( LKS )
SMK DWIKORA 1
JL. KRAMAT PULO GUNDUL III / 4 TANAH TINGGI
JAKARTA
KEGIATAN
BELAJAR 1
I. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat :
1. Memahami prinsip dasar kelistrikan
2. Menghitung besaran – besaran listrik
3. Membedakan arus ac dan dc
4. Mengetahui komponen dan rangkaian listrik pada mesin
5. Memahami fungsi dan kegunaan piranti listrik pada mesin
II. Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini siswa harus terlebih dahulu memiliki dasar :
1. Pengetahuan r kelistrikan mesin
2. Membaca gambar
3. Menentukan piranti listrik
V1 V2 + -
I V
V Gambar 1
R1 = 2 Ω R2 = 4 Ω V = 12 v
Ditanya
a. Besarnya arus listrik yanga mengalir
b. Tegangan yang ada pada masing-masing penahan
c. Tegangan total ( dibuktikan )
Jawab
Rt = R 1 + R 2 = 2 + 4 = 6 Ω
a. I = V / R = V / Rt = 12 / 6 = 2 IA
b. V1 = I . R 1 = 2 . 2 = 4 v
V2 = I.R2 = 2.4 = 8 v
c. Vt = V 1 + V 2 = 4 + 8 = 12 v
atau
Vt = I. Rt = 2 . 6 = 12 v terbukti
Ket : Alat ukur Volt meter disambung secara paralel dengan rangkaian.
Dari gambar 1. Jika alat ukur kaki ( + ) diletakkan di titik A dan kaki ( - ) di titik B,
maka tegangan yang ada akan berbeda jika kaki ( - ) dipindah ke titik C. Perbedaan
tegangan di titik B dan C terjadi karena adanya penahan R diantara kedua titik tersebut.
b. R Paralel / Berjajar
Pada penahan yang disambung secara paralel, maka L
- Tegangan tetap
- Arus terbagi
R1
I1
A
R 2
I2
+ -
I A
V B
Gambar 2
Ditanya
a. Besarnya tegangan
b. Arus yang mengalir pada masing-masing penahan
c. Arus total ( dibuktikan )
Jawab
1/Rt = 1/ R 1 + 1/R 2
Sehingga Rt = ___1____
1/R1 + 1/R2
Rt = R1 x R2
R1 + R2
= 2 x 4
2 + 4
= 8 / 6 = 1,33 Ω
a. C Serie
Pada condensator ( C mempunyai satuan Farad disingkat F ) yang disambung secara
serie, maka perhitungannya sama seperti R di sambung secara paralel, hanya R1
diganti dengan C1 dan R2 = C2 dan Rt = Ct
C1 C2
I
V
Gambar 3
b. C Paralel
Pada C yang disambung secara paralel, maka perhitungannya sama seperti R
disambung serie.
C1
C2
I
V
Gambar 4
c. Batere Serie
Jika beberapa buah bater dihubungkan dengan cara ujung batere 1, kaki ( + )
dihubung ke ujung ( - ) batere 2 dan ujung ( + ) bater 2 dihubung ke ujung ( - ) bater
3, sambungan demikian disebut sambungan serie,
B1 B2
Gambar 5
Contoh
Vt = B 1 + B 2 ……………….. V
d. Batere Paralel
Jika beberapa buah batere, ujung ( - ) dihubungkan ke ujung ( - ) batere yang lain, dan
ujung ( + ) dihubungkan ke seluruh bater yang ada, sambungan seperti ini dinamakan
sambungan paralel.
B1
B2
Gambar 6
Contoh
Vt = B1 + B 2
Jumlah batere ……………………… V
e. Batere Sambungan Oposisi / Serie Kombinasi
Sambungan seperti ini dipakai jika tegangan yang yang diperlukan tidak sesuai
dengan nilai besaran batere yang ada, sehingga harus disambung dengan cara
kombinasi sampai didapat tegangan yang diinginkan.
b1 b2 b3 b4 b5
A B C D
Gambar 7
Contoh
Vab = b1 + b2
Vbc = b3
Vcd = b4 + b5
Vac = + Vab + ( - Vbc )
Vca = + Vcb + ( - Vba )
Vcd = + vab + ( - Vbc ) + ( + Vcd )
dst ………
Vt = VS. ( n – 2.m )
Soal – soal :
1. Alat ukur Amper meter dengan kemampuan batas ukur 2 A, akan digunakan untuk
mengukur suatu rangkaian yang mempunyai tegangan 24 v dan penahannya sebesar 6
Ω. Dapat digunakankah alat aukur tersebut, jika dapat atau tidap berikan alasannya !
R1 R2 = 2 Ω
I = 4 A
V = 24 v
3.
4. Dari gambar dibawah. Hitung besarnya arus ?
20 Ω
5 Ω
10 Ω
A B C D
5v 10 v 15 v 20 v 25 v
********** o O o **********
IV. Uraian Materi
Pengoperasian mesin CNC bubut tidak sama dengan mesin bubut konvensional.
Pada mesin bubut konvensional cara pengoperasiannya dilakukan secara mekanik
melalui handle-handle atau tuas-tuas yang terdapat pada mesin tersebut. Adapaun pada
mesin CNC pengoperasiannya dilakukan dengan secara layanan manual atau layanan
CNC(terpogram) melalui saklar-saklar tombol pengendali yang terdapat pada panel
pengendali / kontrol mesin.
Jadi dalam pengoperasian mesin bubut CNC ada 4 tahapan yang harus diperhatikan
dalam proses pembubutan, yaitu sebagai berikut :
1. Memahami instruksi kerja
2. Melakukan pemeriksaan awal
3. Mengoperasikan mesin bubut CNC
4. Mengawasi mesin / proses
c. Menggerakkan eretan/Support
Pada mesin bubut CNC terdapat 2 macam Gbr.4 Tombol Eretan
eretan yaitu :eretan memanjang yang dapat
bergerak sepanjang lintasan sumbu utama
(koordinat Z) dan eretan melintang yang
bergerak sepanjang lintasan tegak lurus sumbu
utama (kordinat X)
Adapun untuk menggerakkan eretan kearah dua
sumbu tersebut adalah dengan menekan tombol
X dan tombol Z pada panel kontrol. (perhatikan
gambar 2)
Kecepatan asutan untuk sumbu X dan Z pada layanan manual diatur melalui
saklar pengatur kecepatan asutan. Batas kecepatan maksimum diatur berkisar
antara 5 s/d 400 mm/menit. Besar kecepatan asutan diatur sesuai dengan
kecepatan spindle utama dan bergantung pada besar kecepatan potong pahat,
diameter benda kerja, jenis bahan pahat dan benda.
F = S x f mm/menit
Keterangan :
F : Kecepatan asutan (mm/menit)
S : jumlah putaran spindle utama (Rpm atau putaran/menit)
.f : Lebar pemakanan pahat kearah sumbu X atau sumbu Z (mm/put)
s = 1000.Vs
πd putaran menit/rpm
Keterangan :
Vs : Kecepatan potong pahat (m/menit)
.d : Diameter benda kerja (mm)
.s : Jumlah putaran spindle utama ( put/menit)
Contoh :
Diketahui :
.d = 40 mm .fx = 0,03 mm/put
Vs = 150 m/menit H = 0,2 mm
.fz = 0,06 mm/put
Ditanya :
S = ? (put/menit)
Fz dan Fx =? (mm/menit)
Jawab :
Jumlah putaran Spindle utama (S)
S = Vs x 1000
πd
= 150 x 1000 = 1194,2 put/menit
3,14 x 40
Kecepatan asutan
Fx = S . fx = 1200 . 0,06 = 72 mm/menit
Fz = S . fz = 1200 . 0,03 = 36 mm/menit
V. Rangkuman
1. Instruksi kerja adalah perintah kerja langsung yang
disusun secara berurutan untuk memandu pelaksanaan suatu pekerjaan.
2. Ada 2 jenis instruksi kerja dalam CNC yaitu instruksi
kerja pengoperasian layanan manual dan instruksi kerja pengoperasian layanan
CNC (terpogram)
3. Fungsi pengoperasian layanan manual hanya digunakan
untuk mengeset posisi pahat sebelum pengerjaan pembubutan otomatis dimulai.
4. Besar kecepatan asutan diatur sesuai dengan kecepatan
spindle utama dan bergantung pada besar kecepatan potong pahat, diameter benda
kerja, jenis bahan pahat dan benda.
5. Harga kecepatan potong (Vs) sangat ditentukan oleh :
Bahan dan jenis alat potong
Semakin tinggi kekuatan / kekerasan alat potong, maka harga kecepatan
potongnya semakin besar, begiut pula sebaliknya.
Bahan dan diameter benda kerja
Semakin tinggi kekuatan/kekerasan bahan yang dipotong, harga kecepatan
potongnya semakin kecil (begitu pula sebaliknya)
Besar asutan ( lebar pemakanan pahat)
Semakin lebar jarak asutan, maka harga kecepatan potongnya semakin kecil,
begitu pula sebaliknya.
Dalamnya penyayatan/pemotongan
Semakin tebal/dalam penyayatan semakin kecil harga kecepatan potongnya,
begitu pula sebaliknya.
6. Adapun instruksi kerja yang dilakukan dalam
pengoperasian dengan fungsi layanan CNC adalah sebagai berikut :
Masukan data
Adalah proses memasukkan angka dan huruf sebagai masukan data program
Pemrosesan data
Data yang masuk di proses dan dipahami oleh mesin
Keluaran data
Data masukan yang telah diproses diubah dalam bentuk perintah – perintah
gerakan
Pelaksanaan (eksekusi)
Perintah perintah gerakan di taati oleh mesin dalam bentuk pelaksanaan
pembubutan sesuai program.
7. Urutan kerja mengoperasikan mesin CNC secara
pelayanan fungsi CNC adalah :
a. Memasukkan program
b. Mengecek kebenaran program
c. Mengecek kebenaran lintasan pahat
d. Memasang benda kerja
e. Menempatkan pahat pada posisi awal jalan
f. Menjalankan program
8. Terdapat 2 jenis tombol instruksi kerja pelayanan CNC
yaitu : tombol masukan eksekusi dan tombol data
VI. Tugas
VII.