TINJAUAN PUSTAKA
rahasia umum lagi. Hal demikian bisa muncul karena adanya keterbatasan fasilitas
perlu diterapkan perusahaan. Selain itu setiap upaya yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja hanya akan berhasil jika kedua pihak yaitu
dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan.
waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau
gangguan fisik.
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
9
10
yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan
mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan
mencapai suatu yang jatuh di atas sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara
yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki
ventilasi yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan
dekat dengan pekerja, pelindung mesin yang tak sebanding, peralatan yang rusak,
peralatan pelindung yang tak mencukupi, seperti helm dan gudang yang kurang
baik.
menambah daya dan lain-lain. Dari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya
terjadi karena mereka lalai ataupun kondisi kerja yang kurang aman, tidak hanya
11
satu saja. Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk tingkat
Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah
kecelakaan harus menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko
yang ekivalen.
hanya sedikit yang diketahuinya. Satu lagi pertanyaan yang tak terjawab ialah
yang kecil atau salah satu kecelakaan yang besar. Pendekatan yang sering
dilakukan untuk seorang manager untuk salah satu faktor kecelakaan terhadap
pendapatan, dan tidak membayar upah pekerja akan membuat pekerja malas
yang lain. Ada kemungkinan bahwa kejadian secara acak dari sebuah kecelakaan
merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja,
12
beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada
pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat
penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan
digunakan oleh pekerja demi melindungi dirinya dari potensi bahaya serta
APD oleh pekerja saat bekerja merupakan suatu upaya untuk menghindari
paparan risiko bahaya di tempat kerja. Walaupun upaya ini berada pada tingkat
pencegahan terakhir, namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
dengan bahaya. Sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja,
memakai APD yang tidak tepat, cara pemakaian APD yang salah, APD tidak
Salah satu sebab terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat
dalam menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat, menyediakan
alat-alat kerja, ruang kerja yang tidak memadai dan mengandung bahaya resiko
kecil, tidak tepatnya pemilihan mesin dengan rancangan bangunan yang sesuai
mungkin bagi pekerja. Meningkatkan derajat kesehatan para pekerja juga akan
(Endayana, 2010).
1. Bagi Perusahaan
yang optimal.
kesejahteraan pekerjaan.
kesehatan pemerintah.
masyarakat sejahtera.
Jenis dan fungsi alat pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga
melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam
atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi
panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu
yang ekstrim. Jenis Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety
helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain-lain.
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-
partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda kecil,
panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun
yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau
benda tajam. Jenis Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata
tameng muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker).
pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear
muff).
udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-
organisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan
untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu
benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad
renik. Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam,
kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan
bahan kimia.
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas
atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia
berbahaya dan jasad renik, tergelincir. Jenis Pelindung kaki berupa sepatu
kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang
dan lain-lain.
7. Pakaian Pelindung
seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim,
pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan
logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan,
tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Jenis pakaian
tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja
berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun
tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur
lantai dasar. Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman
tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope),
alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh
9. Pelampung
dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur
pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi keselamatan ( life
dihubungkan dengan berbagai teori yang ada terutama teori perlaku Skinner
perilaku kesehatan, teori Lawrence Green adalah salah satu teori perilaku
perilaku yang dihubungan dengan teori Silaban (2012) tentang penggunaan Alat
alat pelindung diri pada tenaga kerja dapat dijelaskan dalam pengertian-pengertian
sebagai berikut:
2.3.1. Pengetahuan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya
sepadan dengan tingkat aktivitas teknis dan sifat tanggung jawab mereka.
20
pengetahuan tenaga kerja tentang penggunaan alat pelindung diri (APD), maka
poster.
2.3.2. Sikap
masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
2.3.3. Pelatihan
pengetahuan teoritis dan praktis dasar yang diperlukan untuk dapat melakukan
pekerjaan atau bidang usaha yang mereka pilih dengan baik. Pelatihan di semua
tingkat harus ditekankan sebagai suatu alat untuk peningkatan kondisi kerja dan
lingkungan kerja.
mengenalkan tenaga kerja tentang bahaya-bahaya di tempat kerja dan aturan serta
cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya dan menyediakan kepada orang lain yang memasuki
Men/2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) meliputi 9 jenis yaitu (a) Pelindung
kepala (b) pelindung mata dan muka (c) pelindung telinga (d) pelindung
pernapaasan beserta perlengkapannya (e) pelindung tangan (f) pelindung kaki (g)
pakaian pelindung (h) alat pelindung jatuh perorangan, dan (i) pelampung.
2.3.5. Pengawasan
bahaya yang lebih besar berupa kecelakaan. Untuk mengurangi faktor yang
dengan respon (faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut.
Dalam bidang kesehatan ada teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian-
Adapun kerangka teori mengenai penggunaan APD dalam penelitian ini dapat
Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
- Keyakinan
- Karakteristik Pekerja
Penggunaan Alat
Faktor Pendukung Perlindungan Diri
- Pelatihan APD)
- Ketersediaan alat
perlindungan diri
Faktor Penguat/Pendorong
- Pengawasan
- Kebijakan
jelasnya dapat dilihat dari variabel independen dan dependen yang tergambar pada
Pengetahuan
Sikap
Penggunaan APD
Pelatihan
Ketersediaan APD
Pengawasan