Anda di halaman 1dari 9

TUGAS GRAND REMEDIAL

BIOETIKA DAN HUMANIORA

INSEMINASI BUATAN DALAM SUDUT PANDANG BIOETIKA


HUMANIORA, MEDICOLEGAL DAN PROFESIONALISME

Oleh :

AISYAH KHOIRIYAH NASUTION


1408260061

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
Pengertian Inseminasi Buatan .................................................................. 1
Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 1
Prosedur Medis Inseminasi Buatan .......................................................... 2
Pandangan Agama Islam Tentang Inseminasi Buatan.............................. 2
Pandangan Etika Tentang Inseminasi Buatan ........................................... 4
Pandangan Hukum Tentang Inseminasi Buatan ....................................... 5
Pandangan Kaidah Moral Dasar dalam Inseminasi buatan ...................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 7

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


1

A. PENGERTIAN
Inseminasi buatan (artificial insemination/AI) adalah proses dimana
sperma dikumpulkan dari laki-laki, diproses, disimpan dan dimasukkan
secara buatan ke dalam saluran reproduksi wanita untuk tujuan
pembuahan. AI telah menjadi salah satu teknik terpenting yang pernah
dilakukan untuk perbaikan genetik hewan ternak. Ini telah banyak
digunakan untuk peternakan sapi perah dan telah membuat sapi jantan
dengan genetik tinggi yang berguna untuk dilakukan pembuahan.
Tehnik inseminasi buatan relatif lebih sederhana yaitu sperma yang
telah diambil dengan alat tertentu dari seorang suami kemudian disuntikan
ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan.
Dari segi tehnik, karena prosedur konsepsi buatan ini sangat
menegangkan, tingkat keberhasilannya belum begitu tinggi, dan biayanya
sangat mahal, maka pasangan suami istri yang diterima untuk program
ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Telah dilakukan pengelolaan infertilitas selengkapnya.
2. Terdapat indikasi yang sangat jelas.
3. Memahami seluk beluk prosedur konsepsi buatan secara umum
4. Mampu membiayai prosedur bayi tabung ini

B. TUJUAN DAN MANFAAT


a. Tujuan
1. Mengetahui pengertian inseminasi.
2. Mengetahui aspek legal etik teknik reproduksi inseminasi buatan.

b. Manfaat
1. Untuk menambah ilmu dan wawasan tentang inseminasi buatan
2. Memberikan kejelasan kepada mahasiswa tentang aspek legal etik
teknik reproduksi inseminasi buatan sesuai dengan hukum –
hukumnya.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


2

C. PROSEDUR MEDIS INSEMINASI BUATAN


Beberapa metode hanya membutuhkan pria, sementara metode
lainnya membutuhkan gabungan seorang pria dan wanita. Metode yang
hanya membutuhkan pria untuk mendapatkan semen yaitu masturbasi,
pemijatan pada rektum, secara paksa (pengumpulan emisi nokturnal), atau
aspirasi sperma dengan cara menusuk testis dan epididimis. Metode
pengumpulan semen yang melibatkan gabungan seorang pria dan wanita
antara lain persetubuhan yang diinterupsi, persetubuhan dengan sebuah
'kondom pengumpulan', atau aspirasi semen dari vagina pasca
persetubuhan.

D. PANDANGAN ISLAM TENTANG INSEMINASI BUATAN


Inseminasi buatan (Artificial Insemination) dalam hukum Islam
dikenal dengan “At-Talqih al-Shinai). Tujuannya yaitu untuk menangani
masalah infertilisasi atau kemandulan. Bila kita hendak mengkaji masalah
inseminasi buatan dari segi hukum Islam maka harus kita kaji apakah
berdasarkan hukum Islam (Qur’an dan Hadist) atau tidak.
Inseminasi buatan apabila dilakukan dengan sel sperma dan ovum
suami istri sendiri maka Islam membenarkan, asal kondisi suami istri yg
bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk
memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan kaidah hukum Fiqh Islam : Hajat
(kebutuhan yang sangat penting) diperlukan seperti dalam keadaan
terpaksa, padahal keadaan darurat/terpaksa itu membolehkan melakukan
hal yg terlarang”
Haram hukumnya bayi tabung yang diperoleh dari sperma dan
ovum dari suami istri yang terikat perkawinan yang sah tetapi embrio yang
terjadi dalam proses bayi tabung ditransfer kedalam rahim wanita lain atau
bukan ibu genetik (bukan istri atau istri lain bagi suami yang
berpoligami), haram hukumnya. Jelasnya, bahwa bayi tabung yang
menggunakan rahim rental, adalah haram hukumnya. Ini berarti bahwa
kondisi darurat tidak mentolerir perbuatan zina atau bernuansa zina. Zina

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


3

tetap haram walaupun darurat sekalipun. Dalam kaitan ini yusuf qardawi
mengemukakan bahwa keharaman bayi tabung dengan menggunakan
sperma yang berasal dari laki-laki lain, baik diketahui maupun tidak, atau
sel telur yang berasal dari wanita lain. Karena akan menimbulkan problem
tentang siapa sebenarnya ibu dari bayi tersebut, apakah sipemilik sel telur
itu yang membawa karakteristik keturunan, apakah wanita yang menderita
dan menanggung rasa sakit karena hamil dan melahirkannya? Begitupula
jika wanita yang mengandungnya adalah istri lain dari suaminya sendiri,
haram karena dengan cara ini tidak diketahui siapa sebenarnya dari kedua
istri itu yang menjadi ibu dari bayi yang akan dilahirkan nanti. Juga
kepada siapa nasab (keturunan) sang bayi disandarkan, apakah kepada
pemilik sel telur atau sipemilk rahim?
Dalam kasus ini para ahli fiqih mempunyai pendapat
yang berbeda-beda.Pendapat pertama (yang dipilih Yusuf Qardawi),
bahwa ibu bayi itu adalah sipemilik sel telur. Sedangkan pendapat
kedua, bahwa “ibunya adalah wanita yang mengandung dan
melahirkannya”. Pendapat ini sejalan dengan QS.al-mujadilah:2 yang
artinya “ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan
mereka…………..”
Sedangkan pedapat pertama diatas selaras dengan genetika, bahwa
anak akan mewarisi karakter (sifat-sifat) dari wanita pemilik sel telur dan
laki-laki pemilik sel sperma. Karena dalam sel telur dan sperma itu
terdapat kromosom dan didalam kromosom itulah terdapat gen. Gen inilah
yang memberikan sifat menurun (hereditas) kepada anak. Menurut
Muhammad Syuhudi Ismail, sewa rahim sebagai salah satu bentuk
rekayasa genetika adalah haram hukumnya. Alasannya, pada zaman
jahiliah telah dikenal 4 jenis perkawinan dan hanya satu yang sesuai
dengan perkawinan menurut islam. Jenis perkawinan lain adalah bibit
unggul, poliandri sampai 9 orang suami, dan perkawinan massal (sejumlah
laki-laki mengawini sejumlah wanita). Perkawinan bibit unggul memiliki
persamaan dengan perkawinan unggul yang terjadi pada zaman modern

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


4

ini melalui jasa bank sperma. Perbedaannya perkawinan bibit unggul pada
zaman jahiliah berjalan secara alamiah sedangkan sekarang ini berjalan
secara ilmiah.
Dalil-dalil yg menjadi landasan hukum untuk mengharamkan
Inseminasi buatan dengan donor, yaitu :
1. Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yg baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan mahluk yang telah Kami ciptakan.
2. Surat At-Tin ayat 4
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yg sebaik-
baiknya.
3. Hadis Nabi
Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir
menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang
lain).

E. PANDANGAN ETIKA TENTANG INSEMINASI BUATAN


Program inseminasi buatan pada dasarnya tidak sesuai dengan
budaya dan tradisi ketimuran seperti di Indonesia. Sebagian agamawan
menolak adanya fertilisasi in vitro pada manusia, sebab mereka berasumsi
bahwa kegiatan tersebut termasuk intervensi terhadap “Karya Illahi”.
Dalam artian mereka yang melakukan hal tersebut berarti ikut campur
dalam hal penciptaan yang tentunya menjadi hak priogeratif Tuhan.
Padahal semestinya hal tersebut bersifat natural, bayi itu terlahir melalui
proses alamiah yaitu melalui hubungan seksual antara suami-istri yang sah
menurut agama.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


5

F. PANDANGAN HUKUM TENTANG INSEMINASI BUATAN


Berkaitan dengan masalah inseminasi buatan, pemerintah
Indonesia telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang
menyinggung tentang hal tersebut. Dalam Undang-Undang No.23/1992
tentang Kesehatan, pada pasal 16 menyebutkan:
1. Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya
terakhir untuk membantu suami istri mendapat keturunan.
2. Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan
ketentuan :
a. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang
bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum
berasal;
b. Dilakukan oleh tenaga keschatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu;
c. Pada sarana kesehatan tertentu.
3. Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar
cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Dapat disimpulkan dari pasal tersebut bahwa hasil pembuahan
sperma dan sel telur di luar cara alami dari suami atau istri yang
bersangkutan harus ditanamkan dalam rahim istri dari mana sel telur
itu berasal. Selain UU No.23/1992 tentang Kesehatan, dibawahnya
terdapat Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan. Dalam
kedua peraturan tersebut pelaksanaan inseminasi buatan yang
diperbolehkan hanya kepada pasangan suami isteri yang sah, lalu
menggunakan sel sperma dan sel telur dari pasangan tersebut yang
kemudian embrionya ditanam dalam rahim isteri. Pernyataan ini
menjawab pertanyaan tentang kemungkinan dilakukannya pendonoran
embrio. Jika mengacu pada UU No.23/1992 tentang Kesehatan, upaya
pendonoran jelas tidak mungkin. Hal ini dilakukan untuk menjamin
status anak tersebut sebagai anak sah dari pasangan suami isteri
tersebut.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


6

Penetapan seorang anak sebagai anak sah adalah berdasar pada


pasal 42 Undang- Undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
Untuk membuktikan secara hukum bahwa seorang anak adalah anak
sah dari pasangan suami isteri, yang dibutuhkan adalah sebuah akta
kelahiran dari anak tersebut. Akta tersebut berisi nama, hari, tanggal,
kota anak tersebut lahir dan nama kedua orang tua dari anak tersebut.
Karena anak hasil inseminasi buatan merupakan anak sah, maka hak
dan kewajiban dari anak yang dilahirkan dengan menggunakan
program inseminasi buatan sama dengan anak yang tidak
menggunakan program inseminasi buatan. Sehingga anak hasil
inseminasi buatan dalam hukum waris termasuk kedalam ahli waris
golongan I yang diatur dalam pasal 852 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata.

G. PANDANGAN KAIDAH MORAL DASAR TERHADAP


INSEMINASI BUATAN
Peneliti yang mengakui bahwa embrio adalah makhluk hidup,
maka bayi tabung harus memenuhi persyaratan etik serta kesempatan
untuk hidup dan sejahtera. Embrio sebagai makhluk hidup berlaku hak
makhluk/manusia sepenuhnya termasuk hak untuk tidak dipakai percobaan
atau penelitian tanpa persetujuan. Bilamana embrio hanya merupakan
suatu potensi dari makhluk, maka hanya dibutuhkan sedikit saja kaidah
etik. Gap atau kesenjangan inilah yang perlu mendapat perhatian, sehingga
diperlukan kajian dan pendekatan yang terus menerus diantara para pakar
dalam bentuk dan sifatnya yang multi, inter, lintas, dan cross disiplin
ilmu. Ilmu Kedokteran, Ilmu Kesehatan Reproduksi manusia, tidak
mungkin dapat berdiri sendiri dalam menghadapi kompleksitas masalah
yang dihadapi. Sepertinya masalah etika dan hukum bayi tabung terus
dikembangkan namun dalam beberapa sisi tertinggal pesatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi program bayi tabung itu sendiri. Masalah etik
dan hukum bayi tabung dapat dituntaskan sebagai rambu-rambu
pelaksanaan bayi tabung.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


7

DAFTAR PUSTAKA

1. Soimin, Soedharyo S.H. Kitab undang-undang hukum perdata. 1995.


Diterbitkan oleh Sinar Grafika, Jakarta
2. Guwandi. J S.H. HUKUM dan DOKTER. 2007 diterbitkan oleh CV.
Sagung Seto, Jakarta

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai