Anda di halaman 1dari 6

Analisis Kerapatan Vegetasi Untuk Area Pemukiman Dengan Menggunakan Citra Satelit

Landsat 8 di Kota Bandar Lampung

Siti Mutawalia (23115018)

Program Studi Teknik Geomatika, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut
Teknologi Sumatera. Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Kecamatan Jatiagung, Lampung
Selatan 35365. Email : Sitimutawalia@gmail.com

Abstrak

Kota merupakan pusat dari berbagai macam aktivitas manusia. Semakin bertambahya kebutuhan
manusia akan pemanfaatan lahan dapat menngurangi tingkat kerapatan vegetasi yang ada.
Penggunaan data digital memungkinkan penyadapan data sebaran kerapatan vegetasi pada tiap
jenis penggunaan lahan. Identifikasi kerapatan vegetasi dapat dilakukan dengan cepat dengan
cara interpretasi citra secara digital menggunakan transformasi NDVI (Normalized Difference
Vegetation Index). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tata guna lahan di kota Bandar
Lampung dan untuk mendapatkan nilai indeks vegetasi area pemukiman di Kota Bandar
Lampung. Objek dalam penelitian ini adalah kawasan pemukiman penduduk di Kota Bandar
Lampung. Data yang digunakan adalah Citra Landsat Kota Bandar Lampung TM 8 tahun 2017.
Perangkat lunak yang digunakan adalah software Envi 5.1 dan ArcGIS 10.5. Metode yang
digunakan adalah pengklasifikasian tata guna lahan dan perhitungan NDVI di Envi 5.1 yang
kemudian di overlay di ArcGIS 10.5.

Kata Kunci : Indeks vegetasi, Pemukiman, Citra Satelit Landsat


langsung dengan cara merubah kondisi
1 PENDAHULUAN atmosfer lingkungan udara (Irwan, 2008).
1.1 Latar Belakang Vegetasi sebagai penyusun perkotaan ini
Kota Bandar Lampung merupakan Ibu sangat beranekaragam. Kumpulan dari
Kota Provinsi Lampung yang memiliki berbagai vegetasi yang beranekaragam ini
luas wilayah daratan seluas ±19.722 Ha akan menghasilkan kerapatan vegetasi
(197,22 Km2), dengan panjang garis pantai yang berbeda-beda pada tiap penggunaan
sepanjang 27,01 Km, dan perairan kurang lahan disuatu daerah.
lebih seluas ±39,82 Km2 yang terdiri atas Penggunaan lahan dengan kerapatan
Pulau Kubur dan Pulau Pasaran. vegetasi yang bermacam-macam banyak
Secara administratif Kota Bandar dijumpai di Kota Bandar Lampung.
Lampung terdiri dari 20 Kecamatan dan klasifikasi penggunaan lahan didasarkan
126 Kelurahan. ecara astronomis Kota pada penyederhanaan dari klasifikasi
Bandar Lampung terletak pada 5020’ USGS tingkat I yang dapat dibedakan
sampai 5030’ Lintang Selatan dan 105028’ kedalam penggunaan lahan terbangun
sampai dengan 105037’ Bujur Timur. antara lain pemukiman, industri, pasar,
Secara umum, Kawasan Kota Bandar lapangan olahraga dan penggunaan lahan
Lampung merupakan wilayah perkotaan tidak terbangun yang terdiri dari hutan,
padat penduduk yang terdiri atas daratan kebun, sawah, tegalan. Dari klasifikasi
dan perairan (lautan) dengan beberapa tersebut akan memudahkan dalam
dataran tinggi dan pegunungan yang mengetahui penggunaan lahan yang
terbentang di wilayah Kota Bandar mempunyai kerapatan vegetasi untuk
Lampung. Secara letak posisi Kota Bandar kawasan pemukiman di Kota Bandar
Lampung dikelilingi oleh beberapa Lampung
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Berdasarkan beberapa pertimbangan
Lampung. diatas maka pada penelitian kali ini akan
Penggunaan lahan yang tidak sesuai mengkaji tentang kerapatan vegetasi pada
dengan kaidah-kaidah rencana tata ruang kawasan permukiman penduduk di Kota
dapat mengakibatkan menurunya kualitas Bandar Lampung. Dari penelitian ini
lingkungan, degradasi lingkungan serta bertujuan untuk dapat mengetahui tata guna
berkurangnya sumber daya alam. lahan di Kota Bandar Lampung pada daerah
Menurunya kualitas lingkungan ini kawasan permukiman penduduk dan
disebabkan karena semakin terdesaknya mendapatkan nilai indeks vegetasi pada
alokasi ruang untuk vegetasi di perkotaan daerah permukiman penduduk Kota Bandar
(Irwan, 2008). Lampung. Kerapatan vegetasi yang terdapat
Vegetasi merupakan salah satu unsur di Kota Bandar Lampung akan sangat
penyusun perkotaan yang mempunyai mempengaruhi suhu permukaan daerah
banyak manfaat. Manfaat vegetasi di tersebut. Kerapatan vegetasi inilah yang akan
perkotaan dapat mempengaruhi udara menciptakan kenyamanan dan kesejukan
disekitarnya secara langsung maupun tidak disuatu penggunaan lahan. Semakin tinggi
kerapatan vegetasi pada suatu lahan, maka (Normalized Difference Vegetation Index),
akan semakin rendah suhu permukaan GI (Green Indeks) dan WI (Wetness Index).
disekitar lahan tersebut, begitu juga Informasi data kerapatan vegetasi, luas lahan,
sebaliknya. Suhu permukaan yang tinggi ini dan keadaan di lapangan dapat dideteksi dari
banyak ditemui didaerah perkotaan, karena teknik penginderaan jauh dengan
penggunaan lahannya seringkali mempunyai menggunakan citra satelit . Perubahan
kerapatan vegetasi yang rendah. Tinggi kerapatan vegetasi ini dapat dipantau
rendahnya suatu kerapatan vegetasi dapat menggunakan citra satelit. Dalam
diketahui dengan menggunakan teknik NDVI melakukanya digunakan citra satelit, salah
(Normalized Difference Vegetation Index), satunya Landsat TM 8.
yang merupakan sebuah transformasi citra
penajaman spektral untuk menganalisa halhal 1.2 Tujuan Penelitian
yang berkaitan dengan vegetasi (Putra, 2011). Pada sub bab ini sampaikan beberapa
Identifikasi obyek dengan menggunakan tujuan yang ingin anda capai berdasarkan
teknologi penginderaan jauh dilaksanakan uraian dari latar belakang seperti :
dengan beberapa pendekatan antara lain; 1. Untuk mengetahui penggunaan lahan
karakteristik spektral citra, visualisasi, di Kota Bandar Lampung.
floristik, geografi dan phsygonomik (Hartono, 2. Untuk mendapatkan nilai indeks vegetasi
1998). Khususnya pada sistem satelit (citra area pemukiman di Kota Banda
satelit) lebih banyak didasarkan atas Lampung dengan menggunakan teknik
karakteristik spektral. Obyek yang berbeda NDVI.
akan memberikan pantulan spektral yang
berbeda pula, bahkan obyek yang sama II. Metoda Pengolahan Data
dengan kondisi dan kerapatan yang berbeda
akan memberikan nilai spektral yang berbeda.
(swain, 1978). Indeks vegetasi merupakan
suatu algoritma yang diterapkan terhadap citra
satelit, untuk menonjolkan aspek kerapatan
vegetasi ataupun aspek lain yang berkaitan
dengan kerapatan, misalnya biomassa, Leaf
Area Index (LAI), konsentrasi klorofil. Atau
lebih praktis, indeks vegetasi adalah
merupakan suatu transformasi matematis
yang melibatkan beberapa saluran sekaligus
untuk menghasilkan citra baru yang lebih
representatif dalam menyajikan aspek-aspek
yang berkaitan dengan vegetasi (Danoedoro,
1996). Selanjutnya dikatakan Jensen (1998).
bahwa metode analisa indeks vegetasi ada Gambar 2 Kerangka Kerja
beberapa macam antara lain; NDVI
mengeklik RGB sehingga citra akan
2.1 Metode pelaksanaan muncul dengan warna sesungguhnya.
A. Cropping Citra Kemudian mengeklik Algorithm
Penelitian ini dilaksanakan dengan 2. Mengeklik edit transform limit → limit
menggunakan perangkat komputer yang to actual.
memiliki spesifikasi sebagai berikut : 3. Menggeser histogram ke atas-bawah
Langkah - langkah dalam melakukan atau ke kiri-kanan untuk mencerahkan
cropping Citra menggunakan ArcGIS adalah citra
sebagai berikut :
1. Membuka software ArcGIS, add data, C. Penentuan nilai indeks vegetasi Indeks
masukkan file shapefile (*.shp) vegetasi atau NDVI adalah indeks yang
2. Akan muncul peta lalu lakukan editing menggambarkan tingkat kehijauan suatu
dengan editing toolbox untuk menyeleksi tanaman. Indeks vegetasi merupakan
dan memotong peta yang kita pilih kombinasi matematis antara band merah
3. Eksport hasil edit ubah file crop shp ke dan band NIR (Near-Infrared Radiation)
vector file, lalu masuk ke menu yang telah lama digunakan sebagai
Annotation/Map Composition indikator keberadaan dan kondisi
5. Setelah dilakukan annotation dengan vegetasi (Lillesand dan Kiefer 1997).
vector file tadi, masuk ke formula editor. Langkah-langkahnya adalah sebagai
. Save as dengan nama yang berbeda untuk berikut :
menjaga data asli. 1. Load dataset – open file
2. Edit Algorithm – edit formula – ratios
– landsat TM NDVI
3. Isikan formula untuk NDVI (Band 4–
Band 3 / Band 4+Band 3) lalu klik apply
changes
4. edit Algorithm - edit transform limit
– limit to actual
5. klik icon refresh image with 99% clip
on its.
6. Pilih tab surface pada edit algorithm,
Gambar 2.1 Cropping Citra
pada pilihan pseudocolor ganti dengan
rainbow.
B. Peningkatan kualitas radiometrik citra
7. Save as dengan format raster dataset
satelit
Peningkatan kualitas radiometrik citra dapat
dilakukan dengan beberapa metode,
diantaranya filtering dan enhancement.
Berikut langkah-langkah enhancement :
1. Membuka file load dataset atau dari
menu utama mengeklik file→Open
3.1 Hasil NDVI

Gambar 3.2 Peta klasifikasi NDVI


4.1 PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan
di atas, maka kesimpulan yang dapat
Gambar 3.1 Hasil pengolahan NDVI diambil adalah sebagai berikut :
Indeks vegetasi di area pemukiman di kota
Penetapan rentang nilai piksel di antara 1 Bandar lampung bernilai cukup tinggi, hal
sampai 1. Rentang nilai kota Bandar ini bisa dilihat dari overlay peta tata guna
Lampung berkisar di -0.208 – 0.622 seperti lahan dengan peta NDVI, yang mana akan
gambar diatas. Nilai piksel menuju ke -0.208 terlihat kisaran warna merah-kuning pada
menunjukkan ketidak beradaan vegetasi lahan pemukiman yang berarti nilai NDVI
yang aktif melakukan fotosintesis yang daerah pemukiman tergolong rendah atau
berarti vegetasi daerah tersebut tidak atau renggang vegetasinya.
kurang padat. Dan begitu pula sebaliknya,
4.2 Saran
Nilai piksel menuju ke nilai 1 menunjukkan
tingkat vegetasi yang sangat aktif Saran penulis berdasarkan hasil penelitian
melakukan fotosintesis yang berarti vegetasi diatas adalah :
daerah tersebut semakin padat. Warna terang
seperti warna, hijau muda menandakan Untuk bangunan di semak dan padang
bahwa didaerah tersebut memiliki banyak rumput sebaiknya tidak ada penambahan
vegetasi, namun di daerah yang berwarna bangunan baru untuk menambah kawasan
kuning dan jingga, menandakan bahwa hijau di daerah Kota Bandar Lampung . Jika
daerah tersebut masih sedikit vegetasinya. permukiman yang saat ini telah berkembang
di kawasan lindung (hutan), maka kegiatan
3.2 PETA CITRA HASIL KLASIFIKASI budidaya masyarakat perlu diatur agar tidak
NDVI mengganggu fungsi lindung sebagai
catchment area.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Putra H, Erwin. 2010. Penginderaan


Jauh dengan Er Mapper. Graha Ilmu,
Yogyakarta

[2] Lillesand dan Kiefer. 1990.


Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai