Pembimbing:
dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K)
Disusun Oleh:
Cakra Wijaya 1718012161
Fuad Iqbal Elka Putra 1618012072
Natasyah Hana Zafirah 1618012147
1
KATA PENGANTAR
Pertama penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus
yang berjudul “Gangguan Depresi” tepat pada waktunya. Adapun tujuan
pembuatan laporan kasus ini adalah sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Lampung.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Tendry Septa Sp.KJ (K) yang telah
meluangkan waktunya untuk kami dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam laporan kasus ini, oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan
kasus ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk penulis, tetapi juga bagi siapa pun
yang membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
LAPORAN KASUS.................................................................................................1
A. IDENTITAS PASIEN..................................................................................1
I. RIWAYAT PENYAKIT............................................................................1
V. RIWAYAT KEAGAMAAN.....................................................................4
C. STATUS PSIKIATRI...................................................................................5
I. Deskripsi Umum......................................................................................5
VII. Tilikan..................................................................................................7
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK................................................................7
ii
E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA....................................................7
F. FORMULASI DIAGNOSIS........................................................................8
G. DAFTAR MASALAH...............................................................................11
H. PROGNOSIS..............................................................................................11
I. RENCANA TERAPI..................................................................................12
J. DISKUSI....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17
LAMPIRAN...........................................................................................................18
iii
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Ny. N, wanita, usia 57 tahun, pendidikan terakhir SD, pekerjaan pedagang,
agama Islam, suku Jawa, alamat Tanggamus, status menikah, diperiksa pada
Hari Selasa tanggal 31 Juli 2018 dan Hari Kamis tanggal 02 Agustus 2018
Pukul 14.00 WIB.
B. ANAMNESIS PSIKIATRI
Autoanamnesa dilakukan di Poliklinik RS Jiwa Provinsi Lampung pada Hari
Selasa tanggal 31 Juli 2018 dan Hari Kamis tanggal 02 Agustus 2018.
I. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan Utama
Sering merasa sedih sejak sekitar dua sampai tiga minggu yang lalu.
1
yang menimpa anaknya dan semangat hidupnya menurun akan tetapi
tidak sampai menyebabkan pasien putus asa atau ingin mengakhiri
hidupnya. Pasien menyangkal keluhan seperti suka sakit kepala,
gemetaran, jantung berdebar-debar, suka berkeringat, dan sulit
berkonsentrasi.
2
Pada saat rentang usia tersebut pasien mengenyam pendidikan
dibangku sekolah dasar dan tidak pernah tinggal kelas. Nilai yang
didapatkan pasien tidak pernah dibawah rata-rata.
V. RIWAYAT KEAGAMAAN
Pasien beragama Islam dan meyakini agama yang dianutnya dengan
beribadah seperti sholat lima waktu, rutin mengaji, berzikir, dan juga
berpuasa di bulan Ramadhan. Pada masa kanak-kanak, remaja hingga
sekarang pasien rutin mengikuti kegiatan TPA di masjid setempat.
3
VII. RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGA
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Sejak lahir hingga
umur 5 tahun pasien tinggal dengan orang tuanya, lalu umur 5 tahun
sampai dewasa pasien dititipkan kekakek dan neneknya. Ia hidup dalam
keluarga yang memiliki status ekonomi cukup. Pasien memiliki hubungan
yang cukup baik dengan kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Pasien
sudah menikah dan memiliki tiga orang anak. Anak pertama ( An.E )
memiliki gangguan jiwa lainnya dan belum menikah, sedangkan kedua
anak lainnya sudah menikah Menurut pasien tidak ada yang mampu
mengerti kondisi yang dialami oleh pasien, sehingga pasien tidak pernah
berkeluh kesah dengan orang lain. Dari keluarga tidak ada yang
mengalami hal serupa dengan yang dialami pasien tapi anak pertama (An.
E) dan keponakannya memiliki gangguan kejiwaan lainnya.
PEDIGREE CHART :
4
VIII. SITUASI KEHIDUPAN SEKARANG
Pasien tinggal serumah bersama suaminya dan anak terakhir. Pasien hanya
sebagai ibu rumah tangga dan suaminya juga sekarang bekerja sebagai
pedagang. Kedua anak pasien lainnya tinggal berdekatan dengan pasien
dan sering berkumpul.
I. Deskripsi Umum
a. Penampilan: Seorang wanita memakai gamis coklat dengan jilbab
merah muda perawakan kurus dengan berat badan sekitar 44kg tinggi
badan 155cm, kulit sawo matang, bersih, terlihat rapi dan sesuai usia.
b. Kesadaran: Compos mentis
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor: Selama wawancara pasien, kontak
mata baik dan pasien tenang.
d. Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas
cukup, kuantitas cukup.
e. Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
5
b. Afek : Luas (keadaan normal dimana semua perasaan
diekspresikan penuh)
c. Keserasian : Sesuai
V. Proses Berpikir :
a. Arus pikiran :
1. Produktivitas : Cukup
2. Kontinuitas : Relevan
3. Hendaya berbahasa : Tidak ditemukan
b. Isi pikiran
1. Preokupasi : (-)
2. Waham : (-)
3. Obsesi : (-)
VII. Tilikan
Tilikan 6. Pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai
motivasi untuk mencapai perbaikan.
6
VIII. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda-tanda vital pasien diperoleh TD 110/70mmHg, nadi
80x/menit, respiratory rate 16 x/menit. Pada pemeriksaan fisik mata,
hidung, telinga, paru, jantung, dan abdomen tidak ditemukan adanya
kelainan.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah Lengkap dan fungsi hati dalam batas normal.
7
Pasien menyangkal keluhan seperti suka sakit kepala, gemetaran, jantung
berdebar-debar, suka berkeringat, dan sulit berkonsentrasi. Pasien belum
pernah berobat sebelumnya hingga akhirnya pasien dan keluarga memutuskan
berobat ke dokter spesialis jiwa di RSJ Provinsi Lampung.
Saat wawancara kontak mata pasien baik dan pasien tenang. Pembicaraan
spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas cukup, kuantitas
cukup. Sikap pasien kooperatif. Pasien menjalani pendidikan sampai SD. Pada
pasien ditemukan daya konsentrasi baik, memori segera, jangka pendek,
menengah dan panjang baik. Orientasi tempat, waktu dan orang baik.
F. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan depresi sejak dua sampai tiga
minggu terakhir sehingga menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan
disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien. Pasien
merasa keluhan ini dirasakan semakin lama semakin mengganggu aktivitas
sehari-hari hingga membuat pasien sulit untuk tertidur dan nafsu makan
berkurang. Selain itu, pasien merasa lelah dan sering lemas untuk melakukan
aktivitas. Pasien merasa sedih dikarenakan mengingat anaknya (An.E). Pasien
sering merasa bersalah atas kejadian yang menimpa anaknya dan semangat
hidupnya menurun akan tetapi tidak sampai menyebabkan pasien putus asa
atau ingin mengakhiri hidupnya. Pada pasien tidak ditemukan gejala seperti
halusinasi ataupun waham, tidak ada gejala somatik, ketegangan motorik
(gelisah, sakit kepala, gemetaran), dan overaktivitas otonomik (jantung
berdebar-debar, berkeringat) dan gangguan tersebut telah pertama kali
dirasakan pertama kali tahun 2018 sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
ini mengalami gangguan jiwa yaitu berupa gangguan depresi sedang.
8
Berdasarkan data-data yang didapat melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang tidak ditemukan trauma kepala, demam tinggi atau
kejang, stroke ataupun kelainan organik lainnya yang dapat menimbulkan
disfungsi otak sebelum gangguan jiwa. Hal tersebut dapat menjadi dasar untuk
menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F0). Dari anamnesis
diketahui bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan zat psikoaktif
lainnya berdasarkan hal tersebut, pasien bukan termasuk penderita gangguan
mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lainnya
(F1).
Pada pasien ini ditemukan didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna
yaitu merasa sedih, kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari,
mudah lelah dan sering lemas, merasa bersalah, sulit tidur, dan nafsu makan
berkurang. Keadaan ini menimbulkan penderitaan atau distress dan kesulitan
dalam aktivitas sehari-hari. Berdasarkan gejala-gejala tersebut dapat
disimpulkan bahwa aksis I pada pasien ini menderita gangguan Depresif
Sedang (F32.1)
Pada pasien tidak ditemukan adanya rasa cemas yang berlangsung setiap hari,
tidak adanya fobia, tidak ada gejala ketegangan motorik (tegang pada tengkuk,
tidak dapat santai, gelisah), dan tidak ada gejala overaktivitas otonomik
(jantung berdebar-debar). Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan
diagnosis gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait
stres (F4).
9
terdapat gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan SD
dengan baik dengan fungsi kognitif baik, dan tidak pernah tinggal kelas, akan
tetapi tidak melanjutkan sekolah lagi kejenjang selanjutnya karena alasan
ekonomi maka disimpulkan pada pasien ini tidak terdapat gangguan retardasi
mental. Oleh karena itu dapat disimpulkan karena tidak terdapat gangguan
kepribadian dan tidak ada retardasi mental, sehingga aksis II pada pasien ini
belum ada diagnosis.
EVALUASI MULTIAKSIAL
1. Aksis I : F 32.1 Gangguan Depresi Sedang Tanpa Gejala Somatik
2. Aksis II : Belum ada diagnosis
3. Aksis III : Belum ada diagnosis
4. Aksis IV : Stressor dari keluarga
5. Aksis V : GAF 70-61 (saat ini)
GAF 90-81 (HLPY)
G. DAFTAR MASALAH
Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya gangguan, hanya saja
perasaan sedih didapatkan karena adanya masalah keluarga dimana pasien
merasa sedih jika mengingat anaknya yang sedang sakit. Pada pemeriksaan
status internus dan status neurologikus tidak ditemukan kelainan.
10
H. PROGNOSIS
Ada beberapa pertimbangan yang mempengaruhi prognosis pasien.
Faktor yang meringankan diantaranya adalah:
Motivasi yang kuat (keinginan kuat yang ingin sembuh).
Tidak ada kelainan organik
Faktor yang memperberat:
Stresor dari keluarga inti.
Dari data tersebut dapat terlihat bahwa daftar yang memperingan lebih banyak
dibanding yang memperberat. Sehingga prognosis pada pasien ini adalah:
1. Quo ad vitam : ad bonam
2. Quo ad functionam : ad bonam
3. Quo ad sanationam : ad bonam
I. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka:
a. Golongan trisiklik
- Amitriptyline 1 x 75mg (malam hari)
2. Psikoterapi suportif:
3. Psikoterapi
Psikoterapi yang diberikan pasien adalah psikoterapi suportif,
psikoterapireedukatif, dan psikoterapi rekonstruktif.
1. Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperkuat mekanisme defens
(pertahanan) pasien terhadap stres. Perlu diadakannya terapi untuk
meningkatkan kemampuan pengendalian diri dan memberikan
motivasi hidup.
2. Psikoterapi reedukatif bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
keluarga untuk mendukung kesembuhan pasien dengan mengawasi
pasien untuk minum obat teratur. Psikoterapi rekonstruktif bertujuan
membangun kembali kepercayaan diri pasien, menjelaskan kepada
pasien bahwa pasien memiliki semangat hidup dan keinginan kuat
untu melihat anak pasien bahagia. Menolak semua pikiran negatif.
3. Edukasi yakni dengan menyarankan kepada keluarga untuk selalu
memberikan dukungan kepada pasien, jangan membatasi aktivitas
positif yang disukai pasien, ajak pasien bergembira, kurangi hal-hal
yang dapat meningkatkan stresor. Berdiskusi terhadap pentingnya
pasien untuk minum obat teratur dan kontrol lagi.
11
J. DISKUSI
Pada pasien ini perlu dijadikan laporan kasus dalam pembelajaran, karena
memiliki gejala khas sehingga bisa menjadi pembelajaran mengenai Episode
Depresif Sedang Tanpa Gejala Somatik (F32.10) dan juga mengetahui
perkembangan pengobatan selama di rawat di RSJ Provinsi Lampung. Diagnosis
Episode Depresi menurut PPDGJ-III, yakni:
Pada pasien ini telah mengalami keluhan lebih dari dua minggu (sekitar
dua sampai tiga minggu yang lalu). Pasien masih menjalankan tugasnya
sebagai pedagang yang mengurusi anaknya yang sedang sakit kejiwaan
dan suaminya, namun 3 minggu terakhir pasien sering terpikirkan dengan
masa depan anaknya, dan juga perlakuan ayah kepada sang anak, sehingga
dia sedih apabila dia meninggal, anaknya tidak akan ada yang mengurus,
12
sehingga menimbulkan gejala semakin hari sulit untuk tidur dan hanya
terjaga. Berdasarkan anamnesa yang diperoleh secara autoanamnesa,
sebagian besar gejala-gejala yang dialami oleh pasien mencakup gejala
dalam pedoman diagnostik episode depresif sedang menurut PPDGJ-III.
Karakter kelima :
A. Farmakoterapi Antidepresan
13
o Maproptilin
o Mianserin
MAOI
o Moclobemide
SNRI (Serotonin Norepineprin Reuptake Inhibitor)
B. Psikoterapi
Psikoterapi Individual
Psikoterapi Kelompok
Psikoterapi Keluarga
Edukasi
Rencana terapi pada kasus ini sudah tepat. Berdasarkan buku ajar psikiatri
FK UI, pengobatan depresi adalah dengan farmakoterapi serta psikoterapi untuk
menurunkan banyaknya stressor dalam hidup pasien. Farmakoterapi yang dipilih
untuk pasien ini adalah Amitriptilin 1x75mg. Golongan obat trisiklik ini
merupakan obat yang bersifat anti depresan dan prolong latent phase anti-
insomnia karena pada pasien mengeluhkan sulit tidur (tidurnya terlalu cepat
berakhir dan sulit tidur kembali).
Terapi individual
Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai penyakitnya
serta hal-hal yang dapat mencetuskan atau memperberat dan meringankan
penyakit pasien sehingga dapat memperpanjang remisi dan mencegah
kekambuhan.
Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya
minum obat secara teratur, adanya efek samping yang bisa timbul dari
pengobatan ini.
Terapi kelompok
Apabila kondisi pasien sudah lebih baik diberikan terapi aktivitas kelompok,
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam
pengendalian impuls saat memberikan respon terhadap stimulus dari luar,
belajar mengungkapkan komunikasi verbal dan mengekspresikan emosi
14
secara sehat, membantu pasien untuk meningkatkan orientasinya realitas
dan memotivasi pasien agar dapat bersosialisasi dengan sehat.
Terhadap keluarga
Memberi penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif
tentang keadaan penyakit pasien sehingga bisa menerima dan memahami
keadaan pasien, serta mendukung proses penyembuhannya dan mencegah
kekambuhan
Memberi informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai terapi yang
diberikan kepada pasien dan pentingnya pasien untuk kontrol dan minum
obat secara teratur
Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya
dukungan dari pihak keluarga dalam keadaan pasien yang seperti ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Saddock BJ. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri. Ed: Wiguna, I
Made. Tangerang: Bina Rupa Aksara Publisher. 2010.
2. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III dan
DSM 5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2013.
3. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: PT
Nuh Jaya. 2007.
4. Kementerian Kesehatan. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa.
2015.
17
LAMPIRAN
18
DIAGRAM RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
2018
19
AUTOANAMNESIS TANGGAL 31 Juli 2018 ( di Poli RSJ )
Keterangan :
Dokter Muda (D)
Pasien (P)
20
bapaknya, kan dia ini pendiem sih dok jadi ya sebagai ibu saya suka sedih liat
dia digituin, terus sedih liat dia dibanding-bandingin sama adek-adeknya.
Saya merasa bersalah gitu liat dia begini. Sedih dia gak nikah-nikah, kalau
saya meninggal dianya sama siapa kalau dia gak nikah soalnya suami saya
suka marahin dia.
D : Ini sudah berapa lama bu keluhannya dirasakan?
P : sudah sekitar dua sampa tiga minggu terakhir.
D : Selain itu ada keluhan lain ga bu? Seperti nafsu makan turun atau ada yang
lain?
P : ohya dok, terakhir ini saya jadi males makan.
D : bu, melihat kondisi seperti itu ibu suka merasa putus asa gak atau ingin
mengakhiri hidup saja?
P : putus asa dok kadangan tapi gak lah kalau mau mati dok masih inget Allah
dok.
D : Apakah ibu pernah mendengar suara-suara seperti memanggil, menyuruh,
atau mendengar bunyi-bunyian dan hanya ibu saja yang mendengar?
P : Selama ini tidak pernah dok
D : Kalau melihat bayangan-bayangan?
P : Tidak pernah Dok.
D : Pernah mengkomsumsi obat-obatan yang mungkin bikin ibu melayang?
Merokok? Minuman beralkohol?
P : Tidak pernah dok.
D : Baik ibu, selanjutnya kita coba periksa terlebih dahulu ya, apakah ibu
bersedia? Kalau saya tanya tanya hal yang mungkin menurut ibu aneh?
P : Baik dok saya bersedia.
D : Baik bu, sekarang coba berhitung ya misalnya 50-7 adalah 43, jika saya
bilang kurangi lagi maksudnya dikurangi 7 lagi ya bu. Bisa ?
P : Bisa
D : Tapi, kali ini ibu mencoba mulai dari 100-7, berapa bu?
P : 93….
D : Kurangi lagi?
P : 86...
21
D : Kurangi lagi?
P : 79... (daya konsentrasi baik)
D : Bu N, saya akan menyebutkan beberapa angka dihapal ya bu ?
P : Ya.
D : 2853
P : 2853.
22
D : ohya kemarin kan ibu bilang sedih karena anaknya, sedihnya terus-terusan
atau saat cuma mikirin anaknya?
P : awalnya sedih mikirin anak saya tapi sekarang malah sedih terus-terusan,
bawaannya sedih sampe susah tidur, nafsu makan turun gitu.
D : ibu pernah merasa bahagia lebih dari biasanya gak bu?
P : gak mas biasa aja.
D : Bagaimana waktu ibu lahir, normal atau tidak?
P : Iya mas, normal dan persalinan dibantu oleh dukun.
D : Apakah ibu pernah sakit sampai berobat ke dokter atau dirawat di rumah
sakit?
P : Tidak pernah mas.
D : Baiklah ibu N, sekian dulu ngobrol-ngobrolnya, terima kasih ya bu atas
waktu dan kerjasamanya, bila ada kata-kata yang tidak enak saya minta maaf
ya bu.
P : Iya dok, sama-sama.
23