Abstract
1
BAB I
PENDAHULUAN
kista yang berhubungan dengan antrum maksila, dan kista jaringan lunak pada
muka, wajah dan leher. Kista odontogenik menrupakan bentuk yang paling umum
dari lesi kista yang mempunyai wilayah maksilofasial. Kista odontogenik adalah
rongga yang berisi caran patologis yang dilapisi oleh epitel odontogenik.
Kebanyakan kista ini memiliki kesamaan dalam segi klinis dan gambaran
berisi cairan atau bahan semisolid dan umumnya dikelilingi oleh jaringan ikat
yang tebal. Kista radikuler adalah lanjutan dari periodontitis apikalis kronis,
terkait dengan gigi yang memiliki pulpa nekrotik dan sistem saluran akar
terinfeksi yang berkembang sampai lesi inflamasi periapikal. Rongga kista paling
umum dikelilingi oleh epitel kubus berlapis yang berasal dari sisa-sisa sel epitel
2
berkembang menjadi simptomatik ketika terjadi infeksi atau ukuran besar dari
kista yang dapat menekan saraf. Kista radikuler dapat menyebabkan terjadinya
dkk. 2016).
Perawatan kista ini harus dilakukan dengan cara pembedahan. Salah satu
cara perawatan yang dilakukan dengan metode enukleasi. Dengan cara ini seluruh
dkk. 2015).
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Kista radikuler disebut juga kista periodontal, kista periapikal, kista dento
alveolar serta kista apikal periodontal atau kista gigi adalah kista yang
pulpa. Kista radikuler berasal dari adanya peradangan sebagai akibat kelanjutan
dari karies gigi. Dimulai dari kerusakan pulpa akibat infeksi, proses peradangan
epitel ini berproliferasi secara luas akibat adanya rangsangan reaksi radang kronis.
Kelompok sisa-sisa epitel ini bergabung menjadi satu dan menjadi kistik. Dari sini
Kista radikular merupakan jenis kista yang paling umum pada rahang.
Kista ini jarang terlihat sebelum usia 10 tahun, tetapi paling sering terlihat pada
usia 20-60 tahun.Kista ini paling sering terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan dengan perbandingan 3:2. Kista ini tiga kali lebih sering terjadi pada
4
radiografik, hasil observasi langsung, serta pemeriksaan fisik pasien, gigi dan
yang terus menerus akan memicu jaringan sisa Malassez yang terdapat pada
granuloma membentuk kista. Kista radikuler yang kecil biasanya tidak langsung
berekspansi ke tulang, menggeser akar gigi dan krepitasi pada saat daerah alveolar
dipalpasi. Perubahan warna gigi yang nonvital dan respon negatif dari gigi yang
terkena terhadap tes elektrik pulpa atau air es merupakan gejala yang khas. Pada
kista yang terinfeksi timbul gejala nyeri yang berat, sensitif terhadap perkusi dan
perubahan bentuk muka ekstra oral dan pembengkakan intra oral serta juga
dijumpainya ping pong ball sensation dan fluktuasi pada pemeriksaan klinis dan
Rasa sakit dan infeksi merupakan gejala klinis lainnya yang dapat muncul
pada kasus kista radikuler. Kista radikuler tidak akan menimbulkan rasa sakit
kecuali terinfeksi. Kista radikuler sering dihubungkan dengan gigi nonvital dan
terjadi disklorisasi. Ketika kista terbentuk, kavitas kista akan terisi dengan cairan
Secara umum ciri khas kista radikuler antara lain berkembang secara perlahan,
tidak akan terbentuk rongga yang sangat besar, tidak disertai nyeri kecuali jika
5
inflamasi ekserbasi akut muncul, tes elektrik (vitalistas) pada gigi (-), gigi
mobility dan tes perkusi pada gigi (+) (Mappangara, dkk, 2016).
tegas dan berdinding tipis terlihat sebagai daerah radiolusen berbentuk bulat atau
oval pada daerah periapikal dengan ukuran yang bervariasi serta dikelilingi oleh
tepi radiopak pada apeks akar gigi yang non vital, pada tepi luar terlihat lapisan
tipis berupa garis putih dari tulang yang kompak. Gambaran klasik menampakkan
radiologis kista radikuler merupakan radiolusensi bulat atau ovoid yang dikelilingi
oleh tepi radiopak sempit yang luas dari lamina dura gigi yang terlibat (Mawardi,
dkk, 2015).
memperlihatkan kista yang mengelilingi ujung akar gigi yang dapat melebar ke
sedangkan jaringan yang berbatasan dengan kapsul terdiri dari sel inflamasi
kronis. Dinding kista radikuler terdiri dari sel epitel, sel plasma, jaringan ikat,
limfosit dan makrofag. Epitel dinding kista adalah epitel berlapis pipih. Netrofil
6
selain didapatkan pada stroma jaringan ikat, kadang-kadang juga terdapat diantara
sel-sel epitel dinding kista radikuler dan di dalam rongga kista yang berdekatan
terutama yang di infiltrasi oleh sel radang menahun. Kapsula vibrosa kista
radikuler terutama terdiri dari serabut kolagen padat di perper dan jaringan ikat
longgar di dekat lapisan epitel. Biasanya isi cairan berwarna coklat karena
pemecahan sel darah merah dan bila terdapat kristal kolesterol akan berwarna
ukuran besar sehingga mengganggu secara estetik maupun fungsional dan dapat
melibatkan kegoyangan serta migrasi gigi tetangga. Hal tersebut dikaitkan dengan
patogenesis kista yang terdiri dari tiga fase, yaitu fase 1 ialah fase inisial, fase 2
yang merupakan fase mulai terbentuknya kista dan fase 3, yaitu fase
perkembangan kista sehingga mencapai ukuran besar. Pada fase 1 diawali dengan
proliferasi sel epitel malassez pada ligamentum periodontal dimana pada fase ini
manya. Proliferasi epitel selanjutnya akan membentuk pita-pita dan akan diikuti
Pada fase berikutnya, rongga kista dilapisi oleh epitel odontogen yang terdapat
7
pada granuloma periapikal yang berploriferasi dan pada pemeriksaan ultrastruktur
terlihat menempel satu sama lain dengan kandungan desmosom yang lebih sedikit
daripada epitel normal. Kemudian bagian sentral dari massa tersebut akan
2015).
Ada dua metode yang digunakan untuk melakukan perawatan pada kista
secara keseluruhan. Enukleasi secara umum digunakan jika lapisan kista mudah
dipisahkan dari perlekatan tulang dan kavitas berisi bekuan darah. Enukleasi dapat
dilakukan pada semua kista yang berukuran kecil sampai sedang. Sebuah flap
mukoperiosteal standar dilakukan pada daerah bukal dengan insisi secara vertikal.
Tulang yang telah menipis dihilangkan dengan bone rongeurs atau bur untuk
dengan periosteal elevator atau kuret dari tulang . Tepi kista ini sebaiknya dikirim
ke bagian histopatologik. Setelah irigasi dengan saline steril, flap dijahit kembali
kembali saluran jika waktunya tepat. Komplikasi pasca operasi jarang ditemukan,
meskipun demikian kerusakan luka dalam kista mandibular yang besar dapat
terjadi. Pasien secara normal menjalani kontrol 4-6 bulan setelah operasi.
pasien kooperatif, jika enukleasi terlalu berisiko, untuk kista radikuler yang besar
8
atau kista dentigerous pada anak. Adapun keuntungan dari teknik marsupialisasi,
antara lain rasa sakit kurang dan pertumbuhan tulang yang diikuti dengan
penyusutan lesi. Adapun kerugiannya, antara lain memakan waktu yang relatif
disarankan ketika enukleasi terasa sangat berbahaya terhadap struktur vital seperti
nervus inferior gigi atau ada resiko fraktur selama prosedur enukleasi.
Mawardi, 2015 mengatakan ada tiga macam cara perawatan kista yaitu
Metode perawatan kista radikuler yang paling banyak dilakukan adalah enukleasi.
a. Kaninus di rahang atas karies sampai batas gingiva dan mempunyai kista
yang besar.
9
c. Setelah insisi selesai, periosteal elevator digunakan untuk mengelevasi dan
rongeurs
i. Rongga kista diisi dengan iodoform qauze jika rongga kista kecil dan terisi
enukleasi. Namun kista residual dapat berkembang j ika lesi tidak dienukleasi
10
BAB III
KESIMPULAN
berisi cairan atau bahan semisolid dan umumnya dikelilingi oleh jaringan ikat
yang tebal. Pada pemeriksaan radiografi kista radikuler merupakan area yang
berbatas tegas dan berdinding tipis terlihat sebagai daerah radiolusen berbentuk
bulat atau oval pada daerah periapikal dengan ukuran yang bervariasi serta
dikelilingi oleh tepi radiopak pada apeks akar gigi yang non vital. Hasil
11