum berat, reaksi transfuse hemolitik, dan beberapa gigitan ular.
- DIC dapat juga dicetuskan oleh kerusakan endotel luas dan pemajanankolagen (missal
endotoksemia, septicemia gram negative, danmeningococus, aborsi septic), infeksi virus
tertentu dan luka bakarberat atau hipotermia.
Ini terjadi akibat pengikatan heparin pada thrombosis yang dikutidengan pembentan
antibodi IgG terhadap kompleks heparin-plateletfactor 4 (PF4) yang menyebabkan aktivasi
trombosit.
Pada splenomegali. Hingga 90% trombosit dapat mengalami sekuestrasi dalamlimpa, sedangkan pada
keadaan normal sekuestrasi hanya terjadi pada sekitarsepertiga massa trombosit total. Lama hidup trombosit
normal dan tidak terdapatdefek hemostasis lain..
d. Kehilangan akibat dilusi (Sindroma tranfusi massif)Trombosit tidak berada dalam keadaan stabil bila dara
disimpan pada suhu 4 0Cdan jumlah trombosit menurun dengan cepat bila darah disimpan selama lebih
dari 24 jam.
GAMBARAN KLINIS
MANIFESTASI ORAL
Namun, lain halnya dengan penderita trombositopenia yang parah atau kronis. Metode
pengobatan yang akan mereka jalani tergantung pada 2 hal, yaitu penyebab dan tingkat
keparahan kondisi. Pengobatan trombositopenia seperti ini bisa dilakukan dengan:
Untuk darah manusia, mengenai najisnya terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama. Mayoritas
ulama madzhab menganggapnya najis. Dalil mereka adalah firman Allah Ta’ala,
ُْطا ِعمْْيَط َع ُم ْهُْإِالْأَنْْيَ ُكونَْْ َميت َ ْةًْأَوْْ َد ًماْ َمسفُو ًحاْأَوْْلَح َْمْ ِخن ِزيرْْفَإِن ْه
َ ْعلَى
َ ْيْ ِإلَيْْ ُم َحر ًما ِ ُ قُلْْالْأ َ ِج ُْدْفِيْ َماْأ
َْ وح
ِْرجس
“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan
bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir
atau daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor.” (QS. Al An’am: 145).
Para ulama tersebut menyatakan bahwa karena dalam ayat ini disebut darah itu haram, maka
konsekuensinya darah itu najis.
Namun ulama lainnya semacam Asy Syaukani dan muridnya Shidiq Hasan Khon, Syaikh Al Albani dan
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahumullah menyatakan bahwa darah itu suci. Alasan
bahwa darah itu suci sebagai berikut.
Pertama: Asal segala sesuatu adalah suci sampai ada dalil yang menyatakannya najis. Dan tidak
diketahui jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan membersihkan darah selain pada darah
haidh. Padahal manusia tatkala itu sering mendapatkan luka yang berlumuran darah. Seandainya darah
itu najis tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memerintahkan untuk membersihkannya.[9]
DAFTAR PUSTAKA
Permono, Bambang dkk. 2005. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta: Badan
Penerbi IDAI.