Jtptunimus GDL Ferisetiaw 8080 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Ferisetiaw 8080 2 Babii PDF
BAB II
1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi saat lahir
kurang dari 2500 gram yang merupakan hasil dari kelahiran prematur
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram saat lahir. Bayi BBLR
risiko empat kali lipat lebih tinggi dari kematian neonatal dari pada bayi
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat
badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia gestasi. Bayi
BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu usia
(Wong, 2008).
8
rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang
2. Klasifikasi BBLR
1) Prematuritas murni
dan berat badan sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonates
c) Dismaturitas
pertumbuhan intrauterin.
3. Etiologi BBLR
a. Faktor ibu
1) Penyakit
2) Ibu
dari 1 tahun).
b. Faktor janin
kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta
d. Faktor lingkungan
4. Manifestasi klinis
a. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari
amat sedikit.
miyora.
5. Patofisiologi
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2.500 gram. Masalah ini terjadi karena adanya gangguan
berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
berat badan lahir normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi
normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra
hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih
sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia.
gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun
6. Pathways
Faktor janin Faktor plasenta Faktor ibu Faktor lingkungan
Kelainan kromosom Hidramnion Penyakit ,usia ibu Tempat tinggal di
Infeksi janin kronik Plasenta previa Keadaan gizi ibu dataran tinggi.
(inklusi sitomegali, Solutio plasenta Kondisi ibu saat Terkena radiasi,
rubella bawaan) hamil serta terpapar zat
Gawat janin Kehamilan kembar beracun.
Keadaan sosial dan
Ketuban pecah dini ekonomi
BBLR
Peningkatan kerja
Reflek menghisap dan nafas
sistem termoregulasi Resiko
menelan belum berkembang infeksi
yang imatur
dengan baik
Tidak efektifnya
Termoregulasi tubuh
pola pernafasan
Perubahan nutrisi kurang tidak efektif
dari kebutuhan tubuh
Masalah yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah
organ pada bayi tersebut. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah
2009).
a. Sistem Pernafasan
(distress pernafasan).
perfusi.
c. Sistem Kardiovaskuler
d. Sistem Gastrointestinal
seperti bayi yang cukup bulan, kondisi ini disebabkan karena tidak
e. Sistem Termoregulasi
kapiler kulit.
f. Sistem Hematologi
g. Sistem Imunologi
terhadap infeksi.
h. Sistem Perkemihan
i. Sistem Integument
j. Sistem Pengelihatan
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan berat lahir rendah
(Mitayani, 2009) :
b. Hipoglikemi simptomatik
laki-laki.
d. Asfiksia neonatorum
lahir.
berwarna kuning.
9. Pemeriksaan diagnostik
1) pH : 7,35-7,45
Bilirubin normal:
komplikasi.
10. Penatalaksanaan
a. Pemberian posisi
telentang lama bagi bayi preterm dan BBLR tidak disukai, karena
Sehingga pada bayi yang sehat posisi tidurnya tidak boleh posisi
b. Minimal handling
1) Dukungan Respirasi
2) Termoregulasi
Bayi BBLR memiliki masa otot yang lebih kecil dan deposit
yang buruk pada kapiler kulitnya. Pada saat bayi BBLR lahir
4) Hidrasi
kehilangan cairan.
5) Nutrisi
antara kulit ibu dengan kulit bayi, ini juga dapat berfungsi
ibu dan bayi, serta ibu lebih percaya diri dalam merawat
(Perinansia, 2008).
bayi.
26
PMK.
luasnya.
27
berkancing depan.
kaki.
melalui hidung.
Pada saat kelahiran bayi baru harus menjalani pengkajian cepat namun
1. Pengkajian umum
a. Timbang bayi tiap hari, atau lebih bila ada permintaan dengan
2. Pengkajian respirasi
3. Pengkajian kardiovaskuler
PMI), titik ketika bunyi denyut jantung paling keras terdengar dan
imediastinum).
bercak.
4. Pengkajian gastrointestinal
umbilicus.
darah.
5. Pengkajian genitourinaria
kecukupan hidrasi).
mengkaji hidrasi).
34
6. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
neck, palmar).
7. Suhu tubuh
8. Pengkajian kulit
Periksa juga dan catat preparat kulit yang dipakai (missal plester,
povidone-jodine).
C. Diagnosa keperawatan
b. Batasan karateristik:
untuk bernapas.
b. Batasan karakteristik:
kebutuhan metabolisme.
b. Batasan karakteristik:
4. Resiko infeksi.
b. Faktor resiko:
D. Intervensi keperawatan
(NOC)
1 Tidak efektifnya pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1.Pantau tingkat pernapasan,
pernafasan. selama 3x24 jam, diharapkan pasien kedalaman, dan kemudahan bernafas.
(mengerutkan bibir) dan pernapasan dapat memiliki tanda gejala kecemasan dan
funsi pernapasan.
(NOC)
2 Termoregulasi tubuh tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Ukur suhu setiap 2 jam, gunakan
efektif. selama 3x24 jam, diharapkan pasien termometer elektronik di ketiak pada
tubuh agar dalam batas normal. kebutuhan oksigen dan glukosa serta
3. Menjelaskan gejala hipotermia atau kehilangan air dapat terjadi bila suhu
dehidrasi.
bayi.
39
(NOC)
3 Perubahan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Perhatikan gejala kekurangan gizi
dari kebutuhan tubuh. selama 3x24 jam diharapkan pasien termasuk perawakan pendek, lengan
2. Berat badan dalam kisaran normal pertumbuhan. Bayi SGA (Baby small
terhadap berat badan dibawah normal. kehilangan 15% BB lahir. Bayi SGA
atau glikogen.
tanda-tanda dehidrasi.
gizi).
40
(NOC)
4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1.Kaji adanya fluktuasi suhu tubuh,
selama 3x24 jam diharapkan pasien letargi, apnea, malas minum, gelisah