Anda di halaman 1dari 29

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.3. Analisa Hubung Singkat


Gangguan tidak simetris pada saluran transmisi tiga fasa dapat disebabkan oleh
hubungsingkat, perbedaan impedansi akibat pembebanan yang tidak sama,
dan penghantar terbuka (open circuit). Untuk melakukan analisis dalam
rangkaian tiga fasa yang tidak seimbang dapat dilakukan dengan menggunakan
metoda Komponen Simetris.
Teori komponen simetris pertama kali diperkenalkan pada tahun 1918 oleh
seorang ilmuwan Amerika yang bernama CL Fortescue. Setelah dilakukan
berbagai pengkajian dan penyelidikan serta uji coba, maka beberapa tahun
methode komponen simetris menjadi populer dan hingga saat ini banyak
digunakan oleh para enjinir untuk melakukan berbagai perhitungan dan
analisa gangguan.

Dasar pemahaman dalam metoda komponen simetris adalah bagaimana


suatu sistem yang tidak seimbang pada rangkaian tiga fasa dapat diuraikan
menjadi fasor-fasor yang seimbang. Himpunan fasor-fasor inilah yang
disebut komponen simetris.

1.3.1. Pengertian Fasor Komponen Simetris


Pada jaringan tiga fasa seimbang fasor urutan fasa mempunyai besaran yang
sama dengan pergeseran sudut fasor sebesar 120°, dimana urutan fasanya
berlawanan arah jarum jam mengikuti urutan fasa pada generator
(Gbr.1 .3.1 .a).
Jika terjadi hubung singkat, misalkan pada fasa-T, maka fasor tegangan
menjadi tidak seimbang lagi, dimana besaran fasa-T menjadi lebih kecil,
sedangkan fasa lainnya (VR & VS) dimungkinkan menjadi lebih besar dari
sebelumnya (Gbr.1 .3.1 .b).

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 12


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VT VR VR
VT

VS VS

Gbr.1.3.1.a. Gbr.1.3.1.b
Kondisi Seimbang Kondisi Gangguan pada Phasa T

Menurut teori komponen simetris, fasor -fasor pada jaringan tiga fasa yang
tidak seimbang dapat diuraikan menjadi 3 fasor yang seimbang, yaitu :

1.3.1.1. Komponen Urutan Positif


Sifat –sifat :

Terdiri dari 3 fasa masing-masing fasor mempunyai besaran yang sama dan
setiap fasa
diberi notasi 1 :
a1, b1 dan c1.
Beda sudut
antar fasor
adalah 120°

Mempunyai
urutan fasa yang sama dengan fasor aslinya, yaitu berlawanan dengan
arah jarum jam.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 13


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gbr.Gbr.1.3.1.1.a. Gbr. 1.3.1.1.b.


Urutan Fasor Aslinya Urutan Positip

1.3.1.2. Komponen Urutan Negatif


Sifat –sifat :
Terdiri dari tiga fasa masing-masing fasor mempunyai besaran yang sama
dan setiap fasa diberi notasi 2 : a2, b2 dan c2.
Beda sudut antar fasor adalah 120°
Mempunyai urutan fasa yang berlawanan arah dengan fasor aslinya.
a2
a

c b2
a2

b c2
c c1
a a1

Gbr.1 .3.1 .2.a. Gbr. 1.3.1.2.b.


Urutan Fasor Aslinya Urutan Negatip

b1
b
1.3.1.3. Komponen
Urutan Nol
Sifat –sifat :
Terdiri dari 3 fasa masing-masing fasor mempunyai besaran yang sama dan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 14


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

setiap fasa diberi notasi 0 : a0, b0 dan c0.


Antara fasor satu dengan fasor lainnya tidak terdapat perbedaan sudut.

c0 b0 a0

Gambar 1.3.1.3. Urutan Nol

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 15


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.3.2. Operator a dan j


1.3.2.1. Operator a
Yang dimaksud operator dalam komponen simetris adalah gradian arah dari
suatu vektor arus maupun tegangan. Karena suatu besaran arus atau
tegangan selalu digambarkan suatu garis vektor yang mempunyai sudut
pergeseran yang sama, maka untuk memudahkan dalam perhitungan dipakai
notasi operator a dan j.

Notasi a adalah gradian vektor untuk pergeseran sudut fasor 120° ditulis :

a = 1∠120°.
Dalam operasi aritmatik 2 besaran vektor v yang sama dan mempunyai
pergeseran fasa ö ° adalah :
v = 1∠φ °
v = 1∠0° v x v = 1∠0° x 1∠ ö °

Operasi aritmatik pergeseran fasor dengan sudut 120°, adalah :


Untuk dua kali pergeseran : φ v² = 1∠ ö °

a x a = 1∠ 120° x 1∠ 120° a² = 1∠240


Untuk tiga kali pergeseran :
a² x a = 1∠240° x 1∠120° a³ = 1∠360° a³ = 1

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 16


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

a -a2

120°
-1 = -a ³ 1 = a³
240°

a2 -a

a
j sin 120°

cos 120° 1
120°

Digambarkan secara grafik sbb :


Diuraikan secara bilangan komplek , maka nilai skalarnya adalah :

a = cos 120° + ]. sin 120° a = -0.5 + ]. 0.5√3a²

1.3.2.2. Operator j

Operator ] adalah bilangan ima]iner ] = √ -1

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 17


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.3.3. Aplikasi Komponen Simetris

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 18


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.3.3.1. Komponen Simetris Fasor Tegangan

Va2
Vc 1 Va1
120°
V c 0 V b 0 Va0
120°
120° 120°
Vb2 120°
120°

Vb1
Vc2
Urutan Positif Urutan Negatif Urutan Nol

Gambar 1.3.3.1.a. Diagram Phasor Tegangan


Dalam kondisi tegangan tidak seimbang tegangan fasa VA, VB dan VC,
dapat diuraikan menjadi komponen fasor-fasor yang seimbang urutan positif,
negatif dan Nol.
Va0

VA
Va2

VC
Vc0
Vb0
Va1
VB
Vc1

Vc2
Vb1
Vb2

Gambar 1.3.3.1 .b. Diagram Phasor Tegangan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Dari gambar di atas : VA =


Vao + Va1 + Va2 VB = Vbo +
Vb1 + Vb2
VC = Vco + Vc1 + Vc2 ..............................................................(1)

Hubungan urutan positif dan negatif

Vb1 = 1∠240° * Va1 = a² Va1

Vb2 = 1∠120° * Va2 = a Va2 (2)

Vc1 = 1∠120° * Va1 = a Va1

Vc2 = 1∠240° * Va2 = a² Va2 (3)


Karena Va1 = V1
Vb1 = a² V1
Vc1 = a V1 (4)

Karena Va2 = V2
Vb2 = a V2
Vc2 = a² V2 (5)
Vao= Vbo = Vco = Vo ....................................................(6)

(2), (3) & (6) substitusi ke (1)


VA = Vao + Va1 + Va2
VB = Vao + a² Va1 + a Va2
VC = Vao + a Va1 + a² Va2
+
(VA+VB + VC) = 3Vao + (1 + a + a²) Va1 + (1 + a + a²) Va2
karena (1 + a + a ² ) = 0, maka
(VA+VB + VC) = 3Vao = 3 Vo

Tegangan urutan nol Vo = 1/3 (V A+VB + VC) (7)

Karena : Vn = VA+VB + VC,


Vo = 1/3 Vn atau Vn = 3 Vo VA = Vo + V1 + V2

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 20


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VB = Vo + a² V1 + a V2 x a²
VC = Vo + a V1 + a² V2 xa

Maka,
VA = Vo + V1 + V2
a²VB = a² Vo + aV1 + V2
a VC = aVo + a ² V1 + V2
___________________________________ +

VA+ a² VB + aVC = (1 + a + a²) 3Vo + (1 + a + a²) V1 + 3 V2 VA+ a² VB + aVC = 3V2

Tegangan urutan negatif :Dengan


V 2 =cara
1/3yang sama
² diperoleh
( V A+ a V B + a V C) (8)

Tegangan urutan Positif V 1 = 1/3 (V A+ a V B + a ² V C) (9)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 21


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

D i t u l i s d a l a m b e n t u k m a t r i k
Vo

VA 1 1 1 (10)

VB = 1 a² a V1
²
VC 1aa V2

Vs :Tegangan urutan fasor A : operator bilangan komplek Vp : Tegangan fasa

[ Vp] = [ A ] [ Vs ]
[ Vs] = [ A-1 ] [ Vp ]

Arus urutan Positif

1.3.3.2. Komponen Simetris Fasor Arus

Ic 1
Arus urutan NegatifIa2 Arus Urutan NOL
Ib2
120° 120°
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 22
120° Ia1 120° 120°
120°Gambar 1 .3.3.2.a. Diagram Phasor Arus
Ic0 Ib0 Ia0

Ib1 Ic2
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Dalam (12), (13) & (16) substitusi ke (11)


kondisi
tegangan tidak seimbang, arus fasa IA, IB dan IC, dapat diuraikan menjadi
komponen fasor-fasor arus yang seimbang urutan positif, negatif dan Nol.
IA
Ia0
Ic2
IC Gambar 1.3.3.2.b.
Ib2 IB Ia1
Diagram Phasor
Arus
Ia2
Ic 1
Ib1
Dari
Ib0
gambar di atas : IA = Iao +
Ia1 + Ia2 IB = Ibo + Ib1 +
Ib2
IC = Ico + Ic1 + Ic2 ......................................................... (11)
Hubungan arus urutan positif dan negatif

Ib1 = 1∠240° *Ia1 = a² Ia1

Ib2 = 1∠120° * Ia2 = a Ia2 .......... (12)Ic1 = 1∠120° * Ia1 = a Ia1

Ic2 = 1∠240° * Ia2 = a² Ia2 .....................................................(13)


Karena Ia1 = I1
Ib1 = a² I1
Ic1 = a I1 (14)

Karena Ia2 = I2
Ib2 = a I2
Ic2 = a² I2 (15)
Iao= Ibo = Ico = Io ...................................................................(16)

IA = Iao + Ia1 + Ia2

IB = Iao + a ² Ia1 + a Ia2 IC =


Iao + a Ia1 + a² Ia2
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 23
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(IA+IB + IC) = 3Iao + (1 + a + a²) Ia1 + (1 + a + a²) Ia2

karena (1 + a + a ² ) = 0, maka
(IA+IB + IC) = 3Iao = 3 Io

Arus urutan nol Io = 1/3 (IA+IB + IC) (17)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 24


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Karena : In = IA+IB + IC,

Io = 1/3 In atau In = 3 Io

IA = Io + I1 + I2

IB = Io + a² I1 + a I2 x a²

IC = Io + a I1 + a² I2 xa

Maka,

IA = Io + I1 + I2

a²IB = a² Io + aI1 + I2

a IC = aIo + a ² I1 + I2
_____________________________________ +
IA+ a² IB + aIC = (1 + a + a²) 3Io + (1 + a + a²) I1 + 3 I2
IA+ a² IB + aIC = 3 I2

I2 = 1/3 (IA+ a² IB + a IC)


Arus urutan negatif : (18)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 25


Dengan cara yang sama diperoleh :

I1 = 1/3 (IA+ a IB + a² IC)


Arus urutan Positif ..............(19)

Ditulis dalam bentuk matrik :

IA 11 1 Io

I1
IB = 1 a² a
IC 1 a a² I2

I : arus urutan fasor A : operator bilangan komplek

I : Arus fasa (20)

[Ip] = [ A ] [Is ]

[Is] = [ A-1 ] [Ip ]

1.3.3.3. Rangkaian Pengganti

1.3.3.3.1. Generator

Generator dapat dinyatakan sbg sumber tegangan yg terpasang seri dgn


reaktansi induktif (xd)
Tahanan dalam gen. (Rg) nilainya sangat kecil dan dapat diabaikan.

Sistem urutan positif

I1
V1 = E - I1. Z1
E

Z1 V1

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Sistem
urutan negatif E2

I2
Z2

E2 = 0

V2 = I2. Z2

Sistem urutan nol


Eo = 0
Eo

Sistem urutan positif


Vo = Io. Zo
Zo Z1 = j Xt

Io Xt Sistem urutan negatif


Z2 = j Xt

1.3.3.4. Transformator

Di nyatakan dengan reaktansinya (Xt), sedangkan tahanan beilitan ,admitansi shunt


dan pergeseran phase Y- diabaikan.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sistem urutan nol trafo tergantung kepada vektor group trafo, seperti gambar
berikut :

Zo

1. Yn - Yn No_

Zo
Zo
1. Yn – Y0
3. Yn - No

No__________
4. Y0 -
No

Zo
4. -
No

Zo
6. Y - Y
No

Zo

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 28


Zp Zs
8. Yn – Yn - o Zto
o
No

Zp Zs
o Zto o
9. Yn – Y0 -
No

Zp Zs
o
Zto o
7. Y0 – Y0 - No

Zp Zs
o o
Zto
7. Yn - -
No

Zo
11. Y – Y
No
jenis core type

1.3.3.5. Saluran Transmisi / Distribusi


Rangkaian pengganti transmisi tergantung pada panjang saluran :
Pendek (1-6 km )
Saluran Medium (diatas 6 –50 km)
Saluran Panjang (diatas 50 km )

11.3.3.5.1. Rangkaian Pengganti Saluran Pendek


Dinyatakan dalam impedansi seri, sedangkan admitansi shunt diabaikan

Z1 Z2 Zo

N1 N2 No
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.3.3.5.2. Rangkaian pengganti saluran medium


1.3.3.5.2.1. Rangkaian model phi ( )

Z1 Z2 Zo

Urutan
Xc1/2
Positif /2
Xc1
Urutan Negatif
Xc2/2 /2
Xc2 Urutan
Xco/2 Nol /2
Xco
N1 N2 No

1.3.3.5.2.2. Rangkaian model T

Z1/2 Z1/2 Z2/2 Z2/2 Zo/2 Zo/2

Xc1 Xc2 Xco


N1 N2 No

UrutUrutan Positif Urutan Negatif Urutan Nol

1.3.3.5.3. Beban

Semua beban diabaikan, kecuali motor yang besar (diatas 50HP) dianggap
sebagaimesin singkron.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 30


1.3.3.6. Pemodelan Rangkaian Pengganti

JARINGAN
EKIVALEN
Fasa-a E URUTAN V1
Fasa-b POSITIF
Fasa-c

JARINGAN
Zf Zf
EKIVALEN
Zf V2
URUTAN
NEGATIFIc Ib Ia
Va
Vb
Vc
JARINGAN
EKIVALEN VQ
URUTAN NOL

1.3.3.6.1. Rangkaian Pengganti Gangguan 3 Phasa ke Tanah

Tegangan urutan posistif : V1 = I1 * Zf

Tegangan urutan negatif : V2 = I 2 * Zf

Tegangan urutan nol : V o = IQ * Zf

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

I1

URUTAN V
E POSITIF (Z1) Vo = V2 = 0
Io = I2 = 0

URUTAN
E
V2 I1 =
NEGATIF (Z2)
Z1 + Zf
Io

URUTAN Z
NOL(Zo) Vo f

Maka :

Ia = I1 Va = V1
Ib = a2 I1 Vb = a2 V1 V1 = E - I1. Zf
Ic = a I1 Vc = a V1

Ia

Fasa-a Ib
Fasa-b Ic
Fasa-c

Zf Zf

Vc Vb

1.3.3.6.2. Rangkaian Pengganti Gangguan 2 Phasa


Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 32
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Rumus umum :

Va= Vo + V1 + V2 Ia = Io + I1 + I2
Vb = Vo + a² V1 + a V2 Ib = Io + a² I1 + a I2
Vc = Vo + a V1 + a ² V2 Ic = Io + a I1 + a² I2

Pada kondisi awal di titik gangguan :

Ia = 0, Ib = - Ic , Va =Vb dan Vb = Ib . 2Zf + Vc

maka, Io + a² I1 + a I2 = - (Io + a I1 + a ² I2)


Io (2 – (a² + a )) = 0 Io = 0 ----------(2a)

0 = Io + I1 + I2 I1 = - I2 -------(2b)

I1

URUTAN Zf
POSITIF (Z1)
E V1

I2
V2
Zf
URUTAN
NEGATIF (Z2)

Rangkaian pengganti menjadi :


Vb= Vc

Vb = Vo + a² V1 + a V2

Vc = Vo + a V1 + a ² V2

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 33


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Vo + a ² V1 + a V2 = Vo + a V1 + a ² V2

(a² - a) V1 = (a² - a) V2 V1 = V2........(2c)

Vb = Ib . 2Zf + Vc

Vb + a² V1 + a V2 = 2Zf. ( Io + a² I1 + a I2 ) +Vo + a V1 + a² V2 (a²


+ a) V1 = 2Zf. ( a² - a ) - I1 ) + ( a²-a) V2
V1 = (2Zf. I1 ) + V2

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 34


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

E
I1 =
Z 1 + Z 2 + 2Zf (2d)

1.3.3.6.3. Rangkaian Pengganti Gangguan 2 Phasa ke Tanah


Rumus baku :

Va= Vo + Fasa-a
V1 + V2 IIa
a = Io + I1 + I2
Ib
Fasa-b
Vb = Vo + a² V1
Fasa-c + a V2 Ic Ib = Io + a² I1 + a I2
Vc = Vo + a V1 + a² V2 Ic = Io + Ic ²
a I1 + aIbI2

Vc Vb

If
Pada kondisi awal di titik gangguan :
Ia = 0, Vb = Vc = 0
maka, Vo + a ² V1 + a V2 = Vo + a V1 + a ² V2
a ² V1 - a V1 = -a V2 + a ² V2
(a² - a ) V1 = (a²- a) V2 V1 = V2

0 = Vo + a² V1 + a V2
- Vo = (a² + a) V1 Vo = V1 V1 = V2 = Vo

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 35


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Rangkaian pengganti menjadi :

I1

URUTAN
E V1 POSITIF (Z1)

URUTAN NEGATIF (Z2)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 36


I2

V2

Io

U R U TA N V o NOL(Zo)

E.
Zo . Z2
V1 = V2 = Vo =
Z1 . Z2 + Z2 . Zo + Zo . Z1

E .( Zo + Z2 )
I1 =
Z1 . Z2 + Z2 . Zo + Zo . Z1

- E .( Zo )
I2 =
Z1 . Z2 + Z2 . Zo + Zo . Z1

- E .( Z2 )
Io =
Z1 . Z2 + Z2 . Zo + Zo . Z1

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.3.3.6.4. Rangkaian Pengganti Gangguan 1 Phasa ke Tanah

Ic
Fasa-c
Ib
Fasa-b
Ia
Fasa-a Vb Vc
Rumus baku : Ic
Zf Va
I1 = 1/3 ( Ia + a Ib + a²Ic )
I2 = 1/3 ( Ia + a² Ib + aIc )
Io = 1/3 ( Ia + Ib + Ic )

Pada kondisi awal di titik gangguan :


Ib = Ic = 0, Va = 0
maka, I1 = 1/3 ( Ia + a Ib + a²Ic ) I1 = 1/3 Ia
I2 = 1/3 ( Ia + a² Ib + aIc ) I2 = 1/3 Ia
Io = 1/3 ( Ia + Ib + Ic ) IO = 1/3 Ia
I1 = I2 = IO (4a)
Va = Ia . Zf
Vo +V1 + V2 = Zf. ( Io + I1 + I2 )
Vo +V1 + V2 = 3. Zf. I1
IO = 1/3 Ia

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 38


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Rangkaian pengganti menjadi :

I1
Io = I1 = I2 URUTAN
E POSITIF (Z1)
V1
I2
Va = Ia . Zf
URUTAN
Vo +V1 + V2 = Zf. ( Io + I1 V2
NEGATIF + I2 ) Vo +V1 + V2
3Zf
(Z2)
= 3. Zf. I1
Io
URUTAN
E
NOL(Zo) Vo
I1 =Io =
ZO + Z1 + Z2 + 3. Zf

3.E
In =Ia =
ZO + Z1 + Z2 + 3. Zf

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 39


PT. PLN (Persero) P3BNo. Dokumen: NO.P3B/OMPROT/40/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Jaringan

1.3.3.6.5. Rangkaian Pengganti Open Circuit 1 Phasa

Ia P Q
Fasa-a
Fasa-b Ib Va-Va’
sumber Fasa-c Ic Vb-Vb’
Vc-Vc’
Va Vb Vc Va’ Vb’ Vc’

Pada kondisi awal di titik gangguan

Ia = 0 , Vb - Vb’ = 0, dan Vc - Vc’ = 0

Ia = Io + I1 + I2
Ib = Io + a² I1 + a I2 Ic = Io
+ a I1 + a² I2

0 = Io + I1 + I2

Io = - (I1 + I2 )

Ia1 P Ia2 Iao


V1
1 URUTAN P URUTAN
V
Ia2’ 2 No
NEGATIF ( Z2 )
NOL ( Zo )
N1 Ia1’ N2 Iao’
Rangkaian
2
pengganti menjadi :

URUTAN
POSITIF ( Z1 )

Vo = 1/3 (Va + Vb + Vc) = 1/3 Va

V1 = 1/3 (Va + a² Vb + a Vc = 1/3 Va

V2 = 1/3 (Va + a Vb + a² Vc = 1/3 Va V1 =


V2 = Vo

Anda mungkin juga menyukai