(Proposal)
Oleh
NANDYA DWIZELLA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
Judul Skripsi : PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK
BEKATUL BERAS MERAH (Oryza
nivara)TERHADAP JUMLAH RERATA
SPERMATOSIT PRIMER DAN KETEBALAN
TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS PUTIH
JANTAN GALUR Sprague dawley YANG
TERPAPAR ASAP ROKOK KRETEK
Fakultas : Kedokteran
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 5
1.4.3 Manfaat Agromedicine .................................................................... 5
1.4.4 Manfaat bagi Peneliti ....................................................................... 6
1.4.5 Manfaat bagi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung............... 6
1.4.6 Manfaat bagi Peneliti Lain ............................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4. Definisi Operasional...................................................................................33
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagian-bagian Rokok.................................................................................10
3. Histologi Testis..........................................................................................13
4. Proses Spermatogenesis.............................................................................15
6. Spermatozoa Tikus.....................................................................................18
7. Bagian Bekatul..........................................................................................22
8. Kerangka Teori...........................................................................................25
9. Kerangka Konsep.......................................................................................26
Merokok menjadi kebiasaan hidup bagi orang dewasa maupun remaja. Bahkan,
merokok sudah menjadi gaya hidup di masa kini meskipun mereka mengetahui
di negara berkembang jumlah perokoknya lebih dari 3x lipat negara maju. Setiap
harinya, lebih dari 90 ribu remaja di dunia menjadi pecandu dan ketagihan
merokok. Di negara berkembang, salah satunya Indonesia terdapat 50% pria dan
China dan India, khususnya kepulauan Riau dengan proporsi tertinggi perokok
setiap harinya (27,2%) (Riskesdas, 2013). Menurut data WHO sekitar 15 milyar
rokok terjual setiap harinya. Pada tahun 2015, lebih dari 1,1 milyar orang
yang berusia mulai dari 15 tahun untuk merokok setiap harinya (WHO, 2015).
Rokok mengandung 4000 bahan kimia yang merugikan bagi kesehatan, oleh
karena itu rokok merupakan sumber utama radikal bebas. Sekitar 100 senyawa
2
dalam rokok bersifat sangat toksik seperti bahan karsiogen, tar, nikotin,
karbonil, klorindioksin dan furan. Bagi kesehatan reproduksi pada pria, senyawa
lalu dalam 5-15 bulan mereka berhenti merokok dan hasilnya terdapat
bahwa kerusakan DNA pada sperma rentan terjadi secara genetis, sehingga
(Amarudin, 2012).
Paparan radikal bebas yang berasal dari asap rokok dalam jangka waktu yang
(ROS) yang berfungsi untuk regulasi sperma, kapasitasi sperma dan reaksi
akrosom. Namun, apabila paparan ROS terdapat dalam jumlah banyak dan terjadi
secara terus menerus maka dapat menurunkan tingkat kesuburan dengan cara
pada akhirnya menyebabkan kelainan morfologi pada sperma. Paparan ROS ini
dan kerusakan DNA sperma dengan cara oksidasi (Saryono & Retnani H, 2013).
Radikal bebas (ROS) yang diproduksi spermatozoa dalam jumlah sedikit dapat
diatasi dengan pertahanan endogen tubuh sebagai zat antiradikal atau biasa
ambang batas antioksidan tubuh maka akan timbul stres oksidatif (Amarudin,
2012).
Stres oksidatif adalah kondisi dimana kadar ROS melebihi ambang batas yang
membran sel dan akhirnya merusak sel. Efek negatif Stres oksidatif terhadap
kerusakan membran sel, kerusakan morfologi dan hilangnya viabilitas sel sperma.
Untuk mencegah kerusakan sperma dan infertilitas, maka jumlah ROS harus
dikurangi dengan menaikkan kadar antioksidan dalam tubuh (Saryono & Retnani
H, 2013). Saat ini, terdapat beragam jenis antioksidan, salah satunya adalah
Bekatul beras merah. Bekatul merupakan limbah dari proses penggilingan padi.
lebih besar dibandingkan dengan bekatul beras hitam maupun bekatul beras putih
(Wulandari et al., 2011). Dalam bekatul beras merah terkandung senyawa bioaktif
sel dan senyawa oryzanol berfungsi untuk membantu sirkulasi serta merangsang
sekresi hormon (Suter, 2011). Dari senyawa bioaktif dalam bekatul beras merah
inilah yang akan mengurangi ROS yang terdapat dalam tubuh dan mencegah
terjadinya infertilitas.
Berdasarkan dari efek negatif yang ditimbulkan oleh asap rokok dan antioksidan
yang terkandung dalam bekatul beras merah maka peneliti ingin menghubungkan
efek dari kandungan antioksidan bekatul beras merah terhadap jumlah spermatosit
primer dan ketebalan tubulus seminiferus pada hewan percobaan yang terpapar
Berdasarkan uraian dan masalah yang terdapat pada penjelasan diatas, maka
terhadap jumlah spermatosit primer dan ketebalan tubulus seminiferus tikus putih
ekstrak bekatul beras merah (Oryza nivara) terhadap jumlah spermatosit primer
5
dan ketebalan tubulus seminiferus pada tikus putih galur Sprague dawley yang
sebagai antioksidan yang berasal dari limbah buah dan limbah padi.
6
reproduksi.
2.1 Rokok
Rokok mulai meluas di Indonesia pada awal abad ke-19. Dimana warisan
rokok yang berbahan dasar tembakau asli yang langsung dikeringkan dan
2. Pengertian Rokok
Rokok merupakan salah satu hasil olahan tembakau yang dibungkus dengan
yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
Rokok dibakar pada salah satu ujungnya, dibiarkan membara dan dihisap
Asap yang ditimbulkan oleh rokok berasal dari 2 reaksi yaitu reaksi
pembakaran dan reaksi pirolisa. Dari kedua reaksi ini, asap rokok
dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu asap utama (mainstream smoke) dan asap
oleh perokok sedangkan asap sampingan merupakan asap yang keluar dari
3. Kandungan Rokok
Dalam satu batang rokok terdapat ribuan zat berbahaya bagi kesehatan,
Nikotin Insektisida
Formaldehida Pengawet
Freon AC mobil
Methoprene Pestisida
Tiga kandungan utama yang terdapat dalam rokok yaitu nikotin, tar dan
karbonmonoksida.
1. Nikotin
9
Nikotin terdapat dalam asap yang dihasilkan dari rokok dan tembakau
otak dan menghalangi rasa lapar, sehingga orang yang merokok jarang
dalam satu batang rokok tidak boleh melebihi dari 1,5 mg. Dalam
mengandung kadar nikotin 4-6 kali lebih tinggi dibanding asap rokok
2. Tar
3. Karbonmonoksida (CO)
biasa dihasilkan dari kendaraan bermotor, asap rokok, asap pabrik, dan
Saat mudigah, pembentukan sistem reproduksi pria berasal dari 3 jaringan, yaitu
primordial germ sel yang berasal dari yolk sac dan berubah menjadi
Pembentukan organ reproduksi pada pria terjadi pada minggu ke 7. Pada mudigah
faktor pembentuk testis dalam bentuk protein. Faktor inilah yang merangsang sel
leydig pada seminiferus cord untuk memproduksi testosteron yang nantinya akan
membentuk duktus wolfii. Testosteron ini akan meregresi corpusculum renal dan
yang kaya akan proliferasi sel sertoli akan menghasilkan anti mullerian hormon
11
Testis merupakan organ seksual pada sistem reproduksi pria. Testis berjumlah
sepasang, terdapat dalam skrotum dan diselimuti oleh jaringan ikat. Pada fase
awal embrio, testis berada dalam ruang retroperitoneal yang terdapat dalam
rongga abdomen. Sebelum kelahiran, testis dan spermatic cord turun melalui
untuk mengatur suhu testis agar 2-4°C lebih rendah dibandingkan suhu tubuh.
Didalam testis terdapat septa yang membagi testis menjadi beberapa lobulus
Tubulus seminiferus ini dikelilingi oleh jaringan ikat longgar interstisial dan sel
leydig yang sedangkan dalam tubulus seminiferus sendiri dilapisi oleh epitel
seminiferus yang terdiri dari sel sertoli atau sel penyokong dan sel-sel
yang akan menjadi sperma (Junqueira, 2014). Sel Spermatogonia merupakan sel
yang terletak dekat dengan membran basal, bentuknya bulat dengan nukleus bulat
dan kromatin nukleusnya halus. Sel spermatosit primer berbentuk bulat besar dan
kromatin yang kasar padat. Sel spermatosit sekunder jarang terlihat karena
berumur pendek. Spermatid merupakan sel berukuran kecil, bulat dan terletak
lebih mengarah ke lumen tubulus seminiferus dengan inti sel hampir menutupi
tengah lumen tubulus seminiferus, memiliki flagel sebagai ekor. Sel sertoli
berbentuk mirip segitiga dengan sitoplasma jernih dan sulit dibedakan batas-
2003). Sel leydig ditemukan oleh Franz Leydig pada tahun 1850 memiliki bentuk
hormon testosteron dengan stimulasi Luteinizing Hormone (LH) yang berasal dari
Agar terjadi fertilisasi, sperma harus diejakulasikan agar dapat mencapai ovum.
membutuhkan waktu sekitar 12 hari agar sperma menjadi matur dan mendapat
kekuatan untuk membuahi ovum pada sistem reproduksi wanita. Setelah matur,
sperma masuk ke dalam duktus deferens dan terus berjalan disepanjang duktus
deferens hingga berakhir di belakang vesika urinaria yang disebut dengan ampula.
vesikula seminalis ini terdiri dari fruktosa yang akan digunakan sebagai energi
bagi sperma. Terus berjalan melewati kelenjar prostat yang mensekresikan cairan
alkali, disini cairan yang tercampur disebut dengan cairan semen. Komposisi
cairan semen bertambah dengan disekresikannya cairan yang bersifat basa dari
kelenjar bulbourethra. Komposisi cairan semen adalah 5% dari sperma, 60% dari
14
cairan vesikula seminalis dan 20% dari kelenjar prostat. Bagian terbesar yang
membentuk cairan semen berasal dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan
Hormone (FSH). Selanjutnya sebagai respon dari LH dan FSH, maka testis akan
yang disekresikan oleh sel sertoli akibat rangsangan FSH merupakan hormon
yang bekerja sebagai umpan balik negatif terhadap sekresi hormon FSH di
melalui meiosis I dan spermatid melalui meiosis II. Tahap ketiga merupakan
dimulai dari sel spermatogonium yang terletak pada basal epitel. Sel
spermatogonium mengalami mitosis menghasilkan satu sel anak yang tetap berada
sedangkan satu sel anak bergerak ke arah lumen untuk diubah menjadi sperma.
primer (Sherwood, 2012). DNA dalam spermatosit primer yang telah bermitosis
(Junqueira, 2014).
sekunder membelah secara meiosis (meiosis II) dan menghasilkan dua sel yang
diamati karena spermatosit ini berumur pendek dan cepat mengalami meiosis II
(Junqueira, 2014).
1. Fase golgi awal : pada fase ini terbentuk tudung akrosom. Sentriol bermigrasi
yang disebut akrosin. Enzim ini dilepaskan saat spermatozoa bertemu dengan
3. Fase maturasi : pada fase ini terbentuk badan residu hasil dari sitoplasma
yang tidak diperlukan dan akan difagositosis oleh sel sertoli (Junqueira,
2014).
17
Tikus putih merupakan hewan pengerat dan sering dijadikan sebagai hewan
Tikus putih masuk ke dalam kingdom Animalia, adapun klasifikasi tikus putih
yaitu :
Filum Choedata
Kelas Mamalia
Ordo Rodentai
Family Muridae
Genus Rattus
Tikus jantan putih memiliki sistem reproduksi testis, skrotum, epididimis, vas
deferens, dan kelenjar aksesorius (vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar
seminiferus (Murod, 2014). Tikus memproduksi sperma 35,4 x 106 untuk satu
testisnya. Tubulus seminiferus tikus lebih tebal dibanding manusia yakni 347
mikrometer, tetapi sekat antar tubulusnya sangat tipis. Epitel tubulus seminiferus
tikus memiliki jumlah sel spermatogenik dua kali lebih banyak dibanding manusia
(Larasaty, 2014).
18
Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih
molekul menjadi radikal (Kardi, 2015). Menurut Halliwel dan Gutteridge (2007),
radikal bebas dengan cepat dapat diubah agar tidak membahayakan tubuh.
Namun, apabila radikal bebas ini bertemu dengan enzim atau asam lemak tak
jenuh ganda, maka inilah merupakan awal kerusakan seperti terjadinya kerusakan
DNA, kerusakan membran sel, kerusakan protein, terjadi peroksidasi lipid dan
radikal bebas yang memiliki 3 mekanisme kerusakan sel yaitu peroksidasi lipid
akibat cross linked protein melalui mediator sulfhidril atas beberapa asam amino
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adrien dkk pada tahun 2014
tikus putih yang terpapar asap rokok mengalami penurunan. Hal ini
penurunan sekresi FSH yang berdampak pada penurunan fungsi sel sertoli
dalam sel leydig (steroidogenesis) juga di hambat oleh nikotin dan kotinin
(Widhiantara, 2010).
kerusakan terhadap asam lemak yang terdapat dalam membran sel, sehingga
Vaart et al., 2004). Respon dari peroksidasi lipid yaitu sel akan melakukan
pertahanan diri atau menginduksi apoptosis pada sel tersebut (Ayala et al.,
2014).
bebas (ROS) yang akan menyebabkan stress oksidatif yang berakhir pada
sejalan dengan yang diungkapan oleh Pradila (2014) bahwa asap rokok yang
21
aktivitas akrosin ini akan berefek pada densitas dan motilitas sperma
2011)..
Bekatul merupakan limbah atau hasil samping dari penggilingan padi (Suter,
2011). Bekatul diperoleh dari penggilingan padi yang kedua.dan sering digunakan
untuk pakan hewan ternak. Bekatul terdapat diantara endosperm dan sekam.
Bekatul sendiri merupakan bagian dari beras yang terdiri atas pericarp, lapisan
kandungan bioaktif yang dapat mencegah kerusakan tubuh akibat radikal bebas.
bekatul terdapat kandungan tokoferol sebesar 0,35- 0,77 mg/gr bekatul (Sohail et
al., 2016). Tokoferol stabil pada suhu tinggi, bioaktif ini melindungi integritas
peroksida lipid dan singlet oksigen (Prapsiwi, 2013). Radikal bebas yang berasal
dari asap rokok akan menyerang struktur dan fungsi membran sel, pertumbuhan
sel, merusak DNA sel, dan peroksidasi asam lemak tak jenuh. Menurut Lamid
(1995) menjelaskan bahwa dengan adanya tokoferol, maka akan mencegah dan
mengurangi serangan radikal bebas dan memutus reaksi berantai oksidasi. Zat ini
23
juga mampu mencegah kerusakan DNA yang menyebabkan mutasi dan mencegah
oksidasi lipid.
dalam bekatul beras merah. Bahan aktif ini memiliki aktivitas antioksidan yang
yang tinggi, menurunkan kadar gula darah, dan sebagai bahan untuk mencegah
yang tinggi terhadap peroksidasi lemak (Minatel et al., 2016). Menurut Kaeoket
komponen lipid dalam membran sel sperma. Kaeoket juga menambahkan bahwa
peroksidasi radikal. Tetapi, β-karoten ini hanya ditemukan pada bekatul dari beras
Tabel 3. Kadar Tokoferol, γ-oryzanol, β-karoten dan aktivitas antioksidan dalam minyak bekatul
kasar.
Variabel Minyak bekatul kasar
Putih Merah Hitam
Tokoferol (ppm) 18.346 ± 2.903 3.706 ± 460 5.905 ± 1.027
didapatkan bahwa bekatul beras merah memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi
dibandingkan dengan bekatul dari beras putih maupun beras hitam (Prapsiwi,
2013).
Ekstrak Bekatul
2.8 Kerangka Teori beras merah
Penurunan spermatogenesis
Gambar 9. Kerangka Teori Pengaruh Pemberian Ekstrak Bekatul Beras Merah (Oryza nivara)
terhadap Jumlah Rerata Spermatosit Primer dan Ketebalan Tubulus Seminiferus pada Tikus Putih
Jantan galur Sprague dawley yang Terpapar Asap Rokok (Sukmaningsih, 2009) (Widhiantara,
2010) (Jems et al., 2014) (Ayala et al., 2014).
26
Variabel Dependent
Variabel Independent
Gambar 10. KerangkaKonsep Pengaruh Pemberian Ekstrak Bekatul Beras Merah (Oryza nivara)
terhadap Jumlah Rerata Spermatosit Primer dan Ketebalan Tubulus Seminiferus pada Tikus Putih
Jantan galur Sprague dawley yang Terpapar Asap Rokok Kretek.
2.10 Hipotesis
pada Tikus Putih Jantan galur Sprague dawley yang Terpapar Asap Rokok Kretek.
BAB III
METODE PENELITIAN
Posttest only control group. Pada penelitian ini dilakukan randomisasi pada
subjek yang akan diberi perlakuan dan randomisasi pada subjek kontrol. Posttest
Lampung dari masa adaptasi, diberi perlakuan hingga terminasi. Penelitian ini
Populasi penelitian adalah tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur
2,5-3 bulan dengan berat 200-350 gram yang didapat dari Institut Pertanian
Bogor (IPB).
28
Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur Sprague dawley
metode simple random sampling Tikus putih jantan akan diambil organ
(t-1)(r-1) ≥ 15
Keterangan :
t : Kelompok percobaan
(t-1)(r-1) ≥ 15
(5-1)(r-1) ≥ 15
(4)(r-1) ≥ 15
4r-4 ≥ 15
4r ≥ 15+4
4r ≥ 19
r ≥ 19/4
r ≥ 4,75
r≥5
29
Jumlah sampel yang akan digunakan dalam 1 kelompok adalah 5 ekor tikus
putih jantan galur Sprague dawley. Sehingga, 5ekor tikus dikalikan dengan
ekstrak bekatul beras merah 0,0084 gr/ ekor perhari dan diberi paparan
ekstrak bekatul beras merah 0,0168 gr/ekor perhari dan diberi paparan
5
n' :
1−𝑓
30
Keterangan :
5
n' :
1−𝑓
5
n' :
1 − 10%
5
n' :
0,9
n : 5,55
n:6
Jadi, 1 ekor tikus putih jantan ditambahkan pada masing masing kelompok
1. Kriteria inklusi :
d. Bergerak aktif
2. Kriteria eksklusi :
c. Tikus sakit saat penelitian (Rambut rontok, Kulit kusam, Patah kaki)
5. Sonde lambung
6. Spuit
7. Alat inhalasi
8. Glass object
9. Cover glass
4. Sekam tikus
8. Formaldehid 10%
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah asap 2 batang rokok kretek yang
diberikan perhari selama 30 hari dan ekstrak bekatul beras merah yang
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah spermatosit primer dan
Persiapan Penelitian
Hewan coba yang akan digunakan adalah tikus putih jantan. Aklamatisasi
Lampung selama 7 hari. Tikus putih jantan di tempatkan secara acak dalam
5 tempat dengan masing masing tempat berisi 6 ekor tikus putih jantan.
bagian padat dan cair suatu bahan. Persiapan bahan, pemilihan pelarut,
memanaskan bekatul pada suhu 110°C selama 5 menit, hal ini bertujuan
selama 7 hari dan diaduk sesering mungkin. Hasilnya di peras dan disaring
36
putih yang memiliki berat 200 gram memiliki konversi pengali 0,018
0,54 gram bekatul utuh. Dosis 1 diturunkan setengah dari 0,54 gram
menjadi 0,27 gram, dan dosis 3 dinaikkan 2 kali menjadi 1,08 gram.
0,27 𝑔𝑟 × 31,197 𝑔𝑟
= 0,0084 𝑔𝑟
1000
0,54 𝑔𝑟 × 31,197 𝑔𝑟
= 0,0168 𝑔𝑟
1000
1,08 𝑔𝑟 × 31,197 𝑔𝑟
= 0,0336 𝑔𝑟
1000
Total = 10,584 gr
37
pemaparan yang diberi 2 celah. Celah 1 untuk air pump dengan spuit 20cc
hari.oleh karena itu peneliti memilih pemaparan asap 2 batang rokok kretek
memiliki berat badan ≤250 gram. Bila berat badan tikus melebihi 300 gram
Proses cervical dislocation dengan meletakkan ujung ibu jari dan jari
tangan lainnya memegang bagian ekor dan dengan cepat ditarik sehingga
pemisahan sumsum tulang belakang dari otak lalu diambil bagian testisnya.
dimasukan ke dalam lemari upright freezer pada suhu -80°C (Haqiqi, 2015).
difiksasi.
2. Fixation
24 jam.
3. Trimming
cassette.
4. Dehidrasi
39
kertas tissu.
5. Clearing
6. Impregnasi
7. Embedding
8. Cutting
lembaran jaringan tersebut dengan ujung jarum dan sisi yang lain
menit, alkohol 70% selama 2 menit, dan air selama 10 menit. Lalu,
41
selama 2 menit.
tempat datar, ditetesi dengan bahan mounting yaitu entelah, dan ditutup
sekunder jarang diamati dalam sediaan testis karena sel berumur pendek
Apabila hasil uji normalitas terdistribusi normal maka akan dilanjutkan dengan uji
parametrik yaitu Uji One Way Anova dan bila hasilnya bermakna p<α (α = 0,05)
akan dilanjutkan dengan Uji Post-Hoc. Apabila hasil uji normalitas tidak
terdistribusi normal maka akan dilanjutkan dengan uji nonparametrik yaitu Uji
Ethical Clearance penelitian ini akan didapatkan dari Komisi Etik Fakultas
Kardi, 2015. Pemberian Glutathion pada Mencit Jantan Dewasa yang Terpapar
Asap Rokok Dapat Meningkatkan Motilitas progresif Spermatozoa.
Universitas Udayana.
Larasaty, W., 2014. Uji Antifertilitas Ekstrak N-Heksana Biji Jarak Pagar (
Jatropha curcas L.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus ) Gallur
Sprague Dawley Secara In Vivo.
Ma, Y. et al., 2015. Testosterone Regulates the Autophagic Clearance of
Androgen Binding Protein in Rat Sertoli Cells, Available at:
http://www.nature.com/srep/2015/150309/srep08894/full/srep08894.html.
Minatel, I.O. et al., 2016. Antioxidant Activity of γ -Oryzanol : A Complex
Network of Interactions. International Journal of Molecular Sciences, 17,
pp.3–6.
Mumpuni, P.D., 2013. Analisis Kadar Tokoferol, γ-Oryzanol dan β-Karoten Serta
Aktivitas Antioksidan Minyak Bekatul Kasar. , pp.2–31.
Murod, A.M., 2014. Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum
americanum L.) terhadap Kualitas Sperma dan Densitas Sel
Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara in vivo.
Nur asizah, 2015. Faktor Individu yang Berhubungan dengan Tindakan Merokok
Mahasiswa di Universitas Hasauddin. Available at:
http://dx.doi.org/10.1016/j.asw.2013.04.001%5Cnhttp://journals.cambridge.o
rg/abstract_S0140525X00005756%5CnLib scanned%5Cnhttp://www.br-
ie.org/pub/index.php/rbie/article/view/1293%5Cnhttp://www-
psych.nmsu.edu/~pfoltz/reprints/Edmedia99.html%5Cnhttp://urd.
Nururrahmah, 2014. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan dan Pembentukan
Karakter Manusia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Karakter, 1(1),
pp.77–84.
Park, H.-Y., Lee, K.-W. & Choi, H.-D., 2017. Rice Bran Constituents:
Immunomodulatory and Therapeutic Activities. Food Funct., pp.1–9.
Available at: http://xlink.rsc.org/?DOI=C6FO01763K.
Purwanto, A., Fajriyati, A.N. & Wahyuningtyas, D., 2014. Pengaruh Jenis Pelarut
Terhadap Rendemen dan Aktivitas Antioksidan dalam Ekstrak Minyak
Bekatul Padi (Rice Bran Oil). , 13(1), pp.29–34.
purwoistri, R.F., 2010. Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.)
terhadap Spermatogenesis dan Tebal Epitel Tubulus Seminiferus Testis
Mencit (Mus musculus) Jantan.
Rahmawati, A., 2012. Efek Ekstrak Bekatul Beras Hitam (Oryza sativa L)
Terhadap Perbaikan Luka Pada Mukosa Lambung Mencit yang Dipapar
Aspirin.
Rahmawati, I., 2015. Perbedaan Jumlah Sel-Sel Spermatosit Primer dan
Spermatid Setelah Pemberian Nikotin Antara 2 Minggu dan 3 Minggi pada
Mencit (Mus Musculus). , 5(2), pp.128–136.
Ramaswamy, S. & Weinbauer, G.F., 2014. Endocrine control of spermatogenesis:
Role of FSH and LH/ testosterone. Spermatogenesis, 4(2), pp.1–3. Available
at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=4581062&tool=p
mcentrez&rendertype=abstract.
Riskesdas, 2013. Infodatin-hari-tanpa-tembakau-sedunia. , p.12.
Rivanda, A., 2015. Pengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya
46