Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN TUGAS AKHIR

PLC BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F877A


UNTUK APLIKASI TIMER DAN COUNTER

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Joko Susanto


Nomor Pokok : 111 10 2508
Peminatan : Teknik Elektro

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
SERPONG
2013
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

PLC BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F877A


UNTUK APLIKASI TIMER DAN COUNTER

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Joko Susanto


Nomor Pokok : 111 10 2508
Peminatan : Teknik Elektro

Tugas Akhir diajukan untuk Memenuhi


Persyaratan Kurikulum Sarjana Strata Satu (S – 1)
Jurusan/Program Studi Teknik Elektro
Institut Teknologi Indonesia
Serpong

Serpong, Maret 2013

Disetujui Oleh : Diketahui Oleh :

(Ir. Nicky Bela CH, MT.) (Ir. Tita Aisyah, MT.)


Dosen Pembimbing Ketua Jurusan/Program Studi Teknik Elektro

i
Abstrak

PLC (Programmable Logic control) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan sederetan
rangkaian relai yang ada pada sistem kontrol konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati
masukan, kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan, yang
berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika 1 atau 0). Pengguna membuat program
aplikasi (dinamakan ladder diagram) dan kemudian dijalankan oleh PLC tersebut. PLC ini dapat
menangani rangkaian yang rumit dengan akurasi tinggi.

Mikrokontroler adalah suatu single chip yang didesain sedemikian simpel, dapat diprogram ulang dan
mempunyai fungsi kerja untuk mengontrol suatu sistem dengan mudah dan efisien. PLC dan
mikrokontroler sekarang ini banyak digunakan untuk kontrol otomatisasi. Di antara keduanya
memiliki banyak persamaan yaitu mempunyai CPU, memori, modul input atau output serta port
komunikasi atau program. Penerapan di lapangan tidak semua sistem kontrol memerlukan rangkaian
yang rumit, ada juga yang hanya butuh rangkaian sederhana misalnya aplikasi pengepakan produk
pada dunia industri dan kontrol traffic lights. Atas dasar persamaan tersebut dimungkinkan membuat
PLC secara sederhana menggunakan mikrokontroler sebagai sumber utamanya. Penggunaan
mikrokontroler sebagai PLC dapat diterapkan sebagai sistem kontrol karena aplikasinya yang murah,
mudah dalam pemrograman, desain, dan troubleshooting. Dalam tugas akhir ini digunakan
mikrokontroler Microchip PIC16F877A. Pembuatan PLC dengan menggunakan mikrokontroler ini
disebut sebagai PLC mikro.

Perakitan alat tersebut meliputi perangkat keras (hardware) dan pembuatan program aplikasi pada
perangkat lunak (software). Dalam rangkaian PLC mikro terdapat bagian-bagian antara lain modul
catu daya, sistem minimum mikrokontroler PIC16F877A, modul input dan modul output. Software
yang digunakan untuk membuat rancangan diagram ladder dan untuk compile program adalah
LDmicro. Sedangkan software yang digunakan untuk mendeteksi PLC mikro dan download file format
(.hex) ke dalam mikrokontroler PIC16F877A adalah TinybldWin.

Dengan PLC mikro ini didapatkan sebuah alat atau sistem kontrol yang dapat berfungsi seperti pada
PLC.

Kata kunci : PLC mikro, mikrokontroler, PIC16F877, LDmikro

ii
Abstract

PLC (Programmable Logic Control) is a device used to replace a series of relay circuits that exist in the
conventional control system. PLC works by observing the input, then the process and take action as
needed, in the form of toggle output (logic 1 or 0). Users create a program application (called ladder
diagram) and then executed by the PLC. PLC can handle complex circuits with high accuracy.

A microcontroller is a single chip is designed in such simple, it can be re-programmed and has a work
function to control a system easily and efficiently. PLC and microcontroller now widely used for
automation control. Between the two have many similarities that have CPU, memory, input or output
modules and communication port or program. The application on the ground that not all systems
require a series of complex control, while others just need a simple circuit such as application
packaging products in the industrial and traffic lights control. On the basis of these equations it is
possible to make a simple PLC using microcontroller as its main source. The use of microcontroller as
the PLC can be applied as a control system for the application of cheap, easy programming, design,
and troubleshooting. In this final use Microchip PIC16F877 microcontroller. Making PLC by using
microcontroller is referred to as a PLC micro.

Assembling such a device includes hardware (hardware) and application programming in the
software (software). In a series of PLC micro are among other parts of the power supply module, the
minimum system microcontroller PIC16F877A, input module and output module. Software used to
create the design ladder diagram and to compile program is LDmicro. While the software used to
detect PLC micro and download file format (. Hex) into PIC16F877A microcontroller is TinybldWin.

With this PLC micro acquired a device or control system that is able to function as the PLC.

Keywords : PLC micro, microcontroller, PIC16F877, LDmikro

iii
KATA PENGANTAR

   


Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
taufiq, hidayah dan inayah-Nya. Serta salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW atas suri tauladan beliau, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Tugas Akhir ini dengan judul ”PLC Berbasis Mikrokontroler PIC16F877A Untuk
Aplikasi Timer Dan Counter” sebagai persyaratan untuk memenuhi program akademi pada
Studi Strata Satu (S1) di Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Indonesia.
Penyusunan laporan tugas akhir ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penulisan tugas akhir ini, diantaranya :

1. Allah SWT Sang pencipta langit, bumi, alam semesta raya dan yang telah memberikan
kehidupan, kesehatan, dan kekuatan sehingga makhluk-makhluk-Nya dapat menghirup
udara untuk bernafas, untuk hidup, untuk berfikir, bekerja, berjuang, dan berkreasi
untuk semata-mata beribadah kepada-Nya.
2. Nabi Muhammad SAW sebagai Sang pembawa ajaran Agama Islam dan penyebar
Kitab Suci Al-Quran ke seluruh umat manusia sehingga penulis diberi kenikmatan
berupa iman, Islam, dan ihsan.
3. Terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh, membimbing penulis
dari bayi sampai menjadi dewasa seperti sekarang. Adikku tercinta Rendi Agus
Prasetyo, semoga prestasimu lebih baik !
4. Terima kasih kepada Evi, bidadariku yang selalu memberi semangat, bersedia berbagi,
dan menemani selama ini.
5. Terima kasih Ir. Tita Aisyah, MT sebagai Ketua Jurusan Program Studi Teknik Elektro,
Institut Teknologi Indonesia.
6. Bapak Nicky Bela CH, MT. selaku dosen pembimbing tugas akhir, atas segala
bimbinganya sampai terselesaikanya penulisan laporan tugas akhir ini.
7. Para Dosen Penguji terima kasih atas saran dan masukan yang diberikan, para pegawai
dan karyawan Kampus ITI terima kasih bantuannya.

iv
8. Segenap rekan-rekan kerja semuanya, karyawan dan karyawati PT. DIG BSD dan DIG
PIK yang selalu menerima penulis dengan senyuman dan keramahan.
9. Terima kasih banyak kepada keluarga besar paman dan bibi, kakak-kakak sepupu, adik-
adik sepupu dan semua keluarga besar yang tidak dapat disebutkan semuanya, terima
kasih doa dan dukungannya kalian adalah inspirasi dan penyemangat hidup.
10. Buat teman-teman seperjuangan di kampus ITI terima kasih semuanya.
11. Teman-teman di kampus D3 Teknik Elektro UGM, semoga sukses semuanya!
12. Teman-teman di PT. TCPI, terima kasih bantuannya.
13. Saudara-saudara di tanah perantauan, terutama yang tergabung dalam Pamungkas
terima kasih atas bantuannya selama ini.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga tersusunya laporan tugas akhir ini,
terima kasih untuk semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini
terdapat banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para dosen, mahasiswa, dan pembaca sangat kami harapkan
dan akan penulis terima dengan senang hati. Harapan penulis adalah semoga laporan tugas
akhir ini dapat bermanfaat untuk penulis pada khususnya serta pembaca pada umumnya.

Tangerang, Maret 2013

Penulis

v
DAFTAR ISI

Abstrak...................................................................................................................................................ii

Abstract.................................................................................................................................................iii

Keywords : PLC micro, microcontroller, PIC16F877, LDmikroKATA PENGANTAR..................................iii

PenulisDAFTAR ISI.................................................................................................................................v

Daftar Tabel............................................................................................................................................i

BAB I......................................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1

1.2 Tujuan....................................................................................................................................2

1.3 Metode Penelitian.................................................................................................................2

1.4 Batasan Masalah....................................................................................................................3

1.5 Sistematika Penulisan............................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................................................6

2.1 Sejarah Dan Pengertian Teknologi PLC...................................................................................6

2.2 HARDWARE............................................................................................................................8

2.2.1 Mikrokontroler PIC16F877A...........................................................................................8

2.2.2 Fitur dan Arsitektur Mikrokontroler PIC16F877A...........................................................9

2.3 Komponen Pendukung Pada Hardware...............................................................................11

2.3.1 Adaptor atau Power Supply..........................................................................................11

vi
Daftar Gambar

i
Daftar Tabel

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan ilmu dan teknologi telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala

permasalahan yang ada disekitarnya serta meringankan pekerjaan yang ada. Diantaranya dunia

perindustrian yang tidak hanya berperan dalam satu bidang saja, melainkan disegala bidang

kehidupan manusia. Dengan adanya kemajuan teknologi ini permasalahan tersebut dapat

diminimalkan, salah satunya dengan PLC (Programmable Logic Controller). PLC merupakan sistem

kontrol industri yang banyak digunakan. PLC digunakan karena memiliki kehandalan-kehandalan

antara lain mudah diprogram dan diaplikasikan, pengawatan (wiring) yang lebih sedikit, jika terjadi

throubleshouting sistem lebih mudah mengatasinya, konsumsi daya relatif lebih rendah, dan

modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat. Suatu PLC dapat diprogram untuk menggantikan

puluhan atau ratusan rangkaian kontrol logika yang saling tidak bergantungan. Media input atau

output pada PLC memungkinkan untuk interfacing langsung dengan proses yang sebenarnya.

Tapi tingginya biaya peralatan PLC ini maka terbatas juga penggunaanya pada industri-

industri besar. Terdapat alternatif dalam penggunaan PLC ini yaitu dengan membuat PLC secara

sederhana dengan memanfaatkan mikrokontroler sebagai sumber utamanya. Mikrokontroler yang

digunakan adalah Microchip PIC16F877A, sehingga alat ini disebut PLC mikro. Pada dunia industri

mikrokontroler banyak diterapkan sebagai sistem kontrol industri mengingat aplikasinya yang mudah

dan murah. Dengan sebuah mikrokontroler dan beberapa komponen elektronika sudah dapat

membuat suatu sistem kontrol dan dapat diterapkan misalnya untuk pengendalian pada mesin-mesin

industri. Mikrokontroler merupakan suatu sistem minimum dari mikrokomputer, yang terdiri atas

mikroprosessor, memori, unit masukan dan keluaran. Dengan menggunakan mikrokontroler

1
didapatkan suatu keuntungan baik secara material maupun kemudahan dalam pengembangan

aplikasinya. Hal ini dimungkinkan karena aplikasi dengan menggunakan mikrokontroler merupakan

gabungan dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang menggerakannya.

Pembuatan PLC mikro ini dapat digunakan untuk mempermudah sistem kontrol atau otomasi pada

sistem kontrol dunia perindustrian, dan juga sebagai pembelajaran PLC. Dengan PLC mikro ini dapat

diaplikasikan untuk belajar mengendalikan atau mengontrol suatu sistem seperti pada PLC

konvensional, misalnya (Omron, Mitsubishi, Allan Bradlley) dengan harga yang relatif lebih

terjangkau.

Untuk penulisan diagram ladder seperti yang ada pada PLC kovensional digunanakan

software yaitu LDmicro (ladder micro). Kemudian program ladder tadi dicompile ke dalam bentuk

file .hex (file yang akan ditanamkan ke dalam mikrokontroler). Selanjutnya file .hex tadi dimasukkan

ke dalam PIC16F877A dengan bantuan software downloader tinybld (Tiny Boot Loader), komunikasi

yang digunakan antara komputer dengan mikrokontroler PIC16F877A adalah kabel USB ke RS232.

Konektor USB ditempatakan pada unit komputer atau laptop dan konektor RS232 dihubungkan pada

konektor DB-9 (female) pada modul PLC mikro.

1.2 Tujuan
Tugas akhir ini bertujuan untuk :

1. Merancang dan membuat sistem minimum perangkat keras dari PLC mikro.

2. Membuat program aplikasi (diagram ladder) dan melakukan simulasi atau ujicoba pada

modul PLC mikro (aplikasi timer dan counter).

1.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam pembuatan Tugas Akhir ini yaitu :

1. Metode kepustakaan
a. Studi Literatur

2
Mencari dan mengumpulkan referensi serta dasar teori PLC dan

mikrokontroler PIC16F877A.
b. Metode Cyber
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mencari informasi dan data

melalui internet sebagai bahan referensi.


2. Pembuatan hardware
Merupakan pembuatan alat yang akan digunakan sebagai simulasi dari program

aplikasi yang telah dibuat.


3. Pembuatan program aplikasi atau uji coba
Membuat program aplikasi (diagram ladder) yang kemudian ditanamkan pada

hardware dan melakukan ujicoba.

4. Penyusunan laporan dan kesimpulan


Menyusun laporan dari seluruh proses dan hasil ke dalam format penulisan tugas

akhir dengan disertai kesimpulan.

1.4 Batasan Masalah


Dalam pembuatan tugas akhir ini ada beberapa hal yang dibatasi, antara lain :

1. Penerapan mikrokontroler Microchip PIC16F877A sebagai sumber utama dari

PLC mikro.
2. Jumlah input dan output sebanyak 32 jalur yang terbagi atas 16 pin input dan 16

pin output.
3. Software yang digunakan dalam tugas akhir ini sudah tersedia di internet dan

dapat didownload.
4. PLC mikro ini hanya menguji beberapa aplikasi instruksi antara lain instruksi

timer dan counter.


5. Rangkaian input yang dibuat terdiri dari 4 push button, 2 slide switch dan 2 pin

digunakan untuk input lain (input sensor, di sini menggunakan LDR).


6. Rangkaian output yang dibuat terdiri dari 12 lampu led yang disusun sejajar, 12

lampu led sebagai simulasi traffic light, dan 4 buah relai 5V dengan output kontak

AC 220V.

3
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan, pamahaman maka dibuat sistematika penulisan.

Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab dan lampiran :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah

dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka dan Teori Penunjang

Berisi teori penunjang dan beberapa literatur serta dasar teori PLC dan mikrokontroler

PIC16F877A yang berguna bagi pembuatan tugas akhir ini.

BAB III Perancangan dan Pembuatan Perangkat Keras (hardware)

Bab ini menjelaskan rancangan dan pembuatan alat yang akan digunakan sebagai

simulasi dari implementasi sistem, perancangan minimum sistem mikrokontroler,

perancangan program aplikasi yang mendukung pada ujicoba mikrokontroler.

BAB IV Pengujian dan Pembahasan

Hasil percobaan atau simulasi sistem dibahas pada bab ini.

BAB V Kesimpulan

Mengumpulkan data-data untuk menarik kesimpulan mengenai hal-hal penting yang

terdapat pada PLC berbasis Mikrokontroler PIC16F877A yang ada disertai dengan

kesimpulan akhir.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI PENUNJANG

2.1 Sejarah Dan Pengertian Teknologi PLC


PLC pertama kali dirancang oleh perusahaan General Motor (GM) sekitar tahun 1968 untuk

menggantikan sistem kontrol relai yang dirasa tidak fleksibel dan berbiaya tinggi. Pada tahun 1973

PLC berkembang lagi ditandai dengan munculnya PLC yang mempunyai kemampuan berkomunikasi

dengan PLC lainnya dan bisa diletakan pada tempat yang lebih jauh dari lokasi mesin yang akan

dikontrol.

Seiring perkembangan teknologi solid state, PLC telah mengalami perkembangan pesat dari

segi ukuran, kepadatan komponen serta fungsinya. Selanjutnya pada tahun 1980-an mulai digagas

standardisasi komunikasi dengan protokol otomasi pabrik milik General Motor. Ukuran PLC diperkecil

dan pemrograman PLC dengan perangkat lunak melalui Personal Computer mulai diperkenalkan. [7]

Pada tahun 1990-an dilakukan reduksi protokol baru dan modernisasi. Lembaga IEC berusaha

untuk menggambungkan bahasa pemrograman PLC di bawah satu Standar Internasional. Beberapa

peningkatan perangkat keras dan perangkat lunak ini diantaranya adalah :

1. Ukuran semakin kecil dan kompak, dengan jumlah I/O yang lebih banyak.
2. Waktu eksekusi program yang semakin cepat.
3. Pemrograman relatif semakin mudah, ini terkait dengan perangkat

lunak pemrograman yang semakin user friendy.


4. Memiliki kemampuan sistem komunikasi dan sistem dokumentasi yang

semakin baik.

PLC (Programmable Logic control) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan

rangkaian relai pada sistem kontrol konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan atau

input (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai

kebutuhan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya atau output (logika 1 atau 0).

5
Pengguna atau user membuat program aplikasi (disebut diagram tangga atau diagram ladder) yang

kemudian harus dijalankan oleh PLC yang bersangkutan, dengan kata lain PLC menentukan aksi apa

yang harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status masukan yang diamati.

PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau memonitor

keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam sistem

berbasis mikroprosesor. Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang

sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan.

Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa sub proses, dimana sub proses tertentu akan berjalan

sesudah sub proses sebelumnya terjadi. Istilah umum yang digunakan untuk proses yang berwatak

demikian ialah proses sekuensial (sequential process). [2]

Konsep kerja dari PLC sesuai dengan namanya yaitu :

1. Programmable : menunjukan kemampuan memori untuk menyimpan program

yang telah dibuat dan dengan mudah dapat diubah-ubah menyesuaikan kebutuhan.
2. Logic : menunjukan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan

logic (ALU), yakni melakukan operasi logika.


3. Controller : menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses

sehingga menghasilkan output yang diinginkan. [2]

2.2 HARDWARE

2.2.1 Mikrokontroler PIC16F877A


Pada dasarnya mikrokontroler adalah suatu single chip yang sudah didesain

sedemikian simpel, dapat diprogram berulang-ulang dan dapat berfungsi untuk mengontrol

suatu sistem dengan mudah dan efisien. Dengan kata lain mikrokontroler ialah keseluruhan

komputer yang dibuat dalam satu chip. Dalam fungsinya tersebut di dalam mikrokontroler

sudah terdapat CPU (Central Processing Unit), ALU (Arithmetic Logic Unit), PC (Program

Counter), SP (Stack Pointer), ROM (Read Only Memory), RAM (Random Access Memory),

counter, rangkaian clock, dan register-register khusus. Dari fasilitas yang tersedia pada

6
mikrokontroler dapat dikatakan mikrokontroler ini cukup efisien sebagai sumber dari suatu

sistem kontrol.

Mikrokontroler PIC16F877A merupakan salah satu mikrokontroler keluaran dari

Microchip, keluarga PIC micro (Peripheral Interface Controller micro). Mikrokontroler ini

menggunakan teknologi FLASH memori sehingga dapat diprogram dan dihapus berkali-kali.

PIC16F877A masuk dalam jenis RISC (Reduce Instruction Set Compute) yaitu memiliki lebih

banyak fasilitas internal akan tetapi memiliki instruksi yang lebih sedikit. Selain itu

mikrokontroler PIC16F877A juga tergolong praktis dan ringkas karena memiliki kemasan 40

pin dengan 33 jalur I/O (sesuai dengan batasan masalah yang digunakan hanya 32 jalur, 16

jalur input dan 16 jalur output). Pada mikrokontroler ini terdapat internal relai atau relai

virtual yang tidak menggunakan pin mikrokontroler tapi tersimpan dalam RAM (tidak

terhubung dengan hardware diluar) hal ini menguntungkan karena pada program aplikasi

yang panjang atau komplek, relai-relai virtual tersebut dapat digunakan tanpa harus terbatas

pada jumlah pin input dan output. Penggunaan relai-relai ini tergantung pada besarnya

memori pada mikrokontroler itu sendiri. Mikrokontroler PIC16F877A dapat dibilang memiliki

kemampuan yang handal sebagai mikrokontroler. [2,4,10]

2.2.2 Fitur dan Arsitektur Mikrokontroler PIC16F877A


Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis PDIP (Plastik Dual In Line) memiliki

kemasan 40 pin. Ada juga jenis lain yaitu 40 pin SO (Small Outline). Mikrokontroler

PIC16F877A yang digunakan pada PLC mikro ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

7
Gambar 2.1 Mikrokontroler Microchip PIC16F877A [8]

Fitur-fitur pada PIC16F877A antara lain :

1. RISC CPU mempunyai performa tinggi dan FLASH teknologi memori.

2. Kecepatan instruksi DC 20 MHz clock input, DC 200 ns instruksi cycle.

3. Konsumsi daya rendah, dengan arus maksimum pin I/O 25 mA.

4. In Circuit Serial Programming (ICSP) hanya dengan dua pin.

5. Dapat beroperasi pada suhu -55° sampai 125° C, dengan suhu penyimpanan -65°C

sampai dengan 150° C. [4,8,10]

Pin-pin untuk jalur input dan output sebanyak 33 pin (sesuai dengan batasan

masalah yang digunakan hanya 32 pin), yang terdiri atas 6 pada Port A, 8 pada Port B, 8 pada

Port C, 8 pada Port D, dan 3 pada Port E. Ada beberapa pin pada mikrokontroler ini yang

memiliki fungsi ganda. Misalnya untuk transfer data dan sebagai pin output. Konfigurasi pin-

pin pada mikrokontroler PIC16F877A mengacu pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Konfigurasi pin pada PIC16F877A [8]

Fungsi pin-pin pada mikrokontroler PIC16F877A :


1. MCLR/Vpp (pin 1) : untuk reset, input tegangan catu
pada saat memprogram mikrokontroler
2. RA0 - RA5 (2-7) : dapat berfungsi sebagai input atau output
3. RB0 – RB7 (33-40) : dapat berfungsi sebagai input atau output

8
4. RC0 - RC7 (15-18, 23-26) : dapat berfungsi sebagai input atau output
5. RD0 - RD7 (19-22, 27-30) : dapat berfungsi sebagai input atau output
6. RE0 - RE2 (8-10) : dapat berfungsi sebagai input atau output
7. VDD (11, 32) : berfungsi sebagai jalur catu daya positif 5V
8. VSS (12, 31) : berfungsi sebagai jalur catu daya negatif 0V
9. OSC1/CLKI (13) : oscilator kristal input
10. OSC2/CLKO (14) : oscilator kristal output
11. TX/CK (25) : digunakan untuk transmisi data
12. RX/DT (26) : digunakan untuk transmisi data

Pada PIC16F877A terdapat dua blok memori, yang satu berfungsi untuk

memori program dan yang satu lagi untuk memori data. Memori EEPROM ada di

dalam RAM yang merupakan memori data, sedangkan memori FLASH yang

merupakan memori program.


CPU (Central Processing Unit) pada PIC16F877A berperan sebagai otak dari

mikrokontroler. Bagian ini bertanggung jawab untuk mengambil instruksi, melakukan

decode, dan mengeksekusi instruksi. CPU ini terhubung ke semua bagian pada

mikrokontroler. Agar mikrokontroler dapat mengerti perintah yang dimasukkan maka

instruksi harus diterjemahkan ke dalam bahasa mesin (bahasa yang dimengerti oleh

mikrokontroler) dengan urutan biner dengan kode 0 dan 1. Tugas untuk

menterjemahkan instruksi ke dalam bahasa mesin dilakukan oleh translator (software

assembler atau compiler).

2.3 Komponen Pendukung Pada Hardware


Dalam pembuatan PLC mikro ini selain komponen mikrokontroler Microchip PIC16F877A

terdapat komponen-komponen elektronik lain yang mendukung dan menjadikan PLC mikro dapat

berfungsi. Komponen-komponen lain diantaranya :

2.3.1 Adaptor atau Power Supply


Untuk menurunkan tegangan dari 220 V AC dan mengubahnya menjadi DC

digunakan adaptor yang sudah siap pakai dengan spesifikasi input 100 V-240 V AC, 50/60Hz

dan output 12 V DC 1000 mA. Pada ujung kabel adaptor dilengkapi dengan jack atau

9
konektor DC bagian male, kemudian pada modul catu daya terdapat konektor DC bagian

female. Bentuk dari adaptor dan konektor DC pada modul catu daya yang digunakan pada

PLC mikro ini seperti tampak pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Adaptor dan konektor DC

2.3.2 Dioda

Dioda adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC,

komponen ini diaplikasikan pada rangkaian penyerah arus (rectifier) power suplay. Struktur

dioda terdiri dari sambungan semikonduktor tipe P dan tipe N. Dioda memiliki karakteristik

yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, dari P ke N. Gambar simbol dan bentuk

dari komponen dioda ditunjukkan pada Gambar 2.4. [3]

Gambar 2.4 Simbol dan komponen dioda

10
Dioda yang terbuat dari bahan silikon memiliki tegangan konduksi diatas 0.7 volt.

Sedangkan pada jenis germanium sekitar 0.2 volt batas minimal. Sebaliknya untuk bias

negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun ada batasnya. Sampai beberapa puluh

bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dalam hal ini dioda tidak lagi dapat menahan

aliran elektron. [3]

Dioda Zener adalah dioda yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik

mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas tegangan

tembus (breakdown voltage) atau tegangan zener. Dioda zener memiliki sifat yang hampir

sama dengan dioda biasa, kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus

yang dikurangi. Dioda zener yang dicatu balik akan menunjukan perilaku tegangan tembus

yang terkontrol dan akan melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap

pada tegangan zener. Karena arusnya terbatasi maka dioda zener biasanya digunakan untuk

membangkitkan tegangan referensi, untuk menstabilisasi tegangan pada aplikasi-aplikasi

arus kecil. Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping. Toleransi

dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling umum adalah 5% dan 10%. Gambar

simbol dan bentuk dari komponen dioda zener tampak pada Gambar 2.5. [3]

Gambar 2.5 Dioda zener dan simbolnya

2.3.3 IC Regulator

11
Catu daya yang baik biasanya dilengkapi dengan regulator tegangan. Tujuan

pemasangan regulator tegangan adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila

terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya. IC LM 78XX adalah regulator tegangan

dengan tiga terminal, yaitu terminal Vin, GND dan Vout. Seri yang digunakan disini adalah

tipe LM 7805 sehingga output dari catu daya adalah 5V DC. Tegangan keluaran dari regulator

LM 7805 memungkinkan untuk dipakai dalam sistem logika dan instrumen mikrokontroler. IC

Regulator ini mempunyai kemampuan menyalurkan arus yang besarnya bervariasi, untuk

regulator LM 7805 ini dapat menyalurkan arus sekitar 1,4 Ampere. Gambar IC Regulator LM

7805 dan simbolnya tampak pada Gambar 2.6. [3]

Gambar 2.6 IC LM 7805 dan simbolnya

2.3.4 Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu

bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik

dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif

akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama

muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak

dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju

ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan

12
elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Ada 2 jenis

kapasitor yang digunakan yaitu kapasitor polar (memiliki polaritas positif dan negatif) dan

kapasitor non polar (tidak memiliki polaritas) jadi pemasangannya dapat ditukar posisi

kakinya. Gambar simbol dan bentuk dari kapsitor polar dan kapasitor non polar yang

digunakan dalam PLC mikro dapat dilihat pada Gambar 2.7. [3]

Gambar 2.7 Simbol serta komponen kapasitor polar dan non polar

2.3.5 Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk membatasi atau

mereduksi arus u yang ada dalam satu rangkaian. Berdasarkan hokum Ohm, resistansi

berbanding terbalik dengan arus yang mengalir melaluinya. Satuan dari resistansi disebut

Ohm atau dilambangkan dengan simbol  (Omega). Tipe resistor yang umum seperti tabung

dengan dua kaki tembaga pada kedua ujungnya. Pada bagian badannya terdapat lingkaran

membentuk gelang kode warna untuk mengetahui nilai resistansinya. Kode warna tersebut

adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association).

Gambar 2.8 merupakan gambar simbol dan bentuk resistor yang banyak dipakai di pasaran.

Daftar warna gelang resistor dapat dilihat pada Tabel 2.1. [3]

13
Gambar 2.8 Simbol dan komponen resistor

Tabel 2.1 Nilai warna gelang resistor

faktor
Warna Nilai Toleransi
pengali
Hitam 0 1
Coklat 1 10² 1%
Merah 2 10³ 2%
Jingga 3 10
Kuning 4 10
Hijau 5 10
Biru 6 10
Ungu/Violet 7 10 0.19%
Abu-abu 8 10
Putih 9 10
Emas - 0.1 5%
Perak - 0.01 10%
Tanpa warna - - 20%

Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar

toleransinya. Resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk

gelang toleransi), tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4

gelang (tidak termasuk gelang toleransi).

Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resistor selain besar resistansi

adalah besar dayanya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi

disipasi daya berupa panas. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor, menunjukkan semakin

besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya tersedia ukuran 1/8 Watt, 1/4

Watt, 1 Watt, 2 Watt, 5 Watt, 10 Watt, dan 20 Watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5

Watt, 10 Watt, dan 20 Watt berbentuk kubik atau persegi panjang berwarna putih, namun

14
ada juga yang berbentuk silinder. Biasanya untuk resistor jenis ini, nilai resistansi dicetak

langsung pada badannya, misalnya 100  5 Watt. [3]

2.3.6 Light Emitting Dioda (LED)

LED adalah dioda semi konduktor khusus yang dirancang untuk memancarkan

cahaya apabila arus melaluinya. Apabila diberi bias maju, energi elektron yang mengalir

melewati tahanan sambungan diubah langsung menjadi energi cahaya. LED harus

dioperasikan dalam ukuran kerja tegangan dan arus tertentu untuk mencegah kerusakan.

Sebagian besar LED membutuhkan 1,5 V sampai 2,2 V untuk memberi bias maju dan dapat

dialiri arus dengan aman sebesar 20 mA sampai 30 mA. LED biasanya dihubungkan seri

dengan tahanan yang membatasi tegangan dan arus pada nilai yang dikehendaki. Gambar

simbol dan bentuk lampu led dapat dilihat pada Gambar 2.9. [3]

Gambar 2.9 Lampu led dan simbolnya

2.3.7 Push Bottom

Push Bottom adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan untuk

menghubungkan kontaknya dan bisa melakukan fungsi menutup sirkuit bila ditekan atau

justru membuka sirkuit bila ditekan. Jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya,

maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula. Push bottom (tombol tekan)

berfungsi untuk memberikan sinyal masukan pada unit PLC mikro. Secara umum push

bottom yang ada adalah tombol NO (normaly open) pada posisi normal atau tidak ditekan

15
membuka dan NC (normaly closed) pada posisi normal atau tidak ditekan menutup. Pada PLC

mikro push bottom dapat difungsikan sebagai tombol ON atau tombol OFF. Gambar 2.10

merupakan gambar dari push buttom yang digunakan pada PLC mikro ini dan juga simbol

push bottom normaly open dan push bottom normaly closed. [3]

Gambar 2.10 Push bottom dan simbolnya (NO dan NC)

2.3.8 Saklar Geser (Slide Switch)

Saklar yang beroperasi dengan cara digeser untuk menghubungkan kontaknya. Saklar

ini juga berfungsi untuk memberikan sinyal masukan dan akan mengunci sampai saklar

digeser ke posisi semula, tidak seperti pada push bottom. Switch yang digunakan adalah SPST

(single pole single throw) yaitu saklar dengan satu kontak tengah akan terhubung pada salah

satu kontak terminal pasangan dan mermutus pada kontak yang lain dalam satu kondisi.

Gambar dari slide switch dan simbolnya dapat dilihat pada Gambar 2.11. [3]

Gambar 2.11 Slide switch dan simbolnya dengan kontak (SPST)

2.3.9 Light Dependent Resistor (LDR)

LDR adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang

diterima oleh komponen tersebut. Light Dependent Resistor terdiri dari sebuah semi

konduktor yang memiliki dua buah elektroda pada bagian permukaanya. Pada saat gelap

16
atau redup maka cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif

kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada

saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki

resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang ada lebih

banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada

lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang

LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil

pada saat cahaya terang. Dalam banyak penerapan, LDR digunakan untuk mendapatkan dua

kondisi ekstrim yang dikendalikan oleh nilai resistansi maksimal dalam keadaan gelap dan

niai resistansi minimal pada keadaan terang, seperti sebagai pengendali penyalaan dan

mematikan lampu secara otomatis yang dikendalikan oleh kondisi alam yaitu siang dan

malam. Alat ini digunakan untuk sebagai uji coba sensor input pada PLC mikro. Bentuk fisik

dari LDR dan simbolya dapat dilihat pada Gambar 2.12. [3]

Gambar 2.12 Komponen LDR dan simbolnya

2.3.10 IC MAX232

IC MAX 232 merupakan salah satu jenis IC rangkaian antar muka RS-232 transmitter-

receiver. IC MAX232 ini berfungsi untuk merubah level tegangan pada COM1 menjadi level

tegangan TTL/CMOS. IC ini terdiri atas tiga bagian yaitu dual charge-pump voltage converter,

driver RS232, dan receiver RS232. Gambar 2.13 merupakan gambar dari IC MAX232. [1]

17
Gambar 2.13 IC Max232 dan schematic konfigurasi pin-nya

2.3.11 Kristal (crystal)

Kristal adalah komponen yang berfungsi untuk membangkitkan frekuensi. Komponen

ini banyak digunakan pada pembangkit frekuensi tinggi (osilator), agar frekuensi osilator

dapat dipertahankan stabil. Secara umum bentuk kristal yang seperti sekeping potongan

kristal quartz. Besarnya frekuensi resonansinya tergantung pada ketebalan kepingannya.

Kristal yang digunakan pada modul PLC mikro ini adalah kristal dengan frekuensi 20 MHz.

Gambar simbol dan bentuk fisik komponen kristal tampak pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Simbol dan komponen kristal

2.3.12 Konektor DB 9 (female)

Konektor ini memiliki 9 pin, berfungsi sebagai terminal pada PLC mikro untuk

dihubungkan dengan komputer. Berfungsi untuk download program aplikasi dari komputer

ke unit mikrokontroler PIC16F877A. Bentuk fisik dari konektor DB9 (female) dapat dilihat

pada Gambar 2.15. [1]

Gambar 2.15 Konektor DB9 (female)

18
2.3.13 Kabel USB ke RS232

Kabel ini menghubungkan antara komputer dengan modul PLC mikro. Pada PLC

mikro kabel ini terhubung dengan terminal DB9, sedangkan pada komputer terhubung

dengan USB. Berfungsi untuk download data (program aplikasi .hex) dari komputer ke PLC

mikro. Kabel USB ke RS232 mengacu pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Kabel USB ke RS232

2.3.14 Transistor

Transistor adalah salah satu komponen semi konduktor yang digunakan untuk

mengalirkan atau mengontrol arus yang lebih besar dengan kemudi berupa arus yang lemah.

Prinsip kerja dari transistor adalah akan ada arus yang mengalir diantara pin kolektor dan

emitor bila ada arus yang mengalir diantara pin basis dan emitor. Transistor akan dapat

mengalirkan arus diantara kolektor dan emitor bila pada basis transistor tersebut diberikan

tegangan yang cukup untuk mengemudikan transistor tersebut (lebih besar dari 0,3 volt

untuk transistor germanium dan 0,7 volt untuk transistor silikon). Transistor mempunyai tiga

titik kerja yang akan menentukan fungsi kerjanya.

1) Daerah Jenuh

Daerah kerja transistor saat jenuh adalah keadaan dimana transistor

mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor

19
seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Kondisi ini dikatakan

menghantar maksimum (CE terhubung maksimum).

2) Daerah Aktif

Pada daerah kerja ini transistor biasanya digunakan sebagai penguat sinyal.

Karena transistor selalu mengalirkan arus dari kolektor ke emitor walaupun tidak

dalam proses penguatan sinyal, hal ini ditujukan untuk menghasilkan sinyal

keluaran yang tidak cacat.

3) Daerah Mati

Daerah cut of merupakan daerah kerja transistor dimana keadaan transistor

menyumbat pada kolektor-emitor. Daerah cut of sering dinamakan sebagai

daerah mati karena pada daerah kerja ini transistor tidak dapat mengalirkan

arus dari kolektor ke emitor. Pada daerah cut of transistor dapat dianalogikan

sebagai saklar terbuka pada hubungan kolektor-emitor. Gambar 2.17 merupakan

gambar karakteristik garis beban dari transistor. [3]

Gambar 2.17 Kurva karakteristik transistor

Salah satu fungsi transistor adalah sebagai saklar yaitu bila berada pada dua daerah

kerjanya yaitu daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (cut-of). Transistor akan mengalami

perubahan kondisi dari menyumbat ke jenuh dan sebaliknya. Transistor dalam keadaan

menyumbat dapat dianalogikan sebagai saklar dalam keadaan terbuka, sedangkan dalam

keadaan jenuh seperti saklar yang menutup. Pada PLC mikro ini transistor berfungsi sebagai

20
saklar relai, transistor yang digunakan adalah seri BC547. Untuk gambar simbol dan bentuk

transistor mengacu pada Gambar 2.18. [3]

Gambar 2.18 Simbol dan komponen transistor

2.3.15 Relai dan Magnetik Kontaktor

Relai (kontaktor) adalah suatu saklar yang menggunakan elektromagnet (koil) untuk

mengoperasikan seperangkat kontak-kontaknya. Relai dan kontaktor mempunyai kontak

seperti pada saklar manual, yang dikendalikan dengan tegangan dari luar.

Relai dan kontaktor bekerja dengan prinsip yang sama. Yang membedakan adalah

pada tegangan kerja koilnya. Tegangan kerja pada relai bervariasi ada yang DC (5V, 12V, 24V)

dan AC (12V, 24V dan 220V). Sedangkan kontaktor tegangan kerja pada koilnya adalah AC

220V dan 380V. Relai biasanya bekerja dengan daya rendah sekitar 1 kW, sedangkan

kontaktor bekerja dengan daya yang lebih besar sampai 100 kW. Gambar schematic dari relai

dan kontaktor tampak pada Gambar 2.19.

Gambar 2.19 Skema relai dan kontaktor

21
Relai lebih sering diaplikasikan pada rangkaian elektronik karena memiliki banyak

pilihan level tegangan, relai juga mempunyai fungsi sebagai pengendali sistem. Kontaktor

lebih banyak digunakan pada instalasi daya besar atau instalasi tenaga (misalnya motor listrik

3 phase). Bentuk fisik dari relai dan kontaktor tampak seperti pada Gambar 2.20. [3]

Gambar 2.20 Relai DC 5V dan kontaktor

2.3.16 PCB

PCB atau printed circuit board adalah sebuah papan yang memiliki jalur konduktor

yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan antara satu komponen

dengan komponen lainnya. Konduktor ini dibuat jalur-jalur untuk penempatan komponen

elektronika. Agar PCB dapat digunakan untuk penempatan komponen, maka PCB harus

dibuat jalur komponen untuk penempatan kaki komponen. Gambar 2.21 merupakan gambar

PCB polos yang belum dibuat jalur komponennya. [3]

22
Gambar 2.21 PCB polos (belum dibuat jalur untuk komponen)

2.3.17 Pinhead

Pinhead ini berfungsi sebagai terminal pada modul PCB. Terminal ini digunakan

sebagai titik penghubung antar modul rangkaian. Bentuk fisik dari pinhead dapat dilihat pada

Gambar 2.22. [3]

Gambar 2.22 Pinhead

2.3.18 Kabel Penghubung

Kabel ini berfungsi untuk menghubungkan antar modul rangkaian. Kabel juga

dilengkapi dengan konektor female pinhead pada kedua ujungnya untuk memudahkan dalam

penyambungan. Kabel dengan variasi warna ini, berfungsi agar lebih mudah dalam

membedakan penyambungan. Untuk penggunaan kabel distandarkan warna untuk positif

5V adalah merah dan kabel untuk 0V adalah putih. Penggunaan warna kabel selain power

supply tidak distandarkan, tergantung ketersediaan dan panjang kabel yang ada. Kabel yang

digunakan alam PLC mikro ini tampak pada Gambar 2.23.

23
Gambar 2.23 Kabel penghubung

2.4 Software

2.4.1 Software Eagle 6.3.0

Software ini digunakan untuk mendesain atau merancang rangkaian schematic dan

layout PCB dari modul hardware. Dalam software ini sudah terdapat fungsionalitas dalam

merancang gambar rangkaian elektronika. Antara lain Skema-Editor, Editor Layout dan

autorouter tertanam pada satu antarmuka tunggal. Gambar 2.24 merupakan tampilan dari

software Eagle.

Gambar 2.24 Tampilan software Eagle

2.4.2 Diagram Ladder

Salah satu software atau program yang digunakan untuk membuat rangkaian virtual

pada PLC adalah diagram ladder. Diagram ladder menggambarkan program dalam bentuk

grafik. Bentuk dari diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relai terstruktur yang

24
menggambarkan aliran arus listrik. Dalam diagram tangga terdapat dua buah garis vertikal,

yang sebelah kiri dihubungkan dengan sumber tegangan positif dari catu daya sedangkan

garis vertikal disebelah kanan dihubungkan dengan sumber tegangan negatif dari catu daya.

Pada PLC mikro menggunakan tegangan DC 5V dan 0V, sedangkan pada PLC konvensional

catu daya umumnya 24V dan 0V. Diagram ladder pada PLC konvensional seperti terlihat pada

Gambar 2.25.

Gambar 2.25 Diagram ladder pada PLC konvensional

Untuk PLC mikro ini pembuatan diagram tangga menggunakan software LDmicro

(Ladder mikro). LDmicro ini juga berfungsi untuk mengcompile program dari bentuk diagram

tangga menjadi file dalam bentuk .hex (bahasa yang dapat dibaca oleh mikrokontroler). File

dalam bentuk .hex ditanamkan pada mikrokontroler sehingga mikrokontroler PIC16F877A

dapat berfungsi seperti PLC. Bentuk diagram ladder pada LDmicro dapat dilihat pada Gambar

2.26. [2,12]

|| start stop ||
|| X1 X2 Y1 ||
||-------] [-------+-------]/[-----------------------------------( )--------------------- ||
|| | ||
|| Y1 | ||
||-------] [-------+ ||
|| ||

Gambar 2.26 Diagram ladder pada LDmicro


Pada prinsipnya diagram ladder antara PLC konvensional dengan LDmicro hampir

sama, perbedaan secara umum adalah pada notasi instruksinya fungsi dan kegunaannya

25
sama. Perbandingan instruksi diagram ladder PLC konvensional dengan LDmicro seperti

ditampilkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Perbandingan instruksi diagram ladder pada PLC konvensional dengan LDmicro
pada PLC mikro

Instruksi PLC konvensional PLC mikro


0000, 0001
Input X0, X1, X2
IN001, IN002
1000, 1001
Output Y0, Y1, Y2
CRO 0, CRO 1

Pada software LDmicro terdiri dari dua buah jendela. Jendela dengan background

warna hitam merupakan bagian untuk pembuatan diagram tangga atau menyusun instruksi.

Kemudian jendela dengan background warna putih adalah bagian untuk menseting pin-pin

dari mikrokontroler yang ditugaskan menjadi input atau output. Tampilan jendela software

LDmicro dapat dilihat pada Gambar 2.27.

Gambar 2.27 Tampilan LDmicro

2.4.2 Software Downloader PIC Tiny Bootloader

Software ini digunakan untuk mendownload file .hex (hasil compile dari rancangan

diagram ladder) ke dalam mikrokontroler PIC16F877A. Dapat juga terkoneksi dengan PIC

26
jenis lain PIC16F, PIC18F. Software ini akan mendeteksi file .hex dan model PIC. Gambar

tampilan dari software PIC Tiny Bootloader seperti pada Gambar 2.28. [13]

Gambar 2.28 Tampilan software PIC Tiny Bootloader

27

Anda mungkin juga menyukai