PENDAHULUAN
Identitas :
Anamnesis :
Keluhan Utama:
Perdarahan dari jalan lahir sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Status Lokalis :
Abdomen Inspeksi : cembung.
Palpasi : teraba fundus uteri ½ pusat simpisis.
Perkusi : WD (-)
Auskultasi : BU (+)
Pemeriksaan Ginekologi:
Inspeksi :fluksus (+), vulva: tak
Inspekulo :fluksus(+),vagina : tak, portio licin, erosi (-), livide (+), OUE terbuka.
PD : fluksus (+), vulva/vagina : tak, portio lunak, nyeri goyang (-), teraba masa di
OUE, OUE terbuka.
Korpus Uteri : sesuai kehamilan 14-16 minggu.
A/P bilateral : lemas, massa (-), nyer itekan (-).
CD : tidak menonjol.
PemeriksaanPenunjang :
Tanggal 19/08/2015
Hb10.8 gr/dl, Leukosit7.600 /mm3, Trombosit 336.000 /mm3
USG :
VU terisicukup
Uterus membesar ukuran 8.70x7,46 cm
Tampak gambaran vesikuler di kavum uteri
Kista lutein (-), cairanbebas (-)
Kesan : sisa kehamilan
Diagnosis :
G1P0A0 16 tahun hamil 14-16 minggu + Abortus Inkomplit.
Tatalaksana:
- Rencana kuretase
- Konseling, informed consent
- Laboratorium, USG
- Observasi tanda vital
Laporan Kuretase:
- Pasien tidur terlentang diatas meja ginekologi.
- Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah vulva dan sekitarnya.
- Dilakukan pengosongan kandung kencing.
- Dipasang spekulum, dilanjutkan pemasangan tenakulum pada arah jam 11.
- Dilakukan sondage, kesan uterus anteflexi ukuran 9 cm.
- Dilakukan kuretase searah jarum jam sampai dirasakan bersih.
- Keluar jaringan +/- 50 cc, perdarahan 30 cc.
- Kontrol perdarahan (-).
- Jalan lahir dibersihkan, kuretase selesai.
- Jaringan dikirim ke PA.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kehamilan yang tidak dikehendaki pada remaja merupakan masalah yang timbul
akibat adanya perubahan sikap dan prilaku seksual pada remaja. Perubahan tersebu
tterjadi karena meningkatnya jumlah remaja dan dorongan seks yang tidak diimbangI
dengan pengetahuan reproduksi dan budaya yang permisif terhadap sekspranikah.
2. Jika dilihat dari aspek motif individu, pada dasarnya ada beberapa hal yang menjadi
motif remaja melakukan hubungan seksual, yaitu dorongan seksual, dorongan afeksi,
keterpaksaan, dorongan untuk mendapatkan kesenangan duniawi, dorongan untuk
diakui oleh kelompoknya dan dorongan atau keinginan untuk mencoba.
3. Pada umumnya wanita yang mengalami gangguan psikologis pasca abortus
menampakkan gejala-gejala post abortion syndrome seperti perasaan bersalah, harga
diri rendah, putus asa, cemas, insomnia,mimpi mengenai bayinya, suka melamun.
4. Jika remaja perempuan tersebut belum menikah, ia mungkin harus menghadapi sikap
tidak setuju dari masyarakat. Para siswa yang hamil dinegara-negara berkembang
seringkali mencari cara untuk melakukan aborsi untuk menghindari kemungkinan
dikeluarkan dari sekolah.
DAFTAR PUSTAKA