Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KIMIA FISIKA

“FENOMENA LANGIT BERWARNA MERAH-JINGGA DI PAGI/SORE HARI DAN


BERWARNA BIRU DI SIANG HARI DIKAJI DARI KONSEP KIMIA FISIKA”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. YAYUK ANDAYANI, MSi

OLEH :

RINA MINDI SAFITRI


(I2E017026)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2018
A. Pendahuluan
Fenomenaalamadalahperistiwayang takdiciptakanolehmanusia,
meskipundapatmemengaruhimanusia.MenurutkamusbesarbahasaIndonesia,
fenomenaalamadalahhal-hal yang
dapatdisaksikanolehpancainderadandapatditerangkansertadinilaisecarailmiah.Fenomenaalama
dalahhal yang luarbiasadalamkehidupan di
duniadandapatterjadidengantidakterdugadantampakmustahildalampandanganmanusia.Bebera
pafenomenaalamberkaitandenganFisikadan Kimia, bahkandalamkehidupansehari-hari pun
kitatidakterlepasdariperistiwaFisikadan Kimia. Salah satufenomenaalamsederhana yang
seringkitatemuidanlihatdalamkehidupansehari-haridimanaberkaitandenganilmufisikadan
kimia adalahperubahan warna langit pada pagi/sore hari dan di siang hari, fenomenaalam
yang sangatindahdenganwarnayang berbeda, pemandangan yang
takakanpernahmembuatkitabosanuntukmelihatnya. Dalamfisika, warna-warnayang terbentuk
diidentifikasikandaripanjanggelombang.Jadisayaselakupembuatmakalahtertarikuntukmembah
ashal-hal yang berkaitan dengan fenomena tersebut dikaji dari ilmu kimia fisik.

B. Variabel yang Mempengaruhi


1. Sinar Matahari sebagai Energi Radiasi ElektromagnetikSampai Di
PermukaanBumi
Radiasi adalah suatu proses perambatan energi (panas) dalam bentuk gelombang
elektromagnetik yang tanpa memerlukan zat perantara. Energi Matahari bisa sampai
kepermukaan Bumi adalah dengan cara radiasi (pancaran), karena
diantaraBumidanMatahariterdapatruanghampa (tidakadazatperantara),
Sedangkangelombangelektromagnetikadalahsuatubentukgelombang yang
dirambatkandalambentukkomponenmedanlistrikdanmedan magnet,
sehinggadapatmerambatdengankecepatan yang
sangattinggidantanpamemerlukanzatatau medium perantara.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Radiasi Matahari Di


Permukaan Bumi
a. Jarak antara matahari dan bumi
Bumi mengelilingi matahari (berevolusi) dengan lintasan yang berbentuk
Elips.
b. Sudut datang
Ketikacahayamelewati medium transparan,
makasebagiancahayatersebutakandisimpangkankeberbagaiarah, yang
disebutsebagai gejalahamburan.
Demikianjugahalnyadenganradiasimatahariketikamelewatiatmosferbumi,
makasebagiandariradiasitersebutakandihamburkanolehpartikel-partikeludara.
HamburanradiasiolehatmosferBumibergantungpada diameter partikel-
partikelpenghambur (D) danpanjanggelombang yang diradiasikan (λ).Untuk D
<< λ, yang disebutsebagaihamburan Rayleigh,
besarnyahamburanberbandingterbalikdenganpanjanggelombangpangkatempat
; (Tjasyono, 2006).

Dimana H adalah besarnya hamburan Rayleigh dan λ adalah panjang


gelombang radiasi. Atmosfer yang cerah adalah yang banyak mengandung
partikel-partikel gas nitrogen dan oksigen, yang disebut juga atmosfer
Rayleigh.

Hamburan Rayleigh adalahfenomena ketika cahaya menumbuk partikel


kecilsehinggaterjadipembiasan yang sudutnyaberbeda-beda,
tergantungpanjanggelombang

Sudut bias cahayatergantung dari panjang gelombangnya. Semakin besar


panjang gelombangnya, semakin mendekatiwarnamerah,
semakinkecilsudutbiasnya

c. Pengaruh atmosfer bumi


Pada waktu radiasi matahari memasuki atmosfer menuju permukaan bumi
(daratan dan lautan), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas aerosol
serta awan yang ada di atmosfer, sebagian akan dipantulkan kembali ke luar
angkasa, sebagian akan diserap dan sisanya akan diteruskan ke permukaan
bumi berupa radiasi langsung maupun radiasi baur (diffuse)
(Suryatna,1995:50).

3. Teoriyang berkaitan:
a. Kinetika gas
Membahas energi kinetik rata-rata partikel gas yang sangat bergantung
pada suhu. Gas-gas aerosol yang ada di atmosfer bergerak menurut gerak
Brown, gerak zig-zag atau acak. Adanya gerak partikel ini menyebabkan
timbulnya energi (kinetik dan energi panas) dan momentum.
Untukkeadaan gas-gas di atmosfer yang jauh dari permukaan bumi
dengan kerapatan yang lebih besar
akanmenyebabkanpergerakanatauenergikinetik gas-
gasnyamenjadilebihkecildibandingkandengan gas-gas
dalamatmosferdekatpermukaanbumidengankerapatan yang lebihkecil. Hal
inijugadisebabkanolehsuhu yang lebihtinggipadaatmosfer yang
kerapatannyalebihkecilsehinggamenyebabkanpergerakanmolekulgasnyasemak
incepat pula
Ek =3/2 kT

dimana

Ek = energikinetik,
k = tetapan Boltzmann,
T = suhumutlak.

b. Isaac Newton dalam Hypothesis of Light pada 1675


Bahwacahayaterdiridaripartikelhalus (corpuscles) yang
memancarkesemuaarahdarisumbernya. Teori ini menerangkan pembiasan
dengan menganggap cahaya menjadi lebih cepat ketika memasuki medium
yang padatkarenadayatarikgravitasilebihkuat

c. TumbukanPartikelMenyebabkanEnergi Yang Dapat Dilihat


Energi yang
dilepaskanpadasaatpartikeltersebutbertumbukandapatdilihatsecara visual
melaluiwarnacahaya yang berbeda-beda.Warna yang
terlihatbergantungpadajenismolekul yang ditumbukkan.

d. Intensitas Insolasi
Insolasi yang berasal dari bahasa Inggris Insolation, adalah singkatan
dari Incoming Solar Radiation yang berarti radiasi Matahari yang diterima
bumi.
Faktor yang mempengaruhi intensitas insolasi adalah lintang atau letak
suatu tempat di permukaan Bumi. Jika efek penyerapan, pemantulan dan
hamburan oleh lapisan atmosfer Bumi dapat diabaikan, maka intensitas
insolasi bergantung terutama pada dua faktor, yaitu sudut jatuh sinar Matahari
dan lamanya radiasi Matahari (Tjasyono, 2006).
Sebagai akibat dari pergerakan Bumi mengelilingi Matahari, maka
sudut elevasi matahari terhadap suatu tempat di permukaan Bumi setiap saat
akan berubah. Semakin tinggi elevasi Matahari, maka intensitas insolasi di
tempat tersebut akan semakin tinggi. Terdapat tiga alasan mengapa tingginya
elevasi matahari dapat menyebabkan intensitas insolasi menjadi lebih kuat
dibandingkan dengan elevasi Matahari yang rendah (Tjasyono, 2006)
1) Ketika elevasi matahari tinggi, maka sinar matahari jatuh secara tegak
lurus terhadap Bumi. Dengan sinar yang jatuh secara tegak maka luas
bidang yang tersinari akan lebih sempit dari pada ketika sinar jatuh secara
miring. Karena intensitas insolasi berbanding terbalik dengan luas bidang
yang tersinari, maka efeknya intensitas insolasi akan lebih kuat ketika
elevasi matahari tinggi.
2) Dengan posisi Matahari yang “tinggi”, maka sinar matahari akan melewati
atmosfer Bumi yang lebih tipis dibanding ketika matahari berada pada
posisi rendah. Akibatnya atenuasi gelombang radiasi akan lebih kecil (efek
hamburan oleh partikel-partikel debu atmosferik akan lebih kecil).
Keadaan ini terjadi akibat proporsi radiasi gelombang pendek difus
berbeda dengan proporsi radiasi gelombang pendek langsung. Radiasi
gelombang pendek difus adalah radiasi matahari yang mengalami
hamburan, sedangkan radiasi gelombang pendek langsung adalah radiasi
matahari yang mengalami penyerapan, hamburan atau pemantulan.
3) Efek yang terkait erat dengan elevasi matahari adalah albedo, yaitu
persentase insolasi yang dipantulkan oleh permukaan Bumi. Albedo
dikendalikan oleh sifat fisis permukaan Bumi, terutama warnanya. Dalam
kondisi yang sama, albedo akan berkurang ketika elevasi matahari
bertambah tinggi. Efek pantulan ini akan lebih kuat terjadi pada
permukaan perairan.

C. Warna Langit Berubah di Pagi/Sore Hari dan di Siang Hari


Berdasarkan kajian teori di atas maka hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Berwarna biru di siang hari
Sinar matahari yang datang berupa radiasi adalah sinar putih yang merupakan
kombinasi semua warna (polikromatik warna pelangi). Saat siang hari, radiasi
matahari mengalami insolasi yang tinggi dengan sudut datang yang besar dari
medium yang kurang rapat ke yang lebih rapat. Pada saat itu keadaan atmosfer
bumi berada pada suhu yang lebih tinggi, akibatnya energi kinetik molekul-
molekul yang berada di dekat permukaan bumi lebih besar dibandingkan dalam
atmosfer di atasnya. Ketika radiasi masuk ke atmosfer, sinarnya menumbuk
partikel debu dan gas di udara. Sehingga spektrum biru yang memiliki panjang
gelombangn kecil terbias kemana-mana sedangkan cahaya lainnya lebih sedikit
yang dibiaskan.Kombinasi sinar-sinar yang panjang gelombangnya pendek (biru
dan ungu) dilihat oleh kita sebagai warna langit sedangkan kombinasi sinar
sisanya membentuk warna kuning, yang tidak lain adalah warna dari Matahari.
2. Berwarna Merah-Jingga Di Pagi/Sore Hari
Selama matahari terbit dan matahari terbenam kita merasa bahwa matahari
dekat dengan permukaan bumi tetapi sebenarnya jauh dari yang kita duga. Oleh
karena itu, ketika matahari berada di dekat cakrawala, cahaya harus menempuh
jarak yang jauh untuk mencapai mata kita, ketika cahaya bergerak, dia akan
melalui atmosfer dari kerapatan yang lebih rapat ke yang kurang rapat. Pada saat
itu pula gas-gas aerosol yang berada pada permukaan bumi bergerak lebih lambat
dibandingkan saat disiang hari sehingga spektrum cahaya yang memiliki panjang
gelombang yang lebih panjang (merah-jingga) akan lebih dulu terhambur oleh
debu, partikel dan gas-gas di atmosfer sehingga membuat matahari tampak merah
serta elips.
DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, M. 1999. Fisika SMU kelas 3. Erlangga: Jakarta.


Suhandi, Andi. 2014. Radiasi Energi Matahari. Modul Bahan Belajar Mandiri Konsep Dasar
Bumi dan Antariksa. UPI : Bandung.
Tjasyono, B. 2003. Geosains, ITB.
Tjasyono, B. 2006, Ilmu Kebumian dan Antariksa. Rosdakarya: Bandung.
Utomo, Apriyanto Budi. 2015. Sabuk Van Allen Sebagai Perisai Bumi: Makalah Seminar
Fisika. FKIP Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai