Anda di halaman 1dari 8

BUKU PENUNTUN

PRAKTIKUM FISIOLOGI
(BLOK KARDIO RESPI)

BAGIAN FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robi, atas segala rahmat dan karunia-Nya Buku Penuntun
Praktikum Fisiologi ini dapat tersusun dengan baik. Penyusunan buku Penuntun Praktikum ini
dimaksudkan untuk membantu mahasiswa dalam menjalankan kegiatan praktikum, sehingga dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik dari teori yang telah dipelajari dalam kuliah.

Berkaitan dengan tujuan pembelajaran praktikum ini, maka disamping berisi teknik atau metoda
pemeriksaan fisiologi, buku praktikum ini juga memuat permasalahn klinis yang berkaitan dengan
pokok bahasan praktikum, teori yang mendasari pokok bahasan, serta petunjuk mengenai issue-
issue yang harus dibahas pada tiap pokok bahasan. Dengan susunan seperti ini diharapkan kegiatan
praktikum akan berjalan lebih efektif dan efisien, mahasiswa akan lebih mampu belajar mandiri dan
terarah, relevan dengan tuntutan tugas profesi lulusan kelak serta merupakan pengalaman belajar
yang menarik serta menyenangkan bagi mahasiswa.

Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Buku Penuntun Praktikum Fisiologi ini kami
ucapkan terima kasih dan penghargaan.

Kami menyadari bahwa buku Penuntun Praktikum Fisiologi ini masih perlu memperoleh perbaikan,
untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan.

Semoga Buku Penuntun Praktikum Fisiologi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung 2017

Penyusun
PERATURAN TATA TERTIB LABORATORIUM FISIOLOGI

PERATURAN UMUM

1. Praktikan tidak boleh masuk ruangan laboratorium sebelum jam praktikum


2. Praktikan harus mengisi absensi sebelum melakukan praktikum
3. Sebelum praktikum dimulai sewaktu-waktu akan diadakan response / test mengenai
percobaan-percobaan yang sudah / akan dilakukan, baik lisan atau tertulis.
4. Ketidakhadiran mahasiswa pada kegiatan praktikum harus disertai alas an yang sah.
Selanjutnya mahasiswa tersebut diserahkan kepada Dosen Pembimbingnya sesegera mungkin.
Ketidakhadiran tanpa alas an yang sah atau Ketidakhadiran lebih dari dua kali menyebabkan
mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti ujian praktikum Biokimia.
5. Hasil-hasil pekerjaan praktikum, keaktifan berdiskusi, response-responsi, test-test, akan
diperhitungkan dalam menentukan nilai akhir pelajaran Biokimia.
6. Setelah selesai melakukan percobaan praktikum, mahasiswa mendiskusikan topic bahasan
dalam kelompok masing-masing.
Mahasiswa harus meminta paraf Dosen Pembimbing pada kartu praktikumnya setiap selesai

melakukan kegiatan praktikum atau setelah menyerahkan makalah.

7. Mahasiswa diharuskan membuat laporan mengenai apa yang telah didiskusikan. Laporan
diserahkan minggu berikutnya.

PERATURAN KHUSUS

1. Jangan membuang kotoran/sampah ke dalam bak pencuci, buanglah ke tempat yang telah
disediakan.
2. Jangan memindahkan/membawa botol-botol reagen dari tempatnya.
3. Pergunakan zat-zat seefisien mungkin sesuai dengan buku petunjuk praktikum dan jagalah
supaya reagen tidak tercampur satu sama lain :
- Bila pada tiap botol reagen disediakan pipet, ambillah reagen dengan pipet tersebut,
dan untuk mengukurnya gunakanlah gelas ukur yang tersedia. Janganlah sekali-kali
menuangkan reagen dari botolnya, atau mempertukarkan pipet bersama tutupnya.
- Bila pada botol reagen tidak disediakan pipet khusus dapat digunakan pipet yang
mempunyai kalibrasi yang tersedia, tetapi tiap pengambilan zat haruslah pipet tersebut
dibilas dengan air terlebih dahulu.
4. Mikropipet yang Saudara pinjam, jika telah selesai dipergunakan agar dikembalikan ke tempat
semula yang telah disediakan
- Tips/ujung pipet bekas pakai agar disimpan pada tempat yang telah disediakan.
5. Hati-hatilah dengan zat-zat yang mudah terbakar, seperti : ether, benzen, alkohol. Jauhkan
dari api.
6. Pemakaian bahan-bahan kimia yang uapnya beracun/berbau tidak enak, seperti : HCl pekat,
asam sulfat pekat, kloroform dan sebagainya, dikerjakan di lemari asam.
7. Membuang asam dan basa kuat harus dengan mengalirkan air yang banyak.
8. Semua alat harus bersih, jika perlu cucilah dengan campuran K-bichromat dan asam sulfat
pekat (terutama untuk biuret dan pipet)
9. Sekali-kali janganlah mempergunakan alat pusingan (sentrifugasi). Kalau belum mengetahui
caranya :
- Tabung sentrifugasi harus selalu setimbang dan dipasang berhadapan
- Janganlah mencoba memanaskan tabung sentrifugasi
- Bersihkan tabung setiap kali sesudah memakai
10. Setiap kali sebelum dan sesudah praktikum, alat-alat harus diperiksa dahulu. Kalau ada yang
rusak/hilang segera laporkan.
11. Alat-alat yang rusak/hilang diganti oleh praktikan yang bersangkutan dalam waktu 1 minggu
12. Peminjaman alat-alat di luar inventaris sendiri, selalu memakai bon peminjaman. Kalau alat
dikembalikan, bon peminjaman alat harus diminta kembali.
13. Spesimen praktikum (darah, urin, air liur dan sebagainya) disiapkan oleh mahasiswa.

SANKSI-SANKSI

Praktikan-praktikan yang dianggap melanggar peraturan-peraturan di atas akan dikenakan sanksi


sesuai dengan berat ringannya pelanggaran, dan tidak diperkenankan mengikuti praktikum sapai tak
diperkenan mengikuti ujian.

Bandar Lampung, November 2017

Bagian Fisiologi

FK Unila
PENGUKURAN VO2 MAX BRUCE TEST
BRUCE PROTOCOL STRESS TEST
Tes ini dibuat oleh Dr. Robert A. Bruce. Uji dikembangkan sebagai uji klinis untuk mengevaluasi
pasien dengan dugaan penyakit jantung koroner, tetapi juga dapat digunakan untuk memperkirakan
cardiovaskular fitness pada atlet

Tujuan :
Tes ini ini dibuat untuk mengevaluasi fungsi jantung dan kebugaran jasmani

Perlengkapan :

1. Treadmill
2. Stopwatch
3. Electrocardiograph (EKG)

Prosedur

1. Latihan dilakukan pada treadmill dengan start pada 2,74 km/jam (1,7 mph) dan dengan
kemiringan 10%
2. Pada interval 3 menit, kemiringan meningkat sebanyak 2% dan kecepatan meningkat seperti
yang ditunjukkan tabel di bawah ini :

TAHAP KECEPATAN KECEPATAN INKLINASI


(KM/JAM) (MPH)
1 2,74 1,7 10% (5,7 0)
2 4,02 2,5 12% (6,8 0)
3 5,47 3,4 14% (8,0 0)
4 6,76 4,2 16% (9,1 0)
5 8,05 5,0 18% (10,2 0)
6 8,85 5,5 20% (11,3 0)
7 9,65 6,0 22% (12,4 0)
8 10,46 6,5 24% (13,5 0)
9 11,26 7,0 26% (14,6 0)
10 12,07 7,5 28% (15,6 0)

MODIFIKASI

Modifikasi Bruce protocol sering juga digunakan, dimana diawali dengan beban yang ringan
kemudian standar dan digunakan pada orang lanjut usia serta pasien tertentu. Level pertama dan
kedua dari modifikasi Bruce Test dilakukan pada 1,7 MPH dengan grade 0% (datar) dan 1,7 MPH
(2,74 km/jam) dengan grade 5% (kemiringan 2,9 derajat) dan level ketiga berkaitan dengan level
pertama pada standar Bruce protocol (kecepatan 2,74 km/jam dengan grade 10% atau 5,7 derajat)
seperti yang dijelaskan di atas.
HASIL

Skor tes adalah waktu dari tes yang dinilai dalam menit

Nilai “T” adalah total waktu menyelesaikan tes (dinyatakan dalam menit dan detik).

Pria VO2 max (ml/kg/min) = 2,94 x T + 7,65

Pria muda VO2 max (ml/kg/min) = 3,62 x T + 3,91

Wanita VO2 max (ml/kg/min) = 2,94 x T + 3,7

Wanita muda VO2 max (ml/kg/min) = 4,38 x T - 3,9

Atau dengan menggunakan program kalkulator yang BRUCE teknik


PROSEDUR PENGUKURAN VO2 MAX DENGAN TEKNIK BRUCE
Sebelum melakukan pengukuran :

1. Lakukan pemeriksaan tekanan darah


2. Lakukan warming up/pemanasan
3. Atur/setting kecepatan dan kemiringan treadmill

PROSEDUR :

1. Pasien/atlet berjalan atau berlari diatas treadmill semampu pasien/ atlet, Fisioterapi mengawasi
pasien pada saat melakukan test dan mengubah parameter kecepatan dan kemiringan treadmill
2. Pasien tetap berjalan/berlari sesuai dengan kecepatan baru yang telah diubah dan demikian
seterusnya.
3. Latihan dimulai pada kecepatan 2,74 km/jam dan dengan kemiringan 10 derajat dan setiap
interval 3 menit kemiringan bertambah 2 derajat dan kecepatannya meningkat sesuai tabel
dibawah ini :
TAHAP KECEPATAN WAKTU INKLINASI
(KM/JAM) (MENIT)
1 2,74 0 10
2 4,02 3 12
3 5,47 6 14
4 6,76 9 16
5 8,05 12 18
6 8,85 15 20
7 9,65 18 22
8 10,46 21 24
9 11,26 24 26
10 12,07 27 28
Catatan : 1% = 0,570

4. Apabila pasien sudah leleh dan tidak mampu melanjutkan test, Fisioterapi mencatat waktu yang
telah dijalani pasien/atlet tersebut
5. Hitung prediksi VO2max nya dengan menggunakan rumus
Pria VO2 max (ml/kg/min) = 2,94 x T + 7,65
Pria muda VO2 max (ml/kg/min) = 3,62 x T + 3,91
Wanita VO2 max (ml/kg/min) = 2,94 x T + 3,74
Wanita muda VO2 max (ml/kg/min) = 4,38 x T - 3,9

CONTOH KASUS

Seorang pasien pria berumur 40 tahun melakukan test BRUCE dan bisa berlari selama 9 menit.
Maka prediksi VO2 max nya adalah :
2,94 x 9 + 7,65 = 34,11
Sesuai dengan tabel, kemampuan VO2 max nya adalah dibawah rata-rata (sedikit dibawah normal)
Catt: FTs sebaiknya menggunakan stopwatch
MAXIMAL OXYGEN UPTAKE NORMAL UNTUK PRIA (ml/kg/min)

Kriteria Prediksi VO2 max Pria

Kriteria/Usia 18-25 26-35 36-45 46-55 56-65 65+ tahun


tahun tahun tahun tahun tahun
Excellent/Baik Sekali >60 >56 >51 >45 >41 >37
Baik 52-60 49-56 43-51 39-45 36-41 33-37
Diatas rata-rata 47-51 43-48 39-42 35-38 32-35 29-32
Rata-rata 42-46 40-42 35-38 32-35 30-31 26-28
Di bawah rata-rata 37-41 35-39 31-34 29-31 26-29 22-25
Kurang / Miskin 30-36 30-34 26-30 25-28 22-25 20-21
Sangat kurang <30 <30 <26 <25 <22 <20

MAXIMAL OXYGEN UPTAKE NORMAL UNTUK WANITA (ml/kg/min)

Kriteria Prediksi VO2 max Wanita

Kriteria/Usia 18-25 26-35 36-45 46-55 56-65 65+ tahun


tahun tahun tahun tahun tahun
Excellent/Baik Sekali >56 >52 >45 >40 >37 >32
Baik 47-56 45-52 38-45 34-40 32-37 28-32
Diatas rata-rata 42-46 39-44 34-37 31-33 28-31 25-27
Rata-rata 38-41 35-38 31-33 28-30 25-27 22-24
Di bawah rata-rata 33-37 31-34 27-30 25-27 22-24 19-22
Kurang / Miskin 28-32 26-30 22-26 20-24 18-21 17-18
Sangat kurang <28 <26 <22 <20 <18 <17

Catt :
Kriteria di atas bisa berbeda tergantung literatur yang digunakan, literatur yang lain misalnya :

Tabel 1 . Maximal Oxygen Comsumption Normative Values for Women VO2 max (ml/kg.min)

Age Poor Below Average Above Excellent


Average Average
20-29 <24 24-30 31-37 38-48 49+
30-39 <20 20-27 28-33 34-44 45+
40-49 <17 17-23 24-30 31-34 42+
50-59 <15 15-20 21-27 28-37 38+
60-69 <13 13-17 18-23 24-34 35+

Tabel 2 . Maximal Oxygen Comsumption Normative Values for Man VO2 max (ml/kg.min)

Age Poor Below Average Above Excellent


Average Average
20-29 <25 25-33 34-42 45-52 53+
30-39 <23 23-30 31-38 39-48 49+
40-49 <20 20-26 27-35 36-44 45+
50-59 <18 18-24 25-35 34-42 43+
60-69 <16 16-22 23-30 31-40 41+
Source : Pollock ML, Schmidt DH, Jackson AS. (1980) Measurement of cardio-respiratory fitness and
body composition in the clinical setting. Comprehensive Therapy, 6(9), 12-27 (p.16)

Anda mungkin juga menyukai