Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
ii
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN
Inseminasi buatan (artificial insemination/AI) adalah proses dimana
sperma dikumpulkan dari laki-laki, diproses, disimpan dan dimasukkan
secara buatan ke dalam saluran reproduksi wanita untuk tujuan
pembuahan. AI telah menjadi salah satu teknik terpenting yang pernah
dilakukan untuk perbaikan genetik hewan ternak. Ini telah banyak
digunakan untuk peternakan sapi perah dan telah membuat sapi jantan
dengan genetik tinggi yang berguna untuk dilakukan pembuahan.
Tehnik inseminasi buatan relatif lebih sederhana yaitu sperma yang
telah diambil dengan alat tertentu dari seorang suami kemudian disuntikan
ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan.
Dari segi tehnik, karena prosedur konsepsi buatan ini sangat
menegangkan, tingkat keberhasilannya belum begitu tinggi, dan biayanya
sangat mahal, maka pasangan suami istri yang diterima untuk program
ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Telah dilakukan pengelolaan infertilitas selengkapnya.
2. Terdapat indikasi yang sangat jelas.
3. Memahami seluk beluk prosedur konsepsi buatan secara umum
4. Mampu membiayai prosedur bayi tabung ini
b. Manfaat
1. Untuk menambah ilmu dan wawasan tentang inseminasi buatan
2. Memberikan kejelasan kepada mahasiswa tentang aspek legal etik
teknik reproduksi inseminasi buatan sesuai dengan hukum –
hukumnya.
tetap haram walaupun darurat sekalipun. Dalam kaitan ini yusuf qardawi
mengemukakan bahwa keharaman bayi tabung dengan menggunakan
sperma yang berasal dari laki-laki lain, baik diketahui maupun tidak, atau
sel telur yang berasal dari wanita lain. Karena akan menimbulkan problem
tentang siapa sebenarnya ibu dari bayi tersebut, apakah sipemilik sel telur
itu yang membawa karakteristik keturunan, apakah wanita yang menderita
dan menanggung rasa sakit karena hamil dan melahirkannya? Begitupula
jika wanita yang mengandungnya adalah istri lain dari suaminya sendiri,
haram karena dengan cara ini tidak diketahui siapa sebenarnya dari kedua
istri itu yang menjadi ibu dari bayi yang akan dilahirkan nanti. Juga
kepada siapa nasab (keturunan) sang bayi disandarkan, apakah kepada
pemilik sel telur atau sipemilk rahim?
Dalam kasus ini para ahli fiqih mempunyai pendapat
yang berbeda-beda.Pendapat pertama (yang dipilih Yusuf Qardawi),
bahwa ibu bayi itu adalah sipemilik sel telur. Sedangkan pendapat
kedua, bahwa “ibunya adalah wanita yang mengandung dan
melahirkannya”. Pendapat ini sejalan dengan QS.al-mujadilah:2 yang
artinya “ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan
mereka…………..”
Sedangkan pedapat pertama diatas selaras dengan genetika, bahwa
anak akan mewarisi karakter (sifat-sifat) dari wanita pemilik sel telur dan
laki-laki pemilik sel sperma. Karena dalam sel telur dan sperma itu
terdapat kromosom dan didalam kromosom itulah terdapat gen. Gen inilah
yang memberikan sifat menurun (hereditas) kepada anak. Menurut
Muhammad Syuhudi Ismail, sewa rahim sebagai salah satu bentuk
rekayasa genetika adalah haram hukumnya. Alasannya, pada zaman
jahiliah telah dikenal 4 jenis perkawinan dan hanya satu yang sesuai
dengan perkawinan menurut islam. Jenis perkawinan lain adalah bibit
unggul, poliandri sampai 9 orang suami, dan perkawinan massal (sejumlah
laki-laki mengawini sejumlah wanita). Perkawinan bibit unggul memiliki
persamaan dengan perkawinan unggul yang terjadi pada zaman modern
ini melalui jasa bank sperma. Perbedaannya perkawinan bibit unggul pada
zaman jahiliah berjalan secara alamiah sedangkan sekarang ini berjalan
secara ilmiah.
Dalil-dalil yg menjadi landasan hukum untuk mengharamkan
Inseminasi buatan dengan donor, yaitu :
1. Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yg baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan mahluk yang telah Kami ciptakan.
2. Surat At-Tin ayat 4
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yg sebaik-
baiknya.
3. Hadis Nabi
Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir
menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang
lain).
DAFTAR PUSTAKA