Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN

METODE SELF POTENTIAL

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum geolistrik yang berjudul identifikasi struktur


bawah permukaan menggunakan metode self potential. Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk menentukan struktur bawah permukaan dengan menggunakan
metode self potential. Pada praktikum ini digunakan 3 lintasan dalam
pengambilan data, dimana panjang lintasan setiap lintasan adalah 100 m dan
spasi elektroda porouspot yang digunakan adalah 5 meter. Setiap lintasan
berjarak 5 meter. Metode self potential adalah merupakan metode pasif, karena
pengukurannya dilakukan tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan
tanah. Perbedaan potensial alami tanah diukur melalui dua titik permukaan
tanah. Potensial yang dapat diukur berkisar antara beberapa millivolt (mV)
hingga 1 volt. Berdasarkan hasil pengolahan data pada metode self potential,
maka dapat disimpulkan bahwa bahwa nilai potensial pada ketiga lintasan

memiliki nilai yang berkisar antara mV sampai 61,57 mV dengan

anomali yang terjadi ini diakibatkan oleh adanya reaksi geokimia, streaming
potensial, bioelektrik dari pohon dan tanaman, serta adanya sumur di dekat titik
pengambilan data.

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Menentukan struktur bawah permukaan dengan menggunakan metode self
potential.
2. Waktu Praktikum
Selasa, 16 April 2017
3. Tempat Praktikum
Lapangan Rusunawa universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

2
1. Alat-alat Praktikum
a. Alat tulis 1 set
b. Digital milivoltmeter 2 buah
c. Elektroda porouspot 6 buah
d. Handy Talky (HT) 2 buah
e. Kabel roll 2 buah
f. Kabel banana-aligator8 8 buah
g. Laptop 1 unit
h. Roll meter 100 meter 2 buah
i. Stopwatch 2 buah

2. Bahan-bahan Praktikum
a. Larutan elektrolit CuSO4
b. Microsoft Exel

C. LANDASAN TEORI
Metode Self Potential (Potensial Diri) pertama kali ditemukan pada tahun
1830 oleh Robert Fox dengan menggunakan elektroda tembaga yang dihubungkan
ke sebuah galvanometer untuk mendeteksi lapisan coppere sulfida di Carnwall
(Inggris). Metode ini merupakan metode pasif, karena pengukurannya dilakukan
tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah, perbedaan potensial
alami tanah diukur melalui dua titik dipermukaan tanah. Potensial yang dapat
diukur berkisar antar beberapa millivolt (mV) hingga 1 volt. Metode Self Potential
selama ini dimanfaatkan sebagai secondary tool dalam eksplorasi logam dasar
khususnya untuk mendeteksi adanya bijih sulfida dan pada dekade terakhir metode
Self Potential banyak digunakan untuk meneliti air tanah, panas bumi, dan untuk
membantu pendeteksian patahan dekat permukaan. Self Potential umumnya
berhubungan dengan perlapisan tubuh mineral sulfide (weathering of sulphide
mineral body). Aktivitas elektrokimia dan mekanik adalah penyebab dari Self
Potential di permukaan bumi. Salah satu faktor pengontrol dalam proses ini adalah
air tanah. Potensial ini juga berhubungan erat dengan pelapukan yang terjadi pada
mineral, variasi sifat batuan, aktivitas biolistrik dari material organik, korosi,
perbedaan suhu dan tekanan dalam fluida di bawah permukaan dan fenomena-
fenomena alam lainnya (Telford,1990).

3
Para ahli geofisika mengungkapkan mekanisme potensial diri pada daerah
mineral. Mekanisme polarisasi listrik spontan pada daerah mineral dapat dipahami
dari teori dikembangkan oleh Sato dan Mooney (1960). Mereka mengatakan
bahwa di dalam tubuh mineral terjadi reaksi setengah sel elektrokimia, dimana
anodanya berada di bawah permukaan air tanah. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi
sehingga anoda merupakan sumber arus sulfida yang berada di bawah tanah.
Sulfida mengalami oksidasi dan reduksi yang akibat reaksi H2O dan O2 di dalam
tanah. Teknis prinsip kerja metode SP adalah mengukur tegangan statis alam
(natural static voltage) melalui dua buah elektroda yang ditancapkan di permukaan
bumi, yang dihubungkan dengan Digital Milivoltmeter. Milivoltmeter ini harus
mempunyai impedansi masukan yang besar untuk mengabaikan arus listrik yang
berasal dari bumi selama pengukuran (Indriana, 2007).
Keunggulan metode SP daripada metode geolistrik lain adalah sangat
responsif untuk target bawah permukaan yang bersifat konduktif seperti mineral
logam dan mineral sulfida, serta dapat diterapkan untuk daerah yang topografinya
tidak datar (Vichabian and Morgan, 2002). Jika sebuah elektroda ditancapkan ke
tanah sebagai elektroda potensial, maka resultan gaya elektrokimia pada bidang
kontak antara elektroda dengan tanah akan membentuk potensial palsu (spurious)
meski tidak ada arus yang melaluinya. Potensial palsu ini mempunyai nilai
berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat yang lain, atau antara satu waktu
terhadap waktu yang lain, sehingga sangat sulit membuat faktor koreksinya untuk
mereduksi nilai potensial ini. Konsekuensinya diperlukan elektroda yang bersifat
non polarisasi, sehingga nilai potensialnya tidak dipengaruhi oleh arus yang
melewatinya. Elektroda semacam ini dapat didesain dari logam penghantar yang
dicelupkan ke dalam larutan jenuhnya, misalnya logam Cu dalam larutan CuSO4,
logam Zn dalam larutan ZnSO4 dan sebagainya. Logam dan larutan tersebut
dikemas dalam sebuah container berbentuk pot berpori (porous pot). Penggunaan
pot berpori dimaksudkan agar larutan dapat merembes secara perlahan sehingga
membuat kontak dengan tanah (Raharjo dkk., 2010).

4
D. PROSEDUR PENELITIAN
1. Ditentukan lokasi untuk pengambilan data yaitu di Lapangan Rusunawa
Universitas Mataram.
2. Porouspot dikalibrasi dengan meletakkan 2 buah porouspot pada pada jarak 10
cm dan diukur nilai potensial diri menggunakan multimeter. Nilai potensial
diri tidak boleh lebih dari 2 mV.
3. Dibuat pola lintasan pengambilan data.
4. Lintasan yang digunakan sebanyak 3 lintasan dengan panjang setiap lintasan
100 meter.
5. Base yang ditanami 1 buah porous pots ditentukan dengan jarak 5 meter dari
lintasan yang ditentukan dan diukur potensial diri setiap 2 menit.
6. Langkah selanjutnya dilakukan penanaman porouspot A pada titik 0 meter
pada lintasan 1. Porouspot ini tidak bergerak karena konfigurasi yang
digunakan adalah konfigurasi elektroda tetap.
7. Selanjutnya, dilakukan pengambilan data pada lintasan 1 mulai pada jarak 5
meter sampai 100 meter dengan memindahkan porouspot B dan
menghubungkannya pada porouspot A menggunakan kabel.
8. Data yang didapat berupa besar beda potensial.
9. Setelah pengambilan data di lapangan selesai dilakukan, maka langkah
selanjutnya adalah mengolah data yang telah di catat untuk di salin di Ms.
Excel.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Lintasan 1

No Waktu Jarak (m) ∆V (mV) Koreksi


1 15:13 5 -0.7 -36

2 15:15 10 7.5 -38.1

3 15:15 15 36.5 -38.1

4 15:16 20 38.4 -38.1

5 15:17 25 39.1 -38

6 15:17 30 44.4 -38

5
7 15:17 35 39.8 -38

8 15:18 40 35 -38

9 15:19 45 37.5 -33.2

10 15:20 50 22.5 -33.2

11 15:21 55 -2.5 -33.5

12 15:21 60 -13.5 -33.5

13 15:22 65 33.5 -33.5

14 15:22 70 37.7 -33.5

15 15:23 75 9.6 -34.6

16 15:23 80 41.3 -34.6

17 15:24 85 38.8 -34.6

18 15:24 90 42.6 -34.6

19 15:26 95 39.2 -35.9

20 15:27 100 52.4 -36.8

2. Lintasan 2

No Waktu Jarak (m) ∆V (mV) Koreksi


1 14:45 5 -66.6 -30.1

2 14:47 10 -59.1 -44.5

3 14:48 15 -13.6 -46.8

4 14:48 20 -16.9 -46.8

5 14:49 25 -14.9 -46.8

6 14:50 30 -9.3 -47.3

7 14:50 35 -10.8 -47.3

8 14:51 40 0.2 -47.3

6
9 14:53 45 -14.9 -45.6

10 14:54 50 -19.2 -45.6

11 14:55 55 -18 -44.8

12 14:56 60 12.5 -44.8

13 14:58 65 -20.8 -42.7

14 14:58 70 -18.1 -42.7

15 15:00 75 -16.8 -40.6

16 15:00 80 -15.3 -40.6

17 15:01 85 -30.2 -38.8

18 15:02 90 -20.2 -38.8

19 15:02 95 -14 -38.8

20 15:03 100 -13.5 -36.8

3. Lintasan 3

No Waktu Jarak (m) ∆V (mV) Koreksi Keterangan


1 15:35 5 22.8 -34.5
2 15:36 10 25.5 -34.5
3 15:36 15 25.4 -34.5
4 15:37 20 21 -36.9
5 15:37 25 34.2 -36.9
6 15:39 30 25.5 -36
7 15:40 35 25.3 -36
8 15:40 40 38.3 -36
9 15:41 45 29.1 -35.2
10 15:41 50 23.2 -35.2
11 15:42 55 -4.3 -35.2
12 15:44 60 -45 -35.9
13 15:45 65 33.4 -36.4 Sumur
14 15:46 70 34 -36.4
15 15:47 75 22.7 -36.2
16 15:49 80 33 -35.8
17 15:50 85 28.5 -35.8
18 15:51 90 30.1 -35.1
19 15:51 95 37.5 -35.1

7
20 15:52 100 33 -35.1

F. ANALISIS DATA
(Terlampir).

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum geolistrik dengan metode self potential bertujuan untuk
menentukan struktur bawah permukaan Lapangan Universitas Mataram. Pada
praktikum ini menggunakan 3 lintasan, dengan panjang lintasan 100 m. Jarak antar
lintasan adalah 10 m, dan spasi elektroda porouspot 5 m. praktikum ini
menggunakan 6 elektroda porouspot dalam pengambilan datanya. Metode self
potential adalah merupakan metode pasif, karena pengukurannya dilakukan tanpa
menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah. Perbedaan potensial alami
tanah diukur melalui dua titik permukaan tanah. Potensial yang dapat diukur
berkisar antara beberapa millivolt (mV) hingga 1 volt.

(a)

8
(b)

Gambar 1. Grafik Hubungan antara dengan jarak elektroda pada line 1 (a) Lokal (b) lokal dan
regional

Pada gambar 1 terlihat bahwa nilai potensial pada daerah tersebut berkisar
antara -4,33 sampai 61,57 mV. Berdasarkan nilai pada tabel L.5 , maka potensial
tersebut disebabkan oleh reaksi geokimia dan streaming fluida.

(a)

9
(b)
Gambar 2. Grafik Hubungan antara dengan jarak elektroda pada line 2 (a) Lokal (b) lokal dan
regional.

Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa pada lintasan 2 nilai beda potensial cukup
fluktuatif dengan nilai potensial -57,43 sampai 21,67 mV. Nilai potensial pada
lintasan 2 relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan potensial pada lintasan 1. Jika
dilihat pada tabel L.5, nilai potensial yang cukup rendah ini diakibatkan oleh adanya
aktivitas bioelektrik dari pohon dan tanaman.

(a)

10
(b)
Gambar 3. Grafik Hubungan antara dengan jarak elektroda pada line 3 (a) Lokal (b) lokal dan
regional.

Selanjutnya untuk gambar 3, terlihat bahwa pada lintasan 3 memiliki nilai


potensial berkisar antara -35,83 mV sampai 47,47 mV. Terdapat anomali yang
cukup signifikan pada jarak 55 sampai 60 meter, dimana nilai potensial diri turun
secara drastis kemudian naik cukup besar pada titik 65 meter. Anomali ini
kemungkinan besar disebabkan oleh adanya sumur di dekat titik pengambilan
data. Air di dalam sumur menyebabkan perubahan potensial yang cukup
signifikan pada lintasan.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data pada metode self potential, maka
dapat disimpulkan bahwa bahwa nilai potensial pada ketiga lintasan memiliki

nilai yang berkisar antara mV sampai 61,57 mV dengan anomali yang

terjadi ini diakibatkan oleh adanya reaksi geokimia, streaming potensial,


bioelektrik dari pohon dan tanaman, serta adanya sumur di dekat titik
pengambilan data.
2. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar focus pada praktikum yang
dilakukan, sehingga praktikan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Indriana, R.D., Nurwidyanto, M.I., & Haryono, K.W. 2007. Interpretasi Bawah
Permukaan dengan Metode Self Potential Daerah Bledug Kuwu Kradenan
Grobogan, Berkala Fisika. ISSN : 1410 – 9662. Vol 10, No.3, Juli 2007, hal.
155-167.
Raharjo, S.A., Sugito, Hartono, Sehah. 2010. Rancang Bangun dan Pengujian
Elektroda Porous Pot Untuk Survei Metode Geolistrik Resistivitas. Laporan
Penelitian. Program Studi Fisika. MIPA. UNSOED. Purwokerto.
Telford, W.M., Gedaart, L.P., & Sheriff, R.E. 1990. Applied Geophysics. Cambridge.
New York.

12

Anda mungkin juga menyukai