Anda di halaman 1dari 6

Konsep batas dan ajudikasi penggambaran dan pemetaan objek kadastral

"PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL"

Pasal 19 UUPA

1. Bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan Pendaftaran tanah di seluruh
wilayah Republik Indonesia

2. Kegiatan pendaftaran tanah harus meliputi, kegiatan :

a. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah

b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut

c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak

Kegiatan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral Pasal 14 ayat (2) PP No.24 Tahun 1997

a. Pembuatan peta Dasar Pendaftaran

b. Penetapan batas bidang-bidang tanah

c. Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan Peta Pendaftaran

d. Pembuatan daftar tanah

e. Pembuatan Surat Ukur

Prosedur dan Kaidah-kaidah Teknis Pasal 24 ayat (2) PMNA/KBPN No.3 Tahun 1997

a. Pengukuran bidang tanah harus diikatkan pada titik dasar teknis (KDKN).

b. Dipetakan pada suatu sistem proyeksi bidang datar yang telah ditetapkan (TM-30).

c. Diukur oleh pejabat publik yang berwenang secara hukum dan mempunyai kemampuan.

d. Profesional di bidang kadastral, yaitu juru ukur kadastral & surveyor kadastral

e. Memenuhi ketepatan dan ketelitian pengukuran-perhitungan yang tinggi secara teknis geodesi
Pelaksana Pengukuran

Pengukuran Bidang tanah pada dasarnya menjadi Tanggung jawab Kepala Kantor Pertanahan, yang
kemudian didelegasikan kepada :

1. Petugas Ukur/ Juru Ukur

2. Surveyor Kadastral (PMNA/KBPN No.2/1998)

TUGAS PETUGAS PENGUKURAN :

1. Menetapkan batas bidang tanah

2. Membantu penyelesaian sengketa mengenai batas

3. Mengisi D.I. 201 yang mengenai penetapan batas

4. Melaksanakan pengukuran batas bidang tanah

5. Membuat gambar ukur

Persiapan Pengukuran

I. Persiapan Adminitrasi (di kantor) :

- Memperoleh surat tugas

- Memeriksa peta; Print/copy Peta Digital pada lokasi bidang tanah

* Format dan Skala copy peta disesuaikan dengan kebutuhan.

* Memuat informasi toponimi & bidang lain yg telah terdaftar.

* Memuat Detail-detail yang dapat digunakan sebagai titik ikat

- Memeriksa daftar koordinat untuk pengikatan

- Memeriksa Gambar Ukur yang bersebelahkan

- Menyampaikan surat pemberitahuan


- Menentukan metoda pengukuran dan peralatan ukur

II. Persiapan di Lapangan :

- Penempatan/penanaman tanda batas

- Penunjukan batas bidang tanah

- Penetapan batas bidang tanah

- Pemeriksaan titik ikat di lapangan

- Pengaturan Alat Ukur

Perencanaan Pengukuran

Pelaksanaan Pengukuran

Tujuan :

untuk menentukan posisi / letak geografis, bentuk geografis, luas, situasi bidang tanah untuk
pembuatan sertipikat, pembuatan peta bidang tanah dan pengembalian batas

Metoda pengukuran tergantung pada ketersediaan bahan, alat dan keadaan lapangan:

a. Metode Terestris, yaitu metoda trilaterasi (jarak-jarak), metoda polar (jarak-sudut)

b. Metode Fotogrametris, yaitu identifikasi detailmenggunakan peta foto/ blow up foto

c. Metode Pengamatan GPS

d. Kombinasi

Metode-Metode Yang Di Gunakan

- Metoda Trilaterasi

- Metoda Polar
- Metoda Fotogrametris (Identifikasi Bidang Tanah)

Titik batas/ikat harus dapat teridentifikasi pada peta fotonya.

Untuk titik batas yang tidak teridentifikasi dilakukan pengukuran tambahan secara terrestris.

GAMBAR UKUR

a. Dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta
data hasil pengukuran bidang tanah tersebut, baik berupa jarak, sudut, azimut ataupun sudut jurusan

b. Gambar ukur (GU) yang merupakan hasil identifikasi dan pengukuran langsung bidang tanah di
lapangan, merupakan dokumen penting yang dapat digunakan untuk merekonstruksi batas bidang tanah
apabila suatu saat terdapat batas bidang tanah yang hilang .

c. Pengukuran dan penyimpanan data pengukuran dalam bentuk dokumen diatas merupakan bagian
vital dari pendaftaran tanah.

Pemetaan pada Peta Pendaftaran Digital (Foto)

a. Pemetaan merupakan kombinasi antara hasil identifikasi titik ikat/batas dengan ukuran pada GU.

- Identifikasi Titik Ikat

- Masukkan data-data pengukuran.

- Diperoleh gambar bidang tanah pada peta.

b. Jika terjadi perbedaan antara data hasil pemetaan (dari gambar ukur) dengan image pada peta
pendaftaran, maka gambar bidang tanah disesuaikan dengan bentuk pada peta pendaftaran.

PEMETAAN GU ( DI.107 ATAU DI. 107A )


Bidang kuning adalah bidang yang terbentuk hasil dari penggambaran G.U.

PENGUMUMAN DATA FISIK DAN YURIDIS BIDANG TANAH (DI. 201B & 201C)

a. Data Fisik

Gambar bidang-bidang tanah yang telah dipetakan pada peta foto

b. Data Yuridis

Memuat informasi tekstual bidang-bidang tanah yang diumumkan (Lihat contoh contoh data berikut)

Kutipan Laporan Evaluasi Ajudikasi Bekasi (tentang penggunaan peta foto dijital)

Keuntungan :

a. Pengukuran dan Pemetaan dapat dilakukan dengan cepat

- Orientasi lokasi memakai peta foto

- Tidak perlu membuat jaringan pengukuran

- Kemampuan pengukuran & pemetaan rata-rata 10 s/d 15 per hari (daerah perkotaan tidak padat)

b. Semua data baik tekstual maupun visual disimpan dalam file elektronis

c. Penyimpanan dan retreival (temuan kembali) data dapat diakses secara cepat.

Kendala :

a. Regulasi pemakaian data elektronik

b. Kemampuan teknis SDM yang terlatih, menyangkut pengetahuan, ketrampilan dan sikap mentalnya
(knowledge, skills, attitude).

c. Terbatasnya data, kemampuan peralatan (software & hardware) yang dipakai.


Keuntungan :

a. Pengukuran dan Pemetaan dapat dilakukan dengan cepat

- Orientasi lokasi memakai peta foto

- Tidak perlu membuat jaringan pengukuran

- Kemampuan pengukuran & pemetaan rata-rata 10 s/d 15 per hari (daerah perkotaan tidak padat)

b. Semua data baik tekstual maupun visual disimpan dalam file elektronis

c. Penyimpanan dan retreival (temuan kembali) data dapat diakses secara cepat.

Anda mungkin juga menyukai