Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KURIKULUM 2013

1. Mengapa perlu adanya Kurikulum?


Kurikulum dirumuskan untuk mempersiapkan manusia Indonesiaagar memiliki
kemampuan hdup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia. Bisa disimpulkan kurikulum sejatinya dihadirkan supaya
menjadi alat utama agar Pendidikan yang dijalankan selaras dengancita-cita bangsa.

2. Apa saja yang harus ada dalam kurikulum?


- Tujuan
Mulai dari tujuan Pendidikan secara universal sampai tujuan mata pelajaran.
Tujuan Pendidikan secara universal oleh Hummel yaitu: Autonomy, Equity, Survival.
Tujuan Pendidikan nasional tercantum dalam UU No 20 Thn 2003 ttg Sistem
Pendidikan Nasional.
Tujuan instutional yaitu tujuan Pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun
jenjang sekolah atau satuan Pendidikan tercantum dalam Permendiknas No. 22 Tahun
2007.
Tujuan instutional dijabarkan lagi menjadi tujuan kurikuler yaitu tujuan yang ingin
dicapai dalam setiap mata pelajaran.
Tujuan-tujuan pendidikan mulai dari pendidikan nasional sampai dengan tujuan mata
pelajaran masih bersifat abstrak dan konseptual, oleh karena itu perlu dioperasionalkan
dan dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan tujuan pendidikan yang lebih operasional, yang hendak dicapai dari setiap
kegiatan pembelajaran dari setiap mata pelajaran.
- Materi Pembelajaran
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan
teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa
pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik (perenialisme, essensialisme,
eksistensialisme) penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam hal
ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis.
- Strategi pembelajaran
Seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif,
menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan
proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang
tinggi.
- Organisasi Kurikulum
Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:
1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata
pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan
dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan
tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua
materi diberikan sama
2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang
ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna
memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
3. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan
beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan
dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata
pelajaran dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan
dengan core tersebut.
4. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang
menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah,
dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata
pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya
memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau
analisisnya diberikan secara terintegrasi.
6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara
organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
- Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas,
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan
pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.

3. Apa makna kompetensi inti, kompetensi dasar, dan silabus?


- Kompetensi inti
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan Pendidikan pada satuan
Pendidikan tertentu atau jenjang pedidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas antara pencapaian hard skills dan soft
skills.
Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertical dan organisasi horizontal.
- Kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi
yang terdiri atas sikap, pengetahuan dan keterampilan yang bersumber pada
kompetensi intiyangharus dikuasai pesera didik. Kompetensi tersebut dikembangakan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu mata pelajaran.
- Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Silabus berisikan komponen pokok yang
data menjawab pertanyaan berikut:
Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan
pembelajaran, kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk
kompetensi tersebut.
4. Mengapa model pembelajaran harus meggunakan pendekatan saintifik?
Karena pembelajaran adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan). Banyak para ahli yang
meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih
aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong
siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena
atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan
untuk emnemukan kebenaran ilmiah. Mereka dilatih untu mampu berfikir logis, runut dan
sistematis menggunakan kapasitas berfikir tingkat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai