Oleh
inggri Ocvianti Ningsih
I11112058
Pembimbing:
Mayor CKM (K) dr. Lollytha C. Simanjuntak, Sp. KJ
Kejadian
prenatal atau misalnya hipoksia, infeksi virus prenatal, penyalahgunaan zat oleh
perinatal ibu hamil, trauma kepala ketika persalinan dll.
Dopamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi terhadap gejala
skizofrenia
Dopamin Dopamin perantara biosintesis hormone adrenalin dan noradrenalin.
Dopamin berfungsi dalam mengatur perilaku dan kognisi, pola tidur, mood, perhatian.
Gangguan perilaku
• Salah satu gangguan aktivitas motorik pada skizofrenia adalah gejala katatonik yang
dapat berupa stupor atauh gaduh gelisah
• Gangguan perilaku lain adalah stereotipi dan manerisme.
Gangguan Afek
a. "thought echo“ = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran
ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
thought insertion or withdrawal' = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
thought broadcasting" = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
b. “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
"delusion of influence" = waham tentang dirinya , dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari 'luar; atau
"delusion of passivity" = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang
"dirinya" = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);
"delusional perception" = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna saogat khas bagi dirinya, biasanya bersifat
mistik atau mukjizat;
c. halusinasi auditorik :
• suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau
• Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai jenis suara yang berbicara), atau
• jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham - waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setamp&t dianggap tidak wajar dan aeauatu yang
mustahil, iniaalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di ata« rnanuftja
biasa (misalnya mampu mengendali' k jin cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain).
• Atau paling sedikit dua gejala d i bawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
e. halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila teijadi setiap hari selama berminggu-mmggu atau berbulan-bulan terus menerus,
f. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
g. perilaku kata tonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, dan stupor;
h. gejala-gejala "negatif*, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak
wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kineija sosial; tetapi harus jelas
bahwa semua ha) tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
• Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk
setiap fase nonpsikotik prodromal);
• Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek
perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri (self- absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosiaL
SKIZOFRENIA PARANOID
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
• Sebagai tambahan ;
- gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.
SKIZOFRENIA KATATONIK
• Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.
• Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :
a. stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak
berbicara);
b. gaduh-gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
c. menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau
aneh);
d. negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau
pergerakan kearah yang berlawanan);
e. rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya);
f. fleksibilitas cerea / "waxy flexibility" (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan
g. gejala-gejala lain seperti "command automatism" (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta
kalimat-kalimat.
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
• Diagoosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya malai 15-25 tahun).
• •Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri isolitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.
• Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3- bulan lamnya untuk memastikan bahwa
gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :
perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecendrungan un tuk selalu menyendiri tsolitary), dan
perilaku menan jukan hampa tujuan dan hampa perasaan
afek pasien dangkal dan tidak wajar sering disertai oleh cekikikan atau perasaan puas diri senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap,
tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondriaka), dan
ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated -phrases);
proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren.
• Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya
tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta
sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of
puspose).
• Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang
memahami jalan pikiran pasien.
Farmakoterapi
• Indikasi pemberian obat antipsikotik pada skizofrenia adalah untuk
mengendalikan gejala aktif dan mencegah kekambuhan.
• Antagonis Reseptor Dopamin
Antagonis reseptor dopamin efektif dalam penanganan skizofrenia, terutama
terhadap gejala positif.
• Antagonis Serotonin-Dopamin
SDA menimbulkan gejala ekstrapiramidal ayng minimal atau tidak ada, berinteraksi
dengan subtipe reseptor dopamin yang berbeda di banding antipsikotik standar, dan
mempengaruhi baik reseptor serotonin maupun glutamat. Obat ini juga
menghasilkan efek samping neurologis dan endokrinologis yang lebih sedikit serta
lebih efektif dalam menangani gejala negatif skizofrenia.