Anda di halaman 1dari 38

2.

PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN RELAI JARAK

Relai jarak digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada


SUTT/SUTET dan sebagai backup untuk seksi didepan. Relai jarak bekerja dengan
mengukur besaran impedansi (Z) transmisi dibagi menjadi beberapa daerah cakupan
yaitu Zone-1, Zone-2, Zone-3, serta dilengkapi juga dengan teleproteksi (TP) sebagai
upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan selektif di dalam daerah
pengamanannya.
Zone-3

Zone-2

Zone-1

Gambar 2. Daerah Pengamanan Relai Jarak

2.1. Prinsip Kerja Relai Jarak


Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat
dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai
titik terjadinya gangguan dapat di tentukan. Perhitungan impedansi dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Zf=Vf/If

Dimana : Zf=Impedansi (ohm)


Vf=Tegangan (Volt)
If=Arus gangguan

Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan


yang terukur dengan impedansi seting, dengan ketentuan :
Bila harga impedansi ganguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai maka
relai akan trip.

Pemeliharaan & Pengujian Relai Jarak - Edisi 04Halaman :60


PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Bila harga impedansi ganguan lebih besar dari pada impedansi seting
relai maka relai akan tidak trip.

Gambar 2.1. Blok Diagram Relai Jarak

HV Apparatus MK Panel Relai

PMS
REL

Trip
PMT

Input
CT
Arus

PMS Distance
Line Z<

PMS
Tanah

PT
Input
Tegangan

LA

2.2.
Pengukuran Impedansi Gangguan Oleh Relai Jarak

Menurut jenis gangguan pada sistem tenaga listrik, terdiri dari gangguan
hubung singkat tiga fasa, dua fasa, dua fasa ke tanah dan satu fasa ke tanah.
Relai jarak sebagai pengaman utama harus dapat mendeteksi semua jenis
gangguan dan kemudian memisahkan sistem yang terganggu dengan sistem
yang tidak terganggu.

2.2.1. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 61


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pada saat terjadi gangguan tiga fasa yang simetris maka amplitudo
tegangan fasa VR,VS,VT turun dan beda fasa tetap 120 derajat. Impedansi
yang diukur relai jarak pada saat terjadi gangguan hubung singkat tiga
fasa adalah sebagai berikut :
Vrelai = VR

I relai = I R

ZR= VR /IR

Dimana, ZR = impedansi terbaca oleh relai


VR = Tegangan fasa ke netral

IR = Arus fasa

2.2.2. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa


Untuk mengukur impedansi pada saat terjadi gangguan hubung singkat
dua fasa, tegangan yang masuk ke komparator relai adalah tegangan fasa
yang terganggu, sedangkan arusnya adalah selisih (secara vektoris)
arus-arus yang terganggu. Maka pengukuran impedansi untuk hubung
singkat antara fasa S dan T adalah sebagai berikut :
V relai = VS – VT

I relai = IS – IT

Sehingga,
ZR = ( VS – VT ) / ( IS – I

Tabel. 2.2.2.
Tegangan dan arus masukan relai
untuk gangguan hubung singkat dua fasa

Fasa yang Tegangan Arus


terganggu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 62


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

R-S VR-VS IR-IS

S-T VS-VT IS-IT

T-R VT-VR IR-IT

2.2.3. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah


Untuk mengukur impedansi pada saat hubung singkat satu fasa ke tanah,
tegangan yang dimasukkan ke relai adalah tegangan yang terganggu,
sedangkan arus fasa terganggu di tambah arus sisa dikali factor kompensasi.
Misalnya terjadi gangguan hubung singkat satu fasa R ke tanah, maka
pengukuran impedansi dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Tegangan pada relai : Vrelai = VR

Arus pada relai : Irelai = IR+K0.In


Arus netral : In=IR+IS+IT

Kompensasi urutan nol : K0=1/3(Z0-Z1/Z1)


Z1 =VR/(IR+K0.In)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 63


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Tabel 2.2.3.
Tegangan dan arus masukan relai
untuk gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah

Fasa yang Tegangan Arus


terganggu

R-N VR IR+K0.In

S-N VS IS+K0.In

T-N VT IS+K0.In

Impedansi urutan nol akan timbul pada gangguan tanah. Adanya K0 adalah
untuk mengkompensasi adanya impedansi urutan nol tersebut. Sehingga
impedansi yang terukur menjadi benar.

2.3. Karakteristik Relai Jarak

Karakteristik relai jarak merupakan penerapan langsung dari prinsip dasar


relai jarak, karakteristik ini biasa digambarkan didalam diagram R-X.

2.3.1. Karakteristik impedansi


Ciri-cirinya :
Merupakan lingkaran dengan titik pusatnya ditengah-tengah, sehingga
mempunyai sifat non directional. Untuk diaplikasikan sebagai pengaman
SUTT perlu ditambahkan relai directional.
Mempunyai keterbatasan mengantisipasi gangguan tanah high
resistance.
Karakteristik impedan sensitive oleh perubahan beban, terutama
untuk SUTT yang panjang sehingga jangkauan lingkaran impedansi
dekat dengan daerah beban.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 64


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Z1 Z2 Z3
R

Directional

Gambar 2.3.1. Karakteristik Impedansi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 65


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2.3.2. Karakteristik Mho

Ciri-ciri :

Titik pusatnya bergeser sehingga mempunyai sifat directional.


Mempunyai keterbatasan untuk mengantisipasi gangguan tanah high
resistance.
Untuk SUTT yang panjang dipilih Zone-3 dengan karakteristik Mho lensa
geser.
ZL

Z1 Z2 Z3
R

Gambar 2.3.2.a. Karakteristik Mho Z1 ,Z2 partial Cross-polarise Mho,


Z3 Lensa geser

x
ZL

Z1 Z2 Z3
R
Gambar 2.3.2.b. Karakteristik Mho
Z1 ,Z2 parsial Cross-polarise Mho, Z3 Lensa geser

2.3.3. Karakteristik Reaktance


Ciri-ciri :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 66


Karateristik reaktance mempunyai sifat non directional. Untuk aplikasi di
SUTT perlu ditambah relai directional.
Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka relai reactance
dapat mengantisipasi gangguan tanah dengan tahanan tinggi.

x ZL

Z3

Z2

Z1
R

Gambar 2.3.3. Karakteristik Reaktance


Dengan Starting Mho

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2.3.4. Karakteristik Quadrilateral

Ciri-ciri :

Karateristik quadrilateral merupakan kombinasi dari 3 macam komponen


yaitu : reactance, berarah dan resistif.
Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka karakteristik relai
quadrilateral dapat mengantisipasi gangguan tanah dengan tahanan
tinggi.

Umumnya kecepatan relai lebih lambat dari jenis mho.

Gambar 2.3.4. Karakteristi k Quadrilateral

x ZL

Z3

Z2

Z1
R

2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Relai Jarak


2.4.1. Pengaruh Infeed
Yang dimaksud infeed yaitu adanya pengaruh penambahan atau
pengurangan arus yang melalui titik terhadap arus yang ditinjau. Adanya
pengaruh infeed ini akan membuat impedansi yang dilihat relai seolah-olah
menjadi lebih besar atau menjadi lebih kecil.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 68


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

I2
I1 + I 2
F
C
A
B I1
F21

2.4.1.1. Adanya pembangkit pada ujung saluran yang diamankan

rele A

Gambar 2.4.1.1. Pengaruh infeed pembangkit pada ujung saluran


Misalnya terjadi gangguan di titik F maka impedansi yang dilihat relai
adalah :
ZRA= VRA / IRA=( I1.ZAB +
(I1+I2).ZBF ) / I1 ZRA= ZAB +
(I1+I2)/I1.ZBF
ZRA= ZAB + k.ZBF

Jadi faktor infeed, k = (I1+I2) / I1

I
2I
F

S I
A

F21

2.4.1.2. Saluran transmisi ganda ke tunggal

Jika terjadi gangguan pada titik F impedansi yang terlihat oleh relai A
adalah :

relai A

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 69


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.4.1.2. Pengaruh infeed saluran ganda ke ganda ZRA=


VRA / IRA=( I.ZAB + 2I.ZBF ) / I
ZRA= ZAB + 2.ZBF

Jadi faktor infeed, k = 2

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 70


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

I1 X L
I F

B C
A I
x I (1 x)

F21

2.4.1.3. Saluran Transmisi Ganda ke Ganda.


Jika terjadi gangguan pada titik F impedansi yang terlihat oleh relai A
adalah :

relai A

Gambar 2.4.1.3. Pengaruh infeed saluran ganda ke ganda

ZRA= VRA / IRA=( I.ZAB + I1.ZBF ) / I


ZRA= ZAB + I1/I.ZBF

I1 =2I.(2L-X)./2L

ZRA = ZAB + (2.L-X)/L. ZBF


Jadi faktor infeed k = (2.L-X)/L
(3.32)
Untuk gangguan F dekat rel B ( X = 0 ) faktor infeed k = 2
Untuk gangguan F dekat rel C ( X= 1 ) faktor infeed k = 1
Untuk gangguan F diantara rel B dan rel C , infeed antara 1 ≤k≤2

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 71


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A
I1 F

S I

x I (1 x)

F21

2.4.1.4. Saluran transmisi tunggal ke ganda

Jika terjadi gangguan pada titik F impedansi yang terlihat oleh relai A
adalah :

relai A

Gambar 2.4.1.4. Pengaruh infeed saluran tunggal ke ganda

ZRA = (I.ZAB+I1 .ZBF)/I


ZRA= ZAB + I1/I.ZBF

I1 = I.(2L-X)./2L
ZRA = ZAB + (2.L-X)/2L. ZBF
Jadi faktor infeed K = (2L-X)/2L
- Untuk gangguan F dekat rel B ( X = 0 ) faktor infeed k = 1
- Untuk gangguan F dekat rel C ( X= 1 ) faktor infeed k = 0.5

- Untuk gangguan F diantara rel B dan rel C , infeed antara 0.5≤k≤1

2.4.2. Pengaruh Tahanan Gangguan


Tahanan gangguan merupakan tahanan murni, bila tambah secara vektoris
dengan impedansi saluran maka akan menggeser lokus impedan
menjadi lebih besar sehingga relai menjadi lebih lambat (Z2,Z3) atau tidak
trip sama sekali (diluar jangkauan seting).

Penyebab dari tahanan gangguan pada SUTT/SUTET adalah : terjadi


hubung singkat yang menimbulkan busur api akibat terkena pohon, layangan,
binatang, manusia dan sambaran petir.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 72
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ZLA
E ZS
RF

x
ZL
F

RF/(1 +K0)

Gambar 2.4.2.1. Pengaruh tahanan gangguan dengan 1 sumber

2.4.2.1. Tahanan Gangguan Satu sumber

Impedansi yang terukur oleh relai :

Zrelai = Vrelai/Irelai

= VR/(IR+K0.IN)
= ZL1 +RF/(1 +K0)

Dimana : ZL1 = impedansi urutan positif


RF = tahanan gangguan
K0 = kompensasi urutan nol (0-1)

Jadi tahanan gangguan pada system satu sumber merupakan tahanan


murni (Rf) yang ditambahkan ke impedansi saluran (ZL).

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 73


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

IfA _________ ________IfB


EA ZSA ZLA ZLB ZSB

RF
R

2.4.2.2. Tahanan Busur Dua Sumber

EB
RF

x ZL
Ga
Gambar 2.4.2.2. Pengaruh tahanan gangguan dengan dua sumber

Rf sisi A = IfA+IfB . Ra = Ra + IfB . Ra

IfA
IfA

Rf sisi B = IfA+IfB . Ra = Ra + IfA . Ra

IfB IfB

Dimana :

If = besar arus gangguan


Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 74
PT. PLN (Persero) P3BNo. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi JaringanBerlaku Efektif: Mei 2006

IfA = kontribusi arus gangguan dari sisi A


IfB = kontribusi arus gangguan dari B
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Bila IA dan IB tidak sefasa maka dengan penjumlahan vektoris Ra


akan mempunyai sudut tidak nol. Bila dari A tahanan busur
mengarah keatas, dari B mengarah ke bawah.
Pengukuran Impedansi :
Zrelai = Vrelai/Irelai

= VR/(IR+K0.IN)
= ZL1 +(I0/IR0A).RF/(1 +K0)

Dimana :I0=IR0A+IR0B

ZL1 = impedansi urutan positif


RF = tahanan gangguan
K0 = kompensasi urutan nol (0-1)
IR0A = kontribusi arus urutan nol dari sumber A
IR0B = kontribusi arus urutan nol dari sumber B
I0 = total arus urutan nol yang mengalir di RF

2.4.3. Mutual Impedansi


Bila SUTT/SUTET menggunakan satu tower digunakan untuk sirkit-1
dan sirkit-2 maka akan timbul mutual inductive kopling diantara dua
sirkit tersebut. Untuk pengukuran impedansi urutan positif dan
negative pengaruh mutual kopling sangat kecil sehingga dapat
diabaikan.
Namun untuk pengukuran impedansi urutan nol maka pengaruh
mutual kopling tidak bisa diabaikan.
Proteksi penghantar yang hanya menggunakan pengukuran arus,
seperti pembanding phase atau pilot wire tidak dipengaruhi oleh mutual
kopling.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 76


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ZL

R
E ZS

2.4.3.1. Satu sumber ZL F dua sirkit

Pengukuran Impedansi :

Zrelai =Vrelai/Irelai

=VR/(IR+K0.IN)

= n.ZL1 (1 +(IH0/IG0).(Z0M/ (2ZL1


+ZL0)) = n.ZL1 (1+FM)

Jadi Relai undereach dengan faktor : (IH0/IGO).(Z0M/(2ZL1 +ZL0))


Dimana : ZL1 = impedansi saluran
ZL0 = impedansi urutan nol

ZOM = impedansi mutual urutan nol


IH0 = arus mutual urutan nol

IG0 = arus urutan nol

FM = factor mutual

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 77


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2.4.3.2. Dua sumber dua sirkit

ZL ZL

ZGR = n.ZL1 (1+(IH0/IG0).KM/


R (2.IG1/IG0+K0))
E
E F ZS
ZS
ZGR = n.ZL1 (1+faktor)
dimana, ZL

KM=ZM0/ZL1

K0=(ZL0-ZL1 )/3.ZL1

Jadi Relai undereach dengan faktor = KM.(IH0/IG0)/(2.IG1/IG0+K0)


Dimana :
ZL1= impedansi saluran
ZL0=impedansi urutan nol

ZOM= impedansi mutual urutan


nol IH0= arus mutual urutan nol
IG0= arus urutan nol
KM= kompensasi mutual urutan
nol K0=kompansasi urutan nol
Faktor= factor mutual

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 78


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ZL
R
E ZS

F
ZL
2.4.3.3. Satu sumber dua sirkit yang diground
dua sisi

Pengukuran Impedansi :

Zrelai = Vrelai/Irelai

= VR/(IR-i-K0.IN)
= ZL1 (1– ZM0.ZM0/(ZL0.(2ZL1 -i-ZL0))

= ZL1 (1– faktor)


Jadi Relai overreach dengan faktor : ZM0.ZM0/(ZL0.(2ZL1-i-ZL0))
Dimana :
ZL1 = impedansi saluran urutan positif
ZL0=impedansi urutan nol

ZOM= impedansi mutual urutan nol


IH0= arus mutual urutan nol

IG0= arus urutan nol

Faktor= factor mutual

Dengan kompensasi mutual :

Pengukuran Impedansi :
Zrelai = Vrelai/Irelai

=VR/(IR-i-K0. IN-i-KM. IH0) = ZL1


dimana,KM = ZM0/ZL1

K0=(ZL0-ZL1 )/3.ZL1 IM0 = Arus mutual urutan nol

2.4.4. Power Swing

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 79


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Power swing adalah variasi aliran daya dimana relai jarak mendeteksi ada
lokus impedan yang bergerak dari daerah beban memasuki daerah kerja relai
jarak.

EA ZSA ZL ZSA EB

EB

Lokus

x
ZS
Lokus

ZL Zrelai-ZSB-ZL

Lokus

Zrelai
R

Zrelai+ZSA
ZS

EA

Gambar 2.4.4. Pengaruh power swing

Keterangan :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 80


EA= Tegangan di pembangkit A (Volt)
EB= Tegangan di pembangkit B (Volt)
ZSA= Impedansi sumber A (Ohm)
ZSB= Impedansi sumber B (Ohm)
ZL= Impedansi saluran (Ohm)

Tegangan sumber :
EA=EA (Cos 0 + j.Sin 0)= EA

EB=EB (Cos H - j.Sin H)= EB.Cos H - j.EB.Sin H

Rangkaian Tegangan :
Vrelai =VA
VA =EA-I.ZSA

Rangkian Arus :
Irelai =IA

IA =(EA-EB)/(ZSA+ZL+ZSB)

Impedansi yang terukur oleh relai :


Zrelai=Vrelai/Irelai
=VA/IA
=(EA.ZT)/EA-EB) - ZSA

dimana:

ZT=ZSA+ZL+ZSB
n=EA/EB

Untuk n=1 lokus power swing merupakan garis lurus


n>1 lokus power swing melengkung ke atas
n<1 lokus power swing melengkung ke bawah
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2.4.5. Pengaruh Impedansi Sumber


Pada dasarnya impedansi sumber akan mempengaruhi besar arus dan
tegangan yang terbaca oleh relai jarak.

E ZS ZL

R F

Gambar 2.4.5 Pengaruh impedansi sumber

If

Persamaan ini berlaku untuk semua gangguan yang ditentukan antara lain,
sebagai berikut :

2.4.5.1. Gangguan fasa-fasa


Pada gangguan fasa-fasa, tegangan V yang terukur merupakan
tegangan fasa-fasa dan perbandingan ZS / ZL masing-masing adalah
impedansi sumber urutan positif dan impedansi salu ran urutan positif.
VS=ZL1 /(ZS+ZL1 ).VR
VR>VRelai

Zs/ZL1 < Vs/VRelai –1

Dimana : ZL1= impedansi saluran urutan positif

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 82


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Zs=impedansi sumber urutan nol


Vs= tegangan sumber fasa-fasa
VRelai= tegangan relai fasa-fasa

2.4.5.2. Gangguan fasa-tanah


Pada gangguan satu fasa ke tanah, tegangan V terukur merupakan
tegangan fasa-netral dan perbandingan Z S / ZL masing-masing adalah
penjumlahan impedansi sumber urutan positif, urutan negatif dan urutan
nol.

VR=V1 +V2+V0
VR=ZL1 . (2+q)/(ZL1 . (2+q)+ZS. (2+p).VS
VR>VRelai
ZS1/ZL1 < Vs/VRelai –1 .(2+q)/(2+p)
Bila : p=1, q=1
Zs1/Zn1 < Vs/VRPA -1
Dimana :
p=ZS0/ZS 1
q=ZL0/ZL1

2.5. Pola Proteksi Z1


Z1
TRIP TRIP
Agar
Z2 TZ2 OR OR TZ2
Z2

Z3 TZ3 TZ3 Z3

gangguan sepanjang SUTT dapat ditripkan dengan seketika pada kedua


sisi ujung saluran, maka relai jarak perlu dilengkapi fasilitas
teleproteksi.
2.5.1. Pola Dasar (Basic Scheme)
Ciri-ciri Pola dasar :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 83


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Tidak ada fasilitas sinyal PLC

Untuk lokasi gangguan antara 80 – 100 % relai akan bekerja zone-2


yang waktunya lebi h lambat (tertunda).

TZ2 = Timer zone 2


TZ3 = Timer zone 3

Gambar 4.6.1.
Pola Proteksi pindah jangkauan tak sampai diperkenankan (PUTT)

2.5.2. Pola PUTT (Permissive Underreach Transfer Trip)


Prinsip Kerja dari pola PUTT :
Pengiriman sinyal trip (carrier send) oleh relai jarak zone-1.
Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2
bekerja disertai dengan menerima sinyal. (carrier receipt).
Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke pola
dasar. Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak.

CS

CS

Z1 Z1
TRIP TRIP

Z2 TZ2 OR OR TZ2
Z2
CS = sinyal kirimZ2 = trip zone 2
AID AID
Berbagi dan menyebarkan
CR ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 84
CR
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

CR = sinyal terima TZ2 = waktu trip zone 2

Gambar 2.5.2
Pola Proteksi pindah jangkauan tak sampai diperkenankan (PUTT)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 85


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2.5.3. Pola POTT (Permissive Overreach transfer Trip)

Prinsip Kerja dari pola POTT :


Pengiriman sinyal trip (carrier send) oleh relai jarak zone-2.
Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2
bekerja disertai dengan menerima sinyal (carrier receipt).

CS CS

Z1 TRIP Z1
TRIP

Z2 TZ2 Z2
OR OR TZ2

AID AID
CR CR

Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke pola dasar.
Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak.

CR = sinyal terima tZ2 = waktu trip zone 2

Gambar 2.5.3
Pola Proteksi pindah jangkauan lebih diperkenankan (POTT)

2.5.4. Pola Blocking (Blocking Scheme)

Prinsip Kerja dari pola PUTT :


Pengiriman sinyal block (carrier send) oleh relai jarak zone-3 reverse.

Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2
bekerja disertai dengan tidak ada penerimaan sinyal block.
(carrier receipt). Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak
akan mengalami mala kerja.
Membutuhkan sinyal PLC cukup half duplex.
Relai jarak yang dibutuhkan merk dan typenya sejenis.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 86


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Z1
Z1
TRIP TRIP

TZ2 OR OR TZ2 Z2
Z2

AID AID
CR CR

TZ3 TZ2 Z3
Z3
Rev Rev

CS AID
AID CS

Gambar 2.5.4. Ranglaian Logic

2.6. Penyetelan Daerah Jangkauan pada Relai Jarak

Local bus Near and bus far and bus Zone-3(B)


Zone-3(A)

Zone-2(A) Zone-2(B)
Zone-1(B)
Zone-1(A)

A B C

Gambar 2.6.
Daerah penyetelan relai jarak tiga tingkat

Relai jarak pada dasarnya bekerja mengukur impadansi saluran, apabila impedansi
yang terukur / dirasakan relai lebih kecil impedansi tertentu akibat gangguan ( Z set <
ZF ) maka relai akan bekerja.
Prinsip ini dapat memberikan selektivitas pengamanan, yaitu dengan mengatur
hubungan antara jarak dan waktu kerja relai. Penyetelan relai jarak

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 87


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 88


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

terdiri dari tiga daerah pengamanan, Penyetelan zone-1 dengan waktu kerja relai
t1, zone-2 dengan waktu kerja relai t2 , dan zone-3 waktu kerja relai t3 .

2.6.1. Penyetelan Zone-1


Dengan memperti mbangkan adanya kesalahan-kesalahan dari data sal
uran, CT, PT, dan peralatan penunjang lain sebesar 10% - 20 % , zone-1
relai disetel 80 % dari panjang saluran yang diamankan.
Zone-1 = 0,8 . Z L1 (Saluran) (3.33)
Waktu kerja relai seketika, (t1= 0) tidak dilakukan penyetelan waktu .

2.6.2. Penyetelan Zone-2


Prinsip peyetelan Zone-2 adalah berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut :
Zone-2 min = 1,2 . ZL1 (3.34)

Zone-2 mak = 0,8 (Z L1 + 0,8. ZL2) (3.35)

Dengan : ZL1 = Impedansi saluran yang diamankan.


ZL1 = Impedansi saluran berikutnya yang terpendek (Ù ) Waktu
kerja relai t2= 0.4 s/d 0.8 dt.

2.6.3. Penyetelan zone-3


Prinsi p penyetelan zone-3 adalah berdasarkan perti mbangan-pertimbangan

sebagai berikut :
Zone-3min = 1.2 ( ZL1 + 0,8.ZL2 ) (3.36)
Zone-3mak1 = 0,8 ( ZL1 + 1 ,2.ZL2 ) (3.37)
Zone-3mak2 = 0,8 ( ZL1 + k.ZTR ) (3.38)

Dengan : ZL1 = Impedansi saluran yang diamankan


ZL2 = Impedansi saluran berikutnya yang
terpanjang Waktu kerja relai t3= 1.2 s/d 1.6 dt.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 89


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2.6.4. Peyetelan zone-3 reverse


Fungsi penyetelan zone-3 reverse adalah digunakan pada saat
pemilihan teleproteksi pola blocking.
Dasar peyetelan zone-3 reverse ada dua jenis :
· Bila Z3 rev memberi sinyal trip.

Zone-3 rev = 1.5 Z2-ZL1

· Bila Z3 rev tidak memberi sinyal trip.

Zone-3 rev = 2 Z2-ZL1.

2.6.5. Penyetelan Starting


Fungsi starting relai jarak adalah :
1. Mendeteksi adanya gangguan.

2. Menentukan jenis gangguan dan memilih fasa yang terganggu.

Prinsip penyetelan starting di bagi 2, yaitu :


1. Starting arus lebih :
I fasa-fasa = 1.2 CCC atau ct

I fasa-netral = 0.1. CCC atau ct

2. Starting impedansi
Zsmin = 1.25 x Zone-3

Zs max= 0.5 x kV/(CCC atau Ct x√3)

2.6.6. Penyetelan Resistif reach


Fungsi penyetelan resistif reach adalah mengamankan gangguan
yang bersifat high resistance.
Prinsip penyetelan resistif reach (Rb) tidak melebihi dari kreteria
setengah beban (1/2 Z beban ).
· Untuk system 70 kV :

Rb = 15 x Zone-1 x k0 x 2.

· Untuk system 150 dan 500 kV :


Rb = 8 x Zone-1 x k0 x 2

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 90


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2.7. Skematik Diagram Relai Jarak


2.7.1. Block Diagram Relai Jarak
Pada Gambar 4.7.1. merupakan block diagram relai jarak yang terpasang di
instalasi yang terdiri dari :
1. Peralatan tegangan tinggi (HV apparatus) PMT
PMS

CT

PT Line dan Bus

2. Marshalling Kios
MCB PT

MCB sumber AC/DC

Terminal rangkaian arus (CT) dan tegangan (PT).


Terminal limit switch PMT dan PMS
Terminal rangkaian trip dan recluse

3. Panel Relai

MCB AC dan DC

Relai Jarak

Relai Lock Out

Aux. relai

4. Panel PLC

Sinyal Kirim (carrier send)

Sinyal terima (carrer reciept)

Sinyal CIS

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 91


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

HV APPARATUS MK PANEL RELAI

M MCB VT Bus

Close
PMS
REL PMT
Trip
Syncro
Rang. Arus Chek 25
CT

Posisi PMT
Auto
M Mekanik PMT Recloser 79
PMS
LINE
PMS
TANAH
Distance
21

MCB VT Line

PANEL PLC

CR
CS

Gambar 2.7.1. Block Diagram Relai Jarak

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 92


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2.7.2. Wiring Diagram Relai Jarak


Wiring diagram relai jarak dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu :
1. Analog input :

- Rangkaian arus CT di line.

- Rangaian tegangan PT di line.

- Rangkaian PT di Bus

2. Bineri input :

- MCB PT

- Carrier Reciept PLC

- Carrier in service (CIS)


- Limit switch posisi PMT

- Limit switch motor PMT.

- Manual close

3. Bineri Output :
- Trip RST (3 phasa)
- Trip R.

- Trip S

- Trip T

- Carier Send.

- Kontak-kontak ke anunciator (Zone-1, Zone-2, Zone-3, Start R, Start S,


Start T, Start N, Trip Teleproteksi, A/R sukses, Final Trip).

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 93


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

IR

IS

Trip PMT
IT

Close PMT

IN

VT Fail

VR

VS

Gambar 2.7.2. Diagram Relai Jarak


VT

VN
2.8. Pengujian Individu

2.8.1. Pengujian Sensitivitas Arus dan Tegangan C Rec C Send


CIS
Pengujian sensitifitas arus
Posisi PMT
1. Rang kai alat uji seperti gambar Posisi Motor
PMT
2. Pilih mode man Z
VT Bus
3. Pilih Menu healty Voltage konstan =2 V

4. Pilih Menu Faulty = HFH


5. Pilih Jenis Gangguan 3P,2P,1P
6. Pilih Pengujian zone-1 dengan T injeksi = 100 ms

7. Pilih delta Z = + 0.01 Ohm


Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 94
8. Catat arus pada saat relai trip (Z1 ,Z2,Z3)

Pengujian sensitivitas tegangan


1. Rang kai alat uji seperti gambar
2. Pilih mode man Z

3. Pilih Menu healty Current konstan = seperti pengujian diatas


4. Pilih Menu Faulty = HFH

5. Pilih Jenis Gangguan 3P,2P,1P


6. Pilih Pengujian zone-1 dengan T injeksi = 100 ms
7. Pilih delta Z = + 0.01 Ohm

8. Catat Tegangan pada saat relai trip (Z1 ,Z2,Z3)

2.8.2. Prosedur Pengujian Individu

1. Siapkan blanko uji

2. Rangkai alat uji seperti gambar


3. Pilih mode man Z

4. Pilih Menu healty Current konstan sesuai dengan In relai


5. Pilih Menu Faulty = HFH
6. Pilih Jenis Gangguan 3P,2P,1P 7. Pilih Pengujian zone-1 dengan T
injeksi = 100 ms, T Zone-2=500 ms, T Zone-3 = 1500 ms

Pilih Z fault isi 1.5 Z seting dengan delta Z = - 0.01 Ohm

Catat impedansi kerja dan waktu saat relai trip

2.8.3. Pengujian SOTF

Rangkai alat uji seperti prosedur pengujian individu.

Injeksi arus dengan tegangan dibuka

Catat indikasi relai dan anunciator

SOTF aktif sesaat setelah PMT masuk atau tegangan masuk.


PT. PLN (Persero) P3BNo. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi JaringanBerlaku Efektif: Mei 2006

2.8.4. Pengujian VT Fail

Rangkai alat uji seperti prosedur pengujian individu.

Jatuhkan MCB VT

Injeksi arus tegangan dibuka

Catat indikasi relai dan anunciator

2.8.5. Pengujian Fungsi Trip

Rangkai alat uji seperti prosedur pengujian individu.

Yakinkan sirkit trip sudah terpasang dengan terlebih dengan menjamper


kontak trip relai secara manual hasilnya pmt harus trip.

3. Lakukan melalui alat uji Zone-1 catat impedansi kerja waktu saat relai
trip, indikasi relai, annunciator, posisi PMT (pengujian dengan PMT disarankan
cukup sekali selebihnya tidak dengan PMT).

2.8.6. Pengujian Fungsi Teleproteksi

1. Rangkai alat uji seperti prosedur pengujian individu.


2. Lakukan pengujian sinyal kirim dengan menjamper kontak CS dengan
positif dan mengukur dengan Volt meter di bineri input CR.
3. Di GI lawan di injeksi zone-1 dengan waktu 100 ms dan posisi kontak
trip ke alat uji dilepas atau jamper bineri input CR dengan positif.
4. Pilih injeksi zone 2 dengan waktu t2 100 ms.
5. Lakukan melalui alat uji catat impedansi kerja waktu saat relai trip,
indikasi relai, annunciator.

2.8.7. Pengujian Fungsi Autorecloser


1. Rangkai alat uji seperti prosedur pengujian individu.

Pemeliharaan & Pengujian Relai Jarak - Edisi 04Halaman :96


PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
2. Yakinkan kontak relai sincro menutup dan interlock PMS sudah di by pass
3. Jamper rangkaian kontak close dari A/R sudah dapat memasukkan PMT.
4. Pilih injeksi zone 1 dengan waktu t1 100 ms satu shoot.
5. Lakukan melalui alat uji catat impedansi kerja waktu saat relai trip,
indikasi relai, annunciator, catat posisi PMT.

2.8.8. Pengujian Arah Berbeban (on load test)


1. Catat MW MVAR.

2. Buat diagram daya .


3. Perpotongan MW, MVAR merupakan posisi dari IR.
4. Dari titik IR dibuat sudut seting relai merupakan posisi RCA
5. Tarik garis tegak lurus terhadap RCA merupakan batas daerah kerja dan
block relai.
6. Posisi tegangan VA dan RA harus dalam daerah kerja relai.
7. Bila posisi tegangan VA ada di daerah block relai tukar posisi VA
dengan VB atau VC sehingga masuk ke daerah kerja relai, melalui
wiring input tegangan
8. Block semua rang kaian trip dari relai jarak
9. Maksimumkan seting zone-1,2,3.

Anda mungkin juga menyukai