Penguji:
dr. Anika Candrasari, M.Kes
Disusun oleh :
Fardhika, S.Ked (J510155015)
Ferina Ambarsari, S.Ked (J510155031)
Januariska Dwi Yanottama Anggitasari, S.Ked (J510155034)
Oleh :
Fardhika, S.Ked (J510155015)
Ferina Ambarsari, S.Ked (J510155031)
Januariska Dwi Yanottama Anggitasari, S.Ked (J510155034)
Telah disetujui dan disahkan oleh tim pembimbing stase Ilmu Kesehatan
Masyarakat Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Dipresentasikan di hadapan
dr. Anika Candrasari, M.Kes (...............................)
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam
waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh
tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah
dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Diketahui 9 dari 10 orang
yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya.
Itulah sebabnya hipertensi dijuluki silent killer. Seseorang baru merasakan
dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru
disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi
jantung, koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke.
Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya.
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan
darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80
mmHg). Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada
anaknya. Jika salah satu orang tua terkena hipertensi, maka kecenderungan
anak untuk menderita hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan
mereka yang tidak memiliki orang tua penderita hipertensi. Dalam makalah
ini, penyusun akan membahas tentang hasil kunjungan ke salah satu pasien
dari Puskesmas Nguter Sukoharjo. Kegiatan ini diadakan untuk melihat
langsung keadaan pasien dan keluarganya, serta lingkungan tempat tinggal
mereka.
B. TUJUAN
Tujuan dilakukannya kunjungan rumah ialah untuk mengetahui adakah
terdapat hubungan antara keadaan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan
pola psikososial pasien dengan penyakit hipertensi.
C. METODE
Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode
wawancara dengan pasien serta melihat keadaan rumah dan lingkungan
sekitar tempat tinggal pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa
hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien
hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati
tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit
penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas
(Mansjoer, 2001).
B. Epidemiologi
Data epidemiologi menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya
populsi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar
juga bertambah, dimana baik hipertensi sistolik maupu n kombinasi hipertensi
sistolik dan diastolic sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia
> 65 tahun. Selain itu laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus
meningkat, dalam decade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi dan
pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34 % dari seluruh pasien
hipertensi (Mansjoer, 2001).
C. Definisi
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi esensial. Menurut The Seven Report of The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure (JNC7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi
menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi
derajat 2 (Kasper, et. al., 2005).
Klasifikasi Tekanan Darah TD Sistole TD Diastole
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
D. Patogenesis
Hipertensi esensial adalah multifaktorial yang timbul terutama karena
interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu. Faktor-faktor risiko yang
mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah (Mansjoer,
2001):
1. Faktor risiko, seperti: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas,
merokok dan genetis.
2. Sistem saraf simpatis
Tonus simpatis
Variasi diurnal
3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi :
endotel pembuluh darah berperan utama, tetapi remodeling dari
endotel, otot polos dan interstitium juga memberikan kontribusi
akhir.
4. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem
rennin, angiotensin dan aldosteron.
G. Pengobatan
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah (Kasper, 2005):
Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu berisiko
tinggi (diabetes, gagal ginjal proteinuria) <130/80 mmHg
Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular
Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria
Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor risiko atau
kondisi penyerta lainya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus
dilaksanakan hingga mencapai target terapi masing-masing kondisi.
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis.
Terapi nonfarmakologis harus dilaksnakan oleh semua pasien hipertensi
dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor
risiko serta penyakit pemyerta lainnya (Kasper, et. al., 2005).
Terapi nonfarmakologis terdiri dari :
Menghentikan merokok
Menurunkan berat badan berlebih
Menurunkan konsumsi alcohol berlebih
Latihan fisik
Menurunkan asupan garam
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan
lemak
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmaklogis hipertensi yang
dianjurkan oleh JNC7 (Kasper, et. al., 2005):
Diuretika, terutama jenis Thiazide (thiaz) atau Aldosterone
Antagonist (Aldo Ant)
Beta Blocker (BB)
Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB)
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor
antagonist/blocker (ARB)
Masing-masing obat antihipertensi memiliki efektivitas dan keamanan
dalam pengobatan hipertensi, tetapi pemilihan obat antihipertensi juga
dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
Faktor sosial ekonomi
Profil faktor risiko kardiovaskular
Ada tidaknya kerusakan organ target
Ada tidaknya penyakit penyerta
Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi
Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang gunakan pasien
untuk penyakit lain
Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akan digunakan
dalam menurunkan risiko kardiovaskular
Untuk keperluan pengobatan, ada pengelompokan pasien berdasarkan
yang memerlukan pertimbangan khusus yaitu kelompok Indikasi yang
memaksa dan keadaan khusus lainnya .
Indikasi yang memaksa ,meliputi :
Gagal jantung
Pasca infark miokardium
Risiko penyakit pembuluh darah koroner tinggi
Diabetes
Penyakit ginjal kronis
Pencegahan stroke berulang
Keadaan khusus lainnya meliputi :
Populasi minoritas
Obesitas dan sindrom metabolic
Hipertrofi ventrikel kanan
Penyakit arteri perifer
Hipertensi pada usia lanjut
Hipotensi postural
Demensia
Hipertensi pada perempuan
Hipertensi pada anak dan dewasa muda
Hipertensi urgensi dan emergensi
Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap,
dan target tekanan darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu.
Dianjurkan untuk menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja
panjang atau yang memberikan efikasi 24 jam dengan pemberian sekali
sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat antihipertensi
atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidkanya
komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah
dan kemudian tekanan darah belum mencapai target maka selanjutnya adalah
meningkatkan dosis obat tersebut, atau berpindah ke antihipertensi lain
dengan dosis rendah. Efek samping umumnya bisa dihindari dengan
menggunakan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi. Sebagian besar
pasien memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target
tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan
dan menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang harus diminum
bertambah (Kasper, et. al., 2005).
Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien
adalah :
CCB dan BB
CCB dan ACEI atau ARB
CCB dan diuretika
AB dan BB
Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat
H. Pemantauan
Pasien yang telah mulai mendapat pengobatan harus datang kembali
untuk evaluasi lanjutan dna pengaturan dosis obat sampai target tekanan
darah tercapai. Setelah tekanan darah tercapai dn stabil, kunjungan berikutnya
dengan interval 3-6 bulan tetapi frekuensi kunjungan ini juga ditentukan oleh
ada tidaknya kormoditas seperti gagal jantung, penyakit yang berhubungan
seperti diabetes dan kenutuhan akan pemeriksaan laboratorium.
Strategi untuk meningkatkan kepatuhan pada pengobatan:
Empati dokter akan meningkatkan kepercayaan, motivasi dan
kepatuhan pasien
Dokter harus mempertimbangkan latar belakang budaya
kepercayaan pasien serta sikap pasien terhadap pengobatan
Pasien diberitahu hasil pengukuran tekanan darah, target yang
masih harus dicapai, rencana pengobatan selanjutnya serta
pentingnya mengikuti rencana tersebut.
Penyebab hipertensi resisten :
1. Pengukuran tekanan darah yang tidak benar
2. Dosis belum memadai
3. Ketidakpatuhan pasien dalam penggunan obat antihipertesni
4. Ketidakpatuhan pasien dalam memperbaiki pola hidup
Asupan alcohol berlebih
Kenaikan berat badan berlebih
5. Kelebihan volume cairan
Asupan garam berlebih
Terapi diuretika tidak cukup
Penurunan fungsi ginjal berjalan progresif
6. Adanya terapi lain
Masih menggunakan bahan/obat lain yang meningkatkan
tekanan darah
Adanya obat lain yang mempengaruhi atau berinteraksi
dengan kerja obat antihipertensi
7. Adanya penyebab hipertensi lain/sekunder
Jika dalam 6 bulan target pengobatan (termasuk target tekanan darah)
tidak tercapai, harus dipertimbangkan untuk melakukan rujukan ke dokter
spesialis atau subspesialis.
Pengobatan antihipertensi umumnya untuk selama hidup. Penghentian
pengobatan cepat atau lambat akan diikuti dengan naiknya tekanan darah
sampai seperti sebelum dimulai pengobatan antihipertensi. Walaupun
demikian untuk menurunkan dosis dan jumlah obat antihipertensi secara
bertahap bagi pasien yang diagnosis hipertensinya sudah pasti serta tetap
patuh terhadap pengobatan nonfarmakologis. Tindakan ini harus disertai
dengan pengawasan tekanan darah yang ketat.
BAB III
LAPORAN KASUS
Pasien
No Nama Status L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.
Klinik
1 Tn. R Suami L 59 th SD Petani Tidak -
Menan
3 Sdr. P L 34 th SMA Pedagang Tidak -
tu
Ibu Rumah
4 Sdri. S Anak P 34 th SMA Tidak -
Tangga
5 An. N Cucu P 11 th SD Pelajar Tidak -
An.
6 Cucu L 8 th SD Pelajar Tidak Asma
NH
Kesimpulan
Keluarga Ny. S berbentuk extended family, didapatkan Ny. S dengan
diagnosis Hipertensi stage II.
B. STATUS PENDERITA
1. Anamnesis
a) Identitas penderita
Nama : Ny. S
Umur : 57 tahun 8 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ploso Kuning, Plesan, Sukoharjo
Suku : Jawa
b) Tanggal periksa : 24 November 2016
c) Keluhan Utama : Kepala pusing
d) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan kepala pusing sejak 2 hari yang
lalu. Rasa pusing dirasakan hilang timbul, terlebih bila pasien kurang
istirahat. Pasien juga mengeluh nyeri kepala yang dirasakan di
bagian kepala belakang disertai rasa pegal dan kaku pada leher dan
bahu. Rasa pusing dan nyeri kepala tidak diikuti dengan keluhan
mata berkunang-kunang dan telinga berdengung. Pasien tidak ada
keluhan mual dan muntah, nafsu makan tidak ada masalah dan BAB
serta BAK lancar. Pasien mengatakan bahwa pasien sudah sering
seperti ini dan rutin berobat dengan penyakit darah tinggi sejak 4
tahun yang lalu di puskesmas.
e) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan bahwa sekitar 4 tahun yang lalu pernah
mondok di rumah sakit dengan diagnosis stroke. Pasien mengalami
kelemahan badan sebelah kanan.
f) Riwayat Penyakit Keluarga yang diturunkan
Pasien mengatakan bahwa kedua orang tua, kakak perempuan
dan kakak laki-laki pasien menderita tekanan darah tinggi. Ayah
pasien meninggal karena sakit jantung.
Anamnesis Sistem
Serebrospinal : Demam (-), pusing (+), penurunan kesadaran (-)
Kardiopulmoner : Keringat dingin/menggigil (-)
Respiratorius : Batuk (-), sesak (-), pilek (-)
Gastrointestinal : BAB (+), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-),
penurunan nafsu makan (-)
Urogenital : BAK(+), warna kuning jernih, nyeri BAK (-)
Integumentum : pucat (-), bintik merah (-), kuning (-)
Muskuloskeletal : lemas(-), pegal (-)
2. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : tampak baik, compos mentis
b) Status gizi:
• BB = 50 kg
• TB = 155 cm
• IMT = 20,8 (berat badan normal)
c) Tanda Vital:
• TD: 160/100 mmHg
• N: 92 x/menit
• RR: 20 x/menit
• T: 36,7 0C
3. Diagnosis
Hipertensi stage II
C. ANALISIS KUNJUNGAN RUMAH
1. Kondisi Pasien
Kunjungan rumah dilakukan pada tanggal 27 November 2016.
Keluhan pasien saat kunjungan rumah sudah berkurang dibandingkan
dengan keadaan saat pasien periksa ke puskesmas. Rasa pusing, nyeri
kepala, pegal dan kaku pada leher dirasakan sudah mulai berkurang.
2. Kondisi Rumah
Rumah pasien adalah milik sendiri, terletak di pinggir jalan, jarak
satu rumah dengan rumah lainnya dipisahkan dengan pekarangan.
Bangunan rumah tidak bertingkat, bersifat permanen, dinding tembok
dari semen, lantai rumah semen plester, atap rumah dari genteng. Ruang
rumah yang ditempati pasien terdiri dari ruang tamu, 4 ruang kamar,
ruang keluarga, ruang makan, dapur, kamar mandi dan WC. Terdapat
banyak jendela di rumah, cahaya matahari yang masuk ke rumah
dirasakan sudah cukup. Sumber air berasal dari sumur dengan pompa
listrik, dalam kurang lebih 8 meter. Jamban keluarga adalah jamban
jongkok, bersih dan tampak terawat. Air limbah keluarga dialirkan
melalui got kecil di belakang rumah menuju lubang tanah di pekarangan.
Jarak lubang tersebut dengan sumur kurang lebih 10 meter. Sampah
dibuang di pekarangan dan langsung dibakar.
3. Denah Rumah
Dapur Sumur KM
Respons
Hampir Kadang Hampir
KRITERIA PERTANYAAN
selalu tidak
pernah
Adaptasi Saya puas dengan keluarga
(Adaptability) karena masing-masing V
anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya
Kemitraan Saya puas dengan keluarga
(Partnership) karena dapat membantu
memberikan solusi V
terhadap permasalahan
yang dihadapi
Pertumbuhan Saya puas dengan
(Growth) kebebasan yang diberikan
keluarga untuk
V
mengembangkan
kemampuan yang pasien
miliki
Kasih sayang Saya puas dengan
(Affection) kehangatan kasih sayang V
yang diberikan keluarga
Kebersamaan Saya puas dengan waktu
(Resolve) yang disediakan keluarga
V
untuk menjalin
kebersamaan
Rata-rata = (10+9+9+9+8)/5
=9
Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga Ny. S baik
ASPEK SUMBER/PATOLOGIS
SCREEM
Sosial Pasien dapat hidup bermasyarakat dengan baik
B. Saran
Perlunya upaya penyuluhan agar dari case-finding maupun pendidikan
kesehatan dan penatalaksanaan pengobatannya yang belum terjangkau masih
sangat terbatas. Untuk penderita datang berobat untuk pertama kalinya datang
terlambat dimana sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai
keluhan agar sedini mungkin diberi pengobatan.
Selain itu, kebiasaan hidup sehat seperti berhenti merokok, mengurangi
berat badan (bila kegemukan), mengurangi konsumsi garam sehingga asupan
sodium kurang dari 100 mmol/hari, melakukan olah raga 30 - 45 menit per
hari juga dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Kasper, D. L., Fauci, A. S, Lonjo, D. L., Braunwald, E., Hauser, S. L., Jameson, J.
L., 2005. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Vol 3, Ed 16. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta. p.1256-1272.
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani W. L., dan Setiowulan, W.,
2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aaesculapius FKUI, Jakarta.
p.518-522
Noer, M. S., 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Ketiga, Jilid I. Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.